Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MINGGU 5 GEOLOGI INDONESIA

Peta Geologi Lembar Majenang

Oleh:
Nuraiman Febiansyah
1506729071

PROGRAM STUDI GEOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
2017
Peta Geologi Lembar
Majenang Kerangka Tektonik Regional
Daerah Majenang termasuk ke dalam Zona Pegunungan Selatan (Southern Mountain
Zone) menurut Van Bemmelen, 1949. Struktur geologi yang dijumpai pada daerah Majenang
berupa lipatan, sesar, kelurusan, dan kekar yang melibatkan batuan berumur Oligosen sampai
Holosen. Sesar geser seperti yang terlihat pada Formasi Tapak (Tpt) dan antiklin (lipatan)
pada Endapan Alluvium (Qa). Lipatan yang terdapat pada lebar ini memiliki pola yang
berarah baratlaut-tenggara, dengan sumbu yang menyelinap. Sedangkan untuk sesar yang
dijumpai pada daerah ini umumnya memiliki arah jurus baratlaut-tenggara hingga timurlaut-
baratdaya. Jenis sesar yang dijumpai berupa sesar normal (normal fault), sesar naik (thrust-
fault), dan sesar geser (strike-slip) menganan (dextral) atau mengiri (sinistral), yang
melibatkan batuan berumur Oligosen hingga Plistosen. Secara umum, sesar naik pada daerah
ini membentuk busur yang memperlihatkan arah kemiringan bidang sesar yang berbeda-beda
yaitu ke arah selatan hingga barat. Kelurusan yang sebagian diduga sesar memiliki pola
penyebaran yang hampir sama dengan pola sesar yaitu berarah jurus baratlaut-tenggara
dengan beberapa timurlaut-baratdaya yang saling memotong di beberapa tempat.

Litologi dan Stratigrafi


Formasi Jampang (Tomj) merupakan breksi dengan kepingan andesit hornblend dan
hipersten yang tertanam di dalam matriks pasir tufa. Terdapat bongkah-bongkah lava
bersusunan andesit-basal yang berserakan di beberapa tempat. Pada umumnya berselingan
dengan batupasir tufan berbutir kasar, batulanau dan batulempung. Pada satuan ini, batuan
gunungapi umumnya telah terlipat, terkekarkan dan terpropilitkan sangat kuat. Formasi ini
berumur Oligo hingga Miosen yang diendapkan di lingkungan laut (marine) dengan tebal
mencapai sekitar 1000 m. Tertindih tak selaras oleh Formasi Halang.
Diendapkan Formasi Pemali secara selaras diatas Formasi Jampang (Tomj). Formasi
Pemali (Tmp) tersusun dari sisipan batupasir tufan, dan juga batugamping pasiran berwarna biru
keabuan. Terdapat pula napal globigerina yang berwarna hijau keabuan dan biru serta memiliki
struktur sedimen berupa perairan sejajar, perairan terpelintir, gelembur gelombang dan silang siur.
Formasi ini diperkirakan berumur Miosen Awal dengan tebal satuan kurang lebih 900 m. Lalu
diendapkan Formasi Rambatan (Tmr) secara selaras di atas Formasi Pemali (Tmp). Pada bagian
bawah satuan, Formasi Rambatan (Tmr) tersusun atas batupasir gampingan dan konglomerat
yang bersisipan dengan lapisan tipis napal dan serpih, sedangkan untuk bagian atas satuan terdiri
dari batupasir gampingan kelabu terang hingga kebiruan dan
mengandung kepingan andesit. Terdapat pula kandungan fosil berupa foraminifera besar yang
menunjukkan umur satuan, Formasi ini berumur Miosen Tengah dan memiliki tebal lebih dari
300m.
Diatas Formasi Rambatan (Tmr) diendapkan secara selaras oleh Formasi Lawak
(Tml) yang pada bagian bawah satuannya terdiri dari napal kehijauan dengan sisipan tipis
batugamping yang mengandung foraminifera besar dan batupasir gampingan. Sedangkan
pada bagian atas tersusun dari napal globigerina dengan sisipan tipis batu pasir. Berdasarkan
kandungan foraminifera yang ditemukan pada formasi ini, menunjukkan umur Miosen
Tengah. Berdasarkan litologi dari formasi dapat diketahui bahwa diendapkan pada
lingkungan laut terbuka. Memiliki ketebalan satuan kurang lebih 150 m. Selanjutnya
diendapkan Batugamping Kalipucang (Tmkl) secara selaras diatas Formasi Lawak (Tml).
Terdiri dari dari batugamping koral bersisipan batugamping mengeping. Batugamping koral,
pejal dan berongga-rongga serta terhablur ulang. Batugamping mengeping berlapis baik.
Satuan ini mengandung fosil foraminifera plankton dan bentos berdasarkan Lembar
Tasikmalaya dan menunjukkan umur Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan laut
dangkal terbuka (Budhistrina, 1987). Memiliki keteblan sekitar 150 m.
Formasi Halang (Tmph) diendapkan secara selaras atau diduga menjemari di atas
Batugamping Kalipucang (Tmkl). Formasi Halang (Tmph) terdiri dari batupasir tufan,
konglomerat, napal dan batulempung. Pada bagian bawah terdapat breksi bersusunan andesit.
Batupasir formasi ini umumnya wake. Diendapkan pada zona batial atas sebagai sedimen
turbidit. Terdapat struktur sedimen berupa perlapisan bersusun, perarian sejajar, perarian
terpelintir, tikas seruling, san tikas beban. Ditemukan kandungan fosil berupa foraminifera
dan moluska. Berumur Miosen Tengah-Pliosen Awal dengan ketebalan mencapai 2400 m dan
menipis ke arah timur.
Formasi Halang (Tmph) menjemari dengan Anggota Gununghurip Formasi Halang
(Tmhg) yaitu tubidit yang terutama terdiri dari breksi gunungapi bersusunan andesit,
bersisipan batupasir, serpih, batulempung pasiran dan konglomerat. Struktur sedimen
perlapisan sejajar dan bersusun. Pada Lembar Tasikmalaya tersingkap kumpulan fosil
plankton di dalam batulempung pasiran (Budhitrisna, 1987), menunjukkan umur Miosen
Tenganh dengan tebal satuan mencapai 2400 m.
Diatas Formasi Halang (Tmph) tertindih secara tak selaras oleh Formasi Tapak (Tpt) yang
dimana dari bawah ke atas terdirid ari batupasir kasar kehijauan yang menghalus keatas dengan
beberapa sisipan napal pasiran berwarna kelabu sampai kekuningan, Terdapat fosil moluska air
payau-marin pada bagian atas perselingan batupasir gampingan dengan napal yang
menunjukkan umur Pliosen Awal-Tengah. Diduga diendapkan di lingkungan transisi hingga
daerah pasang-surut. Ketebalan mencapai 500 m. Sedangkan, di bagian barat lembar, terdapat
konglomerat dan mengandung fosil mamalia di bagian bawah satuan ini, yang dimana
menunjukkan umur Pliosen Tengah, serta batupasir gampingan yang kaya akan moluska.
Ditemukan lapisan lignit di bagian atas satuan ini. Lingkungan pengendapannya yaiut daerah
pantai yang dipengaruhi oleh gerakan pasang-surut yang teratur. Pada bagian barat lembar,
formasi ini mencapai ketebalan 900 m. Menindih tak selaras Formasi Kumbang (Tmbk) dan
Formasi Halang (Tmph). Formasi Kumbang (Tmbk) terdiri atas retas, lava, breksi gunungapi,
dan tuf bersusunan andesit sampai basal, batupasir tuf fan konglomerat serta sisipan lapisan
tipis magnetit. Berumur Miosen Tengah-Pliosen Awal. Menjemari dengan Formasi Halang
(Tmph) dan menindih tak selaras Batugamping Kalipucang (Tmkl).
Formasi Kalibiuk diendapkan secara selaras di atas Formasi Tapak dan pada bagian
bawah formasi menjemari dengan bagian atas Firmasi Tapak. Formasi tersusun dari baru
lempung, napal di bagian bawah, lensa-lensa batupasir hijau dengan moluska yang melimpah
di bagain tengah, dan pada bagian atas terdapat banyak sisipan batupasir. Lingkungan
pengendapan adalah pAsang surut, Berumur Pliosen Awal sampai Pliosen Akhir dengan
ketebalan 2500 m.
Diatas Formasi Kalibiuk (Tpb) diendapkan secara selaras oleh Formasi Kaliglagah
(Tpg) yang terdiri dari batupasir kasar dan konglomerat di bagian atas, serta mengandung
fosil moluska air tawar dan mamalia. Terdapat batulempung dan napal yang semakin
berkurang ke arah atas. Bagian bawah satuan tersusun dari napal hijau, batupasir bersusunan
andesit, konglomerat dan batulempung hitam. Diendapkan di lingkungan daratan hingga laut
dangkal. Berumur Pliosen Akhir dengan ketebalan mencapai 350 m. Diatas Formasi Kalibiuk
(Tpb) diendapkan secara selaras oleh Formasi Mengger (Qpm) yang terdiri dari batupasir
tufan, tuf kelabu, sisipan konglomerat dan lapisan tipis pasir magnetit. Diendapkan di
lingkungan darat dengan ketebalan 150 m. Diatas Formasi Mengger (Qpm) diendapakan
secara selaras oleh Formasi Gintung (Qpg), yaitu perselingan konglomerat bersusunan
andesit dengan batupasir, batulempung pasiran dan batulempung. Ditemukan pecahan
batugamping menyerat, batupasir dan napal. Konglomerat mengandung kayu terkersikkan
dan terarangkan serta sisa-sisa vertebrata yang kurang terawetkan. Berumur Plistosen
Tengah-Akhir. Diendapkan di lingkungan daratan hingga transisi dengan tebal satuan 800 m.
Formasi Linggopodo (Qpl)diendapkan secara tak selaras diatas Formasi Kaliglagah
(Tpg), Tapak (Tpt), dan Kalibiuk (Tpb). Terdiri dari tuf, breksi, endapan lahar bersusunan
andesit yang berasal dari G. Slamet tua dan G. Copet. Berumur Plistosen. Formasi ini
tertindih secara tak selaras oleh hasil gunung api lebih muda yang umumnya berupa lahar.

Sejarah Geologi
Pada daerah ini terdapat setidaknya 2 periode tektonik yang menghasilkan struktur
berbeda. Periode pertama terjadi pengangkatan yang diikuti dengan adanya penerobosan basal
dan andesit. Formasi Batugamping Kalipucang, Lawak, Rambatan, Pemali dan Jampang
terlipat dan tersesarkan, membentuk sesar normal yang berarah baratlaut-tenggara dan
timurlaut-baratdaya. Periode pertama ini terjadi pada rentang waktu geologi Kala Miosen
Tengah. Sedangkan periode selanjutnya berlangsung pada kala Plio-Plistosen menghasilkan
sesar naik dan sesar geser-jurus berarah dari baratlaut-tenggara hingga timurlaut-baratdaya.
Periode kedua tektonika Plio-Plistosen sesar umumnya memiliki bentuk berupa sesar
bongkah (Simadjuntak,1979)

Potensi Geologi
Potensi geologi dari daerah Majenang berupa sumber daya mineral dan energi.
Dijumpai sumber mineral yang bersifat ekonomis seperti endapan fosfat dan barit. Batuan
beku, batupasir, batugamping, dan lempung (tanah liat) merupakan sumber daya geologi yang
dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan. Selain itu terdapat pula sumber daya energi dari
rembesan minyak serta ditemukannya endapan lignit.

Referensi
Kastowo, Suwana, 1996. Peta Geologi Lembar Majenang. Skala 1:100.000. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi: Bandung.

Ramadhani, Marcellina, Pembuatan Profil Geologi dan Kolom Stratigrafi dan Kesebandingan
Daerah Majenang dan Sekitarnya, Peta Geologi Lembar Majenang.

Bemmelen, R.W. van. 1949. The Geology of Indonesisa Vol 1a 25 p. Governmental Printing
Office, the Hague. Netherlands.

Anda mungkin juga menyukai