Anda di halaman 1dari 12

Presentasi Kasus Pediatri Sosial

TERSANGKA GLOBAL DELAY DEVELOPMENT

Oleh :
Christine Notoningtiyas S. G9911112038
Endika Rachmawati G9911112063
Noniek Rahmawati G9911112106

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2013

0
BAB I
STATUS PENDERITA

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. M
Umur : 20 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Pablengan, Matesih, Karanganyar
Tanggal Pemeriksaan : 23 April 2013
No. RM : 01191320

II. ANAMNESIS
Anamnesis diperoleh dengan cara alloanamnesis terhadap orang tua pasien

A. Keluhan Utama
Belum bisa berjalan

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang diantar oleh orang tua pasien dengan keluhan belum bisa
berjalan. Orang tua pasien merasa anaknya berkembang lebih lambat
dibanding dengan anak-anak di sekitarnya. Saat ini pasien sudah bisa berdiri
dengan berpegangan, namun belum bisa berjalan sendiri tanpa bantuan. Saat
dipanggil namanya, pasien hanya bisa menoleh kearah suara. Pasien rewel
bila berada di tempat ramai. Jika dirangsang dengan benda, pasien berusaha
meraih dan memegang dengan telapak tangannya.
Demam (-), batuk (-), pilek (-), sesak nafas (-), diare (-), muntah (-), buang air
besar dan buang air kecil tidak ada kelainan, nafsu makan baik. Pasien juga
masih mengkonsumsi ASI.

1
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat alergi obat/makanan : (-)
Riwayat asma : (-)
Riwayat kejang : (-)

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat perkembangan terlambat : (-)
Riwayat kejang pada keluarga : (-)
Riwayat alergi obat/makanan : (-)

E. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita


Faringitis (-)
Bronkitis (-)
Morbili (-)
Pertusis (-)
Varicella (-)
Malaria (-)
Polio (-)
Diare (-)
Disentri (-)
Thypus abdominalis (-)
Cacingan (-)

F. Riwayat Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Pasien adalah anak tunggal. Ayah pasien bekerja sebagai pegawai swasta yang
rata-rata penghasilan perbulannya adalah 2.000.000 rupiah. Ibu pasien adalah
ibu rumah tangga. Keluarga pasien menempati rumah permanen berukuran 15
x 10 m2. Dalam satu rumah terdapat 2 anggota keluarga, pasien, ayah, ibu dan
kakek nenek pasien.

2
G. Pohon Keluarga
Keterangan
: laki-laki
: perempuan
: penderita

H. Riwayat Makan Minum Anak


- Usia 0-6 bulan : ASI, frekuensi minum susu tiap kali bayi menangis atau
minta minum, sehari biasanya lebih dari 8 kali.
- Setelah usia 6 bulan mengkonsumsi ASI dan makanan tambahan.

I. Riwayat Pemeriksaan Kehamilan dan Prenatal


Pemeriksaan kehamilan dilakukan ibu penderita di bidan desa
setempat. Frekuensi pemeriksaan pada trimester I dan II 2 bulan sekali, dan
pada trimester III 1 kali tiap bulan. Penyakit kehamilan (-). Riwayat minum
jamu selama hamil (-), obat-obatan yang diminum adalah vitamin dan tablet
penambah darah.

J. Riwayat Kelahiran
Pasien lahir secara normal di bidan, usia kehamilan: 9 bulan, berat
lahir: 3,1 kg, panjang badan: 50 cm. Pasien lahir spontan dan langsung
menangis.

K. Riwayat Pemeriksaan Post Natal


Pemeriksaan bayi setelah lahir dilakukan di posyandu saat imunisasi.

L. Riwayat Imunisasi
Jenis I II III IV

3
BCG 1 bulan - - -
DPT 2 bulan 4 bulan 6 bulan -
POLIO 1 bulan 2 bulan 3 bulan 6 bulan
Hepatitis B 1 bulan 2 bulan 5 bulan -
Campak 9 bulan - - -
Kesimpulan : imunisasi sesuai jadwal

M. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


Motorik Kasar
Setara dengan umur 6 bulan
Bahasa
Setara dengan umur 3 bulan
Motorik halus
Setara dengan umur 13 bulan
Personal sosial
Setara dengan umur 7 bulan

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum : baik
Derajat Kesadaran: komposmentis
Status gizi : kesan gizi baik

Vital Sign:
t : 36,7oC
N : 120 x/menit,
RR : 24 x/menit
BB : 10 kg
PB : 82 cm
Status gizi Secara Antropometri:
BB = 10 x 100 % = 87,7 % (WHO) -2 SD < BB < 0 SD
U 11,4 U

4
TB = 82 x 100 % = 88,89 % (CDC 2000) -2SD < BB < 0 SD
U 77 U

BB = 10 x 100 % = 100% BB = 0 SD
TB 10 TB
Status gizi secara antropometri : gizi baik

Kepala : bentuk mesocephal, LK 47 cm, UUB belum menutup


Mata : conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : napas cuping hidung(-)
Telinga : sekret (-)
Mulut : mukosa basah (+), sianosis (-), faring hiperemis (-)
Leher : kelenjar getah bening tidak membesar
Thorax : bentuk normochest, retraksi (-), gerakan simetris ka=ki
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak membesar
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
Pulmo
Inspeksi : Pengembangan dada kanan =kiri
Palpasi : Fremitus raba kanan =kiri
Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : SD vesikuler (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding dada setinggi dinding perut
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba

5
Ekstremitas:
akral dingin - - sianosis oedem
- - - -
- - - - - -
ADP teraba kuat
CRT <2

IV. DIAGNOSIS BANDING


1. Global Delayed Development
2. Gizi baik

V. DIAGNOSIS
Global Delayed Development

V. PENATALAKSANAAN
1. Konsultasi konsultasi rehabilitasi medik untuk fisioterapi
2. Konsultasi BERA
3. Okupasi terapi
4. Piracetam 2x100mg

VI. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad malam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

6
A. Global Delayed Development

1. Latar Belakang

Bayi lahir dalam tahap perkembangannya akan mempelajari beberapa kemampuan


penting (misalnya berbicara, bergaul dengan lingkungannya, serta berjalan) menurut
tahap berkelanjutan yang dapat diperkirakan dengan peranan motivasi, pengajaran
dan dukungan selama pertumbuhannya. Kemampuan-kemampuan tersebut dikenal
sebagai tahapan perkembangan.

Perkembangan yang terlambat (developmental delay) adalah ketertinggalan secara


signifikan pada fisik, kemampuan kognitif, perilaku, emosi, atau perkembangan sosial
seorang anak bila dibandingkan dengan anak normal seusianya. Seorang anak dengan
developmental delay akan tertunda dalam mencapai satu atau lebih perkembangan
kemampuannya. Seorang anak dengan Global Developmental Delay (GDD) adalah
anak yang tertunda dalam mencapai sebagian besar hingga semua tahapan
perkembangan pada usianya. Prevalensi GDD diperkirakan 5-10 persen dari populasi
anak di dunia dan sebagian besar anak dengan GDD memiliki kelemahan pada semua
tahapan kemampuannya.

Global Delay development merupakan keadaan yang terjadi pada masa


perkembangan dalam kehidupan anak (lahir hingga usia 18 bulan). Ciri khas GDD
biasanya adalah fungsi intelektual yang lebih rendah daripada anak seusianya disertai
hambatan dalam berkomunikasi yang cukup berarti, keterbatasan kepedulian terhadap
diri sendiri, keterbatasan kemampuan dalam pekerjaan, akademik, kesehatan dan
keamanan dirinya.

2. Epidemiologi

7
Sekitar 8 persen dari seluruh anak usia lahir hingga 6 tahun di dunia memiliki
masalah perkembangan dan keterlambatan pada satu atau lebih area
perkembangan.2Sekitar 1-3 % anak usia 0-5 tahun di dunia mengalami GDD.

Sementara di Indonesia khususnya di Jakarta, telah dilakukan Stimulasi Deteksi dan


Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SSDIDTK). Hasilnya, dari 476 anak yang
diberi pelayanan SDIDTK, ditemukan 57 (11,9%) anak dengan kelainan tumbuh
kembang. Adapun lima jenis kelainan tumbuh kembang yang paling banyak dijumpai
adalah, Delayed Development (tumbuh kembang yang terlambat) sebanyak 22 anak,
Global Delayed Development sebanyak 4 anak, gizi kurang sebayak 10 anak,
Mikrochepali sebanyak 7 anak dan anak yang tidak mengalami kenaikan berat badan
dalam beberapa bulan terakhir sebanyak 7 anak.

3. Patogenesis

Terdapat beberapa penyebab yang mungkin menyebabkan Global Delayed


Development dan beberapa penyebab dapat diterapi. Oleh karena itu, pengenalan dini
dan diagnosis dini merupakan hal yang penting. Beberapa etiologi yang lain
diturunkan secara genetik.

Penyebab yang paling sering adalah abnormalitas kromosom dan malformasi otak.
Hal lain yang dapat berhubungan dengan penyebab GDD adalah keadaan ketika
perkembangan janin dalam kandungan. Beberapa penyebab lain adalah infeksi dan
kelahiran prematur.

4. Perkembangan Anak dengan GDD

Komponen perkembangan yang diperiksa pada anak dengan GDD:


a) Komponen motorik (kemampuan motorik kasar seperti bangkit berdiri,
berguling, danmotorik halus seperti memilih benda kecil).
b) Kemampuan berbicara dan bahasa(berbisik, meniru kata, menebak suara yang
didengar, berkomunikasi non verbal misalnya gesture, ekspresi wajah, kontak mata).

8
c) Kemampuan kognitif (kemampuan untuk mempelajari hal baru, menyaring
dan mengolah informasi, mengingat dan menyebutkan kembali, serta memberikan
alasan).
d) Kemampuan sosial dan emosi (interaksi dengan orang lain dan perkembangan
sifat dan perasaan seseorang).

5. Gejala Klinis

Sebagian besar pemeriksaan pada anak dengan delay development difokuskan pada
keterlambatan perkembangan kemampuan kognitif, motorik, atau bahasa. Gejala yang
terdapat biasanya:
- Keterlambatan perkembangan sesuai tahap perkembangan pada usianya: anak
terlambat untuk bias duduk, berdiri, berjalan.
- Keterlambatan kemampuan motorik halus/kasar
- Rendahnya kemampuan social
- Perilaku agresif
- Masalah dalam berkomunikasi

6. Prognosis

Global Developmen Delay memiliki kemungkinan penyebab yang beraneka ragam.


Keterlambatan perkembangan dapat terjadi pada otak anak saat otak terbentuk pada
masa gestasi. Penyebab yang mungkin antara lain: lahir premature, kelainan genetic
dan herediter, infeksi, tetapi seringkali penyebab GDD tidak dapat ditentukan. Secara
umum, perjalanan penyakit GDD tidak memburuk seiring dengan waktu
pertumbuhan anak.

7. Diagnosis

9
Beberapa pedoman memberikan rekomendasi diagnosis:

- Pemeriksaan sitogenik
- Pemeriksaan fragile X molecular genetic.
- Pemeriksaan metabolic
- Pemeriksaan neurologis: EEG, MRI

8. Penatalaksanaan
Tidak ada terapi khusus bagi penderita GDD, tetapi untuk beberapa keadaan
dapat dilakukan penatalaksanaan. Jika ditemukan masalah dalam pendengaran
atau penglihatan, dapat dilakukan koreksi. Perlu mengingat bahwa penyebab
GDD dapat saja tidak diketahui. Kepekaan terhadap keadaan-keadaan yang dapat
membuat keterlambatan perkembangan menolong tenaga medis, orang tua,
maupun guru penderita GDD.

DAFTAR PUSTAKA

10
Donna L. Wong . Wongs essential of pediatric nursing. Ed 6. 2001. Mosby
inc.

Gunarsa,S. 2006. Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: PT. Gunung mulia.

Hasan rosepno, Hussein alatas. Ilmu kesehatan anak jilid II: global
development delay. Jakarta, 1985: 884-888.

Jacoby, D. 2009. Pustaka Kesehatan Populer (Psikologi). PT. Buana Ilmu


Populer.

Menkes JH. Textbook of Child Neurology. 4th. ed. Philadelphia: Lea &
Febiger 1990; 306-311

Nefid Jerrrey. 2002. Psikologi Abnormal jilid 1 dan 2.Jakarta : Erlangga.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak; editor: IG.N. Gde Ranuh.


Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai