Anda di halaman 1dari 5

PERTIMBANGAN TERAPI PADA ANAK DENGAN SEPSIS BERAT

A. Resusitasi Inisial
Dianjurkan untuk memulai oksigen dengan masker wajah atau jika diperlukan dan tersedia
menggunakan kanul nasal oksigen atau CPAP untuk distress pernapasan dan hipoksemia.
Akses intravena peripheral atau akses intaoseus dapat digunakan unutk resusitasi cairan
dan infus inotropic ketika jalur sentral tidak tersedia. Jika ventilasi mekanikal diperlukan,
instabilitas jantung pembuluh darah selama intubasi lebih tidak diperlukan setelah
resusitasi kardiovaskular yang adekuat.
B. Kontrol Antibiotik dan Sumbernya
Direkomendasikan antimikroba empiric dalam waktu 1 jam pada kasus sepsis berat. Kultur
darah diperlukan sebelum menggunakan antibiotik jika memungkinkan, tapi tidak boleh
menunda penggunaan antibiotic. Pemilihan antibiotik empirik perlu diganti sebagai
epidemik dan endemik diktasi (seperti H1N1, resistan methicillin S.aureus, resisten
klorokuin malaria, resistan penisilin pneumokoki, rawat inap ICU, neutropenia)
C. Resusitasi Cairan
Inisiasi resusitasi pada kasus syok hipovolemik dimulai dengan infus kristaloid isotonic
atau albumin dengan bolus sampai 20 ml/kg kristaloid (atau albumin ) diberikan selama 5
sampai 10 menit. Resusitasi perlu dititrasi untuk membalikkan hipotensi, meningkatkan
pengeluaran urin dan meningkatkan pengisian kapiler normal, pulsasi peripheral dan
kesadaran tanpa menginduksi hepatomegaly. Jika hepatomegaly terbentuk, penggunaan
inotropic perlu diimplementasikan bukan dengan resusitasi cairan. Pada anak dengan
anemia hemolitik berat, transfuse darah perlu dipertimbangkan di atas pemberian bolus
kristaloid atau albumin.
D. Inotropi/Vasopresor/Vasodilator
Dianjurkan untuk memulai pemberian inotropic peripheral sampai vena sentral dapat
diakses jika tidak respon dengan pemberian resusitasi cairan.
Dipertimbakan juga pada pasien dengan cardiac output yang rendah dan peningkatan
resistensi sistemik vascular dengan tekanan darah normal diberikan terapi vasodilator
dalam hal penambahan inotropic
E. Oksigenasi Membran Ekstrakorporeal
Dianjurkan ECMO pada anak dengan syok sepsis refraktori atau dengan gagal nafas yang
berhubungan dengan sepsis
F. Kortikosteroid
Dianjurkan menggunakan terapi hidrokortison pada anak dengan kegagalan cairan, syok
cathecolamine-resistant dan diduga insufisiensi aderenal yang terbukhti.
G. Protein C dan Konsentrat Aktif Protein
H. Produk Darah dan Terapi Plasma
Dianjurkan untuk target hemoglobin pada anak dan dewasa sama. Selama resusitasi pada
kasus saturasi oksigen syok vena kava superior yang rendah (< 70%) hemoglobin
ditargertkan menjadi 10g/dL. Setelah stabilisasi dan kembali dari syok dan hipoksemia,
maka target minimal yang dicapai adalah 7 g/dL.
I. Ventilasi Mekanik
Dianjurkan untuk penggunaan lung-protective selama ventilasi mekanik. Beberapa pasien
dengan ARDS akan membutuhkan peningkatan PEEP untuk mencapai kapasitas
fungsional residual dan pertahanan oksigenasi dan mencapai tekanan puncak di atas 30
sampai 35 cmH2O untuk mencapai volume tidal yang efektif yaitu 6 sampai 8 mL/kg
dengan pemindahan CO2 yang adekuat.
J. Sedasi/Analgetika/Toksiksitas Obat
Dianjutkan untuk menggunakan sedasi dengan tujuan sedasi pada pasien dengan kondisi
kritis yang menggunakan ventilasi pada pasien sepsis. Meskipun tidak didapatkan data
yang menunjang jenis obat apapun atau regimen apapun, propofol tidak menjadi sedasi
untuk jangka panjang pada pasien anak yang berusia lebih mudah dari 3 tahun karena
berdasarkan hasil laporan ditemukan berhubungan dengan asidosis metabolic yang fatal.
Penggunaan etomidate dana tau deksmedetomidine selama syok septik perlu
dipertimbangkan dengan sangat hati-hati karena obat-obat ini dapat menghambat aksis
adrenal dan system saraf simpatik, yang mana sebenarnya dibutuhkan juga untuk stabilisasi
hemodinamik.
K. Kontrol Glukosa
Dianjurkan untuk mengontrol hiperglikemia dengan target pada orang dewasa mencapai
180 mg/dL. Infus glukosa perlu disertai dengan insulin pada kasus bayi baru lahir dan anak-
anak. Pada umumnya, balita memiliki risiko untuk hipoglikemia ketika mereka bergantung
pada cairan intravena. Ini berarti bahwa masukan glukosa 4 sampai 6 mg/kg/menit atau
pemeliharaan masukan cairan dengan dekstrosa 10% normal salin yang mengandung
cairan dianjurkan (6-8mg/kg/menit pada bayi baru lahir). Terapi insulin perlu diberikan
dengan pemantauan glukosa yang berkala pada pasien dengan risiko hipoglikemia yang
mana risiko terbesar ditemukan pada bayi baru lahir dan anak yang memiliki penyimpanan
glukosa dan masa otot untuk gluconeogenesis yang rendah.
L. Diuretikda dan Terapi Pergantian (Replacement Therapy )
Dianjurkan untuk menggunakan diuretic untuk memulihkan kelebihan cairan ketika yok
dan jika tidak berhasil lanjutkan hemofiltrasi vena atau dialysis intermiten untuk mencegah
kelebihan cairan yang lebih besar dari 10% total massa tubuh.
M. Profilaksis DVT
Tidak diberikan rekomendasi pada penggunaan profilaksis DVT pada anak prepubertas
dengan sepsis yang berat. Pada sebagian besar kasus DVT pada anak-anak berhubungan
dengan kateter vena sentral. Kateter heparin-bonded kemungkinan dapat menurunkan
risiko kateter yang berhubungan dengan DVT.
N. Profilaksis StressUlcer
Tidak diberikan rekomendasi pada penggunaan profilaksis stress ulcer. Studi menunjukkan
bahwa perdarahan saluran pencernaan pada anak terjadi sama halnya pada dewasa.
Profilaksis stress ulcer biasanya digunakan pada anak-anak yang menggunakan ventilasi,
biasanya digunakan bersama dengan H2 blocker atau proton pump inhibitor meskipun
efeknya tidak diketahui.
O. Nutrisi
Nutrisi enteral perlu digunakan pada anak-anak yang dapat menoleransinya, pemberian
makan parenteral yang tidak dapat menoleransinya. Dekstrosa 10% selalu digunakan
dengan cairan yang mengandung natrium pada pemeliharaan hantaran glukosa yang
memang diperlukan pada bayi baru lahir dan anak-anak. Pasien-pasien dengan sepsis
membutuhkan peningkatan hantaran glukosa yang mana dapat bertemu dengan regimen
ini. Pengukuran kalori yang spesifik dapat dengan baik dicapai dengan menggunakan kartu
metabolic (metabolic cart)
KESIMPULAN
Meskipun yang telah terbit sejak dokumen ini statis, penanganan optimal pada sepsis berat
dan syok sepsis berjalan dinamis dan proses yang berkembang. Penambahan bukti-bukti
yang telah dipublikasikan dengan guidelines pada tahun 2008 yang telah dilengkapi dengan
rekomendasi pada sepsis berat; bagaimanapun progam lebih lanjut dengan penelitian
secara klinis pada kasus sepsis merupakan hal yang esensial untuk menunjang rekomendasi
berdasarkan evidence-based medicine
Intervensi terbaru akan dibuktikan dan intervensi yang dibuat memang perlu dimodifikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Dellinger, P, Levy, MM, et al. 2013. Surviving Sepsis Campaign : International Guideline for
Management of Severe Sepsis and Septic Shock: 2012. Critical Care Medicine Journal. Vol. 41;
No. 2; Page : 580-637.

Anda mungkin juga menyukai