Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUKURAN

PENGUKURAN TEGANGAN DC, FREKUENSI DAAN AMPLITUDO


MENGGUNAKAN OSILOSKOP

Disusun oleh :
Nama : Nindia Putri Prihantini
NIM : 011500420
Prodi : Teknokimia Nuklir
Semester :5
Mata kuliah : Praktikum Teknik Pengukuran
Kelompok :1
Rekan kerja : 1. Friscilla Hermatasia
2. Gregorios Abraham Geotirta
3. Ragil Yuanita
4. Siska Hardiani
Asisten : Suyatno, M. Eng

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2017
OSILOSKOP DAN FUNCTION GENERATOR
1.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian bagian osiloskop dan function generator
beserta fungsinya
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari osiloskop dan function generator
3. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari osiloskop dan function generator
4. Mahasiswa dapat memahami penggunaan osiloskop dan function generator

1.2 Dasar Teori


1.2.1 Osiloskop
1.2.1.1 Pengenalan Osiloskop
Osiloskop atau sering dikenal dengan CRO (Cathode-Ray Oscilloscope = osiloskop
sinar katoda) merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik, beserta
frekuensi dan fasenya, sekaligus menampilkan bentuk sinyal dari tegangan tersebut.
Multimeter dapat juga digunakan untuk mengatur tegangan, namun tidak dapat dipakai untuk
mengamati bentuk dari sinyal tegangan. Di sinilah keunggulan penggunaan CRO
dibandingkan multimeter.
Namun yang harus diperhatikan, nilai tegangan yang terukur dari multimeter
merupakan nilai efektifnya (Veff), sedangkan nilai tegangan yang terukur dari CRO
merupakan nilai puncak (Vpeak), dimana :

2
Pada dasarnya, CRO merupakan pengeplot (plotter) yang menampilkan bentuk sinyal
terhadap waktu (untuk single trace) atau terhadap sinyal lain (untuk dual trace). Karena
menampilkan bentuk sinyal terhadap waktu, maka osiloskop umumnya dipakai untuk
mengamati watak dinamis dari sinyal suatu tegangan.

1.2.1.2 Fungsi Osiloskop


1. Untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik.
2. Untuk melihat bentuk gelombang kotak dari tegangan
3. Untuk menganalisis gelombang dan fenomena lain dalam rangkaian elektronika
4. Dapat melihat amplitudo tegangan, periode, frekuensi dari sinyal yang tidak diketahui
5. Untuk melihat harga-harga momen tegangan dalam bentuk sinus maupun bukan sinus
6. Digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap
waktu, yang ditampilkan pada layar
7. Mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
8. Mengukur keadaan perubahan aliran (phase) dari sinyal input
9. Mengukur Amlitudo Modulasi yang dihasilkan oleh pemancar radio dan
generator pembangkit sinyal
10. Mengukur tegangan AC/DC dan menghitung frekuensi

1.2.1.3 Fungsi Bagian Tombol Osiloskop

Gambar 1. Osiloskop

3
Tombol/Sakelar Kontrol dan Indikator Osiloskop berdasarkan gambar diatas adalah seperti
berikut ini :
1. TOMBOL POWER ON/OFF : Untuk menghidupkan dan mematikan Osiloskop
2. LAMPU INDIKATOR : Indikasi Osiloskop dalam keadaan ON (lampu Hidup) atau
OFF (Lampu Mati)
3. ROTATION : Untuk mengatur posisi tampilan garis pada layar agar tetap berada pada
posisi horizontal. Untuk mengatur rotation ini, biasanya harus menggunakan obeng untuk
memutarnya.
4. INTENSITY : Untuk mengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar mudah
dilihat.
5. FOCUS : Untuk mengatur penampilan bentuk gelombang sehingga tidak kabur
6. CAL : Untuk kalibrasi tegangan peak to peak (VPP) atau tegangan puncak ke puncak.
7. POSITION : Untuk mengatur posisi Vertikal (masing-masing Saluran/Channel memiliki
pengatur POSITION).
8. INV (INVERT) : Saat tombol INV ditekan, sinyal Input yang bersangkutan akan
dibalikan.
9. SAKELAR VOLT/DIV : Untuk memilih besarnya tegangan per sentimeter (Volt/Div)
pada layar Osiloskop. Umumnya, Osiloskop memiliki dua saluran (dual channel) dengan
dua Sakelar VOLT/DIV. Biasanya tersedia pilihan 0,01V/Div hingga 20V/Div.
10. VARIABLE : Untuk mengatur kepekaan (sensitivitas) arah vertikal pada saluran atau
Channel yang bersangkutan. Putaran Maksimum Variable adalah CAL yang berfungsi
untuk melakukan kalibrasi Tegangan 1 Volt tepat pada 1cm di Layar Osiloskop.
11. AC DC : Pilihan AC digunakan untuk mengukur sinyal AC, sinyal input yang
mengandung DC akan ditahan/diblokir oleh sebuah Kapasitor. Sedangkan pada pilihan
posisi DC maka Input Terminal akan terhubung langsung dengan Penguat yang ada di
dalam Osiloskop dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar Osiloskop.
12. GND : Jika tombol GND diaktifkan, maka Terminal INPUT akan terbuka, Input yang
bersumber dari penguatan Internal Osiloskop akan ditanahkan (Grounded).
13. VERTICAL INPUT CH-1 : Untuk Saluran1 (Channel 1)
14. VERTICAL INPUT CH-2 : Untuk Saluran 2 (Channel 2)
15. SAKELAR MODE : Terdiri dari 4 pilihan yaitu CH1, CH2, DUAL dan ADD.
CH1 = Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 1 (Channel 1).
CH2 = Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 2 (Channel 2).

4
DUAL = Untuk menampilkan bentuk gelombang Saluran 1 (CH1) dan Saluran 2 (CH2)
secara bersamaan.
ADD = Untuk menjumlahkan kedua masukan saluran/saluran secara aljabar. Hasil
penjumlahannya akan menjadi satu gambar bentuk gelombang pada layar.
16. x10 MAG : Untuk pembesaran (Magnification) frekuensi hingga 10 kali lipat.
17. POSITION : Untuk penyetelan tampilan kiri-kanan pada layar.
18. XY : Pada fungsi XY ini digunakan, Input Saluran 1 akan menjadi Axis X dan Input
Saluran 2 akan menjadi Axis Y.
19. SAKELAR TIME/DIV : Untuk memilih skala besaran waktu dari suatu periode atau
per satu kotak cm pada layar Osiloskop.
20. TOMBOL CAL (TIME/DIV) : Untuk kalibrasi TIME/DIV
21. VARIABLE : Fungsi Variable pada bagian Horizontal adalah untuk mengatur kepekaan
(sensitivitas) TIME/DIV.
22. GND : GND merupakan Konektor yang dihubungkan ke Ground (Tanah).
23. TOMBOL CHOP DAN ALT :
CHOP adalah menggunakan potongan dari saluran 1 dan saluran 2.
ALT atau Alternate adalah menggunakan saluran 1 dan saluran 2 secara bergantian.
24. HOLD OFF : Untuk mendiamkan gambar pada layar osiloskop.
25. LEVEL atau TRIGGER LEVEL : Untuk mengatur gambar yang diperoleh menjadi
diam atau tidak bergerak.
26. TOMBOL NORM dan AUTO
27. TOMBOL LOCK
28. SAKELAR COUPLING : Menunjukan hubungan dengan sinyal searah (DC) atau bolak
balik (AC).
29. SAKELAR SOURCE : Penyesuai pemilihan sinyal.
30. TRIGGER ALT
31. SLOPE
32. EXT : Trigger yang dikendalikan dari rangkaian di luar Osiloskop.

A. Layar Osiloskop
B. Trace, garis yang digambar oleh Osiloskop yang mewakili sinyal
C. Garis Grid Horizontal
D. Garis Grid Vertical
E. Garis Tengah Horizontal dan Vertikal

5
1.3.1.4 Cara Kerja Osiloskop
Bagian utama dari sebuah CRO adalah tabung sinar katoda (CRT = Cathode-Ray Tube),
sehingga disebut sebagai osiloskop sinar katoda. Komponen CRT adalah pistol elektron ( Electron
Gun), pelat pembelok, layar pendar dan tabung kaca pembungkus (lihat gambar 2). Pistol
Elektron akan menembakkan berkas elektron ke arah layar pendar, sehingga nampak di layar
sebagai pendaran sinar ketika elektron menabrak layar. Pada pistol elektron, berkas eletron ini
berasal dari katoda yang dipanasi sehingga elektron dapat melepaskan diri dari atom-atom
material katoda, selanjutnya elektron akan bergerak dipercepat ke arah anoda akibat beda
tegangan yang diberikan antara katoda dan anoda, dari sinilah istilah sinar katoda berasal.

Gambar 2. Rangkaian Kerja CRO atau Osiloskop


Setelah lepas dari pistol elektron, berkas elektron bergerak menuju layar pendar akibat
energi kinetik yang dimilikinya. Sebelum mencapai layar pendar, berkas elektron akan
bertemu dengan dua pasang lempeng pembelok, yaitu sepasang lempeng pembelok arah
vertikal dan sepasang lempeng pembelok arah horizontal. Lempeng pembelok ini berupa
logam yang diberi tegangan, sehingga elektron akan berbelok ketika melewati medan listrik
yang dibangkitkan oleh lempeng ini. Lempeng pembelok arah vertikal dihubungkan dengan
pengua vertikal yang tersambung dengan jalur masukan sinyal, sehingga simpangan pada
arah vertikal dari berkas elektron akan mengikuti bentuk simpangan dari sinyal yang masuk
ke CRO. Besarnya penguatan dapat diatur oleh pengguna CRO melalui tombol VOLT/DIV.
Lempeng pembelok arah horizontal dihubungkan dengan penguat horizontal yang
tersambung dengan generator basis waktu (time base generator) atau disebut juga generator
sapuan (sweep generator) milik CRO. Generator sapuan ini membangkitkan sinyal berbentuk

6
gigi gergaji sehingga beda tegangan antar lempeng pembelok horizontal mengalami kenaikan
beda tegangan secara linear, kemudian jatuh ke nilai nol dan kembali naik secara linear.
Bentuk sinyal ini menyebabkan berkas elektron akan menyapu layar dari tepi kiri ke tepi
kanan layar, kemudian kembali terulang secara terus menerus. Besarnya penguatan pada arah
horizontal ini dapat diatur dengan pengguna CRO melalui tombol TIME/DIV.
Apabila snyal masukannya bersifaf periodik, tampilan yang stabil di layar CRT dapat
dimunculkan dengan memulai sapuan horizontal pada titik yang sama di layar. Untuk
melakukan ini, sampel dari sinyal masukan diteruskan ke rangkaian pemicu (trigger circuit)
yang akan memicu pulsa yang digunakan untuk menyalakan generator sapuan yang
selanjutnya akan memulai sapuan arah horizontal dari arah kiri layar.

1.2.1.5 Cara Penggunaan Osiloskop


Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel
dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Hal hal yang perlu diperhatikan
antara lain adalah:
Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan), disamping untuk
kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.
2. Memastikan probe dalam keadaan baik.
3. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
4. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada posisi
tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang
besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x
(peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
5. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
6. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
7. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
8. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
Sebelum menghubungkan tombol power pada osiloskop, yakinkan bahwa tombol power
dalam keadaan off. Kemudian hubungkan sumber power, hidupkan dan lakukan waktu
pemanasan satu sampai lima menit sebelum membuat penyesuaian/ stabil.

7
1.2.1.6 Perawatan Osiloskop
Pekerjaan perawatan osiloskop tidak terlepas dari menjaganya agar aman (bagi
pemakai dan alat), terhindar dari kerusakan, tetap akurat dan memiliki usia pemakaian yang
lebih lama, maka hal-hal teknis yang perlu dilakukan adalah :
a. Jangan menggunakannya ketika casing-nya terbuka.
b. Selalu digunakan pada jala-jala listrik yang memiliki 3 kabel (outlet 3 kabel) di mana salah
satunya adalah kabel ground dengan grounding yang mantap.
c. Jangan menghubungkan probe osiloskop dengan bagian yang panas.
d. Jangan menutup lubang ventilasi osiloskop, dan ketika osiloskop digunakan, pastikan
sirkulasi udara ventilasi tersebut lancar.
e. Jangan mengenakan tegangan yang melebihi 400 volt dc atau p-p. 9
f. Hindarkan dari terkena cahaya matahri langsung, kelmbaban dan suhu tinggi, getaran
mekanik, serta medan magnet dan medan listrik kuat (motor, power supply besar,
transformator).
g. Dalam penggunaannya, ground pada probe harus selalu dekat dengan titik yang
diukur/dideteksi (agar terhindar dari efek looping).
h. Selalu memeriksa trace rotation, probe, dan ketepatan kalibrasi dengan cara yang benar.

1.2.1.7 Pengukuran Tegangan dan Pengukuran Tegangan-Frekuensi


Pengukuran tegangan pada osiloskop dilakukan dengan menghitung jumlah div pada
sumbu vertikal dikali dengan volt/div yang digunakan.

Vpp= div vertikal x volt/div ............(1)

Keterangan :
Vpp = tegangan peak to peak (volt)
div vertikal = div pada skala vertikal
volt/div = skala volt/div yang digunakan

Pengukuran perioda dengan menggunakan skala horizontal pada osiloskop.

T = div horizontal x time/div ............ (2)

8
f = 1/T ............(3)
atau

T = 1/f ............(4)

Keterangan :
T = perioda (sekon)
div horizontal = div pada sumbu horizontal
time/div = skala time/div yang digunakan
f = frekuensi (Hz)
Contoh :
1. 200 Hz 4 Vpp
Data : 4 div vertikal (volt/div = 1)
5 div horizontal (time/div = 1 ms)
Secara Teori :
T = 1/f
= 1/200 = 0,005 sekon
= 5 ms
Secara Praktikum :
T = div horizontal x time/div
= 5 kotak x 1 ms = 5 ms
Hasil Teori sama dengan hasil praktikum
Gambar 3. Contoh pengukuran tegangan-frekuensi

1.2.2 Function Generator


1.2.2.1 Pengenalan Function Generator
Function Generator adalah alat ukur elektronik yang menghasilkan, atau
membangkitkan gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan bentuk
gelombang pulsa.
Function generator terdiri dari generator utama dan generator modulasi. Generator
Utama menyediakan gelombang output sinus, kotak, atau gelombang segitiga dengan
rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 13 MHz. Generator modulasi menghasilkan bentuk
gelombang sinus, kotak, dan segitiga dengan rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 10 kHz.
Generator sinyal input dapat digunakan sebagai

9
Amplitudo Modulation (AM) atau Frequency Modulation (FM). Selubung (envelope) AM
dapat diatur dari 0% sampai 100%; FM dapat diatur frekuensi pembawanya hingga 5%.
Function Generator umumnya menghasilkan frekuensi pada kisaran 0,5 Hz sampai 20 Mhz
atau lebih tergantung rancangan pabrik pembuatnya. Frekuensi yang dihasilkan dapat dipilih
dengan memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi (frequency range).
Amplitudo sinyal yang dapat diatur berkisar antara 0,1V 20 V pp (Volt peak to peak
atau tegangan puncak ke puncak) kondisi tanpa beban, dan 0,1 V 10V pp (Volt peak to peak
atau tegangan puncak ke puncak) dengan beban sebesar 50.

1.2.2.2 Fungsi Function Generator


A. Function Generator Output, Untuk mendapatkan keluaran (output) bentuk gelombang
yang diinginkan.
B. Sweep Generator Output, Untuk mendapatkan ayunan (sweep) bentuk gelombang yang
diinginkan.
C. Frequency Counter, untuk menghitung frekuensi.

1.2.2.3 Fungsi Bagian Tombol Function Generator

Gambar 4. Function Generator

1. Tombol Power : Power switch digunakan pada function generator.

10
2. Power di indicator : LED digunakan untuk menandai ketika power diterapkan atau
digunakan untuk function generator.
3. Range Switch : Range switch ini terdiri dari 7 pushbuton yang berfungsi sebaai adjustment
frekuensi dari 1 Hz s/d 1 MHz
4. Tombol Function : Tiga tombol yang terhubung menyediakan pilihan bentuk gelombang
yang diinginkan, seperti gelombang pulsa,segitiga, segitiga dan sinusoidal.
5. Pengali (Multiplier) : Adalah potensiometer yang digunakan sebagai faktor pengali dengan
range dangan kalibrasi yang tersedia 0,2 s/d 2,0.
6. Duty Kontrol ( Tugas Pengendali ) : Digunakan untuk mengkalibrasi gelombang output
agar mendapatkan gelombang yang simetris.
7. Pulse Invert : Sebuah push button yang digunakaan untuk membalikkan waktu simetris
yang diset pada duty control. Berikut adalah setting invert switch dan duty control.

Tabel 1. Invert Switch dan Duty Control


8. DC OFFSET (PULL ADJ) : Suatu DC OFFSET kendali disediakan untuk membiarkan DC
tingkat bentuk gelombang OUTPUT yang untuk menjadi di-set seperti diinginkan. Tabel 2
di bawah menggambarkan pengaruh dari kendali DC OFFSET. Menjepit bentuk
gelombang disebabkan oleh terlalu banyak amplitudo dan terlalu banyak offset.

Tabel 2. Pengaruh Kendali DC OFFSET


9. Amplitudo : Pengatur amplitudo menyediakan 20 db dari attenuation dari bentuk gelombang

11
10. ATT : Ketika tombol ditekan di additor 20 db disediakan oleh pengendali amplitudo,
maksimum dari 40 db dari attenuation di output.
11. Output : Output system ini berupa gelombang persegi, segitiga, sinus, ramp dan
gelombang pulsa lebih dari 20Vpp
12. VCF input : Input voltage controlled frequency (VCF) untuk frekuensi eksternal.
13. Output Pulsa : Output pulsa adalah sinyal output TTL yang pantas mengendalikan IC TTL
logic. Waktu ON dan OFF pulsa output sekitar 10ns. Lebar pengulangan pulsa dapat
diatur sedemikian rupa menggunakan range, multipier dan duty control. Kesimetrisan
pulsa gelombang output dikendalikan dengan cara pengesetan semua table

1.3.2.4 Karakter Output Function Generator


Generator utama dan generator modulasi memberikan lima bentuk gelombang yang berbeda,
antara lain : Sinus, Kotak, Segitiga, Ramp, Pulsa
a. Output Gelombang Sinus
Distorsi harmonik Total (Total harmonic Distortian THD) gelombang sinus utama,
termasuk gangguan dan harmonik, lebih kecil 0,5% dari 10 Hz. hingga 50 kHz lebih besar 30
dB dibawah dasarnya dari 50 kHz hingga 13 MHz. Distorsi modulasi gelombang sinus lebih
kecil 2% THD dari 10 Hz hingga 10 kHz.
b. Output Gelombang Kotak
Nilai RMS secara simetrik (50%) duty cycle) bentuk gelombang sama dengan nilai puncak.
Waktu naik atau turun lebih kecil 18 ns antara 10% dan 90% gelombang output kotak p-p.
Simpangan dari pengaturan amplitudo akhir bentuk gelombang kotak setelah overshoot, akan
tidak lebih dari 10% nilai a kh i r. Output Gelombang Segitiga Nilai RMS bentuk
gelombang segitiga adalah 0,557 kali nilai puncak. Ramp segitiga menyimpang tidak kurang
dari 1% dari nilai total puncak ke puncak ramp.
c. Ramp
Output ramp dapat diberikan dari generator utama dengan memilih bentuk gelombang
segitiga dan mengatur knob kontrol simetri. Output ramp generator utama dapat diubah pada
amplitudo dengan knob AMPLITUDO. Output ramp generator modulasi mempunyai
amplitudo yang tetap, yang mana waktu slop dan retlace dapat diubah dengan knob SYM
pada generator modulasi.
d. Pulsa
Pulsa dengan perubahan amplitudo dari 0 V hingga 20 Vp-p pada rangkaian terbuka, yang
memungkinkan pada generator utama. Dengan cara ini memilih siklus tunggal

12
burst mengatur awal (start) pada titik nol (zero point) dengan knob TRIGGER PHASE, dan
menentukan lebar pulsa dengan dial FREQUENCY. Output SYNC dapat <10nsec waktu
waktu pulsa naik dengan mengubah simetri pada generator utama.

1.2.2.5 Cara Kerja Function Generator


Frekuensi pembawa dibangkitkan oleh sebuah osilator LC yang sangat stabil,
menghasilkan sebuah bentuk gelombang sinus yang baik dan tidak memiliki dengung yang
cukup besar atau modulasi derau. Frekuensi osilasi dipilih melalui sebuah pengontrol
rangkuman frekuensi dan sebuah cakera penyetel nonius ( vernier ). Rangkaian LC dirancang
agar memberikan suatu keluaran yang tetap konstan sepanjang setiap rangkuman frekuensi.

Frekuensi yang masuk memasuki penguat pita lebar, didalam pita lebar terdapat
proses yang dibantu oleh osiloskop untuk mengubah gelombang frekwensi seperti gelombang
sinus, segitiga dan kotak.

1.2.2.6 Cara Penggunaan Function Generator


Untuk penggunaan generator fungsi selalu berhubungan dengan Osiloskop, untuk
pertama sambungkan generator fungsi dengan Osiloskop menggunakan kabel copling, atur
pada Generator fungsi menggunakan sinus, segitiga atau kotak, atur semua frekuensi
amplitudo yang terdapat pada tiap - tiap bagian, jangan lupa juga untuk mengatur frekuensi
menggunakan berapa hz.

1.2.2.7 Perawatan Function Generator

Agar dalam penggunaan generator fungsi tidak merusak peralatan ada beberapa tips
supaya tetap tahan lama:
- Setelah alat selesai digunakan matikanlah jangan dibiarkan menyala.
- Untuk kabelnya gulunglah dengan rapi.
- Simpanlah Generator fungsi ditempat kering untuk menghindari berkaratnya bagian
dalam generator fungsi , dan Hindarkan dari tempat tempat yang berdebu.

13
1.3 Kalibrasi
1.3.1 Kalibrasi Osiloskop
a. Alat dan Komponen yang digunakan :
1.Osiloskop : 1 buah
2.Probe : 1 buah
b. Langkah Kalibrasi :
1. Pastikan semua tombol osiloskop pada posisi tengah

2. Pastikan tombol probe pada posisi x1, dan hubungkan probe kanal 1 pada CH1

3. Pasang Kabel Power pada stop kontak.


4. Aktifkan osiloskop dengan menekan tombol power
5. Atur intensitas kurva dengan memutar tombol INTEN
6. Atur fokus kurva dengan memutar tombol FOCUS

14
7. Atur tombol VOLT/DIV pada posisi 1 Volt

8. Atur posisi vertikal kurva dengan memutar POSITION CH1

9. Pasang probe pengait osiloskop pada terminal CAL

10. Atur amplitudo kurva menggunakan tombol vertikal VAR hingga menjadi 2 div
11. Atur lebar kurva menggunakan tombol horizontal VAR hingga menjadi 1ms

12. Lepaskan probe pengait pada terminal CAL


13. Osiloskop siap digunakan untuk pengukuran

1.4.2 Kalibrasi Osiloskop dengan Function Generator


a. Alat dan Komponen yang digunakan :
1.Osiloskop : 1 buah
2.Probe : 2 buah
3.Function Generator : 1 buah

15
b. Langkah Kalibrasi :
1. Siapkan function generator
2. Hubungkan kabel power pada stop kontak
3. Tekan tombol power pada function generator

4. Pasang Probe pada terminal Output utama

5. Tekan tombol Frequency Range Selector 1k, dan pilih gelombang sinus

6. Atur amplitudo nya sebesar kurang lebih 1 KHz

7. Siapkan osiloskop yang telah terkalibrasi


8. Hubungkan probe osiloskop dengan probe function generator, dimana probe positif dengan
probe positif dan probe negatif dengan probe negatif
2 Kotak Vertikal x 1 volt
2 Kotak Horizontal x 0,5 ms
Vpp = div vertikal131 x volt/div
= 2 x 1 = 2 Vpp
T = div horizontal x time/div
= 2 x 0,5 = 1 ms = 0,001 s f
= 1/T = 1/0,001 = 1000 Hz
= 1 kHz
9. Osiloskop dan Function Generator siap digunakan untuk pengukuran

16
1.4.3 Data Pengamatan

Tegangan pada function generator 500 volt

a. Mengukur tegangan DC
No. Pengukuran MM ( Volt ) Osciloskop ( volt )
1. 2 2
2. 3 3
3. 5 5

b. Mengukur frekuensi
No. Jenis gelombang Nilai T( ms)
1. Sinus 5
2. Kotak 5,25
3. Segitiga 5

c. Mengukur amplitudo
No. Jenis gelombang Amplitudo
1. Sinus 1,5
2. Kotak 1,5
3. Segitiga 1,5

1.4.4. Perhitungan

Grafik Tegangan DC

b. Mengukur frekuensi
Gelombang sinus
T = 5 ms
T = 1/f
F = 1/5 = 0,2 Hz

Gelombang kotak
T = 5 ms
T = 1/f
F = 1/5,25 = 0,19 Hz
Gelombang segitiga
T = 5 ms
T = 1/f
F = 1/5 = 0,2 Hz

1.5 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan membuktikan bahwa :
- Untuk prosedur menghitung tegangan dan frekuensi yang digunakan adalah osiloskop
dan function generator.
- Function generator digunakan sebagai inputan pada osiloskopnya, dengan mengatur
time/div dan volt/div dan mengamati nilai div pada sumbu x dan sumbu y.
- Sumbu x dan time/div untuk menentukan periode nya.
- Sumbu y dan volt/div untuk menghitung nilai tegangan nya .

1.6 Daftar Pustaka


Kho, Dickson, 2014 Bagian-bagian Osiloskop (Kontrol dan Indikator Osiloskop),
http://teknikelektronika.com/bagian-bagian-osiloskop-kontrol-dan-indikator-osiloskop/,
diakses pada tanggal 29 Oktober 2016, pukul 09:50 WIB

Darmawan, Denny, 2012 Pengenalan Osiloskop (CRO). Yogyakarta : UNY.

Agung, Januar, dkk, 2012 Function Generator,


http://kamplungilmu.blogspot.co.id/2012/03/makalah-function-generator.html, diakses pada
tanggal 30 Oktober 2016 pukul, 12:04 WIB

Aldeska, Jusi, 2015 Osiloskop, http://pribadiasik.blogspot.co.id/2015/07/makalah-


osiloskop.html, diakses pada tanggal 30 Oktober 2016, pukul 12:22 WIB

19

Anda mungkin juga menyukai