Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang progresif dan kontinu yang
bersifat kualitatif dalam diri individu, mulai dari lahir sampai mati. Pengertian lain
perkembangan adalah proses terjadinya berbagai perubahan yang bertahap yang dialami
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya (maturation)
yang berlangsung secara sistematis, prosesif dan berkesinambungan baik yang
menyangkut fisik maupun psikis.
Semua yang berkembang maju pada bentuk dan keadaan yang lebih baik dan
lebih maju, artinya progresif. Manusia terus berkembang maju secara fisik dari kekuatan
tubuhnya dan fungsi-fungsinya perkembangan itupun dialaminya secara
berkesinambungan atau bertahap, seperti dari merangkak menjadi berdiri, dari berdiri
menjadi berjalan, dan tidak mungkin bayi itu kembali merangkak.
Demikian pula dengan perkembangan psikis manusia, ada yang berkembang
karena dorongan alamiahnya dan ada yang dipacu melalui aktifitas eksternal misalnya
belajar disekolah dan berinteraksi dengan masyarakat, perkembangan kejiwaan yang
membentuk suatu kepribadian manusia berhubungan dengan menyuruh anaknya rajin
mengaji dan bergaul dengan orang-orang yang berprestasi dan berbudi pekerti luhur.
Pergaulan itu akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan kejiwaan anaknya.
Dalam ajaran Islam, terdapat pernyataan bahwa semua manusia yang dilahirkan dalam
keadaan bersih dari dosa.
B. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan anak?
b) Bagaimana tahap-tahap perkembangan anak?
c) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak?
d) Apa pengertian anak pra-sekolah?
e) Apa saja ciri-ciri anak pra-sekolah/
f) Apaa saja metode pembelajaran anak pra-sekolah?

1
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
Untuk lebih mengetahui dan memberikan gambaran secara lebih dalam mengenai
perkembangan anak pra-sekolah
2) Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mengetahui :
a) Pengertian anak
b) Tahap--tahap perkembangan anak
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
d) Pengertian anak pra-sekolah
e) Ciri-ciri anak pra-sekolah
f) Metode pembelajaran anak pra-sekolah
D. Manfaat
1) Bagi Penulis
Dapat memahami dan mengetahui tentang perkembangan anak pra-sekolah
2) Bagi Pembaca
Dapat dijadikan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan terutama mengenai
perkembangan anak pra-sekolah
3) Bagi Institusi
Dapat dijadikan dokumen pustaka agar dapat dijadikan sebagai bahan bacaan mahasiswa

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN ANAK
Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002, anak adalah amanah
dan karunia Tuhan YangMaha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat
sebagai manusia seutuhnya. Menurut Wong (2008),anak prasekolah adalah anak yang
mempunyai rentang usia tiga sampai enam tahun

B. DEFINISI PERTUMBUHANDAN PERKEMBANGAN


Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang
secra kuantitatif dapt diukur,sedangkan perkembangan merupakan bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan
belajar (whalley dan wong ,2000)
C. TEORI PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH
1. Teori Psikoseksual menurut :Sigmund Freud

Teori psikoseksual menurut Freud adalah salah satu teori yang paling
terkenal,akan tetapi juga salah satu teori yang paling kontroversial. Freud percaya
kepribadian yang berkembang melalui serangkaian tahapan masa kanak-kanak di
mana mencari kesenangan dan memiliki fokus pada area sensitif seksual tertentu.
Energi psikoseksual, atau libido , digambarkan sebagai kekuatan pendorong di
belakang perilaku.Menurut Sigmund Freud, kepribadian sebagian besar dibentuk
di usia lima tahun. Awal perkembangan berpengaruh besar
dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian
hari.Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah
kepribadian yang sehat. Menurut freud masalah akan timbul bila terjadi fiksasi.
fiksasi adalah fokus yang gigih pada tahap awal psikoseksual. Sampai konflik ini
diselesaikan, individu akan tetapterjebak dalam tahap ini. Misalnya, seseorang

3
yang terpaku pada tahap oral mungkin terlalu bergantung pada orang lain dan
dapat mencari rangsangan oral melalui merokok, minum, atau makan.

Pada anak prasekolah menurut teori freud anak berada pada Tahap Phallic
( 3 tahun sampai 5tahun ) tahap ini berpusat pada penis dan klitoris, dimana anak
mulai menyadari bahwa mereka memiliki rangsangan yang datang dari alat
seksual, biasanya dengan cara menggesekkan atau memegang. Ciri yang timbul
mulai menyukai lain jenis ,anak laki-laki cenderung suka pada ibunyya dari pada
ayahnya begitupula sebalknya.perasaan seksual yang negatie menyebabkan anak
mennjauhi orang tua sejenis dimulai proses identifikasi seksual disini akan
muncul istilah Oedipus kompleks(mencintai ibu)dan Elektra komplek (cemburu
karena tidak puny penis)

2. Teori Psikososial menurut : Erikson


Tinjauan Erikson dalam Muscari (2005)masalah psikososial, mengatakan
krisis yang dihadapi anak pada usia antara 3 dan 6 tahun disebut inisiatif versus
rasa bersalah. Dimana orang terdekat anak usia prasekolah adalah keluarga,
anak normal telah menguasai perasaan otonomi, anak mengembangkan perasaan
bersalah ketika orang tua membuat anak merasa bahwa imajinasi dan
aktivitasnya tidak dapat diterima. Anak usia prasekolah adalah pelajar yang
enerjik, antusias dan pengganggu dengan imajinasi yang aktif. Kesadaran moral
mulai berkembang. Mulai menggunakan alasan sederhana dan dapat menoleransi
penundaan kepuasaan dalam periode yang lama. Pengalaman anak selama periode
usia prasekolah umumnya lebih menakutkan dibandingkan dengan periode usia
lainnya, rasa takut yang umumnya terjadi antara lain adalah; kegelapan, ditinggal
sendiri terutama pada saat menjelang tidur, binatang terutama binatang yang
besar, hantu, mutilasi tubuh, nyeri dan objek serta orang-orang yang berhubungan
dengan pengalaman yang menyakitkan. Perasaan takut anak usia prasekolah
mudah muncul dan berasal dari tindakan dan penilaian orang tua. Memberikan
anak tidur dengan lampu tetap menyala dan menganjurkan bermain untuk

4
menghalau rasa takut dengan boneka atau mainan lain. Menghadapkan anak
dengan objek yang membuatnya takut dalam lingkungan yang terkendali.

3. Teori Perkembangan Kognitif menurut :Piaget


Jean Piaget memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi
perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep
kecerdasan.dalam teori piaget ada 4 tahapan yaitu sensorimotorik,tahap
praoprasional,oprasional konkrit,dan terkhir adalah tahap oprasional formal
sehingga menurut piaget anak prasekolah termasuk dalam praoprasional.Tahapan
ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan
permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis
yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi
dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap
objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara
logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan
merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih
bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain.
Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti
mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda- beda atau
mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda. Menurut
Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul
antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan
keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda
dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan
penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung
egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan
bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami
bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan,
kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki
pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak
hidup pun memiliki perasaan. Anak prasekolah telah mengatasi banyak ansietas

5
yang berhubungan dengan orang asing dan ketakutan akan perpisahan pada tahun-
tahun sebelumnya (Wong, 2008). Pada anak prasekolah mulai belajar praktik
keagamaan, perhiasan kecil dan simbol mulai memiliki arti praktis bagi anak
prasekolah. Tuhan dilihat dalam istilah manusia, tuhan dipahami sebagai bagian
dari alam (seperti halnya pohon, bunga, dan sungai). Kejahatan dapat
dibayangkan dengan istilah menyeramkan, seperti monster atau setan

4. Teori Perkembangan Moral menurut : Kohlberg


Lawrence Kohlberg mengembangkan teori pengembangan psikologi
kepribadian yang berfokus pada pertumbuhan pemikiran moral. Bangunan pada
proses dua-tahap yang diusulkan oleh Piaget, Kohlberg memperluas teori untuk
meliputi enam tahapan yang berbeda. Sementara teori tersebut telah dikritik
karena beberapa alasan yang berbeda, termasuk kemungkinan bahwa ia tidak
mengakomodasi jenis kelamin yang berbeda dan budaya yang sama, teori
Kohlberg tetap penting dalam pemahaman kita tentang pengembangan psikologi
kepribadian.

Menurut Kohlberg anak prasekolah dapat digolongkan pada tahap Tingkat


1 yaitu Pra-konvensional dngan orientasi minat pribadi. Penalaran tahap dua
kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap
bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri seperti.Dalam
tahap dua perhatian kepada oranglain tidak didasari oleh loyalitas atau faktor yang
berifat intrinsik. Anak cenderung egosentrik .anak mudah cemburu dan harus
diberi pengertian lebih.

5. Teori Perkembangan Interpersonal menurut : Sullivan

Teori ini lebih menekankan pada hubungan interpersonal. Anak menggunakan


hubungan sosial dalam mengembangkan konsep diri. Usia 4 5 tahun anak lebih
suka bermain dengan kelompoknya. Tahap anak dimulai dengan perkembangan
bicara dan belajar berpikir sintaksis, serta perluasan kebutuhan untuk bergaul

6
dengan kelompok sebaya. Anak mulai belajar menyembunyikan tingkah laku
yang diyakininya bisa menimbulkan kecemasan atau hukuman seperti dengan
rasionalisasi (memberi alasan palsu) mengenai segala hal yang telah mereka
kerjakan atau sedang mereka rencanakan. Mereka memiliki tampilan seolah-olah
(as if performance), yakni:

1. dramatisasi (dramatization): permainan peran seolah-olah dewasa, belajar


meng-identifikasikan diri dengan orang tuanya.

2. bergaya sibuk (preoccupation): anak belajar konsentrasi pada satu kegiatan


yang membuat mereka bisa menghindari sesuatu yang menekan dirinya.

3. transformasi jahat (malevolent transformation): perasaan bahwa dirinya hidup


di tengah-tengah musuh, sehingga hidupnya penuh rasa kecurigaan dan ketidak
percayaan bahkan sampai tingkahlaku yang paranoid.

4. sublimasi taksadar (unwitting sublimation): mengganti sesuatu atau aktifitas


(taksadar atau unwitting) yang dapat menimbulkan kecemasan dengan
aktifitas yang lebih dapat diterima secara sosial.

Masa anak ditandai dengan emosi yang mulai timbal balik, anak disamping
menerima juga bisa memberi kasih sayang. Masa anak juga ditandai dengan akulturasi
yang cepat. Disamping menguasai bahasa, anak belajar pola kultural dalam
kebersihan, latihan toilet, kebiasaan makan, dan harapan peran seksual.

D. PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH

Usia 3 tahun

1. Motorik Kasar :
a. Mengendarai sepeda roda tiga
b. Berdiri pada satu kaki dalam beberapa detik
c. Naik dan turun tangga dengan kaki bergantian

7
d. Melompat jauh
e. Mencoba berdansa, mungkin belum seimbang

2. Motorik Halus :
a. Membangun menara dari 9 10 kotak
b. Membangun jembatan dengan 3 kotak
c. Secara benar memasukan biji - bijian kedalam botol berleher sempit
3. Bahasa
a. Mempunyai perbendaharaan kata sekitar 900 kata.
b. Menggunakan kalimat lengkap dari 3 sampai 4 kata
c. Bicara tanpa henti, tanpa peduli apakah seseorang memperhatikannya
d. Mengulang kalimat dari enam suku kata
e. Mengajukan banyak pertanyaan

4. Sosial /kognisi
a. Berpakaian sendiri hampir lengkap, dibantu bila kancing dibelakang, dan
mencocokan sepatu kanan atau kiri
b. Mengalami peningkatan rentang perhatian
c. Makan sendri
d. Dapat menyiapkan makan sederhana seperti sereal dan susu
e. Dapat membantu mengatur meja, mengeringkan piring tanpa pecah
f. Takut pada kegelapan
g. Mengetahui jenis kelamin sendiri dan orang lain
h. Egosentrik dalam berfikir dan tingkah laku
i. Mulai memahami waktu
j. Mulai mampu memandang konsep dari perspektif yang berbeda
k. Permainan paralel dan asosiatif : mulia mempelajari permaianan sederhana, tetapi
sering mengikuti aturannya sendiri, serta mulai berbagi

Usia 4 tahun
1. Motorik kasar

8
a. Melompat dengan satu kaki
b. Menangkap bola dengan tepat
c. Melemparbola bergantian dengan tangan
2. Motorik Halus :
a. Menggunakan gunting dengan baik untuk memotong gambar mengikuti garis
b. Dapat memasang sepatu tetapi tidak mampu mengikat talinya
c. Dapat menggambar menyalin bentuk kotak, garis silang atau segi tiga
3. Bahasa
a. Perbendaharaan sekitar 1.500 kata
b. Menggunakan kalimat dari 4 - 5 kata
c. Menceritakan cerita dengan dilebih - lebihkan
d. Mengetahui lagu sederhana
e. Menyebutkan satu atau lebih warna
f. Memahami analogi seperti : Bila es dingin, api panas dsb.
4. Social/ kognisi
a. Sangat mandiri
b. Cenderung untuk keras kepala dan tidak sabar
c. Agresif secara fisik dan ferbal
d. Mendapat kebanggan dalam pencapaian
e. Memamerkan secara dramatis, menikmati pertunjukan orang lain
b. Menceritakan cerita keluarga pada orang lain tanpa batasan
c. Masih mempunyai banyak rasa takut
d. Menghubungkan sebab akibat dengan kejadian
e. Memahami waktu dengan baik, khususnya dalam istilah urutan kejadian sehari hari
f. Menilai segala sesuatu munurut dimensinya seperti tinggi, lebar, atau perintah
g. Egosentrisme berkurang dan kesadaran sosial lebih tinggi
h. Dapat menghitung dengan benar
i. Patuh pada orang tua karena batasan bukan karena memahami salah atau benar

Usia 5 tahun
1. Motorik Kasar :

9
a. Melompat dnegan kaki bergantian
b. Melempar dan menangkap bola dengan baik
c. Melompat keatas
d. Bermain skate dengan keseimbangan yang baik
e. Berjalan mundur dengan tumit dan jari kaki
f. Keseimbangan pada kaki bergantian dengan mata tertutup
2. Motorik Halus :
a. Mengikat tali sepatu
b. Menggunakan gunting, alat sederhana, atau pensil dengan baik
c. Menggambar meniru gambar permata dan segi tiga, menambahkan 7 9 bagian dari
gambar garis, mencetak beberapa huruf, angka, atau kata, seperti nama panggilan
3. Bahasa
a. Mempunyai perbendaharaan sampai 2.100 kata
b. Menggunakan kalimat dengan 6 8 kata
c. Menyebutkan 4 atau lebih warna
d. Menggamabar atau melukis dengan banyak komentar dan menyebutkannya satu
persatu
e. Mengetahui nama nama hari dalam seminggu, bulan, dan kata yang berhubungan
dengan waktu lainnya
f. Dapat mengikuti tiga perintah sekaligus

4. Social/ kognisi
a. Kurang memberontak dibanding sewaktu usia 4 tahun
b. Lebih tenang dan berhasrat untuk menyelesaikan urusan
b. Mandiri tetapi dapat dipercaya, tidak kasar, lebih bertanggung jawab
c. Mengalami sedikit rasa takut, mengandalkan otoritas luar untuk mengendalikan
dunianya
d. Berhasrat untuk melakukan sesuatu dengan benar dan mudah, mencoba mengikuti
aturan
e. Menunjukan sikap lebih baik

10
f. Memperhatikan diri sendiri secara total kecuali gigi, berpakaian atau higiene ( perlu
pengawasan )
g. Mulai bertanya apa yang dipikirkan orang tua dengan membandingkannya dengan
teman sebaya dan orang dewasa lain
h. Lebih mampu memandang perspektif orang lain, tetapi menoleransi perbedaan dari
pada memahaminya
i. Mulai memahami penghematan angka melalui penghitungan objek tanpa
memandang pengaturan
j. Menggunakan kata berorientasi waktu
k. Sangat ingin tahu tentang informasi faktual mengenai dunia

E. CIRI-CIRI ANAK USIA PRA-SEKOLAH


Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial,
dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-
norma kelompok, moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh
proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai
aspek kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan bermasyarakat.
Dalam proses perkembanganya ada ciri-ciri yang melekat dan menyertai periode
anak tersebut. Menurut Snowman (1993 dalam Patmonodewo, 2003) mengemukakan
ciri-ciri anak prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya ada TK. Ciri-ciri anak TK dan
prasekolah yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif.
a) Ciri Fisik Anak Prasekolah Atau TK.
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan
anak yang berada dalam tahapan sebelumnya. Anak prasekolah umumnya
aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya
dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Setelah anak
melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup,
seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup.
Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak.
b) Ciri Sosial Anak Prasekolah atau TK

11
Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi
sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan
diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang
dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian
berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang
lebih besar. Parten (1932) dalam social participation among praschool
children melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di
sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial:
Tingkah laku unoccupied anak tidak bermain dengan
sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan
memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun.
Bermain soliter anak bermain sendiri dengan menggunakan alat
permainan, berbeda dari apa yang dimainkan oleh teman yang
berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak saling berbicara.
Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku dengan
mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang
dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama.
Bermain pararel anak-anak bermain dengan saling berdekatan,
tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain,
mereka menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi
dengan cara tidak saling bergantung.
Bermain asosiatif anak bermain dengan anak lain tanpa organisasi.
Tidak ada peran tertentu, masing-masing anak bermain dengan
caranya sendiri-sendiri.
Bermain Kooperatif anak bermain dalam kelompok di mana ada
organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing anak melakukan
kegiatan bermain dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau
perang-perangan.
c) Ciri Emosional Anak Prasekolah atau TK

12
Anak TK cenderung mngekspreseikan emosinya dengan bebas dan
terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut. Iri
hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali
memperebutkan perhatian guru.
d) Ciri Kognitif Anak Prasekolah atau TK
Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari
mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya, sebaiknya anak
diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk
menjadi pendengar yang baik.
Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat,
kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Ainsworth dan Wittig (1972)
serta Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara mengembangkan agar anak
dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut:
Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.
Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan
kesempatan dalam banyak hal.
Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk melakukan
berbagai kegiatan secara mandiri.
Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan
dalam berbagai tingkah laku.
Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh
lingkungannya.
Kagumilah apa yang dilakukan anak.
Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan
hangat dan dengan ketulusan hati.

F. KEBUTUHAN ANAK USIA PRA SEKOLAH


1. Nutrisi
a. Kebutuhan nutrisi

13
- Kebutuhan nutrisi anak prasekolah hampir sama dengan todler, meskipun kalori
menurun sampai 90 kkal/kg/hr.
- Kebutuhan protein 1,2 gr/kg/hr.
- Kebutuhan cairan 100ml/kg/hr tergantung pada tingkat aktivitas anak.
b. Pola dan pilihan makanan
- Anak usia prasekolah mungkin menolak sayuran, makanan kombinasi, dan hati.
- Makanan yang disukai antara lain sereal, daging, kentang bakar, buah buahan,
dan permen
- Banyak anak yang berusia 3 dan 4 tahun tidak dapat diam atau cerewet selama
makan dengan keluarga, dan dapat tetap berjuang dengan penggunaan peralatan
makan (mis., sendok, piring, dan garpu)
c. Kebiasaan makan orang lain memengaruhi anak usia 5 tahun.
- Anak cenderung fokus pada aspek social makan, antara lain percakapan di
meja makan, sikap di meja makan, dan kemauan untuk mencoba makanan yang
baru, serta membantu menyiapkan atau membersihkan makanan.
- Anak usia prasekolah yang lebih besar dapat menggunakan sendok dan garpu

2. Pola tidur
j. Rata rata anak usia prasekolah tidur 11 sampai 13 jam sehari
k. Sebagian besar anak usia prasekolah memerlukan tidur siang sampai usia 5 tahun,
yaitu saat sebagian besar memasuki taman kanak kanak. Kebiasaan tidur siang setiap
hari dapat di hilangkan jika tampak mengganggu waktu tidur malam hari. Jika anak
masih memerlukan tidur siang, cukup selama 30 sampai 60 menit.
l. Ritual yang menentramkan dan relaksasi sebelum tidur harus membantu
menenangkan anak. Ritual sebelum tidur dapat memakan waktu 30 menit atau lebih.
m. Masalah tidur yang umum terjadi, antara lain:
- Mimpi buruk
- Teror di malam hari
- Sulit istirahat setelah sibuk seharian
- Aktivitas pengantar tidur terlalu lama sehingga menunda tidur

14
- Terbangun di malam hari
n. Untuk sebagian besar anak usia prasekolah, objek yang menimbulkan rasa aman dan
lampu tetap menyala saat tidur dapat membantu tidur.

3. Kesehatan gigi
a. Seluruh gigi desidua yang berjumlah 20 harus lengkap pada usia 3 tahun
b. Perkembangan motorik halus pada usia prasekolah memungkinkan anak mampu
menggunakan sikat gigi dengan baik, anak harus menggosok giginya dua kali sehari
c. Orang tua harus mengawasi anak menggosok gigi dan membersihkan sela sela gigi
d. Anak harus menghindari makanan yang bersifat kariogenik untuk mencegah karies

4. Eliminasi
b. Sebagian besar anak mampu melakukan toilet training dengan mandiri pada akhir
episode prasekolah. Beberapa anak mungkin masih mengompol di celana. Sebagian
besar lupa untuk mencuci tangannya dan untuk membilas (cebok)
c. Anak anak berkemih rata rata 500 samapi 1000 mL/hari.

G. FACTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK

1. Keturunan
Dalam semua budaya, sikap dan harapan berbeda sesuai dengan jenis kelamin anak.
Jenis kelamin dan determinan keturunan sangat kuat mempengaruhi hasil akhir
pertumbuhan dan laju perkembangan untuk mendapatkan hasil akhir tersebut. Pada
dimensi kepribadian dapat kita lihat seperti temperamen, tingkat aktivitas,
koresponsifan, dan kecendrungan ke arah rasa malu, diyakini dapat diturunkan. Anak
yang mengalami ganggua n mental atau fisik yang diturunkan akan mengubah atau
mengganggu pertumbuhan emosi, fisik dan interaksi anak dengan lingkungan sekitar.
2. Nutrisi

15
Faktor diet mengatur pertumbuhan pada semua tahap perkembangan, dan efeknya
ditunjukkan pada cara yang beragam dan rumit. Selama periode pertumbuhan
pranatal yang cepat, nutrisi buruk dapat mempengaruhi perkembangan dari waktu
implantasi ovum sampai kelahiran. Selama masa bayi dan anak-anak, kebutuhan
kalori dan protein lebih tinggi dibandingkan pada setiap periode perkembangan
pascanatal. Nafsu makan anak akan berfluktuasi sebagai respon terhadap
keberagaman sampai ledekan pertumbuhan turbulen di masa remaja.
3. Hubungan Interpersonal
Pada masa anak-anak, hubungan dengan orang terdekat memainkan peran penting
dalam perkembangan, terutama dalam perkembanganemosi, intelektual, dan
kepribadian. Anak yang melakukan kontak denganorang lain dapat memberikan
pengaruh pada anak yang sedang berkembang, tetapi dengan luasnyarentang kontak
dapat menjadi pelajaran dalam perkembangan kepribadian yang sehat
4. Tingkat Sosioekonomi
Keluarga dengan perekonomian yang rendah mungkin kurang memiliki pengetahuan
atau sumber daya yang diperlukan untukmemberikan lingkungan yang aman,
menstimulasi dan kaya nutrisi yang membantu perkembangan optimal anak. Pada
keluarga yangsosioekonomi yang rendah tidak mampu memenuhi nutrisi yang
lengkap untuk anaknya sehingga dapat mempengaruhi proses perkembangan anak
karna giziyang masuk tidak memenuhi kebutuhan anak

5. Penyakit
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu manifestasi klinis dalm
sejumlah gangguan herediter. Gangguan pertumbuhan pada anak-anak terutama
terlihat pada gangguan skeletal, seperti berbagai bentuk dwarfisme dan sedikitnya
satu anomaly kromosom. Gangguan pada pencernaan dan gangguan absorpsi nutrisi
tubuh pada anak akan memberi efek merugikan pada pertumbuhan dan perkembangan
anak
6. Bahaya Lingkungan
Agen berbahaya yang paling Sering dikaitkan dengan resiko kasehatan adalah bahan
kimia dan radiasi. Air dan udara serta makanan yang terkonta minasi dari berbagai

16
sumber telah didokumentasikan dengan baik. Inhalasi asap rokok secara pasif oleh
anak sangat berbahaya dalam proses perkembangan anak
7. Stress Pada Masa Kanak kanak
Dari sudut pandangfisiologis dan dan emosi pada intinya stres adalah ketidak
seimbangan antara tuntutan lingkungan dansumberkoping individu yang mengganggu
ekuilibrium individu tersebut (Masten dkk, 1988). Pada anak tampak lebih rentan
mengalami stres biladibandingkan dengan yang lain. Respon tehadap stresor dapt
berupa perilaku,psikologis, atau fisiologis. Dengan adanya stres tersebut maka akan
terbentukstrategi koping yang dapat melindungi dirinya dalam menghadapi stres.
Kontak fisik dengan anak dapat menyamankan dan menenangkan anak.
Menggendong, menyentuh atau memeluk anak menimbulkan relaksasi dan
kenyamanan serta memfasilitasi komunikasi. Melakukan rekreasi atau jalan-jalan
serta pemajanan anak pada pengaruh positif dapat membantu membangun kekuatan
dan keamanan anak
8. Pengaruh Media Masa
Media dapat memperluaskan pengetahuan anak tentang dunia tempat mereka hidup
dan berkontribusi untuk mempersempit perbedaan anatar-kelas. Namun media juga
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak, karena anak masa kini
terpikat seperti pada beberapa decade lalu (Rowitz, 1996). Anak-anak masa kini
lebih cendrung memilh media dan figur olah raga sebagai model peran ideal mereka,
sedangkan di masa lalu anak lebih suka meniru orang tua atau walinya. Media masa
yang dapt mempengaruhi perkembangan anatara lain dapat berupa materi
bacaan/buku, film, dan televisi

H. STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK PRA SEKOLAH


Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan
gerak halus, kemampuan gerak kasar, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan
sosialisasi dan kemandirian.

Ada beberapa prinsip dasar yang perlu di perhatikan yaitu:

1. Stimulasi di lakukan dengan di landasi rasa cinta kasih saying

17
2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tinkah laku
orang orang yang dekat dengannya
3. Lakukan stimulasi dnegan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman
4. Lakukan stiulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap
kemampuan dasar anak
5. Gunakan alat bantu/ permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak
6. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki laki dan anak perempuan
7. Anak selalu di beri pujian, bila perlu di beri hadiah atas keberhasilannya

I. MASALAH YANG SERINNG DIALAMI ANAK USIA PRA SEKOLAH


1. Masalah masalah Umum
a. Kemarahan
Banyak anak prasekolah yang mengungkapkan kemarahan secara tiba-tiba.
Dalam hal ini orang tua jangan memberikan apa yang diminta anak sebagai
tanggapan terhadap kemarahannya itu, sebab hal itu akan dipandang anak sebagai
pahala. orang tua harus mengabaikan kemarahan pertama anak. Jika usaha ini tidak
berhasil untuk meredakan kemarahannya, orang tua perlu berbicara dengan tegas.
b. Cacat

Sikap orang tua dan perkembangan anak secara umum bisa sangat dipengaruhi
oleh kondisi cacat (Bentovim, 1972). Anak cacat bisa menjadi terlalu bergantung dan
menarik diri. Orang tua dan anggota keluarga lainnya yang merasa kasihan terhadap
anak itu mungkin akan membiarkan anak itu bersikap begitu, tetapi hal itu akan
menimbulkan masalah perilaku. Anak yang cacat harus didorong untuk sebisa
mungkin mandiri, tanpa menyangkal kondisi cacatnya.

c. Kegemukan

Kegemukan menghancurkan citra diri anak dan membuatnya diejek teman-


temannya, jadi orang tua harus mencegah masalah itu dengan risiko apa pun.

18
d. Mengompol

Masalah ini biasa untuk anak masa prasekolah, tetapi itu akan menjadi masalah
besar jika masih berlanjut sampai masa sekolah. Kurang lebih 16 % anak-anak
kadang-kadang masih mengompol setelah berumur 5 tahun (Rae-Grant, Carr, dan
Berman, 1983, 181 ). Orang tua tidak boleh mengolok-olok anak yang masih
mengompol, sebaliknya orang tua sebaiknya menyuruh anak itu untuk membersihkan
tempat tidurnya setiap kali hal itu terjadi.

e. Buang Air Besar di Celana ( Enkopresis )

Seperti halnya mengompol, hal ini juga merupakan hal yang normal untuk anak
masa prasekolah. Jika hal ini terus berlanjut setelah umur 4 tahun, orang tua bisa
melakukan konsultasi dengan ahli psikologi. Kadang-kadang, mengompol atau buang
air besar di celana merupakan masalah medis yang bisa diobati dengan obat-obatan
tertentu.

f. Menggigit Jari

Anak yang masih suka menggigit jari pada usia ini merupakan hal yang normal.
Untuk menghilangkan kebiasaan ini, anak perlu ditawari hadiah, namun hukuman
untuk hal ini tidak disarankan.

g. Gagap
Gagap pada anak prasekolah dipandang normal dan biasanya akan hilang saat
anak itu berumur 6 tahun. Gagap biasanya disebabkan oleh ketidakmatangan
neurologis. Orang tua sebaiknya mengabaikan hal ini kecuali hal itu berlanjut sampai
masa sekolah. Makin banyak diberi perhatian, masalah ini justru makin bertambah
parah.
h. Rasa Takut dan Masalah Tidur

Rasa takut terhadap binatang sangat biasa selama usia ini dan tidak perlu terlalu
dikhawatirkan. Orang tua harus meyakinkan anak itu berulang-ulang. Mimpi buruk

19
dan teror malam mungkin merupakan akibat konflik emosional. Dalam beberapa
kasus, dibutuhkan pengobatan, terutama dengan teror malam di mana anak-anak
berteriak dan meronta-ronta tetapi tidak bangun.

Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid
eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-
benar terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi
buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan
yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang
sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis. Pengalamam
yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di
televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering
ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 th, karena mereka belum bisa
membedakan antara khayalan dan kenyataan. Teror dimalam hari adalah suatu
keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah terbangun dengan kecemasan
yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang atelah dialaminya.

Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak
bengkit dsari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur sambil
berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3
jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik
sampai beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena nak menjerit-
jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8
th.Lampu malam mungkin bisa membantu. Anak-anak harus didorong untuk kembali
ke kamar mereka lagi, dan jangan tidur di kamar orang tua. Mengigau merupakan hal
yang biasa terjadi pada anak-anak kecil. Jika itu terjadi berulang kali, mungkin
dibutuhkan pengobatan.

i. Depresi

Depresi merupakan hal yang biasa dialami setelah anak kehilangan orang tua
atau benda yang dikasihi. Depresi sering kali muncul dalam bentuk penarikan diri,

20
kesedihan yang berlarut-larut, dan peningkatan atau penurunan tingkat aktivitas yang
mencolok. Mungkin dibutuhkan konseling, kadang-kadang obat antidepresan dengan
dosis rendah bisa diberikan.

j. Stress

Sekolah minggu, pindah ke rumah yang baru, kunjungan ke dokter gigi atau ke
dokter, atau kelahiran adik mungkin menyebabkan stres yang cukup berat bagi anak.
Orang tua perlu mempersiapkan anak itu dengan membicarakan kejadian itu dengan
jujur. Orang tua harus memberi tahu anak-anak jika akan mempekerjakan pengasuh
untuk mengurangi stres anak.Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu
dengan kehadiran anggota keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi
oleh orang tua sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian
orang tua.

2. Masalah Kesehatan

Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti

a. Sistem integumen
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada sistem integumen adalah Varicella
( cacar air ), eritema infeksiosa, eksamtema subitum, campak
b. Sistem pencernaan
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada sistem pencernaan adalah glardiatis,
enterobialisi, ascarriasis, penyakit cacing, diare

c. Sistem pernapasan
Masalah pada sistem pernapasan yang sering terjadi adalah dipteria, pertusis,
paringitis,stomatitis

3. Bahaya Fisik

a. Kecelakaan

21
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan
ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan
dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi
psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi
bisa berkembang menjadi masa malu.

b. Keracunan

Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa
mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.

4. Bahaya Psikologis

Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami
regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan
menghisap jempol.

J. METODE PEMBELAJARAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH


1. Metode Bermain
Bermain merupakan cara atau jalan bagi anak untuk mengungkapkan hasil
pemikiran, perasaan serta cara mereka menjelajahi dunianya. Dengan bermain
anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan
perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Bermain membantu anak
menjalin hubungan sosial antar anak (Padmonodewo, 2003). Peran guru untuk
menyediakan lingkungan di mana murid-murid dapat bermain bersama
menggunakan beragam bahan yang dirancang untuk memfasilitasi pembelajaran
dan perkembangan mereka (Muijs & Reynolds, 2008).
2. Metode belajar kooperatif
Belajar kooperatif mencakup semua jenis kerja kelompok, termasuk bentuk-
bentuk kerja kelompok yang lebih dipimpin oleh guru atau di arahkan oleh guru
(Muijs & Reynolds, 2008:89). Contoh, anak-anak ditugaskan untuk menciptakan
kelompok, membuat nama kelompok, bekerjasama menyusun puzzle, dan lain
sebagainya.

22
3. Metode Sosiodrama
Adalah cara yang digunakan dalam memberikan kesempatan kepada anak-anak
untuk ikut ambil bagian di dalam kegiatan yang mereka nikmati, yang memiliki
manfaat pendidikan cukup kuat, khususnya dalam mengembangkan kemampuan
berbahasa dan berbicara anak.
4. Metode Demonstrasi
Menurut Masitoh, dkk. (2005), metode demonstrasi dapat dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut: a) meminta perhatian anak, b) memperlihatkan sesuatu
kepada anak-anak, c) meminta tanggapan atau respon anak terhadap apa yang
mereka lihat dan dengar dengan tindakan dan kata-kata.
5. Metode Diskusi
Merupakan metode yang menunjukkan adanya interaksi timbal balik atau multi
arah antara guru dan anak. Diskusi menggabungkan strategi undangan, refleksi,
pertanyaan, dan pernyataan. Guru tidak membimbing percakapan tetapi
mendorong anak-anak untuk mengemukakan gagasannya sendiri dan
mengkomunikasikan gagasan secara lebih luas serta mendengarkan pendapat
orang lain. Metode ini dapat membantu mengembangkan ketrampilan
mendengarkan.

23
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan


perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar dilingkungan keluarga sebelum memasuki
pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar
sekolah. Pendidikan prasekolah antara lain meliputi pendidikan Taman Kanak-kanak, terdapat di
jalur sekolah, dan Kelompok Bermain, serta Penitipan Anak di jalur luar sekolah.

Anak pra-sekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun menurut Biechler dan Snowman.
Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka mengikuti program Tempat Penitipan Anak (3 bulan-
5 tahun) dan Kelompok Bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya
mengikuti program taman kanak-kanak.

Landasan Undang-Undang Pendidikan Prasekolah yaitu terdapat pada Pasal 12 Undang-


undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut pada prinsipnya
menetapkan bahwa selain jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi, dapat diselenggarakan pendidikan prasekolah, yang syarat dan tata cara pendirian, bentuk
satuan, lama pendidikan serta penyelenggaraannya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Saran

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat
berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24953/4/Chapter%20II.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apisahg2a0-5172-3-bab2.pdf

Patmonodewo, Soemiarti. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : Rineka Cipta, 2003


Sudono, Anggini. Pedoman Pendidikan Prasekolah. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia,
1991
http://linakura.multiply.com/journal/item/9, 15 Maret 2010
http://www.theceli.com/dokumen/produk/pp/1990/27-1990.htm, 15 Maret 2010
http://ganataedu blogspot.com/2009/02/sejarah-pendidikan-prasekolah.html, 15 Maret 2010

25

Anda mungkin juga menyukai