a. Di setiap ruang rawat inap akan dipimpin oleh seorang manajer yaitu kepala
ruang yang mampu melaksanakan manajemen operasional pengelolaan
pelayanan keperawatan.
Di setiap ruang inap dipimpin seorang manajer yaitu kepala ruangan
yang mampu melaksanakan manajemen operasional pengelolaan
pelayanan keperawatan.
b. Fungsi pengorganisasian kepala ruang adalah keseluruhan pengelompokan
orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu
kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi pengorganisasian kepala ruangan adalah seluruh
pengelompokan orang, alat, tugas, kewenangan, dan tanggung jawab
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Persepsi perawat pelaksana tentang fungsi perencanaan tidak baik yang
menjadikan pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan tidak baik adalah
44,4%, ini lebih kecil dibanding dengan pelaksanaan manajemen asuhan
keperawatan yang baik sebesar 47,1%, sedang persepsi perawat pelaksana
tentang fungsi perencanaan baik yang menjadikan pelaksanaan manajemen
asuhan keperawatan baik 52,9%, ini lebih kecil dibanding dengan
pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan yang tidak baik sebesar
55,6%.
Persepsi perawat pelaksana tentang fungsi perencanaan yang
menjadikan manajemen asuhan keperawatan tidak baik (44,4%)
dibandingkan manajemen asuhan keperawatan yang baik (47,1%).
Sedangkan persepsi manajemen asuhan keperawatan baik lebih kecil
(52,9%) daripada persepsi manajemen asuhan keperawatan yang tidak
baik (55,6%).
a. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang yang hidup produktif secaara sosial dan
ekonomis (Menurut WHO).
Menurut WHO kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan
emosional yang memungkinkan setiap orang hidup produktif, baik
secara sosial dan ekonomis.
b. Oleh karena itu dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan di
Indonesia diperlukan suatu sistem pelayanan kesehatan yang mana dalam
pelayanan keperawatan oleh sebuah rumah sakit bertujuan dalam
pembangunan kesehatan yang dapat tercapai dengan cara efisien.
Dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan di Indonesia maka
perlunya sistem pelayanan keperawatan di rumah sakit dengan tujuan
membangun kesehatan yang dapat tercapai secara efisien.
c. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behavior), oleh karena itu
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk membentuk tindakan seseorang (over behavior), maka
pengalaman dan penelitian merupakan perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih lama daripada perilaku yang didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
d. Dampak discharge planning bila tidak dilakukan perawat, Kegagalan untuk
memberikan dan mendokumentasikan discharge planning akan beresiko
terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik (Nursalam,
2009).
Dampak bila discahrge planning tidak dilakukan perawat akan
beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi
fisik (Nursalam, 2009).
e. Hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung, pada
tahun 2012 dengan melihat data yang ada dari bulan Januari hingga
Desember 2012 di ruang rawat inap terdapat beberapa pasien dalam satu
bulan yang berulang-ulang masuk Rumah Sakit, sehingga meningkatkan
angka LOS diatas, dan pada pelaksanaannya format discharge planning di
Borromeus sedang dalam proses tahap uji coba, yang sebelumnya sudah
disosialisasikan.
Hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
pada Januari-Desember 2012 terdapat beberapa pasien yang masuk
ruang gawat inap berulang kali dalam satu bulan, sehingga angka LOS
meningkat, dan pelaksanaan format discharge planning di rumah sakit
ini sedang dalam tahap uji coba yang sebelumnya sudah
disosialisasikan.
C. Perbedaan Artikel dan Karya Tulis Ilmiah dari Aspek Metode :
1. Artikel
Artikel merupakan karangan yang menyajikan permasalahan atau
pengetahuan keilmuan dan ditulis menurut tata cara penulisan tertentu
dengan baik dan benar. artikel dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Artikel hasil pemikiran
Artikel ini membahas suatu masalah yang dikaji berdasarkan pemikiran
penulis. Pada artikel ini dalam sistematika penulisannya tidak berisikan
metode penelitian.
b. Artikel hasil penelitian
Artikel ini merupakan laporan hasil penelitian yang dikemas sedemikian
rupa sehingga menjadi sajian yang menarik untuk dibaca. Pada artikel
ini dalam sistematika penulisannya terdapat metode penelitian. Metode
penelitian berisi bagaimana penelitian itu dilakukan. Uraian disajikan
dalam beberapa paragraf tanpa sub bagian atau dipilih-pilih menjadi
beberapa subbagian. Materi pokok dalam bagian ini adalah bagaimana
data dikumpulkan, siapa atau apa sumber data tersebut, dan bagaimana
data tersebut dianalisis. Apabila artikel ini disajikan dalam subbagian
maka berisi keterangan tentang populasi sampel, instrument
pengumpulan data, rancangan penelitian, dan teknik analisis data. Untuk
penelitian kualitatif perlu ditambahkan kehadiran peneliti, subjek
penelitian, informan beserta cara penggali data penelitian, lokasi
penelitian, dan lama penelitian. Selain itu, perlu juga diberikan uraian
mengenai pengecekan keabsahan hasil penelitian.
c. Artikel ilmiah popular
Artikel ini merupakan tulisan ilmiah yang disajikan dengan format dan
bahasa yang popular dan tidak berisikan metode penelitian.
2. Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah merupakan sebuah karya tulis yang dibuat untuk
melaporkan hasil penelitian berdasarkan metode ilmiah disusun secara logis
dan sistematis. Metode ilmiah dari karya tulis ilmiah ini ada berupa
eksperimen, deskriptif, korelasional, komparatif, evaluasi, simulasi, dan
survey.
Jadi, kesimpulannya pada artikel dan karya tulis ilmiah masing-
masing memiliki metode penelitian tetapi pada artikel hanya artikel hasil
penelitian yang memiliki metode penelitian karena artikel tersebut merupak
artikel yang disusun dengan melakukan sebuah penelitian terlebih dahulu.
Pada artikel dan karya tulis ilmiah yang dipilih kelompok kami
keduanya berisi metode penelitian. Untuk artikel menggunakan metode
penelitian dengan pendekatan cross sectional dengan studi kuantitatif. Studi
kuantitatif ini dengan mengukur persepsi perawat pelaksana tentang fungsi
manajerial kepala ruang melalui kuisioner dan mengukur manajemen asuhan
keperawatan dengan menilai lima dokumen keperawatan. Dilanjutkan
dengan studi kualitatif dengan melakukan wawancara dengan kepala ruang.
Dalam artikel juga sudah berisikan populasi penelitian, serta analisa data.
Pada KTI menggunkan metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu,
untuk mendapatkan gambaran pengetahuan perawat tentang discharge
planning pasien di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.
I. Pendahuluan
Kajian teori pada karya tulis ilmiah umumnya dijelaskan pada bab
yang khusus untuk membahas mengenai kajian teori yang digunakan pada
karya tulis ilmiah tersebut. Karya tulis ilmiah yang kami analisis terdapat
lima bab, yang membahas tentang pendahuluan, tinjauan pustaka, metode
penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, dan simpulan dan saran. Pada
karya tulis ilmiah yang kami analisis kajian teori dijelaskan pada tinjauan
pustaka. Kekurangan dari segi sistematika penulisan pada karya tulis ilmiah
yang kami analisis ialah tidak di cantumkannya implikasi pada karya tulis
ilmiah tersebut.
Daftar Pustaka
Pramitaresthi, IGA. (2017). Artikel ilmiah, lecture notes distributed in PSIK A 2017
at The Udayana Universitry, Denpasar on 24 November 2017.