Anda di halaman 1dari 5

Pencegahan Demam Tifoid

Pencegahan demam typhoid umumnya diupayakan melalui dengan 2 cara yaitu : umum
dan khusus/imunisasi.

Yang termasuk cara umum antara lain adalah peningkatan kebersihan dan sanitasi karena
perbaikan dalam aspek itu saja dapat menurunkan insidensi demam tifoid. Menjaga kebersihan
pribadi dan menjaga apa yang masuk mulut (diminum atau dimakan) tidak tercemar Salmonella
typhi. Pemutusan rantai transmisi juga penting yaitu pengawasan terhadap penjual (keliling)
minuman/makanan seperti :

Cuci tangan Anda berulang kali. Ini adalah cara terbaik untuk menghentikan penularan
bakteri. Cucilah tangan secara menyeluruh dengan air panas dan sabun, khususnya
sebelum makan atau menyiapkan makanan dan setelah menggunakan toilet. Selalu
sediakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol untuk berjaga-jaga jika air bersih tidak
tersedia.
Jangan minum air yang kelihatan kotor. Air minum yang terkontaminasi merupakan
masalah besar di tempat-tempat mewabahnya tifoid. Untuk itu, usahakan minum air
dalam kemasan atau air minum berkarbonasi. Bersihkan bagian luar botol atau kaleng
sebelum Anda membukanya. Jangan tambahkan es batu ke dalam minuman karena bisa
saja es tersebut terbuat dari air yang terkontaminasi.
Hindari buah dan sayuran mentah karena bisa jadi dicuci dengan air yang
terkontaminasi. Terutama hindari memakan buah atau sayur yang tidak bisa dikupas,
misalnya selada.
Pilih makanan yang dihidangkan panas-panas. Hindari makanan yang disimpan atau
dihidangkan pada suhu ruangan. Makanan yang dikukus panas adalah yang teraman. Dan
jika harus makan di luar, sebisa mungkin hanya makan di rumah makan yang terjamin
kebersihannya.

yang termasuk cara khusus / Imunisasi typhoid yaitu Imunisasi yang sangat dianjurkan untuk
mencegah penyakit tersebut. Imunisasi typhoid harus diperkuat setiap 3 tahun. Ini karena
setelah kurun waktu itu, kekebalan terhadap penyakit typhoid akan berkurang. Umumnya, seusai
di imunisasi typhoid, tubuh akan kebal, atau kalaupun terkena maka penyakit yang menyerang
tidak sampai membahayakan anak. Terdapat 2 pilihan vaksin yang tersedia. Yang pertama
berupa injeksi dalam satu dosis yang diberikan sekitar 2 minggu sebelum pergi ke tempat yang
berisiko tinggi. Pilihan yang kedua berbentuk 4 kapsul yang diminum sekali sehari. Kedua
vaksin tersebut tidak 100 persen efektif mencegah demam tifoid dan diperlukan imunisasi
berulang sebab keefektifan vaksin memudar dari waktu ke waktu. Karena vaksin tidak bisa
memberikan perlindungan sempurna, ikutilah panduan mencegah tifoid berikut agar tidak
terserang penyakit ini saat sedang bepergian ke tempat yang banyak terdapat kasus demam tifoid.

Apabila Anda sedang dalam masa pemulihan dari tifoid, langkah-langkah berikut ini dapat
membantu supaya Anda tidak menularkannya kepada orang lain.

Sering-sering cuci tangan. Langkah penting ini bisa secara efektif mencegah Anda
menularkan penyakit ke orang lain. Gunakan air bersih yang mengalir dan sabun untuk
mencuci tangan secara menyeluruh selama sekurangnya 30 detik, khususnya sebelum
makan dan setelah menggunakan toilet.
Bersihkan perlengkapan rumah tangga, termasuk toilet, gagang pintu, gagang telepon,
dan keran air setidaknya sekali sehari dengan cairan pembersih.
Jangan makan pakai tangan atau menyiapkan makanan bagi orang lain sampai dokter
memastikan bahwa Anda sembuh total dan tidak lagi menularkan penyakit.
Pisahkan barang-barang pribadi, misalnya handuk, seprai, dan peralatan makan yang
Anda gunakan. Cucilah benda-benda tersebut dengan air sabun yang panas. Benda yang
sangat kotor bisa direndam dulu dalam disinfektan sebelum dicuci.
Imunisasi Vaksin Anti Penyakit Demam Typhoid

Dan cara paling sederhana dan lumayan ampuh juga adalah pemberian vaksinasi atau imunisasi
anti penyakit demam typhoid.

Almroth Edward Wright Penemu Vaksin Demam Typhoid

Vaksin penyakit demam typhoid ini ditemukan oleh ilmuwan Almroth Edward Wright dan
dipergunakan pertama kali pada waktu terjadi Perang Boer di Afrika tahun 1899 1902, vaksin
ini dicobakan terlebih dahulu pada dirinya sendiri, kemudian baru disuntikan pada tentara
Inggris, dan vaksin ini ternyata berhasil menekan angka frekuensi penyakit dan angka kematian
dengan sangat baik.

Sekelumit Tentang Test Darah Widal

Test ini ditemukan pada tahun 1896, oleh ilmuwan Georges Ferdinand Widal. Dan mulai dipakai
untuk mendiagnosa penyakit typhoid sejak waktu itu hingga sekarang ini.

Test ini bertujuan untuk membantu membuat diagnosa tentang penyakit typhoid pada pasien.

Cara kerjanya dengan mencampurkan darah atau serum penderita yang mengandung antibody
dengan antigen typhus, dan akan terjadi penggumpalan, yang menyatakan hasil test adalah
positif.

Hanya saja test ini tidak 100% bisa diandalkan akurasinya, karena beberapa hal tehnis yang
menjadi kendala. Misalnya :
1. Test ini baru bisa kita lakukan setelah terjadi infeksi 7 14 hari, karena setelah jangka
waktu tersebut, baru akan terbentuk zat antibody yang diperlukan untuk test darah Widal
2. Memberikan hasil reaksi silang yang positif palsu (false positive) dengan serotype kuman
Salmonella jenis lain
3. Test Widal tidak bisa membedakan kapan infeksi ini terjadi; apakah infesi baru atau
lnfeksi beberapa waktu yang lalu, juga tidak bisa membedakan apakah reaksi positif ini
akibat vaksinasi anti penyakit typhoid atau karena sakit demam typhoid
Bagaimana Cara Mengobati Penyakit Demam Tipoid

terapi pada penyakit demam tipid dibagi menjadi dua yaitu terapi secara farmakologis ( dengan
obat) dan terapi secara Non-farmakoligis.

Terapi Farmakologis

terapi farmakologis merupakan terapi dengan menggunakan obat antibiotik, dimana obat ini akan
bertujuan untuk membunuh bakteri salmonella typhi sebagai penyebab demam tipoid. obat - obat
antibiotik yang di berikan yaitu :

1. Kloramfenikol untuk dewasa di berikan 4 x 500 mg selama 14 hari.sedangkan untuk anak


- anak 50 - 100/kg/BB/hari, selama 14 hari dibagi menjadi 4. kloramfenikol sampai
sekarang menjadi pilihan pertama untuk mengobati demam tipoid. karena kloramfenicol
selain harganya murah juga mudah di dapat.
2. Ampixilin & Amoxilin, untuk dewasa diberikan ( 2 - 4 ) gr/hari, selama 14 hari. untuk
anak - anak 100 mg/kgBB/hari, selama 10 hari. keunggulan obat ini adalah aman di pakai
untuk ibu hamil dan anak - anak, harganya murah, kekurangannya sudah banyak yang
mengalami resisten.
3. kotrimoksazol 480 mg, 2 x 2 tablet selama 14 hari.

Terapi Non-Farmakologis.

1. istirahat ( tirah baring ), hal ini bertujuan agar pasien demam tipoid tidak terkena
komplikasi terutama pendarahan dan perforasi. namun jika pada waktu istirahat terjadi
penurunan kesadaran, maka pasien harus merubah posisi tidur pada waktu tertentu untuk
mencegah komplikasi pneumonia hipotatik. istirahat ini di lakukan minimal selama 1
minggu, hingga demam turun. setelah demam turun mobilisasi harus bertahap menurut
kemampuan pasien.
2. Pemberian nutrisi dan makanan. agar tidak memperberat kerja usus, maka pasien
sebaiknya di berikan makan bubur, selanjutnya seiring kesembuhan pasien, maka di
berikan makanan yang lebih padak kemudian baru nasi.pemberial mineral dan air yAng
banyak perlu dipertimbangkan untuk menjaga gizi pasien dan mencegah dehidrasi.

Anda mungkin juga menyukai