Pendahuluan
Perdarahan pascapersalinan primer terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan, sementara
perdarahan pascapersalinan sekunder adalah perdarahan pervaginam yang lebih banyak dari normal
antara 24 jam hingga 12 minggu setelah persalinan.
Merupakan salah satu dari tiga penyebab klasik kematian ibu disamping infeksi dan preeklampsia.
Perdarahan pascapersalinan adalah perdarahan masif yang berasal dari tempat implantasi plasenta,
atau robekan pada jalan lahir dan sekitarnya, yang bila tidak mendapat penanganan tepat dapat
menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu.
Definisi PPP adalah perdarahan >500 ml setelah bayi lahir yang dapat menyebabkan perubahan tanda
vital seperti menurunnya kesadaran, pucat, limbung, keringat dingin, sesak napas, tekanan darah <90
mmHg dan nadi >100/menit. Keadaan pascapersalinan aman adalah bila kesadaran, tanda vital, dan
kontraksi ibu baik serta tidak ada perdarahan aktif/merembes dari vagina.
Etiopatofisiologi
Pada awalnya, wanita hamil yang normotensi akan menunjukkan kenaikan tekanan darah sebagai
respons terhadap kehilangan darah yang terjadi dan pada wanita hamil dengan hipertensi bisa
ditemukan normotensi setelah perdarahan. Pada wanita hamil dengan eklampsia akan sangat peka
terhadap PPP karena sebelumnya terjadi defisit cairan intravaskular dan ada penumpukan cairan
ekstravaskular, sehingga perdarahan yang sedikit saja akan cepat mempengaruhi hemodimika ibu dan
perlu penanganan sebelum muncul tanda-tanda syok.
Diagnosis
Perdarahan pascasalin adalah perdarahan 500 ml setelah bayi lahir atau yang berpotensi
mempengaruhi hemodinamik ibu.
Faktor predisposisi
Sumber:
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
Karkata MK. Perdarahan Pascapersalinan. Dalam: Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2013.