Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA PRAKTEK

ANALISIS POPULASI DAN DISTRIBUSI TAPIR


(Tapirus indicus) HASIL KAMERA JEBAK DI SUAKA
MARGASATWA BUKIT RIMBANG BUKIT BALING

DISUSUN OLEH :

NOVIA ANINDITA PASAJI


( 1503113215 )
REBECHA ULI EZRA
(1503116291)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
LEMBAR PENGESAHAN
KERANGKA ACUAN KERJA PRAKTEK

Judul Kegiatan : Analisis Populasi dan Distribusi Tapir (Tapirus


indicus) Hasil Kamera Jebak di Suaka Margasatwa
Bukit Rimbang Bukit Baling

Tempat Kegiatan : Kantor WWF Central Sumatera di Pekanbaru Jl.


Cemara Kipas No. 33 RT 04/RW 03 Kel. Delima Kec.
Tampan Pekanbaru Riau
Waktu : 5 minggu (15 Januari 2018 18 Februari 2018)

Nama mahasiswa : 1. Novia Anindita Pasaji (1503113215)


2. Rebecha Uli Ezra (1503116291)
Lembaga Asal : Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Riau

Pekanbaru, 11 Desember 2017

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing Jurusan Pembimbing Lapangan

Dr. Rr. Sri Catur Setyawatiningsih, M.Si .


NIP. 197007041997022001

Mengetahui,
Koordinator Kerja Praktek

Herman M.Sc, Ph.D


NIP. 197206292008121001

1
I. Latar Belakang

Di dunia, tapir (famili Tapiridae) terdiri dari empat spesies. Tiga spesies

(Tapirus bairdii, Tapirus pinchaque, Tapirus teristris) tersebar di Amerika Tengah

dan Selatan, sementara Tapirus indicus hanya tersebar di daratan Asia Tenggara

(termasuk Indonesia). Di Indonesia, Tapirus indicus terdapat di Pulau Sumatera

kecuali Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Meijaard 2003).

Tapirus indicus adalah hewan herbivor dengan jenis pakan yang lebar (460

jenis tumbuhan, 194 diantaranya jenis buah-buahan berukuran besar seperti buah

durian dan nangka). Dengan demikian, tapir memiliki peran ekologi khas dalam

penyebaran biji-biji yang berukuran besar dan dalam jangkauan yang luas

(OFarrill et al. 2013) .

Populasi Tapirus indicus dewasa di Sumatera tidak memiliki data yang

akurat tetapi diperkirakan di bawah 400-500 individu (Traeholt et al. 2016),

sehingga International Union For Conservation of Nature and Natural Resources

(IUCN) di tahun 2008 menggolongkan Tapirus indicus termasuk ke dalam

golongan endangered (IUCN 2008) sedangkan menurut Convention of

International Trade in Endangered Species (CITES) Tapirus indicus masuk ke

dalam daftar Appendix 1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa

mengelompokkan Tapirus indicus ke dalam satwa yang dilindungi. Rendahnya

ukuran populasi diduga karena adanya konversi lahan yang menyebabkan

hilangnya habitat Tapirus indicus (Santiapilli dan Ramono 1989).

Habitat Tapirus indicus di Sumatera mengalami penyusutan sebesar 70%

(7,54 Mha) dari total keseluruhan hutan yang ada di Sumatera selama tahun 1990

2
sampai 2010 (Margono et al. 2012). Tapirus indicus umumnya hidup di hutan

primer. Saat ini, hutan tersebut hanya dapat dijumpai di kawasan konservasi seperti

Suaka Margasatwa (SM) Bukit Rimbang Bukit Baling, yang berada di sudut barat-

daya Provinsi Riau (BKSDA dan WWF 2012).

Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling (SMBRBB) merupakan

hutan dataran rendah perbukitan dengan luas 136.000 ha (BKSDA dan WWF

2012). Jumlah Tapirus indicus di SMBRBB sebanyak 14 individu, yang terdiri

dari empat jantan dewasa, satu jantan remaja, lima betina dewasa dan empat

individu yang belum diketahui jenis kelaminnya (Asmita et al. 2014). Dengan

demikian estimasi populasinya sebesar 0.0796 individu / km2. Meskipun

demikian, WWF Sumatera Tengah juga memantau populasi jenis ini bersamaan

dengan pemantuan harimau sumatera. Untuk memperbaharui data populasi dan

distribusi terbaru dari Tapirus indicus di kawasan SMBRBB, diperlukan analisis

data visual terbaru yang dihasilkan dari kamera jebak yang dipasang Tim Riset

Harimau WWF ID program Sumatra tengah. Oleh karena itu, kerja praktek

dilakukan di WWW ID program Sumatra tengah dengan judul Analisis

Populasi dan Distribusi Tapir (Tapirus indicus) Hasil Kamera Jebak di Suaka

Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling.

II. TUJUAN

Kerja praktek ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis populasi dan distribusi Tapir (Tapirus indicus) di Suaka

Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling berdasarkan foto dari kamera jebak.

3
III. PESERTA

Kegiatan ini akan dilaksanakan oleh mahasiswa Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas

Riau, yaitu :

I. Nama : Novia Anindita Pasaji

NIM : 1503113215

Alamat : Jl. Balam Sakti Kec. Tampan Pekanbaru Riau

CP : 0821 6676 9945

II. Nama : Rebecha Uli Ezra

NIM : 1503116291

Alamat : Jl. Swakarya Kec. Tampan, Pekanbaru Riau

CP : 0822 8364 8960

Dalam kegiatan ini peserta akan dibimbing oleh :

Pembimbing Jurusan : Dr.Rr.Sri Catur Setyawatiningsih, M.Si

IV. RENCANA KERJA

4.1 Waktu Kegiatan

Kerja Praktek (KP) ini akan dilaksanakan selama selang waktu 5

minggu yaitu pada tanggal 15 Januari 2018 18 Februari 2018.

4.2 Tempat Kegiatan

Kantor WWF Central Sumatera di Pekanbaru, Jalan.Cemara Kipas

No.33 RT 04/ RW 03 Kel. Delima Kec. Tampan Pekanbaru Riau.

4
V. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN PESERTA

1. Diharapkan memperoleh informasi melalui wawancara dan praktek

langsung yang terkait dengan kamera jebak.

2. Diharapkan dapat melaksanakan seluruh tahapan kegiatan yang terkait

dengan teknik pengoperasian, pengelolaan dan analisis data kamera

jebak.

3. Diharapkan mendapatkan pengetahuan dan keahlian dalam

membangun jaringan kerja dengan lembaga-lembaga konservasi

lainnya.

VI. JADWAL KEGIATAN

Minggu
No. Kegiatan
I II III IV V
Observasi dan pengenalan
1. organisasi World Wide Fund X
(WWF)
Mempelajari teknik pengoperasian
2. X X X
kamera jebak
Mempelajari cara seleksi dan
3. X X X
identifikasi foto dari kamera jebak
Mempelajari cara analisis data dan
4. X X X
populasi serta distribusi Tapir
Pembuatan laporan hasil kerja
5. X X X
praktek

5
DAFTAR PUSTAKA

Asmita N, Muhammad A, Sunarto. 2014. Penaksiran Populasi Tapir Asia (Tapirus


indicus) di Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling Dengan
Bantuan Kamera Jebak. JOM FMIPA. Vol 1 : 2 .
BKSDA dan WWF. 2012. Sekilas Informasi Mengenai Bukit Rimbang Bukit
Baling. WWF: Pekanbaru.
Margono BA, Turubanova S, Zhuravleva I, Potapov P, Tyukavina A, Baccini A,
Goetz S, Hansen MC. 2012. Mapping and Monitoring Deforestation and
Forest Degradation in Sumatera (Indonesia) Using Landsat Time Series
Data Sets From 1990 to 2010. Enviromental Research Letters. Vol 7: 3.
Meijaard E, Strien NV. 2003. The Asian tapir (Tapirus indicus). Briefing Book,
Malay Tapir Conservation Workshop. Krau Wildlife Reserve, Malaysia.
OFarrill G, Galetti M, Campos-Arceiz A. 2012. Furgivory and Seed Dispersal By
Tapirs: An Insight On Their Ecology Role. Integrative Zoology. Vol 8:4-17
Santiapilli C. and Ramono W.S. 1989.The status and conservation of the Malayan
tapir (Tapirus indicus) in Sumatra, Indonesia. WWF Rprt. 3769. Bogor,
Indonesia. 8 pp.
Traeholt C, Novarino WS, Shwe NM, Lynam A, Zainuddin Z, Simpson B, Mohd
B. 2016. Tapirus indicus The IUCN Red List of Threatened Species 2016: e
T21472a45173636

Anda mungkin juga menyukai