Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebagai makhluk hidup kita pasti membutuhkan makanan dan oksigen
untuk terus hidup. Keduanya sangat penting bagi tubuh demi menjalankan fungsi
dan kerja. Suatu mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem jaringan atau
organ dalam tubuhnya, dimana sistem tersebut memiliki fungsi dan peranan serta
manfaat tertentu bagi mahluk hidup, diantaranya adalah sistem respirasi
(pernafasan) dan sistem pencernaan.
Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan
saluran yang menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu rongga hidung,
faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveolus.
Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan
karbon dioksida sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan atau
respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan dengan cara difusi.
Selain pernafasan, hal yang terpenting bagi makhluk hidup khususnya
manusia yaitu sistem pencernaan yang mana dalam sistem pencernaan ini
merupakan suatu proses penghancuran makanan dan sari makanan tersebut akan di
serap oleh tubuh kita sebagai energi dan sebagainya. Saluran pencernaan makanan
terdiri dari mulut, kerongkongan (esophagus), lambung, usus halus, usus besar,
rektum dan anus. Serta organ tambahan yang terdiri dari gigi, lidah, kelenjar ludah,
kandung empedu, hati, dan pankreas.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem respirasi ?
2. Apa saja alat-alat sistem respirasi?
3. Bagaimana mekanisme sistem respirasi?
4. Apa saja gangguan dalam sistem respirasi?
5. Apa yang dimaksud dengan fermentasi?
6. Apa yang dimaksud dengan sistem pencernaan?

1
7. Apa saja alat-alat sistem pencernaan?
8. Bagaimana mekanisme sistem pencernaan?
9. Apa saja gangguan dalam sistem pencernaan?

1.3.Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari sistem respirasi
2. Mengetahui alat-alat sistem respirasi.
3. Mengetahui mekanisme sistem respirasi.
4. Mengetahui gangguan dalam sistem respirasi.
5. Mengetahui tentang fermentasi.
6. Mengetahui pengertian dari sistem pencernaan.
7. Mengetahui alat-alat sistem pencernaan.
8. Mengetahui mekanisme sistem pencernaan.
9. Mengetahui gangguan dalam sistem pencernaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Respirasi


Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Manusia dalam
bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke
lingkungan. Sistem pernapasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran
nafas dan paru-paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang
melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga
dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma. Sistem respirasi manusia
dapat berlangsung berkat keberadaan alat-alat pernafasan. Respirasi dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu : Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara
O2 dan CO2 antara darah dan udara. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran
O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh. Proses pernapasan meliputi dua
proses, yaitu menarik napas atau inspirasi serta mengeluarkan napas atau ekspirasi.
2.2 Alat-Alat Sistem Respirasi
Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, bonkiolus dan paru-paru. Perhatikanlah alat pernapasan manusia berikut
ini

Gambar 2. Alat-Alat Pernapasan Manusia

3
Saluran pernapasan diawali dari rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus, alveolus dan paru-paru.
1. Hidung
Rongga hidung tersusun atas sel-sel epitel pipih berlapis. Dalam rongga
hidung terdapat rambut-rambut kasar. Rambutrambut kasar tersebut
berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang masuk bersama oksigen.
Dalam rongga hidung juga terdapat sel goblet yang merupakan sel penghasil
lendir, yang berfungsi untuk menyaring debu, melekatkan kotoran pada
rambut hidung, dan mengatur suhu udara pernapasan. Dalam rongga hidung
ini, udara juga dihangatkan sebelum masuk ke faring.
2. Faring
Faring adalah percabangan antara kerongkongan/esophagus dan laring serta
trakea. Pada percabangan ini, terdapat klep epiglottis yang mencegah
makanan masuk ke dalam trakea.
3. Laring
Pada laring terdapat pita suara, sehingga laring sering disebut sebagai kotak
suara. Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh sembilan tulang
rawan. Salah satu dari sembilan tulang rawan tiroid yang berbentuk
menyerupai perisai. Pada laki-laki dewasa, tulang rawan tiroid lebih besar
daripada wanita sehingga membentuk jakun.
4. Trakea
Panjang trakea kurang lebih 11,5 cm dengan diameter 2,4 cm. Trakea terdiri
atas susunan cincin-cincin tulang rawan. Cincin-cincin ini memungkinkan
trakea tetap mempetahankan bentuknya. Pada dinding trakea juga terdapat
sel goblet yang berfungsi sebagai penghasil lendir. Lendir ini berfungsi
menahan benda asing yang masuk, sebelum akhirnya dikeluarkan dengan
gerakan silia yang terdapat pada membrane sel epitel.
5. Bronkus
Bronkus merupakan cabang dari trakea. Trakea bercabang 2 menjadi
bronkus yang masing-masing cabang akan menghubungkan ke paru-paru
yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri.

4
6. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan percabangan dari bronkus.
7. Alveolus
Alveolus terdapat pada ujung-ujung bronkiolus. Di dalam alveolus ini
terjadi pertukaran gas oksigen dengan karbondiaksida. Struktur alveolus
berbentuk bola-bola kecil yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah,
yaitu kapiler-kapiler darah.
8. Paru-Paru/Pulmo
Paru-paru merupakan struktur yang terbentuk dari bronkus, bronkiolus dan
alveolus.
2.3 Mekanisme Sistem Respirasi
Udara memasuki rongga hidung. Disini udara dipanaskan, dibersihkan, dan
dilembabkan (termasuk udara yang masuk melalui mulut). Udara melewati faring,
dimana amandel menahan dan mengahancurkan organisme berbahaya. Udara
melewati laring. Bagian atas laring, yaitu katup tenggorokan, dan bagian tulang
rawan, mencegah makanan melewati laring ketika mengunyah. Dari laring udara
diteruskan ke trakea. Udara melewati trakea, pipa berlapis silia, dan terdiri atas
cincin-cincin tulang rawan yang mencegah perubahan bentuk. Trakea mengangkut
udara dari dan menuju paru-paru. Pada bagian toraks, cabang trakea menuju dua
bronki, yang dibagi lagi menjadi cabang lebih kecil, yaitu bronkiolus. Bronkiolus
lalu membawa udara ke alveoli pulmonary, struktur elastis berbentuk kantonng
tempat terjadinya pertukaran gas. Dari alveoli, oksigen melewati darah, kemudian
dari darah ke jaringan tubuh. Karbondioksida keluar dari aliran darah dan bergerak
menuju alveoli untuk kemudian dikeluarkan, Udara yang dikeluarkan mengandung
lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit oksigen daripada udara yang dihirup.
Sistem pernapasan dibagi menjadi dua yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.

1. Pernapasan Dada
a. Inspirasi
Bila otot antartulang rusuk berkontraksi maka tulang-tulang rusuk terangkat
sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan udara di paru-
paru mengecil sehingga udara di luar yang bertekanan lebih besar masuk ke
paru-paru.

5
b. Ekspirasi
Bila otot-otot antar tulang rusuk relaksasi maka tulang-tulang rusuk tertekan
sehingga rongga dada mengecil. Akibatnya, tekanan udara di paru-paru
membesar sehingga udara keluar.
2. Pernapasan Perut
a. Inspirasi
Bila diafragma berkontraksi sehingga mendatar, maka rongga dada
membesar. Keadaan ini menyebabkan tekanan udara di paru-paru mengecil
sehingga udara luar masuk.
b. Ekspirasi
Bila otot diafragma relasaksi, maka rongga dada mengecil. Akibatnya
tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar.

2.4 Gangguan Dalam Sistem Respirasi


Beberapa gangguan dalam sistem respirasi yaitu :
1. Asma
Asma merupakan salah satu kelainan yang menyerang saluran pernapasan.
Beberapa hal yang menyebabkan terjangkitnya asma, antara lain asap rokok,
debu, bulu hewan peliharaan, dan lain-lain. Benda-benda yang merupakan zat
pemicu alergi (alergen) tersebut menyebabkan terjadinya pembengkakan pada
saluran pernapasan, sehingga menjadi lebih dangkal daripada kondisi normal.
Pembengkakan yang terjadi pada saluran pernapasan ini menyebabkan
penderita menjadi kesulitan untuk menghirup cukup oksigen. Penderita asma
akan mengalami batuk, napas berbunyi, sesak napas atau mengalami kesulitan
untuk bernapas. Gejala asma akan muncul jika penderita terkena benda-benda
(alergen). Dengan demikian, penderita asma harus berhati-hati untuk
meghindari keadaan atau tempat munculnya alergen.
2. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada paru-paru. Penyebab
terjadinya pneumonia, antara lain karena infeksi dari virus, bakteri, jamur dan
parasit lainnya. Pada paru-paru penderita pneumonia terdapat cairan yang

6
kental. Cairan tersebut dapat mengganggu pertukaran gas pada paru-paru. Hal
ini menyebabkan oksigen yang diserap oleh daerah menjadi kurang.
3. Tuberculosis (TBC)
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus tuberculosis pada paru-
paru. Infeksi bakteri inilah yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
Selain itu, penyakit ini juga menyebabkan alveolus mengandung banyak cairan
sehingga menganggu proses difusi antara oksigen dan karbon dioksida.
4. Kanker Paru-Paru
Kanker paru-paru terjadi karena tumbuhnya sel-sel yang tidak terkendali
pada paru-paru. Jaringan kanker akan mendesak alveolus, sehinggaa tidak
berfungsi. Penyebab kanker paru-paru adalah akibat menghirup zat-zat yang
yang bersifat karsinogen atau memicu terbentuknya kanker, misalnya debu
asbes, kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi. Perokok memiliki
kemungkinan lebih besar terkena penyakit kanker paru-paru.
5. Influenza
Flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus influenza,
sering disebut penyakit influenza. Gejala yang ditimbulkan pada pilek, yaitu
hidung tersumbat bersin-bersin, dan rongga hidung terasa gatal. Dengan
kondisi hidung tersumbat, penderita influenza akan kesulitan untuk bernapas.
2.5 Fermentasi
Fermentasi adalah proses terjadinya penguraian senyawa-senyawa organik
untuk menghasilkan energi serta terjadi pengubahan substrat menjadi produk baru
oleh mikroba. Fermentasi berasal dari bahasa latin ferfere yang artinya
mendidihkan. Fermentasi merupakan pengolahan subtrat menggunakan peranan
mikroba (jasad renik) sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki. Produk
fermentasi berupa biomassa sel, enzim, metabolit primer maupun sekunder atau
produk transformasi (biokonversi). Proses fermentasi mendayagunakan aktivitas
suatu mikroba tertentu atau campuran beberapa spesies mikroba. Mikroba yang
banyak digunakan dalam proses fermentasi antara lain khamir, kapang dan bakteri.
Teknologi fermentasi merupakan salah satu upaya manusia dalam memanfaatkan
bahan-bahan yang berharga relatif murah bahkan kurang berharga menjadi produk
yang bernilai ekonomi tinggi dan berguna bagi kesejahteraan hidup manusia.

7
1. Jenis-jenis Fermentasi
Berdasarkan produk yang dihasilkan, fermentasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Homofermentatif, yaitu fermentasi yang produk akhirnya hanya berupa
asam laktat. Contoh homofermentatif adalah proses fermentasi yang terjadi
dalam pembutaan yoghurt.
b. Heterofermentatif, yaitu fermentasi yang produk akhirnya berupa asam
laktat dan etanol sama banyak. Contoh heterofermentatif adalah proses
fermentasi yang terjadi dalam pembuatan tape.

Berdasarkan penggunaan oksigen, fermentasi dibagi menjadi fermentasi aerobik


dan anaerobik. Fermentasi aerobik adalah fermentasi yang memerlukan oksigen,
sedangkan fermentasi anaerobik tidak memerlukan oksigen (Fardiaz, 1992).
Berdasarkan proses yang dihasilkan oleh mikroba, fermentasi dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu:
a. Fermentasi yang memproduksi sel mikroba (biomass) yaitu produksi
komersial dari biomass dapat dibedakan menjadi produksi yeast untuk
industri roti, dan produksi sel mikroba untuk digunakan sebagai makanan
manusia dan hewan.
b. Fermentasi yang menghasilkan enzim dari mikroba yaitu secara komersial,
enzim dapat diproduksi oleh tanaman, hewan, dan mikroba, namun enzim
yang diproduksi oleh mikroba memiliki beberapa keunggulan yaitu, mampu
dihasilkan dalam jumlah besar dan mudah untuk meningkatkan
produktivitas bila dibandingkan dengan tanaman atau hewan.
c. Fermentasi yang menghasilkan metabolit mikroba yaitu metabolit mikroba
dapat dibedakan menjadi metabolit primer dan metabolit sekunder. Produk
metabolisme primer yang dianggap penting contohnya etanol, asam sitrat,
polisakarida, aseton, butanol, dan vitamin. Sedangkan metabolit sekunder
yang dihasilkan mikroba contohnya antibiotik, pemacu pertumbuhan,
inhibitor enzim, dan lain-lain.
2. Reaksi Kimia Fermentasi
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang
digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat glukosa (C6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol

8
(2C2H5OH).
Persamaan reaksi kimia yaitu :

Reaksi di atas dijelaskan: gula (glukosa, fruktosa dan sukrosa) = alkohol


(etanol) + karbondioksida + energi (ATP).
Penerapan metode fermentasi yang banyak digunakan diantaranya adalah
fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat. Fermentasi alkohol dan
fermentasi asam laktat memiliki perbedaan dalam produk akhir yang
dihasilkan. Produk akhir fermentasi alkohol berupa etanol dan CO2, sedangkan
produk akhir fermentasi asam laktat berupa asam laktat (Lehninger, 1994).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Keasaman (pH)
Makanan yang mengandung asam bisanya tahan lama, tetapi jika
oksigen cukup jumlahnya dan kapang dapat tumbuh serta fermentasi
berlangsung terus, maka daya awet dari asam tersebut akan hilang. Tingkat
keasaman sangat berpengaruh dalam perkembangan bakteri. Kondisi
keasaman yang baik untuk bakteri adalah 4,5-5,5.
b. Mikroba
Fermentasi biasanya dilakukan dengan kultur murni yang dihasilkan
di laboratorium. Kultur ini dapat disimpan dalam keadaan kering atau
dibekukan.
c. Suhu
Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan
selama fermentasi. Tiap-tiap mikroorganisme memiliki suhu pertumbuhan
yang maksimal, suhu pertumbuhan minimal, dan suhu optimal yaitu suhu
yang memberikan terbaik dan perbanyakan diri tercepat.
d. Oksigen
Udara atau oksigen selama fermentasi harus diatur sebaik mungkin
untuk memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu.
Setiap mikroba membutuhkan oksigen yang berbeda jumlahnya untuk
pertumbuhan atau membentuk sel-sel baru dan untuk fermentasi. Misalnya

9
ragi roti (Saccharomycess cereviseae) akan tumbuh lebih baik dalam
keadaan aerobik, tetapi keduanya akan melakukan fermentasi terhadap gula
jauh lebih cepat dengan keadaan anaerobik.
e. Waktu
Laju perbanyakan bakteri bervariasi menurut spesies dan kondisi
pertumbuhannya. Pada kondisi optimal, bakteri akan membelah sekali
setiap 20 menit. Untuk beberapa bakteri memilih waktu generasi yaitu
selang waktu antara pembelahan, dapat dicapai selama 20 menit. Jika waktu
generasinya 20 menit pada kondisi yang cocok sebuah sel dapat
menghasilkan beberapa juta sel selama 7 jam.
2.6 Pengertian Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan merupakan sistem dalam tubuh yang bekerja untuk
memproses dan mengubah makanan serta menyerap sari makanan yang berupa
nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu sistem pencernaan juga
bekerja untuk memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul-
molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
Pencernaan makanan terbagi atas dua macam yaitu pencernaan mekanik dan
pencernaan kimiawi.
1. Pencernaan mekanik
Proses pencernaan mekanik adalah sebuah proses mengubah makanan menjadi
kecil dan lembut. Pada proses ini biasanya organ-organ yang ikut dilibatkan
untuk melakukan proses ini diantaranya adalah gigi dan mulut. Proses ini pada
umumnya bertujuan untuk membantu dan mempermudah proses pencernaan
kimiawi atau pada proses selanjutnya. Selain itu proses ini dilakukan secara
sadar sesuai dengan keinginan kita.
2. Pencernaan kimiawi
Proses pencernaan ini merupakan proses dimana makanan yang masih
berbentuk pada molekul yang kompleks akan dilembutkan pada proses ini serta
dibuat menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga akan lebih
mudah untuk bagian sistem pencernaan dalam untuk memprosesnya.
Pencernaan kimiawi dapat terjadi di mulut di bantu oleh kelenjar ludah dan di
dalam lambung sampai usus halus. Pencernaan kimiawi ini dibantu oleh enzim.

10
Enzim adalah zat kimia yang menimbulkan perubahan sussunan kimia terhadap
zat lain, tetapi enzim itu sendiri tidak mengalami perubahan.
2.7 Alat-Alat Pencernaan
Sistem pencernan makanan tersusun dari alat-alat pencernaan atau saluran
pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Perhatikanlah gambar alat-alat
pencernaan makanan berikut ini

Gambar 1. Alat-alat pencernaan makanan pada manusia


Alat pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usu
besar dan anus.
1. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk pertama untuk sistem pencernaan. Mulut tempat
dimulainya pencernaan makanan. Di dalam mulut makanan akan dicerna secara
mekanik dan kimiawi. Pencernaan mekanik yang dilakukan oloh gigi dan lidah,
berupa pengunyahan, pergerakan otot-otot lidah dan pipi untuk mencampur
makanan dengan air ludah sebelum makanan ditelan. Pencernaan secara kimia

11
yang dilakukan oleh kelenjar ludah, yaitu pemecahan amilum menjadi maltosa.
Di dalam mulut terdapat gigi, lidah dan kelenjar air liur.
Gigi
Gigi membantu proses pencernaan secara mekanik. Gigi memiliki fungsi
utama sebagai pengunyah makanan hingga halus. Berfungsi untuk
memotong dan mengoyak makanan yang masuk ke mulut (sebagai alat
pencernaan mekanik). Tujuan makanan dipotong dan dikoyak menjadi
lebih kecil agar mudah untuk dicerna oleh lambung.
Lidah
Berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanik, membantu proses
mengunyah, menelan, membedakan bermacam rasa. Untuk mendukung
fungsi mengenali rasa, pada permukaan lidah terdapat papilla-papila
yang di dalamnya terdapat puting-puting pengecap rasa. Macam rasa
yang dapat dibedakan oleh lidah adalah manis, asam, asin, dan pahit.
Selain itu, lidah juga peka terhadap panas, dingin, dan tekanan.
Kelenjar air liur
Kelenjar ludah berfungsi untuk melarutkan makanan, memudahkan
penelanan, dan melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam,
dan basa. Kelenjar ludah menghasilkan ludah yang mengandung enzim
ptyalin (amilase) yang berfungsi mengubah amilum (polisakarida)
menjadi maltosa. Di dalam mulut, terdapat 3 pasang kelenjar ludah.
a. Glandula parotis, menghasilkan ludah yang berbentuk air.
b. Glandula submaksilaris, menghasilkan getah yang mengandung air
dan lendir.
c. Glandula sublingualis, menghasilkan getah yang mengandung air
dan lendir.
2. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan merupakan saluran memajang (25 ) yang menghubungkan
faring dengan lambung. Otok kerongkongan dapat berkontraksi secara
bergelombang sehingga mendorong makanan masuk ke dalam lambung.
Gerakan kerongkongan ini disebut gerak peristaltik.
3. Lambung

12
Lambung berupa kantong besar yang terletak di dalam rongga tubuh di bawah
tulang rusuk agak ke kiri. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu kardia (dekat
hati), fundus (membulat dan letaknya di tengah), dan pilorus (di dekat usus).
Pencernaan di dalam lambung terjadi secara kimiawi, melibatkan enzim-enzim
pencernaan. Enzim-enzim tersebut antara lain sebagai berikut :
Asam klorida (HCI), membunuh kuman yang ikut bersama makanan,
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, merangsang membuka dan
menutupnya sfinkter pylorus, dan merangsang sekreasi getah usus.
Pepsin, memecah protein menjadi pepton
Lipase, mencerna lemak.
Renin, menggumpalkan kasein dalam susu.
4. Usus Halus (Intestinum)
Usus halus panjangnya 7 meter, dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut.
Usus dua belas jari (duodenum), dinamakan ini karena panjangnya sekitar 12
jari orang dewasa yang disejajarkan.
Usus kosong (jejunum), dinamakan ini karena pada orang yang telah
meninggal bagian usus tersebut kosong
5. Usus penyerapan (ileum), dinamakan ini karena pada bagian inilah zat-zat
makanan diserap oleh tubuh. Pada usus penyerapan dilapisi tonjolan yang
disebut vilus. Setiap vilus berbentuk sseperti jari yang mengandung sebuah
pembuluh darah dan pembuluh limfe.
6. Usus Besar (Colon)
Usus besar terdiri dari tiga bagian yaitu colon ascendens (bagian usus yang
naik), colon transversal (bagian usus yang mendatar), dan colon descendens
(bagian usus yang menurun). Di dalam usus terdapat bakteri Escherichia Coli yang
membusukkan sisa makanan menjadi feses. Di bawah pertemuan antara usus halus
dan usus besar terdapat usus buntu. Pada usus buntu terdapat umbai cacing atau
apendiks. Bagian akhir usus besar adalah rektrum. Rektrum merupakan tempat
penyimpanan feses untuk sementara. Feses akan dikeluarkan dari rectum melalui
anus disebut proses defekasi.

13
7. Anus
Anus adalah bagian atau muara akhir dari saluran pencernaan yang terletak di
dasar pelvis. Dari lubang ini, sisa-sisa makanan yang tidak dicerna yaitu feses
dikeluarkan dari dalam tubuh.
2.8 Mekanisme Sistem Pencernaan
Di dalam mulut makanan akan dicerna secara mekanik dan kimiawi. Secara
mekanik artinya proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi lebih kecil
dengan bantuan alat-alat pencernaan. Sedangkan secara kimiawi artinya proses
pencernaanta dibantu oleh enzin-enzin pencernaan.
Setelah dicerna baik secara mekanik maupun kimiawi di dalam mulut.
Makanan akan masuk ke kerongkongan. Jalan yang dilalui makanan tersebut adalah
faring/tekak. Di kerongkongan makanan tidak dicerna, namun makanan akan
mengalami gerakan peristaltik, yaitu gerakan yang terjadi pada otot-otot pada
saluran pencernaan yang menimbulkan gerakan semacam gelombang sehingga
menimbulkan efek menyedot/menelan makanan yang masuk ke dalam saluran
pencernaan.
Di dalam kerongkongan yang panjangnya 20 cm ini, makanan akan bergerak
hanya dalam waktu 6 detik, selanjutnya sudah masuk ke dalam lambung. Setelah
dari kerongkongan, makanan akan masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung ini
makanan akan dicerna lagi. Makanan disimpan di dalam lambung selama 2-5 jam.
Selama makanan berada di dalam lambung tersebut, makanan akan dicerna secara
kimiawi dan bercampur dengan getah lambung. Proses pencampurannya
dipengaruhi oleh gerak bergelombang yang bergerak di sepanjang lambung setiap
15-25 detik. Makanan dicerna oleh otot lambung dan enzim sehingga makanan
menjadi lembut seperti bubur dan disebut kim/chime. Otot pilorus yang membentuk
klep akan mengatur keluarnya kim sedikit demi sedikit dari lambung ke
duodenumnya.
Setelah dari lambung makanan akan masuk ke usus halus. Ketika sphincter
pylorus membuka, chyme dari lambung masuk ke usus halus. Sesampainya chyme
di usus halus, tahap pencernaan yang berikutnya sedang dimulai. Ketika chyme
bergerak ke duodenum, asam di dalamnya di netralisir oleh sekresi dinding
duodenum, juga oleh getah pancreas dan hati. Getah pankreas melanjutkan proses

14
pemecahan protein yang dimulai di lambung dan menguraikan karbohidrat.
Sementara itu, sekresi hati disebut empedu. Bahan ini terbuat dari garam dan
pigmen yang berperan penting dalam pencernaan lemak. Dari usus 12 jari, chyme
bergerak ke usus kosong dan usus penyerapan, di dorong oleh kontraksi peristaltik.
Sepanjang perjalanannya, sekresi dan enzim terus menghancurkan chyme menjadi
molekul-molekul kecil yang siap masuk ke dalam aliran darah. Proses penyerapan
dimulai pada bagian terakhir usus halus atau di usus penyerapan. Molekul-molekul
yang sangat kecil melewati dinding vilus yang tipis dan diedarkan oleh darah
menuju ke hati.
Setelah dari usus halus makanan akan masuk ke usus besar. Makanan yang
masuk ke usus besar ini merupakan makanan sisa penyerapan dari usus halus.
Tetapi karena kandungan air masih cukup tinggi, sehingga usus besar masih harus
menyerapnya. Begitu pula sebaliknya apabila kandungan air pada sisa makanan
sedikit, maka usus besar akan menambahkan air. Penyerapan atau penambahan air
oleh usus besar ini bertujuan agar feses dalam keadaan tidak cair ataupun tidak
padat. Pembentukan feses di usus besar ini dibantu oleh bakteri Escherichia Coli.

2.9 Gangguan Sistem Pencernaan


Beberapa gangguan pada sistem pencernaan yaitu:
1. Gastritis
Merupakan peradangan lambung. Gastritis akut umumnya disebabkan zat
perangsang seperti keracunan makanan, infeksi seperti padainfluenza dan
pemakaian alcohol berlebihan. Gejala gangguan ini bisasanya terdapat pada saluran
pencernaan.
2. Diare
Merupakan gangguan penyerapan air didalam usus besar sehingga ampas makanan
yang dikeluarkan dari tubuh berwujud cair
3. Kolik
Merupakanr asa sakit yang akut dan berseling-seling yang disebabkan oleh
kontraksi kuat dinding berotot pada visera berongga. Kolik gadtro-intestinal bisa
sangat parah dan membuat penderita gelisah dan bergerak-gerak kesana kemari
menahan sakit, pupil matanya melebar, ketakutan serta cemas

15
4. Perintonitis
Merupakan luka dan peradangan pada selaput rongga perut. Peritonitis disebabkan
oleh tukak lambung dan apenditis yang kronis. Maka timbul rasa sakit abdomen
yang akut, abdomennya melembung kaku dan shock denyut nadi cepat dan kecil
serta pernapasan dangkal. Juga terjadi-muntahmuntah dan cegukan yang
mencemaskan
5. Enteritis
Merupakan peradangan pada usus besar atau halus, sering diderita bersamaan
dengan gastritis dan dalam banyak keadaan menyebabkan infeksi seperti keracunan
bacterial dalam makanan seperti Salmonella.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

1. Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan


karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan
2. Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, bonkiolus dan paru-paru
3. Pernapasan dibagi menjadi dua yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut
Beberapa gangguan dalam sistem respirasi yaitu :Asma, Pneumonia, TBS,
Kanker paru-paru dan influenza.
4. Fermentasi adalah proses terjadinya penguraian senyawa-senyawa organik
untuk menghasilkan energi serta terjadi pengubahan substrat menjadi
produk baru oleh mikroba.
5. Sistem pencernaan merupakan sistem dalam tubuh yang bekerja untuk
memproses dan mengubah makanan serta menyerap sari makanan yang
berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
6. Alat pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usu
besar dan anus.
7. Di dalam mulut makanan akan dicerna secara mekanik dan kimiawi
8. gangguan pada sistem pencernaan yaitu gastritis, diare, kolik, dll

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah sebagi beriku:


1. Bagi guru, guru diharapkan mampu menyajikan materi secara kreatif
dengan memanfaatkan fasilitas teknologi sehingga siswa dapat menerima
pelajaran lebih maksimal.
2. Bagi siswa, selatah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu
memahami sistem respirasi, sistem pencernaan dan fermentasi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Safitri, R., & Bowo, S. 2016. Biologi untuk SMA/MA Untuk Kelas XI Peminatan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Surakarta: CV Mediatama.

Zubaidah, S. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan.

18

Anda mungkin juga menyukai