Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE GENITAL DENGAN KEJADIAN

KEPUTIHAN PADA SISWI MADRASAH ALIYAH


MUHAMMADIYAH KUDUS

Ika Tristanti, SSiT.M.Kes*


Dosen STIKes Muhammadiyah Kudus

ABSTRAK
Personal hygiene genitalia merupakan pemiliharaan kebersihan dan kesehatan individu yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terhindar dari gangguan alat reproduksi dan
mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta meningkatkan derajat kesehatan. Salah satu
akibat kurangnya pemahaman personal hygiene genitalia adalah terjadinya gangguan kesehatan
reproduksi seperti keputihan, infeksi saluran kemih (ISK), penyakit radang panggul (PRP) dan
kemungkinan terjadi kanker leher rahim, sehingga dibutuhkan informasi yang baik mengenai
kesehatan reproduksi agar remaja memiliki pemahaman yang baik dan dapat mencegah ancaman
penyakit reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku personal
hygiene genital dengan kejadian keputihan pada siswi MA Muhammadiyah Kudus.Penelitian ini
merupakan penelitian dengan metode observasi analitik dengan pendekatan potong lintang (
Cross Sectional). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi MA Muhammadiyah Kudus. Seluruh
siswi kelas X MA Muhammadiyah Kudus dan bersedia menjadi responden penelitian ini berjumlah
30 orang. Teknik pengambilan sampel (teknik sampling) dengan Accidental SamplingHasil
penelitian terdapat 6 orang (20%) dengan perilaku personal hygiene genital yang buruk dan 24
orang (80 %) mempunyai perilaku personal hygiene genital yang baik. Terdapat 7 orang
(23,33%) yang mengalami keputihan dan 23 orang (76,67 %) yang tidak mengalami keputihan.
Berdasarkan uji fisher didapatkan hasil p value sebesar 0,734 dengan derajat kemaknaan 5%.
Nilai p value (0,734 >0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak yang
berarti tidak terdapat hubungan antara perilaku personal hygiene dengan kejadian keputihan.Hal
ini berarti kejadian keputihan yang dialami oleh siswi tidak disebabkan oleh perilaku personal
hygiene yang buruk melainkan oleh sebab yang lain , antara lain kelelahan, tekanan yang berat
ataupun kekurangpahaman siswi tentang tanda gejala keputihan dan penyebabnya.
Kata kunci : Perilaku Personal Hygiene Genital , Keputihan

ABSTRACT
Personal hygiene genitalia is the maintenance of cleanliness and health of the individual who
performed in everyday life, so avoid the disruption of reproductive and physical and psychological
wellbeing and improve the health. One result of the lack of understanding of personal hygiene
genitalia is the reproductive health problems such as vaginal discharge, urinary tract infections
(UTIs), pelvic inflammatory disease (PID) and the possibility of cervical cancer, so we need good
information about reproductive health so that teenagers have a good understanding and to prevent
the threat of reproductive diseases. This study aims to determine the relationship of personal
hygiene behavior with the incidence of genital discharge the MA students of the Muhammadiyah
Kudus. This study is observational analytic method with cross sectional (cross-sectional). The
study population was all students MA Muhammadiyah Kudus. All students of class X MA
Muhammadiyah Kudus and willing to become respondents of this study were 30 people. The
sampling technique (sampling techniques) by Accidental Sampling. Results of the study there were
6 (20%) with the behavior of genital poor personal hygiene, and 24 (80%) had genital behavior
good personal hygiene. There are 7 people (23.33%) who experience vaginal discharge and 23

8 Hubungan Perilaku Personal Hygiene Genital dengan...................... Ika Tristanti, SSiT.M.Kes


(76.67%) who do not experience vaginal discharge. Based fisher test showed p value of 0.734 with
a significance level of 5%. P value (0.734> 0.05) so that it can be concluded that the H0 is
accepted and Ha rejected, which means there is no connection between personal hygiene behavior
with whitish incident. This means whitish events experienced by students is not caused by poor
personal hygiene behavior but by other causes, such as fatigue, severe stress or a lack of
understanding students about signs and symptoms of vaginal discharge causes.

reproduksi dan pada akhirnya ia akan


1. PENDAHULUAN memiliki tindakan yang membahayakan bagi
Indonesia merupakan daerah tropis dirinya sendiri. Salah satu akibat kurangnya
sehingga membuat keadaan tubuh menjadi pemahaman personal hygiene genitalia
lebih lembab dan berkeringat. Akibatnya adalah terjadinya gangguan kesehatan
bakteri mudah berkembang dan reproduksi seperti keputihan, infeksi saluran
menyebabkan bau tidak sedap terutama pada kemih (ISK), penyakit radang panggul
bagian lipatan tubuh yang tertutup seperti (PRP) dan kemungkinan terjadi kanker leher
ketiak dan lipatan organ genetalia pada rahim, sehingga dibutuhkan informasi yang
perempuan. Untuk menjaga agar tubuh tetap baik mengenai kesehatan reproduksi agar
dalam keadaan bersih harus memperhatikan remaja memiliki pemahaman yang baik dan
kebersihan perseorangan atau personal dapat mencegah ancaman penyakit
hygiene. Kebersihan merupakan hal yang reproduksi.(Wakhidah,2014)
sangat penting dan harus diperhatikan Kesehatan reproduksi adalah keadaan
karena kebersihan akan mempengaruhi sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh
kesehatan dan perilaku seseorang. dan tidak hanya bebas dari penyakit atau
Kebersihan perorangan atau personal kelemahan dalam segala hal yang
hygiene adalah suatu tindakan untuk berhubungan dengan sistem reproduksi dan
memelihara kebersihan dan kesehatan fungsi serta prosesnya. Pada saat ini telah
seseorang, untuk menjaga kesejahteraan terjadi perubahan di segala aspek kehidupan
fisik dan psikis (Isroin, 2012). antara lain lingkungan, kesehatan termasuk
Perilaku personal hygiene adalah suatu kebersihan, dimana masyarakat selalu
pamahaman, sikap dan praktik yang dituntut untuk selalu menjaga kebersihan
dilakukan oleh seseorang untuk fisik dan seluruh organ tubuh. Salah satu
meningkatkan derajat kesehatan, memilihara organ tubuh yang penting dan sensitive
kebersihan diri, meningkatkan rasa percaya adalah organ reproduksi. Perawatan yang
diri,, menciptakan keindahan, dan mencegah baik menjadi faktor penentu dalam
timbulnya penyakit. Adapun tujuan dari memelihara kesehatan reproduksi. Apabila
personal hygiene untuk meningkatkan organ reproduksi tidak dijaga kebersihannya
derajat kesehatan, memilihara kebersihan maka akan menyebabkan infeksi dan
diri, mencegah timbulnya penyakit penyakit, menjadi sumber penyakit.
menciptakan keindahan dan meningkatkan Organ reproduksi merupakan
rasa percaya diri.(Mardani, 2010). Personal komponen yang penting bagi pria dan
hygiene genitalia merupakan pemiliharaan wanita. Khususnya bagi wanita karena
kebersihan dan kesehatan individu yang wanita memiliki sistim reproduksi yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sensitive terhadap suatu penyakit bahkan
sehingga terhindar dari gangguan alat keadaan penyakit lebih dihubungkan dengan
reproduksi dan mendapatkan kesejahteraan fungsi dan kemampuan terhadap kesehatan
fisik dan psikis serta meningkatkan derajat reproduksinya. Organ reproduksi sangat
kesehatan. (Tapparan, 2013) jarang dibahas karena terkesan tabu dan
Seseorang yang tidak memiliki jorok. Namun sebenarnya vagina perempuan
pemahaman tentang kesehatan reproduksi memiliki fungsi reproduksi melanjutkan
akan cenderung mengabaikan kesehatan keturunan , dengan mengenal dan

JIKK Vol. 7 No.1 Januari 2016 : 8-15 9


mempelajarinya membuat kita menjadi lebih Seluruh siswi kelas X MA
tahu cara merawat organ reproduksi dengan Muhammadiyah Kudus dan bersedia
baik.(Rabita,2010) menjadi responden penelitian ini
Salah satu gangguan klinis dari infeksi berjumlah 30 orang.
atau keadaan abnormal alat kelamin adalah 3. Teknik Pengambilan Sampel
keputihan (leukorrhea / flour albus) Teknik pengambilan sampel (teknik
(Manuaba, 2009). Keputihan (leukorrhea, sampling) dengan Accidental
vaginal discharge) adalah keluarnya sekret / Sampling
cairan dari vagina. Sekret tersebut dapat B. Metode Penelitian
bervariasi dalam konsistensi, warna dan bau. 1. Rancangan Penelitian
Keputihan dapat merupakan suatu keadaan Penelitian ini merupakan penelitian
yang normal (fisiologis) atau sebagai tanda dengan metode observasi analitik
dari adanya suatu penyakit dengan pendekatan potong lintang (
(patologis).Jumlah wanita di dunia yang Cross Sectional). Penelitian Cross
pernah mengalami keputihan sekitar 75% Sectional sering disebut penelitian
sedangkan wanita Eropa yang mengalami transversal, untuk mempelajari
keputihan sebesar 25% dan berdasarkan data dinamika korelasi antara faktor-
dari Badan Kependudukan dan Keluarga faktor risiko dengan efek, dengan
Berencana (BKKBN), untuk wanita cara pendekatan, observasi atau
Indonesia yang mengalami keputihan sekitar pengumpulan data sekaligus pada
75%. Angka ini berbeda tajam dengan Eropa suatu saat ( point time approach).
karena cuaca di Indonesia yang lembab Artinya, tiap subyek penelitian
(Octaviyanti, 2006). Bacterial Vaginosis hanya diobservasi sekali saja dan
(BV) adalah penyebab tersering keputihan pengukuran dilakukan terhadap
patologis (40% - 50% kasus infeksi vagina) status karakter atau variable subyek
(Endang, 2007). pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak
Berdasarkan studi pendahuluan pada berarti bahwa semua subyek
siswi kelas XI Madrasah Aliyah penelitian diamati pada waktu yang
Muhammadiyah Kudus terdapat 8 siswi sama. (Nursalam,2003)
yang mengalami keputihan yang terasa 2. Jenis pengumpulan data
gatal. Hal itu merupakan tanda kecurigaan Pengumpulan data menggunakan
adanya keputihan yang bersifat patologi kuisioner
yang dialami oleh mereka. Peneliti tertarik 3. Instrumen penelitian
untuk melakukan penelitian dengan judul Kuisioner. Data tentang perilaku
Hubungan Perilaku Personal Hygiene personal hygiene genital dan
Genital dengan Kejadian Keputihan pada kejadian keputihan didapat dengan
Siswi MA Muhammadiyah Kudus. cara menyebarkan kuisioner yang
Penelitian ini bertujuan untuk sudah disusun kepada responden.
mengetahui hubungan perilaku personal 4. Pengujian alat ukur
hygiene genital dengan kejadian keputihan a. Uji Validitas
pada siswi MA Muhammadiyah Kudus Konsep validitas menunjukkan
sejauh mana suatu alat
2. METODOLOGI PENELITIAN pengukuran itu mengukur apa
A. Populasi dan Sampel yang ingin diukur .
1. Populasi Pengujian validitas dilakukan
Populasi penelitian ini adalah dengan analisis butir. Untuk
seluruh siswi MA Muhammadiyah menguji validitas pada setiap
Kudus. butir, maka skor yang ada pada
2. Sampel butir yang dimaksud

10 Hubungan Perilaku Personal Hygiene Genital dengan...................... Ika Tristanti, SSiT.M.Kes


dikorelasikan dengan skor untuk meningkatkan derajat
secara keseluruhan. kesehatan, memilihara kebersihan
Dalam penelitian ini, uji diri, meningkatkan rasa percaya
validitas dilaksanakan dengan diri,, menciptakan keindahan, dan
dua cara yaitu validitas isi mencegah timbulnya penyakit.
(content validity) dan validitas Adapun tujuan dari personal
konstruksi ( construct validity). hygiene untuk meningkatkan derajat
Validitas isi dilakukan dengan kesehatan, memilihara kebersihan
merujuk pada teori serta diri, mencegah timbulnya penyakit
mengkonsultasikan daftar penyakit, menciptakan keindahan
pertanyaan kepada para pakar dan meningkatkan rasa percaya
yang mengetahui masalah yang diri.(Mardani, 2010).
sedang diteliti dan validitas Skala yang dipakai : Nominal
konstruksi dengan Perilaku personal hygiene genital
menggunakan rumus korelasi dibagi ke dalam kategori :
product moment Baik, kode : 2
b. Uji reliabilitas Buruk, kode : 1
Uji reliabilitas instrument Skala yang digunakan Nominal
dalam penelitian ini digunakan Keputihan adalah semacam slim
formula koefisien Alpha yang keluar terlalu banyak,
Cronbach. Reliabilitas suatu warnanya putih seperti sagu kental
instrument dapat diterima dan agak kekuning-kuningan. Jika
apabila memiliki koefisien slim atau lendir ini tidak terlalu
reliabilitas minimal 0,5. Hal ini banyak, tidak menjadi persoalan.
berarti bahwa instrument dapat Keputihan adalah nama gejala yang
digunakan sebagai pengumpul diberikan kepada cairan yang di
data yang handal, jika telah keluarkan dari alatalat genital yang
memiliki koefisien reliabilitas tidak berupa darah.Kejadian
besar atau sama dengan 0,5 . keputihan dibedakan menjadi:
Reliabilitas juga mengukur Keputihan .kode : 1
sejauhmana suatu hasil Tidak keputihan , kode : 2
pengukuran relative konstan Skala yang digunakan Nominal
apabila pengukuran diulang dua 7. Variabel Penelitian
kali atau lebih. Variabel dalam penelitian ini
5. Prosedur penelitian: adalah:
1. Tahap persiapan yang meliputi 1. Variabel bebas: perilaku
penyusunan proposal,penentuan personal hygiene genital
instrumen penelitian, perijinan . 2. Variabel terikat: kejadian
2. Tahap pelaksanaan keputihan.
pengumpulan data 8. Teknik Pengolahan dan Analisis
dilaksanakanpada bulan Oktober Data
2015. Pengolahan dan analisis data
3. Tahap analis data dan penulisan menggunakan program komputer
laporan penelitian dilaksanakan melalui tahapan:
pada bulan Oktober 2015. 1. Pengolahan data
6. Definisi Operasional a. Editing data
Perilaku personal hygiene adalah Setiap kuisioner diedit
Perilaku personal hygiene adalah kelengkapan pengisian dan
suatu pamahaman, sikap dan praktik kejelasan hasil
yang dilakukan oleh seseorang pengisiannya.

JIKK Vol. 7 No.1 Januari 2016 : 8-15 11


b.Koding data 3. HASIL PENELITIAN
Setiap informasi yang telah 1. Variabel Perilaku Personal Hygiene
ada terkumpul pada setiap Genital (X)
pernyataan dalam kuisioner Tabel 4.1 menunjukkan dari 30
diberi kode. responden terdapat 6 orang (20%)
c. Penetapan skor dengan perilaku personal hygiene
Untuk variabel independen genital yang buruk dan 24 orang (80 %)
dan dependen masing- mempunyai perilaku personal hygiene
masing diberi skor sesuai genital yang baik.
dengan data dan jumlah
item pernyataan dari tiap- Tabel 4.1: Distribusi Perilaku Personal
tiap variabel. Hygiene Genital
2. Analisis data Frekuensi Persentase
Semua data dari hasil Perilaku 24 80
penyebaran kuisioner diberi baik
skor dan dianalisis dengan Perilaku 6 20
menggunakan uji statistik. uji buruk
statistik yang dapat digunakan Total 30 100
adalah uji Fisher.
Proses perhitungannya akan
dilakukan dengan menggunakan 2. Variabel kejadian keputihan (Y)
alat bantu komputer serial SPSS Tabel 4.2 menunjukkan dari 30
for windows series 20.0 responden terdapat 7 orang (23,33%)
9. Tempat dan waktu Penelitian yang mengalami keputihan dan 23
orang (76,67 %) yang tidak mengalami
a. Tempat Penelitian keputihan.
Lokasi penelitian ini adalah
MA Muhammadiyah Kudus Tabel 4.2.: Distribusi kejadian
b. Waktu Penelitian keputihan
Waktu penelitian dilaksanakan Frekuensi Persentase
pada bulan Oktober 2015
Keputihan 7 23,33
10. Implikasi/Aspek Etik Penelitian Tidak 23 76,67
Sebagai salah satu tanggungjawab keputihan
mendasar bagi peneliti sebelum
Total 30 100
melakukan penelitian, dibuat surat
persetujuan penelitian. Surat
permohonan persetujuan penelitian
3. Hubungan perilaku personal hygiene
disampaikan kepada Kepala MA dengan kejadian keputihan
Muhammadiyah Kudus.Sebelum Tabel 4.3 menunjukkan dari 30
dilakukan penelitian, semua
responden terdapat 18 orang (60%)
responden yang menjadi subyek yang melakukan personal hygiene
penelitian diberi informasi oleh genital dengan baik dan tidak
peneliti tentang rencana dan tujuan
mengalami keputihan , 6 orang ( 20%)
penelitian. Setiap responden diberi yang melakukan personal hygiene
hak penuh untuk menyetujui apakah genital dengan baik dan mengalami
yang bersangkutan bersedia atau keputihan, 1 orang ( 3,33%) yang
menolak untuk menjadi subyek melakukan personal hygiene genital
penelitian dengan cara
dengan buruk dan mengalami keputihan
menandatangani informed consent , 5 orang (16,67%) yang melakukan
atau surat pernyataan yang telah
dipersiapkan oleh peneliti.

12 Hubungan Perilaku Personal Hygiene Genital dengan...................... Ika Tristanti, SSiT.M.Kes


personal hygiene genital buruk tapi tidak (Rahmatika, 2010). Berdasarkan pernyataan
mengalami keputihan. tersebut dapat disimpulkan bahwa
pemakaian antiseptic dan sabun biasa tidak
Tabel 4.3. Tabel silang antara perilaku
dianjurkan, dan dari hasil penelitian
personal hygiene dengan kejadian
diketahui bahwa sebagian besar siswi MA
keputihan
Muhammadiyah Kudus tidak menggunakan
Kejadian keputihan Total bahan tersebut untuk merawat daerah genital
Keputihan Tidak nya.
keputihan Sebaiknya sebelum memakai pakaian
Perilaku 6(20%) 18(60%) 24 dalam daerah genitalia dikeringkan dengan
personal menggunakan tissue atau handuk, sebab jika
hygiene tidak dikeringkan akan menyebabkan
genital pakaian dalam yang dipakai menjadi basah
baik dan lembab. Selain tidak nyaman dipakai,
Perilaku 1(3,33%) 5(16,67%) 6 pakaian dalam yang basah dan lembab
personal berpotensi tumbuhnya bakteri dan jamur.
hygiene Sebagian besar siswi MA Muhammadiyah
genital Kudus selalu mengeringkan daerah genitalia
buruk nya setelah mandi atau cebok agar tidak
Total 7 23 30 membasahi pakaian dalam yang dipakai
Hasil perhitungan uji statistik hubungan sehingga tidak menjadi basah atau lembab
antara perilaku personal hygiene dengan yang akan berpotensi bagi tumbuhnya
kejadian keputihan menggunakan uji fisher bakteri dan jamur(Yanti, 2014).
didapatkan hasil p value sebesar 0,734 Kebersihan daerah kewanitaan juga
dengan derajat kemaknaan 5%. Nilai p value bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian
(0,734 >0,05) sehingga dapat disimpulkan dalam paling tidak sehari dua kali atau
bahwa H0 diterima dan Ha ditolak yang setelah buang air kecil dan air besar,
berarti tidak terdapat hubungan antara terutama bagi wanita aktif dan mudah
perilaku personal hygiene dengan kejadian berkeringat. Pemakaian pakaian dalam
keputihan. sebaiknya menggunakan dari bahan katun
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sehingga dapat menyerap keringat dan
bahwa dari 30 orang responden terdapat 24 membiarkan kulit bernafas. Selain itu
orang yang telah melakukan personal hindari menggunakan pakaian dalam yang
hygiene genital dengan baik. Perilaku terlalu ketat karena selain gerah juga
personal hygiene genital yang baik meliputi menyebabkan peredaran darah tidak lancar
membersihkan daerah genital menggunakan dan menyebabkan kulit susah bernafas dan
air bersih, segera mengganti pakaian dalam akhirnya bisa menyebabkan daerah
jika dirasa kotor, selalu mengganti pakaian kewanitaan menjadi lembab dan
dalam sehabis mandi, menggunakan pakaian teriritasi(Suryati, 2012). Berdasarkan hasil
dalam berbahan katun yang menyerap penelitian pemakaian pakaian dalam oleh
keringat, melakukan cebok dari arah depan siswi MA Muhammadiyah Kudus telah
ke belakang, mengeringkan daerah genital sesuai dengan pernyataan di atas yaitu
dengan tissue atau kain bersih kering, tidak pakaian dalam yang berasal dari bahan katun
memakai panty liner, tidak memakai bedak dan pemakaian pakaian dalam bukan
untuk mencegah keputihan. pakaian yang ketat sehingga bisa menyerap
Penggunaan anti septic dan sabun biasa keringat dan tidak lembab.
dapat mempengaruhi pH vagina sehingga Cara membersihkan daerah kewanitaan
flora normal terganggu, akibatnya vagina yang terbaik ialah membasuhnya dengan air
justru menjadi tempat berkembang biaknya bersih. Satu hal yang harus diperhatikan
bakteri dan jamur penyebab keputihan dalam membasuh daerah kewanitaan ,

JIKK Vol. 7 No.1 Januari 2016 : 8-15 13


terutama setelah buang air besar (BAB), oleh jamur. Keberadaan jamur di daerah
yaitu dengan membasuhnya dari arah depan genital bisa disebabkan karena lingkungan
ke belakang (dari vagina ke arah anus), basah atau lembab dalam waktu lama dan
bukan sebaliknya. Karena apabila terbalik hal itu bisa terjadi karena perilaku personal
arah membasuhnya, maka kuman dari hygiene yang buruk. Selain itu keputihan
daerah anus akan terbawa ke depan dan juga bisa disebabkan oleh kelelahan yang
dapat masuk ke dalam vagina. Pada saat berlebih serta stress atau tekanan yang berat
membersihkan alat kelamin, tidak perlu dapat memperparah keluhan yang dialami.
dibersihkan dengan cairan pembersih atau Terdapat 23 orang (76,67%) yang tidak
cairan lain dan douche karena cairan mengalami keputihan atau hanya mengalami
tersebut akan semakin merangsang bakteri keputihan yang sifatnya fisiologis yang
yang menyebabkan infeksi. Apabila terjadi sebelum periode menstruasi di setiap
menggunakan sabun, sebaiknya gunakan bulannya.
sabun yang lunak (dengan pH 3,5), misalnya Hasil perhitungan uji statistik hubungan
sabun bayi yang biasanya ber-pH netral. antara perilaku personal hygiene dengan
Setelah memakai sabun, hendaklah dibasuh kejadian keputihan menggunakan uji fisher
dengan air sampai bersih (sampai tidak ada didapatkan hasil p value sebesar 0,734
lagi sisa sabun yang tertinggal), sebab bila dengan derajat kemaknaan 5%. Nilai p value
masih ada sisa sabun yang tertinggal malah (0,734 >0,05) sehingga dapat disimpulkan
dapat menimbulkan penyakit. Setelah bahwa H0 diterima dan Ha ditolak yang
dibasuh, harus dikeringkan dengan handuk berarti tidak terdapat hubungan antara
atau tissue, tetapi jangan digosok-gosok. perilaku personal hygiene dengan kejadian
Dengan menjaga kebersihan tubuh dapat keputihan. Hal ini berarti kejadian keputihan
memberikan kesegaran bagi tubuh dan yang dialami oleh siswi tidak disebabkan
memperlancar peredaran darah. Sebagian oleh perilaku personal hygiene yang buruk
besar siswi MA Muhammadiyah Kudus melainkan oleh sebab yang lain , antara lain
telah mengetahui cara cebok yang benar kelelahan, tekanan yang berat ataupun
yaitu dari arah depan ke belakang dengan kekurangpahaman siswi tentang tanda gejala
tujuan untuk meminimalisir perpindahan keputihan dan penyebabnya.
kuman dan bakteri dari anus ke daerah
genital. 4. SIMPULAN
Terdapat 6 orang responden yang 1. Terdapat 6 orang (20%) dengan perilaku
melakukan personal hygiene genital dengan personal hygiene genital yang buruk dan
buruk terutama adalah tidak mengeringkan 24 orang (80 %) mempunyai perilaku
daerah genital sehabis buang air kecil, buang personal hygiene genital yang baik.
air besar dan mandi, masih memakai sabun 2. Terdapat 7 orang (23,33%) yang
untuk membersihkan daerah genital, masih mengalami keputihan dan 23 orang
memakai panty liner. Kebiasaan buruk (76,67 %) yang tidak mengalami
tersebut dapat menyebabkan risiko tumbuh keputihan.
kembang bakteri dan jamur di daerah genital 3. Berdasarkan uji fisher didapatkan hasil p
yang akan memicu keputihan. value sebesar 0,734 dengan derajat
Keputihan adalah keluarnya cairan kemaknaan 5%. Nilai p value (0,734
selain darah dari liang vagina diluar >0,05) sehingga dapat disimpulkan
kebiasaan, baik berbau maupun tidak berbau bahwa H0 diterima dan Ha ditolak yang
dan disertai rasa gatal didaerah genitalia. berarti tidak terdapat hubungan antara
Dari 30 orang responden terdapat 7 orang perilaku personal hygiene dengan
(23,33%) yang mengalami keputihan yang kejadian keputihan
terasa gatal dan sedikit berbau. Keputihan
yang terasa gatal dan sedikit berbau
merupakan tanda keputihan yang disebabkan

14 Hubungan Perilaku Personal Hygiene Genital dengan...................... Ika Tristanti, SSiT.M.Kes


Kepada pihak sekolah Rabita. Tingkat pengetahuan remaja putri
Agar meningkatkan pemberian tentang perawatan alat genitalia di SMA
informasi tentang kesehatan reproduksi Al-Azhar [Tesis]. Medan: Universitas
termasuk mengenai keputihan agar siswi Sumatera Utara; 2010.
dapat mencegah dan mendeteksi sejak dini
Rahmatika. Pengaruh pengetahuan dan sikap
adanya gejala dari penyakit.
tentang personal hygiene menstruasi
Tenaga Kesehatan
terhadap tindakan personal hygiene
Agar mengintensifkan pemberian
remaja putri di SMK Negeri 8 [Tesis].
penyuluhan kesehatan khususnya tentang
Medan: Universitas Sumatera Utara:
penyakit reproduksi kepada remaja agar 2010.
remaja dapat menghindari penyebab dan
mendeteksi awal adanya kelainan. Sandriana, dkk. Perilaku Personal Hygiene
Genitalia Santriwati di Pesantren Ummul
5. DAFTAR PUSTAKA Mukminin Makassar Sulawesi Selatan.
Andira D,( 2010). Seluk beluk kesehatan Makassar: Repository Universitas
reproduksi wanita,Jogjakarta:A. PLUS Hassanudin; 2014
BOOKS
Tapparan, F, Lampus, S, Pandelaki, J.
Endang, S. W. 2007. Wanita dan Keputihan Gambaran perilaku kebersihan organ
Serta Penyebabnya. genitalia eksterna siswi kelas menengah
http://www.balipost.co.id/Balipostcetak/ atas Negeri 1 Kawangkoan. Jurnal
2007/2/25/kel2.html. Diakses pada Kedokteran Dan Tropik. 2013
tanggal 11 Mei 2014
Suryati. B. Perilaku kebersihan remaja saat
Isroin. L, dan Andarmoyo.S. (2012). Personal mentruasi. Jurnal Healt Quality. 2012;
Hygiene : Konsep, Proses, dan Aplikasi 3(1): 54-65.
dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta Wakhidah, U, Wijayanti. Hubungan tingkat
: Graha Ilmu.
pengetahuan remaja putri tentang infeksi
Kozier, Erb. 2009. Buku ajar praktik genitalia eksterna dan perilaku vulva
keprawatan klinis: ed 5. Jakarta: EGC. hygiene kelas XI di Man 1 Surakarta.
Jurnal Kebidanan. 2014
Mardani, A, Aris, A, Priyoto. Hubungan
pengetahuan kesehatan reproduksi Yanti, S, Agrina, Elita, V. Hubungan
remaja putri dengan perilaku personal pengetahuan remaja putri tentang
hygiene menstruasi di Desa Kumpul menstruasi terhadap perilaku higienis
Kecamatan Sarirejo Kabupaten pada saat menstruasi. Jom Psik. 2014;
Lamongan. Surya. 2010 1(2): 34-42.
Perry, potter. 2006. Fundamental keprawatan:
konsep,proses, dan praktik. Jakarta:
EGC.

JIKK Vol. 7 No.1 Januari 2016 : 8-15 15

Anda mungkin juga menyukai

  • ISK Adria
    ISK Adria
    Dokumen24 halaman
    ISK Adria
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • PR 1 Raesya
    PR 1 Raesya
    Dokumen8 halaman
    PR 1 Raesya
    raesyananta
    Belum ada peringkat
  • Bimbs 4 - Status Epileptikus
    Bimbs 4 - Status Epileptikus
    Dokumen25 halaman
    Bimbs 4 - Status Epileptikus
    putrishabrina
    Belum ada peringkat
  • Diare Fix
    Diare Fix
    Dokumen37 halaman
    Diare Fix
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Bronkopneumonia - Paramitha
    Bronkopneumonia - Paramitha
    Dokumen60 halaman
    Bronkopneumonia - Paramitha
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk PDF
    Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk PDF
    Dokumen79 halaman
    Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk PDF
    Fathir
    0% (1)
  • PR 1 Raesya
    PR 1 Raesya
    Dokumen7 halaman
    PR 1 Raesya
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Cover DH Uli
    Cover DH Uli
    Dokumen23 halaman
    Cover DH Uli
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Cover DH Uli
    Cover DH Uli
    Dokumen40 halaman
    Cover DH Uli
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Chi Kun Gunya
    Chi Kun Gunya
    Dokumen7 halaman
    Chi Kun Gunya
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • DR Dini Kedokteran Kerja
    DR Dini Kedokteran Kerja
    Dokumen23 halaman
    DR Dini Kedokteran Kerja
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Tugas DR Shopi
    Tugas DR Shopi
    Dokumen7 halaman
    Tugas DR Shopi
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Cover DH Uli
    Cover DH Uli
    Dokumen40 halaman
    Cover DH Uli
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Translate Jurnal
    Translate Jurnal
    Dokumen5 halaman
    Translate Jurnal
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Asplenia
    Makalah Asplenia
    Dokumen12 halaman
    Makalah Asplenia
    Aryo 'Koes' Putranto
    Belum ada peringkat
  • Referat Hipertensi
    Referat Hipertensi
    Dokumen23 halaman
    Referat Hipertensi
    Iche Juwice
    Belum ada peringkat
  • MENU Makanan
    MENU Makanan
    Dokumen3 halaman
    MENU Makanan
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Contoh Laporan Pengmas Ko Ass Kedkom
    Contoh Laporan Pengmas Ko Ass Kedkom
    Dokumen22 halaman
    Contoh Laporan Pengmas Ko Ass Kedkom
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Pertanyaan Imunisasi
    Pertanyaan Imunisasi
    Dokumen27 halaman
    Pertanyaan Imunisasi
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Tien KIPI7360 PDF
    Tien KIPI7360 PDF
    Dokumen26 halaman
    Tien KIPI7360 PDF
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Dadrs
    Dadrs
    Dokumen31 halaman
    Dadrs
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Imun
    Imun
    Dokumen48 halaman
    Imun
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • SH (Status Ujian)
    SH (Status Ujian)
    Dokumen38 halaman
    SH (Status Ujian)
    Andry Yonatha
    Belum ada peringkat
  • Tien KIPI7360 PDF
    Tien KIPI7360 PDF
    Dokumen26 halaman
    Tien KIPI7360 PDF
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Dss
    Dss
    Dokumen2 halaman
    Dss
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • BRPN
    BRPN
    Dokumen16 halaman
    BRPN
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Case Report Ortho Fix Banget
    Case Report Ortho Fix Banget
    Dokumen23 halaman
    Case Report Ortho Fix Banget
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Bukti
    Bukti
    Dokumen29 halaman
    Bukti
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat
    Cover Referat
    Dokumen1 halaman
    Cover Referat
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat
  • Tuberkulosis
    Tuberkulosis
    Dokumen1 halaman
    Tuberkulosis
    Annisa Kartikasari
    Belum ada peringkat