Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Dukungan Keluarga Penderita Gangguan Jiwa

Di Ruang Cempaka RSUD Kertosono


Lisa Kusdiyanti, Heru Wahyudi, Budianto3
1Mahasiswa STIKes Satria Bhakti Nganjuk, 2Dosen STIKes Satria Bhakti Nganjuk, 3Pembimbing RSUD Kertosono
ABSTRACT
Background. Kesembuhan penderita gangguan jiwa perlu dukungan dari keluarga.
Dukungan keluarga merupakan sebuah proses yang terjadi sepanjang kehidupan, dimana
dalam semua tahap siklus kehidupan dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi
dengan berbagai kepandaian dan akal untuk meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga
dalam kehidupan. Kondisi sosial ekonomi yang rendah berkaitan erat dengan rendahnya dukungan
keluarga terhadap pengobatan dan kesembuhan anggota keluarganya yang sakit. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat sosial ekonomi dengan dukungan keluarga penderita
gangguan jiwa di ruang Cempaka RSUD Kertosono. Methods. Desain penelitian menggunakan
korelasional dengan pendekatan Cross sectional pada 24 Juli - 04 Agustus 2017 di ruang Cempaka
RSUD Kertosono. Popilasi sebanyak 30 responden dan sampel 7 responden tehnik sampling total
sampling. Variabel independen yaitu tingkat sosial ekonomi sedangkan variabel dependen yaitu
dukungan keluarga. Variabel independen dan variabel dependen menggunakan kuisioner. Data di
analisa dengan menggunakan spearman rank dengan signifikansi = 0,05.Result. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden, yaitu 4 responden ( 57,1% ) memiliki tingkat status
sosial ekonomi kurang dan sebagian besar yaitu 5 responden ( 71,4% ) memiliki dukungan
keluarga kurang. Conclusion. Hasil uji spearman rank adalah p value 0,011 = 0,05 maka, Ha
diterima dan Ho ditolak, sehingga Ada Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Dukungan
Keluarga Penderita Gangguan Jiwa di ruang Cempaka RSUD Kertosono. Koefisien korelasi atau
nilai r yaitu 0,870 sehingga memiliki tingkat hubungan sangat kuat.
Kata kunci : Sosial ekonomi, Dukungan keluarga, Konsep keluarga, Gangguan jiwa
Background. The healing of the mentally ill person needs support from the family. Family support
is a process that takes place throughout life, where in all stages of the family support life cycle
enables families to function with a variety of intelligence and common sense to improve family
health and adaptation in life. Low socioeconomic conditions are closely related to the low level of
family support for the treatment and recovery of sick family members. The purpose of this study
was to determine the relationship of socioeconomic level with the support of family of mental
disorders in space Cempaka Regional Public Hopistal Kertosono. Methods. The research design
was correlational with Cross sectional approach on July 24 - August 4, 2017 at Cempaka Regional
Public Hopistal kertosono room. Popilation of 30 respondents and 7 samples sampling technique
sampling total samples. The independent variable is the socio-economic level while the dependent
variable is family support. Independent variable and dependent variable using questionnaire. Data
were analyzed by using spearman rank with significance = 0,05. Result. The results showed that
most respondents, 4 respondents (57.1%) had less socioeconomic status and most were 5
respondents (71,4%) had less family support. Spearman rank test result is p value 0,011 = 0,05
then Ha accepted and Ho rejected, so There is Relation of Social Economic Level With Family
Support Patient Mental Disorders in space Cempaka Regional Public Hopistal Kertosono.
Conclusion. The results showed that most respondents, 4 respondents (57.1%) had less
socioeconomic status and most were 5 respondents (71,4%) had less family support. Spearman rank
test result is p value 0,011 = 0,05 then, Ha accepted and Ho rejected, so There is Relation of
Social Economic Level With Family Support Patient Mental Disorders in space Cempaka Regional
Public Hopistal Kertosono. The correlation coefficient or r value is 0.870 so it has a very strong
relationship level. The results concluded that there is a relationship of socio-economic level with the
support of family of mental disorders in space Cempaka Regional Public Hopistal Kertosono.
Family should bealways provide support positively to panderita mental disorder. So even if the
family has different social economic status status it is not an obstacle. Expected with support will
help the healing process and prevent the recurrence of people with mental disorders.
Keywords: Socioeconomic, Family Support, Family Concept, Mental Disorder

PENDAHULUAN gangguan kesehatan jiwa. Sedangkan menurut


data dari Kemenkes (2013) dari 33 Rumah Sakit
Gangguan jiwa adalah kumpulan dari Jiwa di seluruh Indonesia terdapat pasien
keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang gangguan jiwa sekitar 2,5 juta dimana 40% (5-6
berhubungan dengan fisik, maupun dengan per 1000 penduduk Indonesia) mengalami
mental. Sumber penyebab gangguan jiwa gangguan jiwa berat (Kemenkes, 2013). Di
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang saling provinsi Jawa Timur prevalensi gangguan jiwa
mempengaruhi, diantaranya faktor somatik menunjukkan angka 2,2% penduduk.
(somatogenik) atau organobiologis, faktor Berdasarkan data jumlah penduduk Jawa Timur
psikologik (psikogenik) atau psikoedukatif dan yaitu 38.005.413 jiwa, maka dapat disimpulkan
faktor sosio-budaya (sosiogenik) atau ada 83.612 jiwa yang mengalami gangguan
sosiokultural. Tingkat sosial ekonomi keluarga jiwa. Sementara di RSUD Kertosono, pada
yang rendah sering kali menjadi penyebab tahun 2015 terdapat 75 pasien gangguan jiwa
terjadinya gangguan jiwa (Yosep, 2007). yang rawat inap, berdasarkan studi pendahuluan
Untuk meningkatkan kesembuhan tanggal 3 November 2016 terdapat 4 pasien, 3
penderita gangguan jiwa perlu dukungan dari pasien keluarganya sudah merasa putus asa
keluarga. Dukungan keluarga merupakan karena faktor ekonomi dan 1 pasien dengan
sebuah proses yang terjadi sepanjang ekonomi cukup masih memberikan dukungan
kehidupan, dimana dalam semua tahap siklus penuh.
kehidupan dukungan keluarga membuat Ada beberapa faktor eksternal dan
keluarga mampu berfungsi dengan berbagai faktor internal yang dapat memengaruhi
kepandaian dan akal untuk meningkatkan dukungan keluarga. Faktor eksternal yang
kesehatan dan adaptasi keluarga dalam dimaksud ialah latar belakang budaya dan
kehidupan (Friedman,2008). Namun faktanya, struktur keluarga. Sedangkan faktor internal
dukungan keluarga terhadap penderita gangguan yang dimaksud ialah emosi, sosial ekonomi,
jiwa masih rendah, terutama pada keluarga pendidikan dan tingkat pengetahuan
dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah. (Ahmadi, 2007). Kondisi sosial ekonomi
Penderita gangguan jiwa cenderung diabaikan yang rendah berkaitan erat dengan rendahnya
dan diisolasi. Berdasarkan hasil studi dukungan keluarga terhadap pengobatan dan
pendahulaun yang dilakukan tanggal 13 kesembuhan anggota keluarganya yang sakit
Desember 2016 di ruang Cempaka RSUD (Susilowati, 2016). Jika masalah dukungan
Kertosono menunjukkan bahwa dari 5 keluarga keluarga yang buruk ini tidak segera
penderita gangguan jiwa yang diwawancarai 4 tertangani, maka dapat menyebabkan sulitnya
diantaranya tidak bisa selalu menunggui penanganan penderita gangguan jiwa. Pasien
anggota keluarganya yang menderita gangguan gangguan jiwa yang sudah dinyatakan
jiwa karena mereka juga harus bekerja, jadi sembuh atau membaik setelah dirawat di
semua upaya penyembuhan diserahkan rumah sakit akan memiliki risiko yang sangat
sepenuhnya kepada rumah sakit. tinggi mengalami kekambuhan jika keluarga
Data dari Riskesdas (Riset Kesehatan tidak dapat mendukung anggota keluarganya
Dasar) 2013 menunjukan 1,7 jiwa atau 1-2 untuk sembuh dan adaptif terhadap
orang dari 1.000 warga di Indonesia. Jumlah ini lingkungannya (Friedman, 2008).
cukup besar, artinya 50 juta atau sekitar 25 % Salah satu upaya penting dalam
dari jumlah penduduk indonesia mengalami penyembuhan dan pencegahan kekambuhan
1
kembali adalah dengan adanya dukungan beberapa variabel yang diukur secara
keluarga yang baik. Keluarga merupakan bersamaan dan hanya sekali pengukuran atau
sumber bantuan terpenting bagi anggota pengamatan tanpa ada tindak lanjut. Populasi
keluarga yang sakit, keluarga sebagai sebuah adalah keseluruhan subjek penelitian
lingkungan yang penting dari pasien, yang (misalnya pasien) yang memenuhi kriteria
kemudian menjadi sumber dukungan sosial yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013).
yang penting. Menurut Friedman (2008) Adapun populasi keluarga pasien penderita
dukungan sosial dapat melemahkan dampak gangguan jiwa yang dirawat di ruang
stress dan secara langsung memperkokoh Cempaka RSUD Kertosono adalah 7 orang.
kesehatan jiwa individual dan keluarga, Teknik sampling total sampling, yaitu
dukungan sosial merupakan strategi koping teknik penentuan sampel berdasarkan
penting untuk dimiliki keluarga saat mengalami kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
stress. Dukungan keluarga juga dapat berfungsi kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
sebagai strategi preventif untuk mengurangi digunakan sebagai sampel.
stress dan konsekuensi negatifnya. Menurut Variabel independen atau variabel
Friedman (1998) dukungan keluarga adalah bebas ialah tingkat sosial ekonomi dan
bagian integral dari dukungan sosial. pengumpulan data menggunakan kueisioner.
Dampak positif dari dukungan keluarga Variabel dependen atau variabel terikat pada
adalah meningkatkan penyesuaian diri penelitian ini ialah dukungan keluarga.dan
seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam pengumpulan data menggunakan kuisioner.
kehidupan. Peran serta keluarga sejak awal Pengolahan data dan analisa data editing,
perawatan di rumah sakit akan meningkatkan coding, scoring, tabulating, uji spearman
kemampuan keluarga merawat penderita di rank dengan signifikasi = 0,05 dengan
rumah sehingga kemungkinan kambuh dapat menggunakan SPSS versi 1.6.
dicegah. Dari beberapa penelitian menunjukkan
bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya HASIL PENELITIAN
kekambuhan penderita gangguan jiwa adalah
kurangnya peran serta keluarga dalam Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui
perawatan terhadap anggota keluarga yang sebanyak 4 responden (57%) berjenis
menderita penyakit tersebut. Salah satu kelamin laki laki. Sedangkan dari umur
penyebabnya adalah karena keluarga yang tidak diketahui sebanyak 3 responden (43%)
tahu cara menangani perilaku penderita berumur 35 sampai 44 tahun. Dari 7
dirumah. Keluarga jarang mengikuti proses responden sebanyak 3 responden (43%)
keperawatan penderita karena jarang berpendidikan terakhir SD. Berdasarkan
mengunjungi penderita di rumah sakit, dan tim penelitian ini diketahui pekerjaan responden
kesehatan di rumah sakit juga jarang melibatkan yaitu tani sebanyak 4 responden ( 57 % ).
keluarga (Nurdiana, 2007). Oleh karena itu, Hubungan dengan responden sebanyak 3
penting untuk mengedukasi keluarga, responden ( 43 % ) sebagai ibu / bapak
memberikan konseling kepada keluarga dan Berdasarkan penelitian ini juga dapat
memberikan pemahaman tentang cara-cara diketahui yaitu 2 responden (28,6%)
untuk merawat penderita gangguan jiwa agar memiliki tingkat sosial ekonomi tinggi, 1
keluarga dapat mendukung secara penuh responden (14,3 %) tingkat sosial ekonomi
anggota keluarganya yang mengalami gangguan menengah, 4 responden (57,1%) memiliki
jiwa. motivasi belajar cukup dan tingkat sosial
ekonomi kurang. Berdasarkan penelitian ini
METODE juga dapat diketahui yaitu 1 responden
Desain penelitian menggunakan (14,3%) memiliki dukungan keluarga baik, 1
desain korelasi dengan pendekatan Cross responden (14,3 %) memiliki dukungan
sectional, yaitu suatu pendekatan penelitian keluarga cukup, 5 responden (71,4%)
untuk melihat suatu hubungan diantara memiliki dukungan keluarga kurang.
Dukungan keluarga adalah semua bantuan
Tabel 1. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi yang diberikan oleh anggota keluarga sehingga
Dengan Dukungan Keluarga Penderita akan memberikan rasa nyaman secara fisik dan
Gangguan Jiwa di ruang Cempaka RSUD psikologis pada individu yang sedang merasa
Kertosono. Berdasarkan uji statistik tingkat tertekan atau stress akibat masalah yang
social ekonomi dengan dukungan keluarga dihadapi (Taylor, 2006 dalam Yusra, 2011).
penderita gangguan jiwa dengan menggunakan Menurut Friedman (2010), dalam suatu keluarga
uji statistik Spearman Rank didapatkan p value ada beberapa fungsi yang harus dijalankan, salah
0,011. Sehingga ada hubungan tingkat sosial satunya adalah fungsi perawatan keluarga yaitu
ekonomi dengan dukungan keluarga penderita memberikan perawatan kepada anggota keluarga
gangguan jiwa di ruang cempaka RSUD yang sakit. Proses penyembuhan. Kondisi sosial
Kertosono. ekonomi yang rendah berkaitan erat dengan
Karakteristik n f (%) rendahnya dukungan keluarga terhadap
Tingkat sosial ekonomi pengobatan dan kesembuhan anggota
Tinggi 2 28,6 keluarganya yang sakit (Susilowati, 2016).
Menengah 1 14,3 Status sosial ekonomi dan dukungan
Kurang 4 57,1 keluarga sebagian besar rendah di ruang
Dukungan keluarga Cempaka RSUD Kertosono. Hal ini berkaitan
Baik 1 14,3 antara keduanya dimana akan berpengaruh
Cukup 1 14,3 pada kesembuhan penderita gangguan jiwa.
Kurang 5 71,4 Adanya kurangnya peran serta keluarga dalam
Tingkat dukungan keluarga perawatan terhadap anggota keluarga yang
Sosial ekonomi menderita penyakit tersebut. Salah satu
Baik cukup kurang penyebabnya adalah karena keluarga yang
n f (%) n f (%) n f (%) tidak tahu cara menangani perilaku penderita
Tinggi 1 (14,3) 1 ( 14,3) 0 dirumah. Tingkat sosial ekonomi juga akan
Menengah 0 0 0 0 1 (14,3 ) mempengaruhi tinggi rendahnya dukungan
Kurang 0 0 0 0 4 ( 57,1) keluarga terhadap penderita gangguan jiwa.
p value = 0,001
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian ini menunjukan
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 7 responden sebagian besar yaitu 4
menunjukkan bahwa dari 7 responden responden ( 57,1% ) memiliki status sosial
sebagian besar yaitu 4 responden ( 57,1% ) ekonomi kurang dan dukungan keluarga
memiliki status sosial ekonomi kurang dan kurang. Berdasarkan uji statistik Spearman
dukungan keluarga kurang. Berdasarkan uji Rank dengan program SPSS V16.0 didapatkan
statistik Spearman Rank dengan program SPSS p value 0,011, = 0,05 dan r = 0,870, karena p
V16.0 didapatkan p value 0,011, = 0,05 dan r value = 0,011 = 0,05 maka Ha diterima
= 0,870, karena p value = 0,011 = 0,05 dan Ho ditolak, sehingga Ada Hubungan
maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Dukungan
Ada Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Penderita Gangguan Jiwa di ruang
Dengan Dukungan Keluarga Penderita Cempaka RSUD Kertosono memiliki tingkat
Gangguan Jiwa di ruang Cempaka RSUD hubungan sangat kuat.
Kertosono memiliki tingkat hubungan sangat Penting bagi tenaga kesehatan untuk
kuat. mengedukasi keluarga, memberikan konseling
Santrock (2007), status sosial ekonomi kepada keluarga dan memberikan pemahaman
sebagai pengelompokan orang-orang tentang cara-cara untuk merawat penderita
berdasarkan kesamaan karakteristik pekerjaan gangguan jiwa agar keluarga dapat
dan pendidikan ekonomi. Status sosial mendukung secara penuh anggota keluarganya
ekonomi menunjukan ketidaksetaraan tertentu. yang mengalami gangguan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Tafsir. (2004). Pendidikan Agama


dalam Keluarga. Bandung: Remaja

Ahmadi, Abu. (2007). Psikologi Keluarga.


Jakarta: Rineka Cipta

Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa


Indonesia, edisi ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka

Depsos, RI. (2015). Rencana Strategis


Kementrian Sosial. Jakarta:
Kemensos RI

Friedman, M. Marilyn. (2008). Keperawatan


Keluarga. Jakarta: EGC

Gustiyana, H. (2003). Analisis Pendapatan


Usahatani untuk Produk Pertanian.
Jakarta: Salemba Empat

Kaplan, H.I., Sadock, B.J., Grebb, J., (2004).


Synopsis of Psychiatry 7th edition.
Baltimore: William & Wilkins Co.

Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan


Dasar. Jakarta: Balitbang Kemenkes
RI

Manginsihi, Olvan. (2013). Pengaruh Sosial


ekonomi Keluarga Terhadap Prestasi
Belajar Anak. Jurnal Pendidikan UPI.
Bandung

Niven,Neil. (2002). Psikologi kesehatan :


pengantar untuk perawat dan profesi
kesehatan lain. Edisi 2. Jakarta : EGC

Nizar, Samsul. (2002). Filsafat Pendidikan


Islam, Pendekatan Historis, Teoritis
dan Praktis. Jakarta: Ciputat Pres.

Notosoedirjo, M. 2005. Kesehatan Mental.


Universitas Muhammadiyah Malang

Nurdiana, Syafwani & Umbansyah. (2007).


Peran Serta Keluarga Terhadap
Tingkat Kekambuhan Klien

Anda mungkin juga menyukai