Menurut Craven dan Hirnle (2000), evaluasi keperawatan didefinisikan
sebagai keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antar dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon perilaku klien yang tampil. Sementara itu, menurut Potter dan Perry (2005), evaluasi keperawatan adalah kategori perilaku keperawatan dalam menentukan pembuatan dan pencatatan hasil tindakan keperawatan yang telah dicapai. 2) Tujua Evaluasi Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Potter dan Perry (2005), bahwa secara umum tujuan evaluasi adalah untuk: a) Menilai atau membandingkan apakah tujuan yang ingin dicapai dalam rencana keperawatan tercaapai atau tidak, setelah dilakukan tindakan keperawatan. b) Melakukan pengkajian ulang apabila ternyata rencana keperawatan yang telah ditetapkkan belum atau sudah tercapai sehingga hasil evaluasi dapat dipergunakan untuk perbaikan perencanaan selanjutnya. c) Menilai keterlibatan secara aktif sasaran, tenaga pelaksana, serta tim kesehatan lainnya. d) Menemukan factor penghambat maupun penunjang dalam pelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan. 3) Manfaat Evaluasi Manfaat atau kegunaan evaluasi menurut Basford Lynn dan Oliver Slevin (2006), adalah untuk menentukan perkembangan kesehatan klien, untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktivitas dari tindakan keperawatan yang telah diberikan untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan, mendapatkan umpan balik, serta sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. 4) Kriteria Ada dua kriteria dalam kita melakukan evaluasi, menurut Basford Lynn dan Oliver slevin (2006), yaitu kriteria proses dan kriteria keberhasilan. Pertama, kriteria proses (evalusi proses) adalah menilai jalannya proses keperawatan sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan klien. Evaluasi proses harus dilakukan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan. Kedua, kriteria keberhasilan (evaluasi hasil/sumatif) adalah nilai hasil asuhan keperawatan yang diperlihatkan dengan perubahan tingkah laku klien. Evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna. 5) Teknik evaluasi Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk melakukan evaluasi, yaitu wawancara, pengamatan (observasi), dan studi dokumentasi. Teknik wawancara adalah pengumpulan data melalui Tanya jawab dengan klien. Kemudian pengamatan (observasi) adalah teknik pengumpulan data dengan mengamati perilaku atau respon klien. Sedangkan studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang berasal dari catatan klien. 6) Langkah-langkah evaluasi Langkah-langkah yang bisaa dilakukan daalam evaluasi adalah menentukan kriteria hasil, standar, dan pertanyaan evaluasi, pengumpulan data baru tentang klien, menafsirkan data baru, membandingkan data baru dengan standar yang berlaku, merangkum hasil dan membuat kesimpulan serta melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan. 7) Beberapa hal yang ada dalam evaluasi Dalam melakukan evaluasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Menurut Basford Lynn dan Oliver Slevin (2006), hal-hal tersebut adalah kecukukan informasi, relevansi factor-faktor yang berkaitan, prioritas masalah yang disusun, kesesuaian rencana dengan masalah, pertimbangan factor-faktor yang unik, perhatian terhadap rencana medis untuk terapi, logika hasil yang diharapkan, penjelasan dari tindakan keperawatan dilakukan, keberhasilan dari rencana yang telah disusun, kualitas penyusunan rencaana, dan timbulnya masalah baru. 8) Evaluasi Sebagaimana kita ketahui bahwa evaluasi merupakan lanngkah terakhir dalam proses keperawatan. Sedangkan tujuan utama dari evaluasi pencapaian asuhan keperawatan adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak, dan untuk melakukan pengkajian ulang. 9) Mengukur Pencapaian Tujuan Mengukur pencapaian tujuan sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Nursalam (2001), dapat dilakukan dengan berbagai hal. Pertama, secara kognitif. Secara kognitif meliputi pengetahuan klien terhadap penyakitnya, mengontrol gejala, pemgobatan, diet, aktivitas, persediaan alat, risiko komplikasi, gejala yang harus dilaporkan, pencegahan, pengukuran, dan lain sebagainya. Cara menggali data secara interview: recall knowledge (mengingat), komprehensi (menyatakan informasi dengan kata-kata klien sendiri), dan aplikasi fakta (mananyakan tindakan apa yang akan klien ambil terkait dengan status kesehatannya). Kedua, secara afektif. Secara afekttif meliputi tukar-menukar perasaan, cemas yang berulang, kemauan berkomunikasi, dan sebgainya. Pengumpulan data dengan cara observasi secara langsung dan feedback dengan tenaga kesehatan lainnya. Ketiga, psikomotor melalui observasi secara langsung apa yang telah dilakukan oleh klie. Keempat, perubahan fungsi tubuh dan gejala, yaitu beberapa aspek kesehatan klien yang dapat diketahui melalui observasi.