Makalah Biologi 1
Makalah Biologi 1
PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem respirasi ?
2. Apa saja alat-alat sistem respirasi?
3. Bagaimana mekanisme sistem respirasi?
4. Apa saja gangguan dalam sistem respirasi?
5. Apa yang dimaksud dengan fermentasi?
6. Apa yang dimaksud dengan sistem pencernaan?
1
7. Apa saja alat-alat sistem pencernaan?
8. Bagaimana mekanisme sistem pencernaan?
9. Apa saja gangguan dalam sistem pencernaan?
1.3.Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari sistem respirasi
2. Mengetahui alat-alat sistem respirasi.
3. Mengetahui mekanisme sistem respirasi.
4. Mengetahui gangguan dalam sistem respirasi.
5. Mengetahui tentang fermentasi.
6. Mengetahui pengertian dari sistem pencernaan.
7. Mengetahui alat-alat sistem pencernaan.
8. Mengetahui mekanisme sistem pencernaan.
9. Mengetahui gangguan dalam sistem pencernaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Saluran pernapasan diawali dari rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus, alveolus dan paru-paru.
1. Hidung
Rongga hidung tersusun atas sel-sel epitel pipih berlapis. Dalam rongga
hidung terdapat rambut-rambut kasar. Rambutrambut kasar tersebut
berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang masuk bersama oksigen.
Dalam rongga hidung juga terdapat sel goblet yang merupakan sel penghasil
lendir, yang berfungsi untuk menyaring debu, melekatkan kotoran pada
rambut hidung, dan mengatur suhu udara pernapasan. Dalam rongga hidung
ini, udara juga dihangatkan sebelum masuk ke faring.
2. Faring
Faring adalah percabangan antara kerongkongan/esophagus dan laring serta
trakea. Pada percabangan ini, terdapat klep epiglottis yang mencegah
makanan masuk ke dalam trakea.
3. Laring
Pada laring terdapat pita suara, sehingga laring sering disebut sebagai kotak
suara. Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh sembilan tulang
rawan. Salah satu dari sembilan tulang rawan tiroid yang berbentuk
menyerupai perisai. Pada laki-laki dewasa, tulang rawan tiroid lebih besar
daripada wanita sehingga membentuk jakun.
4. Trakea
Panjang trakea kurang lebih 11,5 cm dengan diameter 2,4 cm. Trakea terdiri
atas susunan cincin-cincin tulang rawan. Cincin-cincin ini memungkinkan
trakea tetap mempetahankan bentuknya. Pada dinding trakea juga terdapat
sel goblet yang berfungsi sebagai penghasil lendir. Lendir ini berfungsi
menahan benda asing yang masuk, sebelum akhirnya dikeluarkan dengan
gerakan silia yang terdapat pada membrane sel epitel.
5. Bronkus
Bronkus merupakan cabang dari trakea. Trakea bercabang 2 menjadi
bronkus yang masing-masing cabang akan menghubungkan ke paru-paru
yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
4
6. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan percabangan dari bronkus.
7. Alveolus
Alveolus terdapat pada ujung-ujung bronkiolus. Di dalam alveolus ini
terjadi pertukaran gas oksigen dengan karbondiaksida. Struktur alveolus
berbentuk bola-bola kecil yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah,
yaitu kapiler-kapiler darah.
8. Paru-Paru/Pulmo
Paru-paru merupakan struktur yang terbentuk dari bronkus, bronkiolus dan
alveolus.
2.3 Mekanisme Sistem Respirasi
Udara memasuki rongga hidung. Disini udara dipanaskan, dibersihkan, dan
dilembabkan (termasuk udara yang masuk melalui mulut). Udara melewati faring,
dimana amandel menahan dan mengahancurkan organisme berbahaya. Udara
melewati laring. Bagian atas laring, yaitu katup tenggorokan, dan bagian tulang
rawan, mencegah makanan melewati laring ketika mengunyah. Dari laring udara
diteruskan ke trakea. Udara melewati trakea, pipa berlapis silia, dan terdiri atas
cincin-cincin tulang rawan yang mencegah perubahan bentuk. Trakea mengangkut
udara dari dan menuju paru-paru. Pada bagian toraks, cabang trakea menuju dua
bronki, yang dibagi lagi menjadi cabang lebih kecil, yaitu bronkiolus. Bronkiolus
lalu membawa udara ke alveoli pulmonary, struktur elastis berbentuk kantonng
tempat terjadinya pertukaran gas. Dari alveoli, oksigen melewati darah, kemudian
dari darah ke jaringan tubuh. Karbondioksida keluar dari aliran darah dan bergerak
menuju alveoli untuk kemudian dikeluarkan, Udara yang dikeluarkan mengandung
lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit oksigen daripada udara yang dihirup.
Sistem pernapasan dibagi menjadi dua yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan Dada
a. Inspirasi
Bila otot antartulang rusuk berkontraksi maka tulang-tulang rusuk terangkat
sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan udara di paru-
paru mengecil sehingga udara di luar yang bertekanan lebih besar masuk ke
paru-paru.
5
b. Ekspirasi
Bila otot-otot antar tulang rusuk relaksasi maka tulang-tulang rusuk tertekan
sehingga rongga dada mengecil. Akibatnya, tekanan udara di paru-paru
membesar sehingga udara keluar.
2. Pernapasan Perut
a. Inspirasi
Bila diafragma berkontraksi sehingga mendatar, maka rongga dada
membesar. Keadaan ini menyebabkan tekanan udara di paru-paru mengecil
sehingga udara luar masuk.
b. Ekspirasi
Bila otot diafragma relasaksi, maka rongga dada mengecil. Akibatnya
tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar.
6
kental. Cairan tersebut dapat mengganggu pertukaran gas pada paru-paru. Hal
ini menyebabkan oksigen yang diserap oleh daerah menjadi kurang.
3. Tuberculosis (TBC)
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus tuberculosis pada paru-
paru. Infeksi bakteri inilah yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
Selain itu, penyakit ini juga menyebabkan alveolus mengandung banyak cairan
sehingga menganggu proses difusi antara oksigen dan karbon dioksida.
4. Kanker Paru-Paru
Kanker paru-paru terjadi karena tumbuhnya sel-sel yang tidak terkendali
pada paru-paru. Jaringan kanker akan mendesak alveolus, sehinggaa tidak
berfungsi. Penyebab kanker paru-paru adalah akibat menghirup zat-zat yang
yang bersifat karsinogen atau memicu terbentuknya kanker, misalnya debu
asbes, kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi. Perokok memiliki
kemungkinan lebih besar terkena penyakit kanker paru-paru.
5. Influenza
Flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus influenza,
sering disebut penyakit influenza. Gejala yang ditimbulkan pada pilek, yaitu
hidung tersumbat bersin-bersin, dan rongga hidung terasa gatal. Dengan
kondisi hidung tersumbat, penderita influenza akan kesulitan untuk bernapas.
2.5 Fermentasi
Fermentasi adalah proses terjadinya penguraian senyawa-senyawa organik
untuk menghasilkan energi serta terjadi pengubahan substrat menjadi produk baru
oleh mikroba. Fermentasi berasal dari bahasa latin ferfere yang artinya
mendidihkan. Fermentasi merupakan pengolahan subtrat menggunakan peranan
mikroba (jasad renik) sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki. Produk
fermentasi berupa biomassa sel, enzim, metabolit primer maupun sekunder atau
produk transformasi (biokonversi). Proses fermentasi mendayagunakan aktivitas
suatu mikroba tertentu atau campuran beberapa spesies mikroba. Mikroba yang
banyak digunakan dalam proses fermentasi antara lain khamir, kapang dan bakteri.
Teknologi fermentasi merupakan salah satu upaya manusia dalam memanfaatkan
bahan-bahan yang berharga relatif murah bahkan kurang berharga menjadi produk
yang bernilai ekonomi tinggi dan berguna bagi kesejahteraan hidup manusia.
7
1. Jenis-jenis Fermentasi
Berdasarkan produk yang dihasilkan, fermentasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Homofermentatif, yaitu fermentasi yang produk akhirnya hanya berupa
asam laktat. Contoh homofermentatif adalah proses fermentasi yang terjadi
dalam pembutaan yoghurt.
b. Heterofermentatif, yaitu fermentasi yang produk akhirnya berupa asam
laktat dan etanol sama banyak. Contoh heterofermentatif adalah proses
fermentasi yang terjadi dalam pembuatan tape.
8
(2C2H5OH).
Persamaan reaksi kimia yaitu :
9
ragi roti (Saccharomycess cereviseae) akan tumbuh lebih baik dalam
keadaan aerobik, tetapi keduanya akan melakukan fermentasi terhadap gula
jauh lebih cepat dengan keadaan anaerobik.
e. Waktu
Laju perbanyakan bakteri bervariasi menurut spesies dan kondisi
pertumbuhannya. Pada kondisi optimal, bakteri akan membelah sekali
setiap 20 menit. Untuk beberapa bakteri memilih waktu generasi yaitu
selang waktu antara pembelahan, dapat dicapai selama 20 menit. Jika waktu
generasinya 20 menit pada kondisi yang cocok sebuah sel dapat
menghasilkan beberapa juta sel selama 7 jam.
2.6 Pengertian Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan merupakan sistem dalam tubuh yang bekerja untuk
memproses dan mengubah makanan serta menyerap sari makanan yang berupa
nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu sistem pencernaan juga
bekerja untuk memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul-
molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
Pencernaan makanan terbagi atas dua macam yaitu pencernaan mekanik dan
pencernaan kimiawi.
1. Pencernaan mekanik
Proses pencernaan mekanik adalah sebuah proses mengubah makanan menjadi
kecil dan lembut. Pada proses ini biasanya organ-organ yang ikut dilibatkan
untuk melakukan proses ini diantaranya adalah gigi dan mulut. Proses ini pada
umumnya bertujuan untuk membantu dan mempermudah proses pencernaan
kimiawi atau pada proses selanjutnya. Selain itu proses ini dilakukan secara
sadar sesuai dengan keinginan kita.
2. Pencernaan kimiawi
Proses pencernaan ini merupakan proses dimana makanan yang masih
berbentuk pada molekul yang kompleks akan dilembutkan pada proses ini serta
dibuat menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga akan lebih
mudah untuk bagian sistem pencernaan dalam untuk memprosesnya.
Pencernaan kimiawi dapat terjadi di mulut di bantu oleh kelenjar ludah dan di
dalam lambung sampai usus halus. Pencernaan kimiawi ini dibantu oleh enzim.
10
Enzim adalah zat kimia yang menimbulkan perubahan sussunan kimia terhadap
zat lain, tetapi enzim itu sendiri tidak mengalami perubahan.
2.7 Alat-Alat Pencernaan
Sistem pencernan makanan tersusun dari alat-alat pencernaan atau saluran
pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Perhatikanlah gambar alat-alat
pencernaan makanan berikut ini
11
yang dilakukan oleh kelenjar ludah, yaitu pemecahan amilum menjadi maltosa.
Di dalam mulut terdapat gigi, lidah dan kelenjar air liur.
Gigi
Gigi membantu proses pencernaan secara mekanik. Gigi memiliki fungsi
utama sebagai pengunyah makanan hingga halus. Berfungsi untuk
memotong dan mengoyak makanan yang masuk ke mulut (sebagai alat
pencernaan mekanik). Tujuan makanan dipotong dan dikoyak menjadi
lebih kecil agar mudah untuk dicerna oleh lambung.
Lidah
Berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanik, membantu proses
mengunyah, menelan, membedakan bermacam rasa. Untuk mendukung
fungsi mengenali rasa, pada permukaan lidah terdapat papilla-papila
yang di dalamnya terdapat puting-puting pengecap rasa. Macam rasa
yang dapat dibedakan oleh lidah adalah manis, asam, asin, dan pahit.
Selain itu, lidah juga peka terhadap panas, dingin, dan tekanan.
Kelenjar air liur
Kelenjar ludah berfungsi untuk melarutkan makanan, memudahkan
penelanan, dan melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam,
dan basa. Kelenjar ludah menghasilkan ludah yang mengandung enzim
ptyalin (amilase) yang berfungsi mengubah amilum (polisakarida)
menjadi maltosa. Di dalam mulut, terdapat 3 pasang kelenjar ludah.
a. Glandula parotis, menghasilkan ludah yang berbentuk air.
b. Glandula submaksilaris, menghasilkan getah yang mengandung air
dan lendir.
c. Glandula sublingualis, menghasilkan getah yang mengandung air
dan lendir.
2. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan merupakan saluran memajang (25 ) yang menghubungkan
faring dengan lambung. Otok kerongkongan dapat berkontraksi secara
bergelombang sehingga mendorong makanan masuk ke dalam lambung.
Gerakan kerongkongan ini disebut gerak peristaltik.
3. Lambung
12
Lambung berupa kantong besar yang terletak di dalam rongga tubuh di bawah
tulang rusuk agak ke kiri. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu kardia (dekat
hati), fundus (membulat dan letaknya di tengah), dan pilorus (di dekat usus).
Pencernaan di dalam lambung terjadi secara kimiawi, melibatkan enzim-enzim
pencernaan. Enzim-enzim tersebut antara lain sebagai berikut :
Asam klorida (HCI), membunuh kuman yang ikut bersama makanan,
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, merangsang membuka dan
menutupnya sfinkter pylorus, dan merangsang sekreasi getah usus.
Pepsin, memecah protein menjadi pepton
Lipase, mencerna lemak.
Renin, menggumpalkan kasein dalam susu.
4. Usus Halus (Intestinum)
Usus halus panjangnya 7 meter, dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut.
Usus dua belas jari (duodenum), dinamakan ini karena panjangnya sekitar 12
jari orang dewasa yang disejajarkan.
Usus kosong (jejunum), dinamakan ini karena pada orang yang telah
meninggal bagian usus tersebut kosong
5. Usus penyerapan (ileum), dinamakan ini karena pada bagian inilah zat-zat
makanan diserap oleh tubuh. Pada usus penyerapan dilapisi tonjolan yang
disebut vilus. Setiap vilus berbentuk sseperti jari yang mengandung sebuah
pembuluh darah dan pembuluh limfe.
6. Usus Besar (Colon)
Usus besar terdiri dari tiga bagian yaitu colon ascendens (bagian usus yang
naik), colon transversal (bagian usus yang mendatar), dan colon descendens
(bagian usus yang menurun). Di dalam usus terdapat bakteri Escherichia Coli yang
membusukkan sisa makanan menjadi feses. Di bawah pertemuan antara usus halus
dan usus besar terdapat usus buntu. Pada usus buntu terdapat umbai cacing atau
apendiks. Bagian akhir usus besar adalah rektrum. Rektrum merupakan tempat
penyimpanan feses untuk sementara. Feses akan dikeluarkan dari rectum melalui
anus disebut proses defekasi.
13
7. Anus
Anus adalah bagian atau muara akhir dari saluran pencernaan yang terletak di
dasar pelvis. Dari lubang ini, sisa-sisa makanan yang tidak dicerna yaitu feses
dikeluarkan dari dalam tubuh.
2.8 Mekanisme Sistem Pencernaan
Di dalam mulut makanan akan dicerna secara mekanik dan kimiawi. Secara
mekanik artinya proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi lebih kecil
dengan bantuan alat-alat pencernaan. Sedangkan secara kimiawi artinya proses
pencernaanta dibantu oleh enzin-enzin pencernaan.
Setelah dicerna baik secara mekanik maupun kimiawi di dalam mulut.
Makanan akan masuk ke kerongkongan. Jalan yang dilalui makanan tersebut adalah
faring/tekak. Di kerongkongan makanan tidak dicerna, namun makanan akan
mengalami gerakan peristaltik, yaitu gerakan yang terjadi pada otot-otot pada
saluran pencernaan yang menimbulkan gerakan semacam gelombang sehingga
menimbulkan efek menyedot/menelan makanan yang masuk ke dalam saluran
pencernaan.
Di dalam kerongkongan yang panjangnya 20 cm ini, makanan akan bergerak
hanya dalam waktu 6 detik, selanjutnya sudah masuk ke dalam lambung. Setelah
dari kerongkongan, makanan akan masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung ini
makanan akan dicerna lagi. Makanan disimpan di dalam lambung selama 2-5 jam.
Selama makanan berada di dalam lambung tersebut, makanan akan dicerna secara
kimiawi dan bercampur dengan getah lambung. Proses pencampurannya
dipengaruhi oleh gerak bergelombang yang bergerak di sepanjang lambung setiap
15-25 detik. Makanan dicerna oleh otot lambung dan enzim sehingga makanan
menjadi lembut seperti bubur dan disebut kim/chime. Otot pilorus yang membentuk
klep akan mengatur keluarnya kim sedikit demi sedikit dari lambung ke
duodenumnya.
Setelah dari lambung makanan akan masuk ke usus halus. Ketika sphincter
pylorus membuka, chyme dari lambung masuk ke usus halus. Sesampainya chyme
di usus halus, tahap pencernaan yang berikutnya sedang dimulai. Ketika chyme
bergerak ke duodenum, asam di dalamnya di netralisir oleh sekresi dinding
duodenum, juga oleh getah pancreas dan hati. Getah pankreas melanjutkan proses
14
pemecahan protein yang dimulai di lambung dan menguraikan karbohidrat.
Sementara itu, sekresi hati disebut empedu. Bahan ini terbuat dari garam dan
pigmen yang berperan penting dalam pencernaan lemak. Dari usus 12 jari, chyme
bergerak ke usus kosong dan usus penyerapan, di dorong oleh kontraksi peristaltik.
Sepanjang perjalanannya, sekresi dan enzim terus menghancurkan chyme menjadi
molekul-molekul kecil yang siap masuk ke dalam aliran darah. Proses penyerapan
dimulai pada bagian terakhir usus halus atau di usus penyerapan. Molekul-molekul
yang sangat kecil melewati dinding vilus yang tipis dan diedarkan oleh darah
menuju ke hati.
Setelah dari usus halus makanan akan masuk ke usus besar. Makanan yang
masuk ke usus besar ini merupakan makanan sisa penyerapan dari usus halus.
Tetapi karena kandungan air masih cukup tinggi, sehingga usus besar masih harus
menyerapnya. Begitu pula sebaliknya apabila kandungan air pada sisa makanan
sedikit, maka usus besar akan menambahkan air. Penyerapan atau penambahan air
oleh usus besar ini bertujuan agar feses dalam keadaan tidak cair ataupun tidak
padat. Pembentukan feses di usus besar ini dibantu oleh bakteri Escherichia Coli.
15
4. Perintonitis
Merupakan luka dan peradangan pada selaput rongga perut. Peritonitis disebabkan
oleh tukak lambung dan apenditis yang kronis. Maka timbul rasa sakit abdomen
yang akut, abdomennya melembung kaku dan shock denyut nadi cepat dan kecil
serta pernapasan dangkal. Juga terjadi-muntahmuntah dan cegukan yang
mencemaskan
5. Enteritis
Merupakan peradangan pada usus besar atau halus, sering diderita bersamaan
dengan gastritis dan dalam banyak keadaan menyebabkan infeksi seperti keracunan
bacterial dalam makanan seperti Salmonella.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Safitri, R., & Bowo, S. 2016. Biologi untuk SMA/MA Untuk Kelas XI Peminatan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Surakarta: CV Mediatama.
18