Anda di halaman 1dari 9

Hazard (Kuli Bangunan)

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana,


prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun
peradabannya seperti halnya jembatan dan konstruksinya serta rancangannya, jalan, sarana
telekomunikasi.

Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan
prasarana ataupun infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan gua sebagai
tempat tinggal. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-bahan untuk
membuat infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Kemudian setelah ditemukan bahan
bahan tambang yang dapat digunakan untuk membuat alat atau benda yang menunjang sebuah
bangunan seperti halnya barang logam dan mengolah bahan bahan alam seperti mengolah batuan
kapur, pasir dan tanah. Dalam perkembangannya, manusia membuat bahan bahan bangunan dari
hasil industri atau buatan manusia yang bahan-bahannya bakunya diambil dari alam.

Di dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan 3 kebutuhan primer, yakni


sandang, pangan, dan papan. Ketiga kebutuhan tersebut sangat penting dan harus dipenuhi untuk
kelangsungan kehidupan manusia itu sendiri.

Seperti yang kita ketahui, manusia adalah makhluk sosial, yang selalu membutuhkan bantuan
dari orang lain. Begitu pula halnya terhadap usaha kita dalam memenuhi kebutuhan primer di
atas. Salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi adalah rumah atau tempat tinggal. Kita
menyadari kemampuan yang ada dalam diri kita berbeda-beda. Dalam hal ini, tidak semua orang
mempunyai kemampuan untuk membangun sebuah rumah. Untuk itu, kita membutuhkan
bantuan dari orang yang memiliki skill dalam hal membangun sebuah rumah. Tentunya tidak
mudah untuk membangun atau membuat sebuah rumah, belum lagi dengan risiko yang akan
dihadapi.

Setiap pekerjaan yang di lakukan oleh manusia mana pun di muka bumi ini selalu memiliki
sebuah dampak negative dan bahaya yang dapat berisiko ringan hingga fatal. Bahaya atau lebih
di kenal dengan istilah Hazard ini, perlu di hindari agar tidak mengganggu kenyamanan dan
keamanan dalam melakukan berbangai pekerjaan. Oleh karena itulah, dilakukan penelitian
mengenai resiko dari pekerjaan tersebut.

Untuk itulah penulis akan membahas tentang manajemen risiko yang dialami oleh tukang
bangunan saat bekerja.
B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko dalam kegiatan pembangunan rumah


tempat tinggal di Jalan Kembang Harapan, kel. Cintaraja, kec. Sail, Pekanbaru.
2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui persiapan dalam manajemen risiko pada kegiatan pembangunan


rumag tempat tinggal.
Untuk mengetahui identifikasi dalam manajemen risiko pada kegiatan pembangunan
rumah tempat tinggal.
Untuk mengetahui analisa risiko dalam manajemen risiko pada kegiatan pembangunan
rumah tempat tinggal.
Untuk mengetahui evaluasi risiko dalam manajemen risiko pada kegiatan pembangunan
rumah tempat tinggal.
Untuk mengetahui pengendalian risiko dalam manajemem risiko pada kegiatan
pembangunan rumah tempat tinggal.
1. C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Praktisi

Dapat menjadi referensi bagi para pekerja bangunan tentang potensi bahaya kecelakaan
kerja yang bisa didapat dari rutinitas bekerja sehari-hari dari yang paling sering terjadi
sampai kepada kecelakaan paling berat yang mungkin dihadapinya.
Dapat mengetahui cara pengendalian risiko guna mengurangi bahaya kecelakaan kerja.
2. Bagi penulis

Menambah pengetahuan tentang manajemen risiko khususnya bagi pekerja bangunan


yang akan disampaikan pada materi PLH di SMAN 8 Pekanbaru.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bangunan

Yang dimaksud dengan bangunan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembuatan maupun perbaikan bangunan.
Dalam penyelenggaraan bangunan diusahakan ekonomis dan memenuhi persyaratan tentang
bahan, konstruksi maupun pelaksanaannya. Bangunan merupakan hasil karya orang yang
mempunyai tujuan tertentu untuk kepentingan perorangan maupun untuk umum. Bangunan yang
bersifat penambahan atau perubahan dan telah ada menjadi sesuatu yang lain/berbeda, tetapi juga
dengan tujuan tertentu dan untuk kepentingan perorangan maupun untuk umum.
Bangunan rumah tinggal dibuat orang untuk kepentingan tempat tinggal dalam arti yang luas.
Untuk masa sekarang tidak hanya sekedar tempat berlindung atau berteduh tetapi sebagai tempat
pembinaan keluarga.

Kantor dibuat untuk pelayanan masyarakat, sedangkan jembatan dan bendungan dibuat orang
untuk tujuan prasarana kemakmuran rakyat. Kesemua hal di atas disebut dengan bangunan
karena tidak dapat dengan mudah dipindahkan mengingat berat kecuali bila dibongkar.

Dalam pembuatannya bagunan tidak cukup hanya satu orang pekerja saja, tetapi kadang-kadang
memerlukan ratusan sampai ribuan pekerja tergantung besar kecilnya bangunan yang dibuat.

B. Keberadaan Tukang Rumah

Hadirnya tukang bangunan dalam proses membangun atau merenovasi rumah merupakan
pendukung penting dalam membangun rumah atau merenovasi rumah karena tanpa adanya
tukang siapa yang akan mengerjakan apa yang telah di desain oleh arsitek.

C. Beberapa Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pembangunan

Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer. Maka dari itu kita harus sangat memperhatikan
kebutuhan kita yang satu ini. Dalam pembuatan rumah ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan agar dalam pembangunan tersebut sesuai dengan yang diharapkan.

Adapun beberapa hal tersebut yaitu :

Seorang tukang bangunan dapat memberi solusi berupa desain, rencana anggaran biaya,
pemilihan material, serta jaminan atas pekerjaan dalam masa tertentu.
Dengan bekerjasama dengan kontraktor yang dipilih, tukang bangunan juga ikut
mengawasi pembangunan,sehingga sesai dengan desain. Karena tukang bangunan sudah
meliputi seluruh pekerjaan, pemilik rumah dapat lebih tenang saat renovasi rumah.
Sebelum mendirikan bangunan, terlebih dahulu membuat perencanaan yang matang. Dalam
kaitannya dengan perencanaan, ada pepatah mengatakan gagal dalam perencanaan sama dengan
merencanakan kegagalan, Maka poin ini menjadi yang utama. Memilih tukang bangunan yang
tepat merupakan langkah utama yang harus di tempuh.
Peran tukang bangunan disini cukup dominan, sampaikanlah keinginan kita untuk membuat
rumah dengan penataan dan kebutuhan ruang, Jangan kaku untuk mendetail dalam masalah ini,
lebih baik banyak waktu di perencanaan daripada lama di dalam pelaksanaan karena kurang
matangnya perencanaan pembangunan yang di persiapkan.

D. Gambaran Bangunan
E. Management Risiko

i. Definisi Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur dan
aktivitas dalam kegiatan identifikasi bahaya, analisa, penilaian, penanganan dan pemantauan
serta review risiko.

ii. Tujuan Management Risiko

1. Meminimalkan kerugian dan meningkatkan produktifitas


2. Memotong mata rantai kejadian kerugian sehingga efeknya tidak terjadi
3. Mencegah terjadinya kerugian berupa cidera dan penyakit akibat kerja atau hubungan
kerja
iii. Tahapan Management Risiko

1. Persiapan
2. Identifikasi bahaya
3. Analisa risiko
4. Evaluasi risiko
5. Pengendalian risiko

BAB III

MANAJEMEN RISIKO

A. Persiapan

1. Ruang Lingkup Management Risiko


Management risiko dilakukan di dalam kegiatan pembangunan rumah tempat tinggal di Jalan
Kembang Harapan, kel. Cintaraja, kec. Sail, Pekanbaru.

2. Personil Yang Terlibat

1) Personil inti/ yang dinilai risikonya:

1. Tukang Bangunan
2. Kontraktor
2) Personil lain yang terlibat dalam kegiatan pembangunan:

1. Pemilik Bangunan
3. Standar penentuan Kriteria Risiko

Penentuan Risiko diambil berdasarkan persentasi angka kejadian ataupun angka prediksi
kejadian frekuensi tertinggi yang sering terjadi serta tingkat keparahan kejadian melalui analisa
management risiko.

4. Mekanisme Pelaporan

Laporan ditunjukkan kepada orang yang terkait dalam pembangunan rumah tempat tinggal di
Jalan Kembang Harapan, kel. Cintaraja, kec. Sail, Pekanbaru.

5. Dokument yang terkait

Hasil wawancara dengan tukang bangunan, kontraktor, dan pemilik bangunan


Dokumentasi foto.
Literature/ referensi serta hasil penelitian.
B. Identifikasi Bahaya
Dilakukan melalui inspeksi, monitoring, wawancara, dan wawancara dengan para tukang
bangunan.

Analisa Risiko

1. Daftar kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya pekerjaan sebagai tukang bangunan.
Jenis Bahaya Risiko Konsekuensi

Faktor fisik
Biang keringat, Kelelahan
Suhu udara panas Dehidrasi Infeksi tenggorokan,
Debu Batuk radang paru-paru
Faktor Biologis

Bakteri Infeksi Gatal-gatal pada tubuh,


Virus Infeksi uncul penyakit, sakit perut,
Jamur Infeksi diare
Faktor Kimia
Logam berat yang terkandungKerusakan kulit Luka, rusak alat
dalam bahan bangunan pernapasan
Faktor ergonomic

Berdiri membungkuk terlalu


lama pada saat memasang bata.
Mengangkat bahan-bahan Gangguan
bangunan dengan tangan persendian dan
Terkena serpihan besi saat tulang sehingga
memotong besi menyebabkan kerja
Musculoskeletal Otot tegang dan kaku kurang efektif
Faktor Psikososial

Jam kerja yang tidak pasti


Kurangnya istirahat kurang konsentrasi
Tuntutan untuk menyelesaikan Stress ketika bekerja
bangunan tepat waktu Kelelahan Pusing
Alat Perlindungan Diri dan Sterilitas
Peralatan Bekam.

Tidak menggunakan pengaman Menimbulkan Luka, terkena benda-


sesuai dengan SNI kecelakaan kerja benda atau lat berat
2. Bentuk analisa semikualitatif
Kemungkinan Terjadi

Jarang Terjadi Kurang Mungkin terjadi Hampir Pasti terjadi


Tingkat mungkin Sangat Mungkin
Keparahan (1) terjadi (2) (3) terjadi (4) (5)

(1)

Tidak ada
pengaruh

Jam
kerja
(2) yang
lama/
Pengaruh istirahat
sangat kurang. Debu
ringan (6) (8)

Berdiri
membungkuk
terlalu lama
pada saat
bekerja.
Mengangkat
(3) bahan-bahan
Suhu bangunan
Pengaruh panas dengan tangan
ringan (12) (15)

Virus
(4)
Bakteri
Pengaruh Jamur
serius (16)

Tidak
(5) menggun
akan
pengaman
Pengaruh sesuai
fatal dengan
SNI
(15)

C. Evaluasi Risiko

Dari tabel analisa semikualitatif ditentukan prioritas risiko sebagai berikut:

NO. HAZARD SKOR TAFSIRAN

Jam kerja yang lama/ istirahat6 Mungkin terjadi


1. kurang. Pengaruh sangat ringan
8 Sangat mungkin terjadi
2. Debu Pengaruh sangat ringan
12 Sangat mungkin terjadi
3. Suhu panas Pengaruh ringan
Berdiri membungkuk terlalu lama
pada saat bekerja.
Mengangkat bahan-bahan bangunan15 Hampir pasti terjadi
4. dengan tangan Pengaruh ringan
Virus
Bakteri 16 Sangat mungkin terjadi
5. Jamur Pengaruh serius
Tidak menggunakan pengaman15 Mungkin terjadi
6. sesuai dengan SNI Pengaruh fatal
D. Pengendalian Risiko

NO. HAZARD PENGENDALIAN

Harus melengkapi diri dengan


Tidak menggunakan Pelindung yang sesuai denganpelindung yang sesuai standar untuk
1. SNI menghindari akibat fatal
Sesekali duduk di kursi yang nyaman
untuk menghindari sakit pada sistem
rangkadan relaksasi jari-jari tangan,
pergelangan tangan dan seluruh tubuh
Berdiri atau membungkuk terlalu lama pada saatsecara berkala misalnya setiap 30
2. mengaduk semen dsb. menit.
3. Cuaca panas Memakai topiMeminum air mineral
Memakai alat bantu kerja berupa
4. Mengangkat bahan-bahan bangunan dengan tangan gerobak dan mengangkat bersama-sama
Memakai masker/penutup mulut dan
5. Debu yang berasal dari bahan-bahan bangunan hidung
Bekerja dengan memakai shift pagi dan
6. Jam kerja yang lama/ istirahat kurang. sore, agar pekerja dapat bekerja dengan
maksimal dan tidak gampang lelah
Seharusnya atasan atau pihak tender
menyediakan bahan bangunan yang
mengandung bahan yang tidak
7. Kandungan Bahan kimia di dalam peralatan bangunan berbahaya bagi tubuh

http://www.academia.edu/11952230/analisis_pada_Pekerja_sektor_informal_tukang_bangunan_

Anda mungkin juga menyukai