Anda di halaman 1dari 13

Presentasi Kasus

Anestesi Umum pada Anak

Disusun oleh :
Desyta Peronica

Pembimbing :
dr. Tinon Anindita, Sp.An

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BAGIAN ILMU ANESTESI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALATIGA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu


tugas pendidikan profesi bagian ilmu Anestesi di RSUD Salatiga

Disusun Oleh :
Desyta Peronica

Disahkan oleh :
Dokter Pembimbing

dr. Tinon Anindita, Sp.An


BAB I
PENDAHULUAN

Identitas Pasien
Nama : An. S
Umur : 2 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kalibening, Tingkir
CM : 17-18-356834

Anamnesis
Keluhan Utama
Tersiram air panas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Salatiga dibawa keluarganya dengan keluhan luka
bakar akibat tersiram air panas. Menunrut ibu pasien, pada pukul 10.00 WIB saat
beliau selesai merebus air dan ditaruh dilantai tiba-tiba pasien sudah tergeletak
dan air panas dipanci sudah tumpah ke lantai. Saat itu ibunya tidak melihat secara
langsung kejadiannya. Setelah ibu pasien mengetahui pasien terkena air panas, ibu
pasien langsung melumuri luka bakar pasien dengan lidah buaya. Pada pukul
11.15 WIB pasien dibawa ke IGD.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami kejadian serupa. Penyakit berat yang
menyebabkan pasien harus dirawat di Rumah Sakit tidak ditemukan
Riwayat Penyakit Keluarga
Belum pernah ada kejadian serupa.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak kesakitan
Kesadaran : Compos mentis
BB :
TB
Vital Sign
Nadi : 110 x/menit
Suhu : 36,9oC
Respirasi : 30 x/menit

Status Generalis
Kulit : Tanpak luka bakar tertutup kassa hampir di seluruh
tubuh
Kepala : DBN
Mata : DBN
Leher : DBN
Thorax
Jantung : DBN
Paru : DBN
Abdomen : DBN
Ekstremitas : DBN

Diagnosis
Combutio Gr II 46%

Terapi
- Intravena Fluid Drip RL 14 tpm
- Inj. Cefotaxim 250 ml/12 jam
- Inj. Ketorolac 5 ml/8 jam
- Inj. Ranitidin 1/3 ampul/8 jam
- Makan minum banyak

Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka
- Diagnosis pre-operatif : Combutio Gr II 46%
- Status Operatif : ASA II
- Jenis Operasi : Debridement
- Jenis Anestesi :General Anethesia dengan Total Intravena Anestesi

Tindakan Anestesi
Ketamin 50 mg
Sulfas Atropin 0,125 mg
Oksigen (O2) 3 lpm
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Anestesi umum dengan teknik anestesi intravena total (TIVA) merupakan salah
satu teknik anestesia umum yang dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat
anestesia parenteral langsung kedalam pembuluh darah vena.

Anatomi dan Fisiologi Pediatri


Pernafasan
Frekuensi pernafasan pada bayi dan anak lebih cepat dibanding orang dewasa.
Pada orok dan bayi antara 30 - 40 x semenit. Tipe pemafasan; orok, dan bayi ialah
abdominal, lewat hidung, sehingga gangguan pada kedua bagian ini memudahkan
timbulnya kegawatan pernafasan. . Paru-paru lebih mudah rusak karena tekanan
ventilasi yang berlebihan, sehingga menyebabkan pneumotoraks, atau
pneumomediastinum. Laju metabolisme yang tinggi menyebabkan cadangan
oksigen yang jauh lebih kecil; sehingga kurangnya kadar oksigen yang tersedia
pada udara inspirasi, dapat menyebabkan terjadinya bahaya hipoksia yang lebih
cepat dibandingkan pada orang dewasa. Neonatus tampaknya lebih dapat bertahan
terbadap gangguan hipoksia daripada anak yang besar dan orang dewasa, tetapi
hal ini bukan alasan untuk mengabaikan hipoksia pada neonatus.

Ada 5 perbedaan mendasar anatomi dari airway pada anak-anak dan dewasa.
1. Pada anak-anak, kepala lebih besar, dan lidah jug alebih besar
2. Laring yang letaknya lebih anterior
3. epiglottis yang lebih panjang
4. Leher dan trache yang lebih pendek daripada dewasa
5. Cartilago tiroid yang terletak berdekatan dengan airway
Perbedaan fisiologi pernafasan pada anak dan dewasa
Variable Anak-anak Dewasa

Frekuensi pernafasan 30-50 12-16

Tidal Volume ml/kg 6-8 7

Dead space ml/kg 2-2.5 2.2

Alveolar ventilation 100-150 60

FRC 27-30 30

Konsumsi Oxygen 6-8 3

Kardio-Sirkulasi

Frekuensi jantung/nadi bayi dan anak berkisar antara 100-120 x permenit.


Hipoksia menimbulkan bradikardia, karena parasimpatis yang lebih dominan.
Kadar hemoglobin orok tinggi (16-20 gr%), tetapi kemtidian menurun sampai usia
6 bulan (10-12 gr%), karena pergantian dari HbF (fetal) menjadi HbA (adult).
Jumlah darah bayi secara absoluts sedikit, walaupun untuk perhitungan
mengandung 90 miligram berat badan Karena itu perdarahan dapat menimbulkan
gangguan sistem kardiosirkulasi. Dan juga duktus arteriosus dan foramina pada
septa interatrium dan interventrikel belum menutup selama beberapa hari setelah
lahir.

Perbedaan heart rate, dan tekanan darah pada pediatric berdasarkan umur
umur Heart Rate Tekanan Systolic Tekanan Diastolic

Preterm 1000g 130-150 45 25

Baru lahir 110-150 60-75 27

6 bulan 80-150 95 45
2 tahun 85-125 95 50

4 tahun 75-115 98 57

8 tahun 60-110 112 60

Bayi bersifat poikilotennik, karena luas permukaan tubuhnya relative lebih luas
dibanding orang dewasa. Hal ini dapat menimbulkan bahaya hipotermia pada
lingkungan yang dingin, dan hipertermia pada lingkungan yang panas. Disamping
itu pusat pengaturan suhu di hipotalamus belum berkembang dengan baik

Cairan tubuh.
Bayi lahir cukup bulan mengandung relatif banyak air yaitu dari berat badan 75%,
setelah berusia 1 tahun turun menjadi 65% clan setelah dewasa menjadi 55-60 %.
Cairan ekstrasel orok ialah 40% dari berat badan, sedangkan pada dewasa ialah
20%. Pada Tabel 4. dapat dilihat perbedaan EBV (Estimated Blood Volume) pada
pediatric berdasarkan umur.

Perbedaan EBV (Estimated Blood Volume) pada pediatric berdasarkan umur.

Umur EBV

Premature 90-100cc/kg

Baru lahir 80-90 cc/kg

3 bulan-1 tahun 70-80 cc/kg

>1tahun 70 cc/kg

Dewasa 55-60 cc/kg

Anestesi Intravena
Anestesi intravena (TIVA) merupakan teknik anastesi umum dengan hanya
menggunakan obat-obat anastesi yang dimasukkan lewat jalur intravena. TIVA
digunakan untuk ketiga trias anastesi yaitu hipnotik, analgetik, dan relaksasi otot.
Kebanyakan obat-obat anastesi intravena hanya mencakup 2 komponen anastesi,
akan tetapi ketamin mempunyai ketiga trias anestesi sehingga ketamin dianggap
juga sebagai agent anastesi yang lengkap.

Kelebihan TIVA
- Dapat dikombinasikan atau terpisah dan dapat dititrasi dalam dosis yang
lebih akurat dalam pemakaiannya.
- Tidak mengganggu jalan nafas pada pasien
- Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat serta mesin anestesi
khusus.

Indikasi Pemberian TIVA


TIVA dalam prakteknya sehari-hari digunakan sebagai :
- Obat induksi anastesi umum
- Obat tunggal untuk anastesi pembedahan singkat
- Tambahan untuk obat inhalasi yang kurang kuat
- Obat tambahan anastesi regional
- Menghilangkan keadaan patologis akibat rangsangan SSP

Anestesi pada Anak


Premedikasi pada anak
Anak-anak dan orang tuanya sering merasa cemas saat-saat pre operatif.
Kecemasan saat pre-operasi dapat bervariasi dengan berbagai macam cara. Sesuai
dengan umurnya, bentuk-bentuk kecemasan ini dapat berupa verbal atau tingkah
laku. Menangis, agitasi, retensi urine, nafas dalam, tak mau bicara, pernafasan
dalam, merupakan bentuk dari anak yang cemas. Kecemasan ini dapat mencapai
puncaknya saat induksi anestesi. Ada berbagai cara untuk menekan kecemasan
pre-operatif ini.

Tujuan dan definisi dari premedikasi ini bervariasi pada tiap tenaga medis, dan
pasien dan orangtuanya memiliki persepsi sendiri terhadap arti premedikasi. Bagi
tenaga medis, premedikasi berfungsi untuk pendekatan psikologis memberikan
penjelasan pada pasien dan keluarganya, tentang apa yang akan dilakukan
sebelum dan sesudah operasi beserta yang akan terjadi kemudian. Dan juga untuk
memisahkan sang pasien dari orang tuanya dengan tenang pada saat akan
dilakukan operasi, dan juga penggunaan obat-obatan analgesi dan hipnotik yang
bertujuan untuk membuat amnesia ataupun mengurangi nyeri post operasi. Tujuan
lainnnya dapat berupa menekan biaya obat yang akan digunakan, anti emesis,
memudahkan saat induksi, dan hal-hal lain yang tak diinginkan.

Induksi Pada Pediatri


Cara induksi pada pasien pediatric tergantung pada umur, status fisik ,dan tipe
operasi yang akan dilakukan. Ahli anestesi tentu memiliki cara dan taktik
tersendiri dalam menginduksi pasien pediatric, namun juga harus memiliki
rencana kedua jika rencana pertama gagal dilakukan yang mungkin disebabkan
oleh situasi klinik tertentu.
Namun, apapun jenis situasi klinik yang dialami, tujuan dari induksi adalah sama,
yaitu :
- Memisahkan sang pasien dari orangtuanya sebisa mungkin
- Pasien bersikap kooperatif saat dilakukan induksi
- Induksi yang berjalan mulus tanpa komplikasi apapun
- Pencapaian dan pemantauan system respirasi, kardiovaskular, dan cairan
yang stabil selama induksi
- Tercapainya efek hipnotik, sedative dan relaksasi

Komplikasi Anestesi pada Pediatri

Semua pasien, terutama yang diintubasi, lebih memiliki resiko untuk mengalami
komplikasi pada anestesi pediatric. Biasanya hal ini dapat ditanggulangi dengan
acetaminophen.
Mual dan munatah adalah hal yang paling sering terjadi, terutama pada pasien
berumur 2 tahun ke atas. Terjadi karena pipa ETT dipasang terlalu erat, sehingga
mukosa trachea menjadi bengkak

Laringospasme adalah salah satu komplikasi yang mungkin terjadi. Biasanya


terjadi pada anestesi stadium II. Jika terjadi, suksinilkolin dapat digunakan,
bersama dengan atropine untuk mencegah brakikardi.
BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Pembahasan
Anak S yang mengalami luka bakar direncanakan dilakukan tindakan debridement
dengan teknik anestesi yaitu anestesi umum dengan metode TIVA. Dikarenakan
operasi singkat dan untuk mencegah adanya komplikasi, pada anak ini hanya
diberikan ketamin yang mempunyai efek disosiatif sebagai induksi dan Sulfas
atropin sebagai premedikasinya.
Operasi debridement pada anak berlangsung sekitar 15 menit. Dengan diberikan
sulfas atropin terlebih dahulu lalu di masukkan ketamin setelahnya. Untuk
pemeliharaannya diberikan oksigen.
Total anestesi intravena termasuk salah satu anestesi yang cukup aman diberikan
kepada anak yang menjalani operasi yang cukup singkat dan menggunakan obat
tunggal. Pada anak tetap dipasangkan pulse oxymeter untuk memonitor saturasi
oksigen dan nadi anak untuk mengantisipasi bradikardi/ takikardi dan masalah
respirasi.
Dikarenakan beberapa fisiologi anak yang berbeda dengan dewasa, jadi pada saat
anestesi dilakukan pada anak sangat memerlukan perhatian lebih khusus seperti
pre-medikasi yang dilakukan dalam lebih kurang 24 jam sebelum operasi, baik
terhadap anak maupun orangtua. Serta pemberian obat anestesi yang sesuaikan
dengan umur dan berat badan anak harus dilakukan untuk mencegah komplikasi
yang lebih lanjut.

Kesimpulan
Dengan pertimbangan waktu operasi yang singkat, usia anak dan berat badan
anak, anestesi yang dilakukan menggunakan anestesi umum dengan total
intravena anestesi dengan dosis obat premedikasi dan induksi disesuaikan dengan
berat badan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Bissonnette B, Dallens B. Pediatric Anethesia, Principles & Practice. New York.
McGraw-Hill Companies.2002
Mangku G, Agung Senaphati T. Buku Ajar Ilmu Anastesia dan Reanimasi.
Jakarta. Penerbit Indeks. 2009
Pramono A. Buku Kuliah Anestesi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2014
Wrobel M, Werth M. Pokok-Pokok Anestesi : Kompendium untuk praktik sehari-
hari. Bahasa Version : Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC. 2009

Anda mungkin juga menyukai