Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN JIWA PERILAKU KEKERASAN

1. Masalah Utama
Perilaku Kekerasan

2. Proses Terjadinya Masalah


a. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap
diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk
mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif.
Pengungkapkan kemarahan secara tidak langsung dan konstrukstif pada
waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu orang lain untuk
mengerti perasaan yang sebenarnya. Kemarahan yang ditekan atau pura-
pura tidak marah akan mempersulit diri sendiri dan mengganggu
hubungan interpersonal. Sedangkan menurut Carpenito 2000, Perilaku
kekerasan adalah keadaan dimana individu-individu beresiko
menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun orang lain.
Individu melakukan kekerasan akibat adanya frustasi yang
dirasakan sebagai pemicu dan individu tidak mampu berpikir serta
mengungkapkan secara verbal sehingga mendemostrasikan pemecahan
masalah dengan cara yang tidak adekuat (Rawlins and Heacoco, 1998).
Sedangkan menurut Keliat (1999), perilaku kekerasan adalah perasaan
marah dan bermusuhan yang kuat disertai dengan hilangnya kontrol diri
atau kendali diri.

1
Tanda dan gejala :
- Muka merah dan tegang
- Pandangan tajam
- Mengatupkan rahang dengan kuat
- Mengepalkan tangan
- Jalan mondar-mandir
- Bicara kasar
- Suara tinggi, menjerit atau berteriak
- Mengancam secara verbal atau fisik
- Melempar atau memukul benda atua orang lain
- Merusak barang atau benda
- Tidak memiliki kemampuan mencegah atau mengendalikan
oerilaku kekerasan

b. Penyebab
Perilaku kekerasan bias disebabkan adanya gangguan harga diri: harga
diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negative
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan.
Tanda dan gejala :
- Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik /menyalahkan diri
sendiri)
- Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
- Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
- Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai
harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.

2
c. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan
berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti
menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll.
Sehingga klien dengan perilaku kekerasan beresiko untuk mencederai diri
orang lain dan lingkungan.
Tanda dan gejala :
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan
didapatkan melalui pengkajian meliputi :
- Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-
tanda marah yang diserasakan oleh klien.
- Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada
suara tinggi, berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan
kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang.

3. Pohon Masalah

Resiko menciderai diri sendiri, orang lain


dan lingkungan

Perilaku kekerasan core


problem

GangguanKonsepdiriHargaDiriRendah

3
4. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
a. Masalah keperawatan:
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perilaku kekerasan / amuk
c. GangguanHargaDiri : HargaDiriRendah
d. KopingIndividuTidakEfektif
b. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subyektif :
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak,
menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
- Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
- Merusak dan melempar barang-barang.
b. Perilaku kekerasan / amuk
Data Subyektif :
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Obyektif ;
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
- Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
- Merusak dan melempar barang-barang.

4
c. Gangguan harga diri : harga diri rendah
Data subyektif:
- Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif:
- Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri
hidup.

5. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko Perilaku kekerasan
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

6. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa1 :Resiko PerilakuKekerasan
Tujuan Umum:
Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
1.1. Bina hubungan saling percaya :salam terapeutik, empati, sebut nama
perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
1.2. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
1.3. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Tindakan:
2.1. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
2.2. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.

5
2.3. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien
dengan sikap tenang.
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
Tindakan :
3.1 Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat
jengkel/kesal.
3.2 Observasi tanda perilaku kekerasan.
3.3 Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel/kesal yang dialami
klien.
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Tindakan:
4.1. Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
4.2. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
4.3. Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya
selesai?"
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
Tindakan:
5.1. Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.
5.2. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.
5.3. Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.
6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap
kemarahan.
Tindakan :
6.1. Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
6.2. Diskusikan cara lain yang sehat. Secara fisik :tarik nafas dalam jika
sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur.
6.3. Secara verbal : katakana bahwa anda sedang marah atau kesal /
tersinggung

6
6.4. Secara spiritual :berdoa, sembahyang, memohon kepada Tuhan
untuk diberi kesabaran.
7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.
Tindakan:
7.1. Bantu memilihcara yang paling tepat.
7.2. Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.
7.3. Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.
7.4. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam
simulasi.
7.5. Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.
8. Klien mendapat dukungan dari keluarga.
Tindakan :
8.1. Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui
pertemuan keluarga.
8.2. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
Tindakan:
9.1. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek
dan efek samping).
9.2. Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien,
obat, dosis, cara dan waktu).
9.3. Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan.

Diagnosa II :Gangguan konsep diri: harga diri rendah


Tujuan Umum :
Klien tidak melakukan kekerasan
TujuanKhusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:

7
1.4. Bina hubungan saling percaya :salam terapeutik, empati, sebut nama
perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
1.5. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
1.6. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Tindakan:
2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2.2 Hindari penilaian negative ditiap pertemuan klien
2.3 Utamakan pemberian pujian yang realitas
3. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk dirisendiri
dan keluarga
Tindakan:
3.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3.2 Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang
kerumah
4. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan
yang dimiliki
Tindakan :
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai kemampuan.
4.2. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.
4.3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
5.1. Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Kliendapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

8
6.2 Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
6.4 Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

Diagnosa II : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan


lingkungan
Tujuan umum :
- Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
- Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya
- Pasien mampu mengungkapkan perasaannya
- Pasien mampu meningkatkan harga dirinya
- Pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah yang baik
Tindakan :
- Mendikusikan cara mengatasi keinginan mencederai diri sendiri, orang
laain dan lingkungan
- Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :
o Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya
o Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan
yang positif
o Meyakinkan pasien bahawa dirinya penting
o Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri
oleh pasien
o Merencanakan yang dapat pasien lakukan
- Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara :
o Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
o Mendiskusikan dengan pasien efektfitas masing-masing cara
penyelesian masalah
o Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah
yang lebih baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Stuart GW, Sundeen. 1998. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.).
St.Louis Mosby Year Book

Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000

Townsend, M.C. 1998. Buku saku Diagnosa Keperawatan pada Keoerawatan


Psikiatri, edisi 3. Jakarta: EGC.

10
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab


perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku
kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol
secara fisik 1

1. KondisiKlien
Klien mengatakan benci/ kesal dengan seseorang, suka membentak. Mata
merahdanwajahagakmerah, Nada suaratinggidankeras, Bicaramenguasai,
Pandangantajam, Sukamerampasbarangmilik orang lain,
Ekspresimarahsaatmembicarakan orang.

2. DiagnosaKeperawatan
Resikomencideraidirisendiri, orang lain
danlingkunganberhubungandenganperilakukekerasan

3. Tujuan
a. TujuanUmum
Kliendapatmengontrolperilakukekerasannya

b. TujuanKhusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab marah
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala yang dirasakan
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat marah dan cara mengontrol marah
secara fisik 1

11
6. IntervensiKeperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyebab marah
c. Mengidentifikasi tanda dan gejala yang dirasakan
d. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
e. Mengidentifikasi akibat marah dan cara mengontrol marah secara fisik 1

Strategi Pelaksanaan I
a. FaseOrientasi
Salam Terapeutik
Selamatpagi, .PerkenalkannamasayaMandala Adhiputra.
SayasenangdipanggilIndraMandala. SayamahasiswaSTIKesKusumaHusada.
Saya yang akanmerawat .... selama di rumahsakitini. Namabapaksiapa? ..
senangdipanggilapa?Evaluasi/ValidasiBagaimanaperasaanbapakhariini ?,
masihadaperasaankesalataumarah?
Kontrak
a. Topik :
Bagaimanakalausekarangkitaberbincang-
bincangtentangperasaanmarahbapak?.
b. Waktu :
Berapa lama kitaakanberbincang-bincang ?Bagaimanakalau 15 menit ?
c. Tempat :
Dimanaenaknyakitabercakap-cakappak? Bagaimanakalu di ruangtamu?

12
b. FaseKerja
apa yang menyebabkanbapakmarah?, apakahsebelumnyabapakpernahmarah?
Truspenyebabnyaapa? Samakahdengan yang sekarang? O...iyajadiada 2
penyebabmarahbapak
padasaatpenyebabmarahituada,
sepertisaatbapakpulangkerumahdanistribelummenyediakanmakan
(misalnyaitupenyebabmarahklien) apakah yang bapakrasakan?
(tungguresponklien)
apakahbapakmerasakankesaldan dada bapakberdebar-debar, matamelotot,
rahangterkatuprapat, dantanganmengepal?
setelahituapa yang bapaklakukan?
O......iyajadibapakmemukulistribapakdanmemecahkanpiring,
apakahdengancarainimakananterhidang? Iyatentutidak. Apakahkerugiancara
yang bapaklakukan? Betulistrijadisakitdantakut, piring-piringpecah.
Menurutbapakadakahcara lain yang lebihbaik?
Maukahbapakbelajarcaramengungkapkanmarahdenganbaiktanpamenimbulkank
erugian?
adabeberapacarauntukmengontrolkemarahansalahsatunyadengancarafisik,
jadimelaluikegiatanfisikdisalurkan rasa marah
adaberbagaicara, bagaimanakalaukitabelajarsatucaradulu?
beginipak, kalautanda-tandamarahtadisudahbapakrasakan,
makabapakberdirilalutariknafasdarihidung, tahansebentar,
laluhembuskanperlahan-lahanmelaluimulutsepertimengeluarkankemarahan.
Ayo cobalagi, tarikdarihidung, bagustahandantiupmelaluimulut, nah lakukan 5
kali, bagussekalibapaksudahbisamelakukannya, bagaimanaperasaannya?
Nah, sebaiknyalatihaninibapaklakukansecararutin, sehinggabilasewaktu-waktu
rasa marahitumunculbapaksudahterbiasamelakukannya

13
c. FaseTerminasi
1. Evaluasi
a. EvaluasiSubyektif
Bagaimana perasaan ... setalah kita bercakap-cakap tentang kemarahan
bapak?

b. EvaluasiObyektif
iya jadi ada 2 penyebab bapak marah.......(sebutkan). Dan yang bapak
rasakan.....(sebutkan) dan yang bapak lakukan (sebutkan) serta
akibatnya......(sebutkan). Coba selama saya tidak ada ingat-ingat lagi
penyebab marah bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah
yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan nafas dalamnya ya pak?

2. RencanaTindakLanjut
sekarangkitabuatjadwallatihannyayapak, berapa kali
seharibapakmaulatihannafasdalamny? Jam berapasajapak?

3. Kontrak
a. Topik :
Baiklah, sekiandulupembicaraankita .Nantikitabicarakanlagitentangcara
lain untukmengontrolmarah

b. Waktu :
Jam berapa bisa? Bagaimanakalau jam 09.00? setuju?

c. Tempat :
Mau dimanakitabicara ?Bagaimanakalau di.?

14

Anda mungkin juga menyukai