Bab IV Skripsi
Bab IV Skripsi
METODE PENELITIAN
penyembuhan luka (wilkin et al, 2012). Pada penelitian yang lain, luka yang
hari dan 24 hari dengan normal salin 0,9% (Kramer et al, 2004).
4.2 Sampel
55
Kriteria inklusi :
Galur wistar
penyembuhan luka.
peradangan dan atau pus pada mata, telinga, badan, dan ekor
Tikus aktif
Kriteria eksklusi :
Tikus diberi makan dan air minum yang sama di laboratorium Faal
jagung, katul, pollard, repeseed, copra meal, biji batu , vitamin dan
56
tikus adalah air biasa ( air kran ) dalam botol sebanyak 20-45
ml/hari
Ukuran kandang 900 cm2 dilapisi sekam yang diganti 3 hari sekali
57
menentukan jumlah pengulangan digunakan rumus menurut Hidayat
(2009)
(t-1)(r-1) 15
Keterangan :
t = banyaknya perlakuan
(t-1)(r-1) 15
(5-1)(r-1) 15
4(r-1) 15
r-1 15/4
r-1 4
r 5
Jadi jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 5 ekor tikus pada
58
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Jumlah Neutrofil
4.5.1. Alat dan bahan untuk eksplorasi tingkat kelembaban dressing luka
Betaine Polyhexanide
Sarung tangan steril, spuit 5 cc, cairan betaine polyhexanide, kassa steril,
4.5.3. Alat dan Bahan Untuk Pembuatan Luka Bakar Derajat IIA
(NS) 0,9%, pinset anatomis, heater, air bersih, spuit, bahan anastesi,
(Patmawati, 2010)
59
4.5.4. Alat dan Bahan Untuk Perawatan Luka Bakar Derajat IIA
nekrotik, spuit 3 cc, 10cc, cairan normal saline 0,9%, cairan betaine
4.5.5. Alat dan Bahan Untuk Pembuatan Preparat Histologi Jaringan Kulit
Larutan formalin 10%, air kran/air mengalir, aceton, xylol, paraffin cair,
balok es, kuas kecil, water bath, object glass, alcohol 96%, alcohol 70%,
alcohol 100%, alcohol asam, aquades, litium carbonat, H2O2 3%, entellan,
a. Cuci tangan.
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum
teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering
60
Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam persentase berat bahan
basah, misalnya dalam gram air untuk setiap 100 gr bahan disebut kadar
air berat basah. Kadar air basis basah dapat ditentukan dengan
persamaan berikut :
Keterangan:
1 gram
1) 50% = wm
X100%
Wm + Wd
50 Wm = 50 gram
Wm = 1 gram
2) 60% = Wm
X100%
Wm + Wd
40 Wm = 60 gram
Wm = 1,5 gram
61
3). 70% = Wm
X100%
Wm + Wd
30 Wm = 70 gram
Wm = 2,3 gram
4). 80% = Wm
X100%
Wm + Wd
20 Wm = 80 gram
Wm = 4 gram
Dari hasil perhitungan rumus tersebut didapatkan berat air dalam bahan betaine
berikut:
1. Untuk kelembapan 50% dibutuhkan 1 gram berat air dalam bahan betaine
polyhexanide.
62
2. Untuk kelembapan 60% dibutuhkan 1,5 gram berat air dalam bahan betaine
polyhexanide.
Berat cairan betaine polyhexanide= 1,5 gram + 0,0015 gram = 1,5015 gram.
3. untuk kelembapan 70% dibutuhkan 2,3 gram berat air dalam bahan betaine
polyhexanide.
Berat cairan betaine polyhexanide= 2,3 gram + 0,0023 gram = 2,3023 gram.
4. Untuk kelembapan 50% dibutuhkan 4,0 gram berat air dalam bahan betaine
polyhexanide.
Berat cairan betaine polyhexanide= 4,0 gram + 0,004 gram = 4,004 gram.
63
dihitung dengan menggunakan data masa jenis betaine polyhexanide. Dari
1 g = 1 mL
dengan rumus pada kassa steril dan kemudian validasi dengan menggunakan
alat Moisture Meter MD-010 pada tingkat kelembaban yaitu 50%, 60%, 70%,
dan 80%.
Metode sterilisasi alat rawat luka menggunakan autoclaf elektrik (UV) dengan
penelitian : Siapkan alat-alat yang akan disterilkan yang sudah dicuci dan
direndam desifektan dan alat-alat berbahan non logam sesuai tempatnya dalam
64
proses sterilisasi padam. Keluarkan alat-alat dengan menggunakan korentang
Menurut Laksono (2009), tindakan yang harus dilakukan untuk membuat luka
Daerah yang akan dibuat luka bakar ditentukan terlebih dahulu yaitu di
punggung kanan sebelah atas. Area dicukur dan dibersihkan dari bulu sampai
jarak 3cm dari area yang akan dibuat luka bakar. Bak instrument steril dibuka,
cuci tangan dan memakai sarung tangan steril. Area kulit yang akan dibuat luka
bakar desinfeksi, tunggu sampai alkohol kering. Anastesi dilakukan pada area
kulit yang akan dibuat luka bakar menggunakan lidokain non adrenalin dengan
kosentrasi 0,5cc dilarutkan dalam aquades 1 cc. kapas dilipat sesuai dengan
luas luka bakar dan dibentuk sesuai cetakan. Kassa dipasang dan
dibungkuskan pada balok (steroform) berukuran 2x2 cm. Balok yang sudah
dilapisi dan dibungkus kassa dicelupkan dengan air panas (suhu 98oC)
selama 3 menit. Balok yang terbungkus kassa ditempelkan pada hewan coba
selama 30 detik. Kassa diangkat lalu luka dikompres dengan aquades selama 1
menit untuk mencegah luka bakar menyebar atau bertambah parah. Area luka
65
4.6.4. Prosedur Perawatan Luka Bakar Derajat IIA
1. Persiapan alat
b. Tangan dicuci
2. Perawatan luka
c. Perawatan
66
dalam spuit disemprot dengan kekuatan sedang pada area luka
bakar.
bakar.
67
dalam spuit disemprot dengan kekuatan sedang pada area luka
bakar.
bakar.
1x/hari)
d. Peralatan dibereskan
f. Tangan dicuci.
68
4.7 Definisi Operasional
Variabel
Definisi Operasional Hasil Ukur Skala Ukur
penelitian
69
bergranula banyak. Pengamatan menggunakan
of line.
IIA dengan dengan cairan normal salin 0,9% yang diberi kelembaban
cairan normal 50%, 60%, 70%, dan 80% (1ml, 1,5ml, 2,3ml, 4ml)
70
bakar derajat IIA. Pengamatan dan pengukuran jumlah neutrofil di
kebiasan data.
71
embedding, slicing dan staning. Pada tahap fiksasi dilakukan
beberapa cairan yaitu aceton selama 1 jam x4, Xylol selama jam x
menit dan dicuci dengan air mengalir selama 15 menit. Object glass
72
Preparat histologi yang sudah jadi kemudian diserahkan ke
73
Gambar 4.3. Histopatologi dari specimen jaringan kulit (Infiltrasi neutrofil
menurun). (Dikutip dari Erol Benlier et al. 2011. Journal Burn)
74
4.9 Alur Penelitian
Induksi luka bakar derajat II dengan air panas 98oC menggunakan balok steroform
berlapis kassa dengan luas 2x2 cm selama 30 detik pada punggung tikus
75
4.10 Analisa Data
Dari hasil analisa data terhadap jumlah neutrofil luka bakar derajat IIA
kelompok perlakuan
76
dengan menggunakan perbandingan rata-rata antar kelompok yaitu
kontrol.
penelitian ini yaitu data kuantitatif jumlah neutrofil. Dengan metode ini
77
78