OLEH
NI PUTU PRASTIWI FATMA SARI
NIM : 209012627
1. Definisi Hipertensi
tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus
lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan
2. Etiologi Hipertensi
(Aspiani, 2014) :
(Aspiani, 2014)
1) Genetik
tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat
tinggi.
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi
3) Diet
ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih
banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh. Banyaknya cairan yang
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehat
merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap dalam waktu sehari
atau berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien
11
menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan
pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa
terjadi.
b. Hipertensi sekunder
stenosi arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat
3. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah
jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari
perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantug). Pengaturan
tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon.
Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara
lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin
terletak di vasomotor, pada medula diotak. Pusat vasomotor ini bermula pada
12
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna
jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi hipertensi
masih belum jelas, banyak faktor diduga memegang peranan dalam genesis
hiepertensi seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis, sistem saraf, ginjal,
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
13
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
14
UMUR JENIS KELAMIN GAYA HIDUP OBESITAS
Kerusakan vaskuler
pembuluh darah ANSIETAS
Perubahan struktur
Kurangnya
informasi
Penyumbatan
pembuluh darah
DEFISIT
PENGETAHUAN
Vasokontriksi dan
gangguan sirkulasi
Vasokontriksi Spasme
Resistensi Suplai pembuluh darah ateriole
ginjal Sistemik Koroner
pembuluh O2 ke
darah otak
Diplopia
Aliran darah
Iskemik
Vasokontriksi miocard
Sinkop
NYERI
KRONI
S Respon RAA NYERI RESIKO
Afterload KRONIS JATUH
meningkat
PERFUSI
JARINGAN TIDAK
EFEKTIF Rangsang Fantique INTOLERANSI
aldosteron RESIKO AKTIVITAS
PENURUNAN
CURAH JANTUNG
Retensi Na Edema HIPERVOLEMIA
15
4. Tanda dan Gejala Hipertensi
gejala umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak
sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara
a. Sakit kepala
nyeri kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat
5. Klasifikasi Hipertensi
Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah
sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80
mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari
16
Tabel 1
Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa Sebagai
Patokan dan Diagnosis Hipertensi (mmHg)
Kategori Tekanan
darah
Sistolik Diastolik
Normal < 120 mmHg <80 mmHg
Prehipertensi <80 mmHg
120-129 mmHg
Hipertensi stage I 80-89 mmHg
Hipertensi stage II 130-139 mmHg ≥ 90 mmHg
(Sumber : American Heart Association, Hypertension Highlights 2018 : Guideline For The
≥ 140 mmHg
Prevention, Detection, Evaluation And Management Of High Blood Pressure In Adults
2013)
tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya. Dari 90% kasus hipertensi
berkembangnya hipertensi primer adalah genetik, jenis kelamin, usia, diet, berat
badan, gaya hidup. Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah karena
suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan
tiroid. Dari 10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder. Faktor pencetus
2014).
6. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam
jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ
17
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani,
2014)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak
dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan
jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan diparu yang
dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat
yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi
penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang
(Aspiani, 2014)
b. Pengaturan diet
1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada
anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau
vaskular.
kerja jantung dan voume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa
kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yangs angat efektif untuk
menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1 kg/minggu) sangat
sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan
e. Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti merokok
f. Penatalaksanaan Farmakologis
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan :
ini menurunkan darah secara langsung dengan menurunkan TPR, dan secara
Peningkatan Pengetahuan
1. Pengkajian
Menurut (Wijaya & Putri, 2013) yang harus dikaji pada klien hipertensi
adalah :
a. Data biografi : Nama, alamat, umur, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit,
b. Riwayat kesehatan :
1) Keluhan utama :Alasan utama pasien datang ke rumah sakit atau pelayanan
kesehatan.
Pembuluh darah
melakukan pengkajian.
yang sudah lama dialami oleh pasien dan biasanya dilakukan pengkajian
dan gejala mayor dan minor yang sudah tercantum dalam buku Standar
1) Subyektif :
2) Obyektif
2. Diagnosa Keperawatan
pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
SLKI: Tingkat
keletihan (L.05046)
Verbalisasi
kepulihan energi
dari menurun (1)
menjadi
meningkat (5)
Tenaga dari
menurun (1)
menjadi
meningkat (5)
Kemampuan
melakukan
aktivitas rutin
dari menurun (1)
menjadi
meningkat (5)
Verbalisasi lelah
dari meningkat
(1) menjadi
menurun (5)
Lesu dari
meningkat (1)
menjadi menurun
(5)
3 Nyeri kronis b.d SLKI: Tingkat SIKI: Manajemen Nyeri (I. 08238)
Agen injuri Nyeri (L.08066): Identifikasi karakteristik nyeri
(biologi, kimia,
fisik, psikologis) Keluhan nyeri (PQRST)
dari meningkat Identifikasi skala nyeri
(1) menjadi Identifikasi respon nyeri
menurun (5) nonverbal
Meringis dari Identifikasi faktor yang
meningkat (1) memperberat dan meringankan
menjadi menurun nyeri
(5) Berikan tehnik non farmakologis
Sikap protektif (terapi akupressur, terapi pijat,
dari meningkat aromaterapi, tehnik imajinasi
(1) menjadi tebimbing, relaksasi nafas dalam,
menurun (5) kompres hangat)
Frekuensi nadi Kontrol lingkungan yang
dari meningkat memperberat rasa nyeri
(1) menjadi Fasilitasi istirahat dan tidur
menurun (5) Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
5. Evaluasi
proses dan hasil evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan
dengan masalah yang klien hadapi yang telah di buat pada perencanaan tujuan dan
kriteria hasil. Evaluasi yang diharapkan dapat dicapai pada klien hipertensi
digunakannya
30
DAFTAR PUSTAKA
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2012. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Departeman Ilmu Penyakit Dalam
FKUI
Price, Sylvia A. and Wilson, Lorraine M. (2018). Patofisologi Vol.1. Jakarta : EGC
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I).
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Wijaya, S., & Putri, M. (2013). keperawatan medikal bedah 1. nuha medika.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn.WB DENGAN
HIPERTENSI DI BANJAR CELUK, DESA BURUAN, KEC.BLAHBATUH,
GIANYAR TANGGAL 20 NOVEMBER 2021 – 22 NOVEMBER 2021
I. PENGKAJIAN/PENGUMPULAN DATA :
A. IDENTITAS/DATA BIOGRAFIS KLIEN
1. Nama : Tn.WB
2. No. Rekam Medis :-
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Tempat Tanggal Lahir : 19-08-1960
5. Umur : 61 th
6. Agama : Hindu
7. Status Perkawinan : Kawin
8. Pekerjaan :Petani
9. Pendidikan Terakhir : SMA
10. Alamat Rumah : Banjar Celuk, Desa Buruan,Kec Blahbatuh
11. Orang yang dekat dihubungi : Ny.S
12. Hubungan dengan klien : Istri
13. Tanggal masuk ke RS :
B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan pusing dan nyeri tengkuk
Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Tinggal serumah
: Pasien
I. RIWAYAT REKREASI
Pasien mengatakan selama pandemic ini pasien belum dapat berkreasi
keluar rumah
J. SISTEM PENDUKUNG
Pasien mengatakan istri dan keluarganya yang menjadi pendukung hidup
pasien.
K. SPIRITUAL/KULTURAL
1. Pelaksanaan ibadah
pasien mengatakan sembahyang 1 kali sehari
2. Keyakinan tentang kesehatan
Pasien mengatakan bahwa sakitnya yang diderita murni penyakit medis
L. PEMERIKSAAN FISIK
Tinjauan Sistem
1. Keadaan umum : Baik
2. Tingkat kesadaran : Composmentis
3. (Composmetis/Apatis/Somnolen/Supor/Coma)
4. Glasgow Coma Scale (GCS) : E: 4 V: 5 M: 6
5. Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36.30C
Nadi : 87 x/mnt
Tekanan darah : 150/100mmHg
Pernafasan : 20x/mnt
6. Tinggi badan : 167cm
7. Berat badan :65 kg
8. IMT (Indeks Massa Tubuh)
9. Sistem Kardiovaskuler
o Inspeksi :Dada simetris, ictus cardis ( detak jantung normal),
o Palpasi :Tidak ada nyeri tekan,Tidak ada pelebaran pada jantung
o Perkusi :
o Auskultasi : ICS 4-5 S1 S2 tunggal reguler, mumur (-)
10. Sistem Pernafasan
RR = 20x/menit, tidak ada sesak nafas, batuk dan secret. Bentuk dada
simetris, irama nafas teratur, pola nafas normal, tidak ada pernafasan
cuping hidung, otot bantu pernafasan, vocal permitus dan ekspansi paru
anterior dan posterior dada normal, perkusi sonor, auskultasi suara nafas
11. Sistem Integument
Akral teraba hangat, suhu 36.3oC, kulit kering terutama pada ekstremitas
atas, turgor kulit elastis, warna kulit normal yaitu sawo matang.
12. Sistem Perkemihan
Saat pengkajian pasien mengatakan tidak memiliki keluhan dalam
berkemih. Sebelum maupun setelah pengkajian pasien BAK ± 6x sehari.
Pasien BAK sebanyak 700 ml/hari dengan warna kuning jernih, dan bau
khas urine
13. Sistem Musculoskeletal
Kekuatan otot : 5555 5555
5555 5555
ROM penuh (tidak terbatas), pasien tidak mengalami emiplegi/parese,
akral teraba hangat, CRT (capillary refill time) pada ekstremitas atas dan
bawah normal yaitu <3 detik, tidak terdapat edema pada kedua ekstremita
14. Sistem Endokrin
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid dan tidak terdapat
pembesaran kelenjar getah bening. Pasien mempunyai riwayat hipertensi
15. Sistem Immun Hematologi
Pasien mengatakan sakit yang biasa dirasa hanya lemah, pusing, sakit
kepala dan kesemutan.
16. Sistem Gastrointestinal
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam pencernannya, peristaltic usus
ada (10x/menit), tidak kembung, tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada
ascites. Pasien mengatakan biasa buang air besar (BAB) 1x sehari di pagi
hari dengan warna kuning kecoklatan dan konsistensi lembek
17. Sistem Reproduksi
Pasien mengatakan tidak mengalami masalah atau kelainan pada system
reproduksinya
18. Sistem Neurosensori
- Sistem saraf kranial
Nervus I = Penciuman baik ditandai dengan dapat mencium bau minyak kayu
putih
Nervus II = Penglihatan cukup baik, mampu melihat disampingnya dengan
lirikan
Nervus III = Pasien dapat mengangkat kelopak mata ke atas
Nervus IV = Pasien dapat menggerakkan mata ke atas dan ke bawah
Nervus V = Pasien dapat mengunyah dengan baik
Nervus VI = Pasien dapat menggerakkan mata kanan dan mata kiri mengikuti
jari telunjuk perawat
Nervus VII = Fungsi pengecapan baik, ditandai dengan pasien mengatakan
tidak ada keluhan pada waktu makan dan napsu makan baik, pasien dapat
tersenyum
NervusVIII = Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
Nervus IX = Pasien dapat berjalan dengan baik namun sesekali menggunakan
bantuan tongkat agar tidak terjatuh
Nervus X = Fungsi menelan pasien baik, pada saat diinstruksikan untuk
mengatakan “aaa aaa” uvula tampak terangkat dan tetap berada di median
Nervus XI = Gerakan kepala dan bahu terganggu karena nyeri di kepala
Nervus XII = Pasien dapat menggerakkan lidahnya (terkontrol)
Fungsi motorik klien normal, bisa menggerakkan ekstremitas atas dan bawah,
nilai motorik 6 (mengikuti perintah), Fungsi sensorik normal, tidak ada
masalah pada fungsi sensorik, reflek fisiologis : patella (-), reflek
patofisiologis : babinski (-)
M. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
ADL (Activity Daily Living)
Pengkajian fungsional berdasarkan INDEKS KATZ
Pengkajian ini meliputi obsservasi kemampuan klien untuk melakukan
aktivitas kehdupan sehari-hari/Activity Daily Living (ADL)
1. INDEKS KATZ
Termasuk/katagori manakah klien?
Kriteria:
Katagori Keterangan
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAB atau
BAK), berpindah, ke kamar kecil, mandi dan
berpakaian
B Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan
satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi
tambahan
F Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu
fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Lain-Lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak
dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F
Keterangan:
Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif dari
orang lain, seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi
dianggap tidak melakukan fungsi meskipun klien dianggap mampu
Interpretasi hasil:
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total
N. PENGKAJIAN KOGNITIF
Pertanyaan tahap 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali dalam satu bulan?
tidak
b. Ada atau banyak pikiran? tidak
c. Ada masalah atau gangguan dengan keluarga lain? tidak
d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? tidak
e. Cenderung mengurung diri? tidak
Masalah Emosional yang dialami pasien negative (-)
P. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Pada saat dilakukan pengkajian pasien mampu berkomunikasi dengan baik
dan pasien sangatlah kooperatif. Pasien mengatakan hubungan dengan
orang sekitar sangat baik.
Q. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Pasien beragama hindu mengatakan rutin melakukan sembahyang 1 kali
setiap sore hari.
R. PENGKAJIAN DEPRESI
Menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS)
NO ITEM PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah Bapak/ Ibu sekarang ini merasa puas TIDAK
dengan kehidupannya?
2 Apakah Bapak/ Ibu telah meninggalkan YA
banyak kegiatan atau kesenangan akhir-akhir
ini?
3 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa hampa/ YA
kosong di dalam hidup ini?
4 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa bosan? YA
5 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai TIDAK
harapan yang baik di masa depan?
6 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai TIDAK
pikiran jelek yang mengganggu terus
menerus?
7 Apakah Bapak/ Ibu memiliki semangat yang TIDAK
baik setiap saat?
8 Apakah Bapak/ Ibu takut bahwa sesuatu yang YA
buruk akan terjadi pada Anda?
9 Apakah Bapak/ Ibu merasa bahagia sebagian TIDAK
besar waktu?
10 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa tidak YA
mampu berbuat apa- apa?
11 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa resah dan YA
gelisah?
12 Apakah Bapak/ Ibu lebih senang tinggal YA
dirumah daripada keluar dan mengerjakan
sesuatu?
13 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir YA
tentang masa depan?
14 Apakah Bapak/ Ibu akhir – akhir ini sering YA
pelupa?
15 Apakah Bapak/ Ibu pikir bahwa hidup Bapak/ TIDAK
Ibu sekarang ini menyenangkan?
16 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa sedih dan TIDAK
putus asa?
17 Apakah Bapak/ Ibu merasa tidak berharga TIDAK
akhir-akhir ini?
18 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir TIDAK
tentang masa lalu?
19 Apakah Bapak/ Ibu merasa hidup ini TIDAK
mengembirakan?
20 Apakah sulit bagi Bapak/ Ibu untuk memulai YA
kegiatan yang baru?
21 Apakah Bapak/ Ibu merasa penuh semangat? TIDAK
22 Apakah Bapak/ Ibu merasa situasi sekarang YA
ini tidak ada harapan?
23 Apakah Bapak/ Ibu berpikir bahwa orang lain YA
lebih baik keadaanya daripada Bapak/ Ibu?
24 Apakah Bapak/ Ibu sering marah karena hal- YA
hal yang sepele?
25 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa ingin TIDAK
menangis?
26 Apakah Bapak/ Ibu sulit berkonsentrasi? YA
27 Apakah Bapak/ Ibu merasa senang waktu TIDAK
bangun tidur di pagi hari?
28 Apakah Bapak/ Ibu tidak suka berkumpul di YA
pertemuan sosial?
29 Apakah mudah bagi Bapak/ Ibu membuat TIDAK
suatu keputusan?
30 Apakah pikiran Bapak/ Ibu masih tetap mudah YA
dalam memikirkan sesuatu seperti dulu?
NO LANGKAH
1 Posisi pasien duduk di kursi
2 Minta pasien berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah (3 meter),
kembali ke kursi, ukur waktu dalam detik
Keterangan:
Skor:
>12 detik : risiko jatuh tinggi
≤ 12 detik : risiko jatuh tinggi
T. APGAR keluarga
NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG TIDAK
(2) -KADANG PERNAH (0)
(1)
1 A: Adaptasi
Saya puas bisa kembali
pada keluarga (teman-
teman) saya untuk
membantu apabila saya
mengalami kesulitan
(adaptasi)
2 P: Partnership
Saya puas dengan cara
keluarga (teman-teman)
saya membicarakan
sesuatu dan
mengungapkan masalah
dengan saya (hubungan)
3 G: Growth
Saya puas bahwa
keluarga(teman-teman)
saya menerima dan
mendukung keinginan
saya untuk melakukan
aktivitas (pertumbuhan)
4 A: Afek
Saya puas dengan cara
keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan
afek dan berespons
terhadap emosi saya,
seperti marah, sedih atau
mencintai
5 R: Resolve
Saya puas dengan cara
teman atau keluarga saya
dan saya menyediakan
waktu bersama-sama
mengekspresikan afek
dan berespon
JUMLAH
Penilaian:
Total nilai <3 : disfungsi keluarga yang sangat tinggi
Total nilai 4-6 : disfungsi keluarga sedang
Total nilai 7-10: tidak ada disfungsi keluarga
U. INFORMASI PENUNJANG
1. Laboratorium (-)
2. Radiologi (-)
3. Diagnosa medis
Hipertensi
4. Terapi medis, obat dan lain-lain
Amlodipine 5mg 1x1
II. ANALISA DATA
NO TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
1 20-11-2021 DO :Pasien mengatakan Hipertensi NYERI
pusing dan merasa nyeri pada Kronis
tengkuk, nyeri yang Otak
dirasakan seperti ditusuk- Resistensi
tusuk, nyeri dirasakan di pembuluh darah
kepala sampai tengkuk meningkat
dengan skala nyeri 5, nyeri
hilang timbul
kekuatan tekanan
yang memadai
- LI 4 : di bagian lunak
antara jari telunjuk
dengan ibu jari
- GB 20 : dibawah dasar
tengkorak (dibawah
lubang kedua sisi)
- GB 21 : di bahu, tepat di
atas puting
- ST 36 : lebar satu
tangan di bagian bawah
tempurung lutut
3. Lakukan penekanan
pada kedua
ekstremitas
Edukasi
1. Menganjurkan untuk
rileks
2. Mengajarkan
keluarga melakukan
akupresur secara
mandiri
Kolaborasi
1. Mengkolaborasi
dengan terapis
2 Penurunan Setelah dilakukan Observasi
Koping
Kelurarga rencana keperawatan Mengidentifikasi
diharapkan perawatan
1. Kemampuan 1. Memfasilitasi
memenuhi pengetahuan,
keluarga memberikan
membaik Edukasi
1. Mengimformasikan
fasilitas perawatan
kesehatan tersedia
3 Defisit Setalah dilakukan Observasi
pengetahuan
tindakan keperawatan 1. Mengidentifikasi
diharapkan : kemampuan
1. Kemampuan Terapiutik
menjelaskan 1. Memberikan
yang dihadapi
menurun
V. IMPLEMENTASI
N Tgl/Ja No Nama
Implementasi Respon klien
o m Dx /TTD
1 Sabtu, 1 1. Mengidentifikasi lokasi, DS :
20-11-
Pasien mengatakan pusing
2021 karakteristik, durasi, frekuensi,
17.00 dan nyeri pada tengkuk
Wita kualitas, intensitas nyeri
P: Nyeri akibat tensi
2. Mengidentifikasi skala meningkat
Q: Nyeri seperti ditusu-
nyeri
tusuk
3. Mengobservasi tanda-tanda
R: Pada daerah kepala
vital sampai tengkuk
S : Skala nyeri 5 (0-10)
4. Melakukan Rangsang titik
T : Hilang timbul
akupresur dengan jari atau ibu
DO: TD: 150/100mmHg
jari dengan kekuatan tekanan RR : 20x/menit
S :36.30C
yang memadai
N : 87x/Menit
- LI 4 : di bagian lunak
-
antara jari telunjuk
akibat tensi meningkat
dengan ibu jari
-
- GB 20 : dibawah dasar
dan menahan nyeri.
tengkorak (dibawah
lubang kedua sisi)
- GB 21 : di bahu, tepat di
atas puting
- ST 36 : lebar satu tangan
di bagian bawah
tempurung lutut
5.Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
5.Memberikan kesempatan
bertanya
5.Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
nonfarmakologis untuk