Indonesia
Proposal Skrispi
Oleh:
Gabriel Pierre
15/382014/EK/20595
Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan
dan manfaat penelitian, serta ruang lingkup dan batasan penelitian.
Kehadiran orangtua dalam masa awal kelahiran seorang anak merupakan hal
yang sangat penting. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa secara fisik dan mental,
kehadiran orangtua dapat menjadikan seorang anak akan menjadi sehat nantinya.
Contohnya melalui pemberian asi perdana. Di Indonesia hal ini diatur dalam UU
Ketenagakerjaan dimana didalamnya memuat lama waktu cuti bagi orangtua Pasal 82
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Kebijakan mengenai hal tersebut
merupakan salah satu kebijakan publik di Indonesia atau dengan kata lain
pemerintahlah yang mengatur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengambil
cuti bagi suami dan istri dalam konteks cuti melahirkan.
Pada 2016, hasil riset Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa angka
kematian bayi (AKB) mencapai 25,5. Artinya, ada sekitar 25,5 kematian setiap 1.000
bayi yang lahir. Selama beberapa tahun terakhir, AKB Indonesia berangsur-angsur
mengalami penurunan. Bahkan, perkembangan AKB di Indonesia cukup
menggembirakan dalam waktu 20 tahun terakhie yang menunjukkan tren menurun.
Pasalnya, pada 1991 AKB pernah mencapai angka 68. Namun demikian, AKB di
Indonesia masih termasuk tinggi dibandingkan dengan negara tetangga seperti
Malaysia dan Singapura yang sudah di bawah 10 kematian per 1.000 kelahiran bayi.
Kematian bayi merupakan salah satu indikator sensitif untuk mengetahui derajat
kesehatan suatu negara dan bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa.
Tingginya kematian bayi pada usia hingga satu tahun menunjukkan masih rendahnya
kualitas sektor kesehatan di negara tersebut.
Salah satu hal yang dapat membantu untuk menurunkan angka kematian anak
melalui kebijakan cuti parental yang diterapkan oleh pemerintah. Namun, di
Indonesia sendiri memiliki waktu cuti melahirkan yang relatif sedikit dibandingkan
dengan negara lainnya. Merujuk pada data Qerja.com negara Singapura memberikan
cuti melahirkan sebanyak 56 hari, negara Malaysia 60 hari dan negara Thailand
sebanyak 90 hari, negara Vietnam menjadi negara yang paling banyak memberikan
cuti melahirkan yaitu 180 hari. Secara intuitif, dengan semakin banyaknya waktu cuti
melahirkan yang diberikan kepada suami dan istri bertujuan untuk memberikan waktu
yang lebih fleksibel untuk suami dan istri dalam rangka merawat dan menjaga anak
mereka di awal kelahirannya.
Penelitian mengenai efek dari parental leave (cuti melahirkan) telah dilakukan
dibeberapa negara yang memiliki concern terhadap kesehatan anak, khususnya
dibawah 1 tahun seperti Swedia dan Australia. Hasil studi tentang pengaruh cuti
melahirkan terhadap kesehatan anak yang sebelumnya telah dilakukan pun masih
menimbulkan perdebatan. Waktu yang diberikan kepada orangtua melalui cuti
melahirkan akan meningkatkan waktu kebersamaan orangtua dalam merawat
anaknya, misalnya ibu jadi lebih mudah dan fleksibel dalam menyusui bayinya
dengan memberikan asi eksklusif, ayah pun menjadi memiliki waktu untuk
menimang-nimang buah hatinya, mengganti popok, memandikan dan membacakan
bedtime stories. Disisi lain, terkait upah bagi orangtua, ketika orangtua mengambil
cuti libur dan tetap harus digaji tanpa perlu melakukan kerja hal ini akan
membebankan pada perusahaan dan dapat mengganggu iklim bisnis. Sedangkan
kebijakan anggaran saat ini kurang memungkinkan bagi pemerintah untuk
mensubsidi penuh. Alternatifnya dapat dengan melakukan pengurangan gaji (payroll
deductions) dari para karyawan di perusahaan terkait untuk mendanai cuti
melahirkan.
Peneliti tertarik untuk mengangkat topik dengan argumen awal dimana untuk
argumen selanjutnya peneliti berharap dapat menjadi penelitian yang dapat
dilakuakan oleh siapapun mengingat hal tersebutu juga menjadi salah satu isu yang
cukup baik untuk diangkat di Indonesia. Melalui beberapa fakta diatas, peneliti
tertarik untuk mengangkat topik ini menjadi sebuah penelitian. Hal ini juga
berkaitan dengan kebijakan publik yang mengatur peraturan untuk cuti melahirkan.
Semakin meningkatnya lama waktu cuti melahirkan akan memiliki dampak pada
kesehatan anak. Penelitian yang akan dilakukan kali ini mencoba menganalisis
hubungan cuti melahirkan dan kesehatan anak di Indonesia.
Motivasi Penelitian
Penelitian ini diharapkan menjadi pionir penelitian yang menjelaskan
hubungan ketenagakerjaan melalui regulasi pemerintah yaitu cuti melahirkan bagi
suami-istri dan salah satu tema dari ekonomi kesehatan yaitu kesehatan anak. Akan
sangat disayangkan jika penelitian seperti ini tidak ada/ tidak dilanjutkan karena hal
ini sangat berpengaruh luas tidak hanya untuk menjawab rumusan masalah yaitu
mengenai hubungan antara cuti melahirkan dan kesehatan anak.
Secara luas dampak dari penelitian ini dapat memberikan insight baru
mengenai dampak yang terjadi pada kesehatan anak tidak hanya akses kesehatan atau
teknologi kesehatan ketika anak tersebut lahir atau dari vitamin yang diberikan
kepada anak tersebut sedari lahir. Namun ada hal yang bersifat sangat personal yang
juga tak kalah pentingnya dengan variabel-variabel tadi yaitu kehadiran orangtua di
awal masa kelahiran sang buat hati.
Manfaat lain yang mungkin tidak akan nampak jika penelitian ini tidak
dilakukan adalah mengenai kesetaraan gender dimana mindset bahwa ketika seorang
ibu melahirkan hanya wanitalah yang dapat memperoleh hak untuk cuti dan
mengurusi anaknya. Peran suami adalah tetap bekerja agar dapat menafkahi istri
padahal menurut studi terdahulu peran suami dalam merawat anak di awal kelahiran
sangat penting seperti mengganti popok, membantu menggendong anak karena dapat
meringatkan beban istri dan menyanyikan lagu ketika anak akan tidur yang berguna
untuk kesehatan mental anak tersebut.
Kontribusi Penelitian
Penulis membagi kontribusi dari penelitian ini menjadi tiga bentuk yaitu:
kontribusi praktis, kontribusi teoritis dan kontribusi kebijakan. Kontribusi praktis
yang dapat diberikan oleh penelitian ini adalah bahwa di Indonesia masalah mengenai
cuti melahirkan masih dipandang sebelah mata dimana biasanya cuti melahirkan
dikaitkan bagi seorang wanita saja.
Peran suami sebagai komponen penting unit keluarga terkadang diabaikan
sehingga cuti ayah pun menjadi hal yang penting. Dengan penelitian ini diharapkan
dapat mengubah mindset masyarakat secara umum dan pemangku kebijakan secara
khusus mengenai peran dari cuti orangtua baik istri maupun suami karena memiliki
dampak baik kesehatan anak dan hubungan mereka sebagai orangtua.
Penilitian ini diharapkan juga akan memberikan kontribusi secara teoritis
karena sejatinya masih belum ada penelitian mengenai cuti melahirkan dan
dampaknya secara langsung dengan kesehatan anak. Dengan hadirnya penelitian ini
diharapkan dapat menambah kazanah wawasan mengenai bagaimana peran cuti
melahirkan yang dapat menghadirkan peran dari orangtua dalam mengawasi
perkembangan anak diawal kelahirannya. Jika diteruskan kedepannya harapannya
akan menambah perbendaharaan jurnal ekonomi kesehatan di Indonesia yang dilihat
dari perspektif ketenagakerjaan.
Kontribusi kebijakan yang bisa diberikan oleh penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah nantinya kebijakan publik cuti melahirkan baik bagi istri maupun
suami dapat dikaji ulang menjadi salah satu kebijakan prioritas karena dampak dari
kebijakan ini sangat luas. Salah satu program yang dibawa ketika kampanye pasangan
gubernur DKI Jakarta Anies-Sandi adalah menambah lama cuti ayah ketika istri
melahirkan. Harapan penulis kedepannya agar penelitian ini dapat menjadi bahan
rujukan untuk memperkirakan seberapa waktu yang tepat dalam mempertimbangkan
kebijakan tersebut agar disisi lain tidak juga membebani perusahaan tempat suami
dan istri tersebut bekerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Hipotesis
Berdasarkan penelitian acuan yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti
memiliki hipotesis pada masa pensiun. Peneliti menguji hipotesis pada cuti
melahirkan seperti berikut:
H0: Cuti melahirkan memiliki hubungan dan efek positif terhadap kesehatan
anak
H1: Cuti melahirkan memiliki hubungan dan efek negatif terhadap kesehatan
anak
BAB III
DATA DAN METODOLOGI
3.1. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indonesian Family Life
Survey (IFLS). IFLS adalah sebuah survey level mikro jangka panjang yang terus
dilakukan secara periodik di Indonesia. Data sampel yang dimiliki oleh IFLS
mewakili 83% dari keseluruhan penduduk Indonesia dan berisikan 30.000 individu
yang tinggal di 13 provinsi yang ada di Indonesia. Dari enam laporan survey yang
telah dipublikasikan (IFLS1, IFLS2, IFLS2+, IFLS3, IFLS4, IFLS5), penelitian ini
menggunakan IFLS4 dan IFLS5 sebagai sumber data dalam proposal ini. Alasan
pemilihan keduanya, karena lebih relevan dan aktual dengan kejadian sekarang.
Lebih lanjut, penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang digunakan
dalam model, yaitu variabel childhealth, maritalstatus, breastfeeding, parental leave,
wage, dan parentalhealthhistory yang berasal dari kedua sumber data, baik IFLS4
maupun IFLS5. Secara keseluruhan, jumlah observasi yang kami peroleh sebanyak
11.767, dimana berasal dari hasil penggabungan IFLS4 dan IFLS5. Studi ini
mendefinisikan jenis data yang diteliti sebagai Pooling Cross Section. Berikut adalah
model yang diteliti, dengan research question: bagaimana pengaruh Parental Leave
(Cuti melahirkan bagi suami dan istri) terhadap kesehatan anak
Daftar Pustaka
American Academy of Pediatrics Work Group on Breast-feeding, 1997. Breast-
feeding and the use of human milk. Pediatrics 100, 10351039.
Broadway, Barbara. 2015. The effect of paid parental leave on child health in
Australia. IZA Discussion Paper no. 8978
Blau, D.M., Guilkey, D.K., Popkin, B.M., 1996. Infant health and the labor supply of
mothers. Journal of Human Resources 31, 90139.
Currie, J. (2009). Healthy, wealthy, and wise: Socioeconomic status, poor health in
childhood, and human capital development. Journal of Economic Literature
47(1), 87122.
Currie, J., M. Stabile, P. Manivong, and L. L. Roos (2010). Child health and young
outcomes. Journal of Human Resources 45(3), 517548
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/25/meski-menurun-angka-
kematian-bayi-di-indonesia-masih-tinggi
Gielen, A.C., Fadden, R.R., OCampo, P., Brown, H., Paige, D.M., 1991. Maternal
employment during the early postpartum period: effects of initiation and
continuation of breast-feeding. Pediatrics 87, 298305
Grossman, M., 1972. On the concept of health capital and the demand for health.
Journal of Political Economy 80, 223255.
Ruhm, C. J. (2000). Parental leave and child health. Journal of Health Economics
19(6), 93196
Seltzer, J. A. (1994). "Consequences of Marital Dissolution for Children." Annual
Review of Sociology 20: 235-266.
World Health Organization, Health for All Data Base: European Region, 1997,
downloaded from http:/www.who.dk/country.htm.
LAMPIRAN
Variabel Keterangan
Buku Sesi Kode Pertanyaan Formulasi
Dependent
Childhealth 5 MAA B5_ MAA0a Secara umum bagaimana keadaan
kesehatan [NAMA ANAK] saat ini?
1: Sehat sekali, 2: Cukup sehat, 3:
Kurang sehat, 4: Tidak sehat
Treatment
Waktu luang 4 CH B4_CH20h Selama 40 hari pertama setelah anak
orangtua Ibu/Sdr lahir,apakah Ibu ditemani
melalui cuti anggota keluarga yang membantu
melahirkan kelahiran (suami)?
1: Ya, 3: Tidak
Control
Riwayat 3B CD B3B_CD01 ApakahDokter/Paramedis/Perawat/Bidan
kesehatan pernah mengatakan/memberikan
orangtua diagnosa bahwa Ibu/Bapak/Sdr
memiliki/menderita []?
A. Cacat anggota badan 3: Ya, 1: Tidak
B. Kerusakan otak 3: Ya, 1: Tidak
C. Penglihatan tidak sempurna 3: Ya, 1:
Tidak
D. Pendengaran tidak sempurna 3: Ya,
1: Tidak
E. Bicara tidak sempurna 3: Ya, 1: Tidak
F. Keterbelakangan Mental 3: Ya, 1:
Tidak
G. Masalah Jantung 3: Ya, 1: Tidak
H. Masalah Psikis 3: Ya, 1: Tidak
I. Autis 3: Ya, 1: Tidak
Pendapatan K AR BK_AR15b Berapa jumlah pendapatan yang
diperoleh
dari bekerja selama 12 bulan terakhir
Pemberian 4 BF B4_ BF04 Apakah Ibu/Sdr pernah menyusui []
ASI meskipun hanya sebentar?1: Ya, 3:
Tidak
Status 3A Cov B3A_COV Status Pernikahan?
pernikahan 1: Tidak menikah; 2: Menikah; 3:
Berpisah; 4: Cerai; 5: Duda/Janda;
6: Cohabitate