A DENGAN
KASUS TRAUMA CERVIKAL
PENGKAJIAN
IDENTITAS
PENGKAJIAN PRIMER
Keluhan Utama :
Klien mengatakan mengalami kesulitan bernapas dan adanya pembengkakan pada sisi leher
bagian kiri.
Mekanisme Cedera :
Saat sedang bermain baseball dengan teman setimnya, tanpa sengaja klien terkena pukulan
pada sisi leher bagian kiri dengan tongkat baseball oleh rekan setimnya.
AIRWAY
BREATHING
CIRCULATION
Sianosis : Ya Tidak
DISABILITY
EXPOSURE
Deformitas : Ya Tidak
Contusio : Ya Tidak
Abrasi : Ya Tidak
Penetrasi : Ya Tidak
Laserasi : Ya Tidak
Edema : Ya Tidak
Keluhan Lain:
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Sebelumnya: pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya
Makan Minum Terakhir: pasien mengatakan hanya sarapan roti dan air mineral
Peristiwa Penyebab:
Pasien mengatakan terkena pukulan pada sisi leher dengan tongkat baseball oleh rekan setimnya
Tanda Vital :
Dada:
Paru Paru :
Inspeksi :
Bentuk dada simetris, tidak ada jejas pada dada, terlihat dada cepat saat mengembang dan
mengempis, pergerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi tidak sama, dada kiri lebih lambat
saat mengembang dan mengempis, klien terlihat sulit bernapas / sesak nafas, adanya
retraksi otot dada, pola nafas tidak teratur, irama nafas dangkal.
Palpasi :
Tidak ada benjolan pada dada, tidak ada nyeri tekan dibagian dada klien, pergerakan
dinding dada tidak sama.
Pemeriksaan fremitus taktil: hantaran getaran suara yang dijalarkan ke permukaan dinding
dada normal. Karena, dikatakan tidak normal apabila hantaran getaran meninggi, kondisi
ini apabila ada konsolidasi paru (pneumonia, fibrosis). Bila getaran berkurang atau hilang
dicurigai adanya gangguan hantaran ke dinding dada (efusi pleura, penebalan pleura,
tumor, pneumothorak).
Perkusi :
Terdengar suara sonor (suara normal paru) saat dilakukan ketukan pada dada.
Auskultasi :
Terdengar dengan jelas tanpa menggunakan stetoscope adanya suara stridor karena adanya
spasme jalan nafas yang diakibat dari adanya pembengkakan pada sisi lateral kiri leher.
Jantung :
Inspeksi:
Bentuk dada simetris, tidak ada jejas pada dada, terlihat dada cepat saat mengembang dan
mengempis, pergerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi tidak sama, dada kiri lebih lambat
saat mengembang dan mengempis, adanya retraksi otot dada.
Palpasi:
Nadi teraba cepat, iktus kordis normal terletak di sela antar iga ke-5 dan garis
midklavikula.
Perkusi:
Batas atas jantung : di ICS III. Perubahan nada perkusi dari sonor menjadi sonor
memendek.
Batas kiri jantung (lateral ke medial) : di ICS V, perubahan nada perkusi dari sonor
menjadi sonor memendek.
Batas jantung kanan (lateral ke medial) : di Linea Para Sternalis kanan, atau satu-dua
jari sebelah kanan mid-sternal Ine. Perubahan nada perkusi dari sonor menjadi sonor
memendek.
Batas jantung absolut, letaknya kira-kira 2 jari di dalam batas jantung relatif.
Perubahan nada dari sonor memendek menjadi berbeda. Dari hasil pemeriksaan,
jantung tidak masalah.
Auskultasi :
Pemeriksaan auskultasi dengan menggunakan stetoscope, terdengar :
Tepi sternum kiri : bising trikuspid.
Sela antar iga kedua kiri : bising pulmonal.
Sela antar iga kedua kanan : bising aorta.
Tidak ada suara jantung yang abnormal.
Abdomen :
Inspeksi :
Tidak ada luka ataupun bekas luka dibagian abdomen, bentuk abdomen simetris, tidak ada
jejas dan jahitan pada abdomen.
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan pada bagian abdomen, tidak teraba adanya pembesaran hepar dan
pankreas.
Perkusi :
Tidak ada suara abnormal pada bagian abdomen saat dilakukan perkusi.
Auskultasi :
Terdengar suara peristaltik usus 12x/m.
Pelvis :
Inspeksi :
Tidak ada kelainan pada bagian pelvis, pasien mampu duduk dengan tegak dikursi.
Palpasi :
Bentuk pelvis simetris, tidak ada nyeri tekan pada bagian pelvis.
Ektremitas Atas/Bawah :
Inspeksi :
Kesadaran umum pasien komposmetis, nilai GCS: 15.
Dengan E: 4 (spontan), M: 6 (mengikuti perintah), V: 5 ( orientasi baik).
Bentuk tangan simetris, kulit bersih, tidak ada kelainan pada bentuk otot, tidak ada
kemerahan ataupun luka.
Bentuk kaki simetris, tidak ada kelainan pada gaya berjalan pasien, tidak ada luka, jejas,
ataupun benjolan pada bagian kaki.
Palpasi :
Tidak teraba benjolan pada bagian tangan dan kaki, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
clubing finger.
Reaksi rangsangan baik saat diberikan cubitan
Punggung :
Inspeksi :
Tidak ada kelainan postur tubuh seperti skoliosis, kifosis ataupun lordosis, bentuk
punggung normal, tidak ada jejas, luka ataupun jahitan pada punggung.
Palpasi :
Pemeriksaan fremitus taktil: hantaran getaran suara yang dijalarkan ke permukaan dinding
dada normal. Karena, dikatakan tidak normal apabila hantaran getaran meninggi, kondisi
ini apabila ada konsolidasi paru (pneumonia, fibrosis). Bila getaran berkurang atau hilang
dicurigai adanya gangguan hantaran ke dinding dada ( efusi pleura, penebalan pleura,
tumor, pneumothorak.
Neurologis :
Tidak ada kelainan pada neuro pasien, saat diberikan rangsangan pasien merespon.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
RONTGEN CT-SCAN USG EKG
Hasil :
ANALISA DATA
gelisah. anterior
Adanya sianosis
Nekrosis fokal &
inflamasi
Menstimulasi pelepasan
mediator kimia
Pelepasan prostaglandin,
bradikinin, dll
Syok spinal
sama. frenikus
TTV :
RR : 30 x/menit Hilangnya inervasi otot
mmHg. interkostal
N : 115 x/menit
S : 37, 5 0C Kelumpuhan diafragma
Menyebabkan ventilasi
spontan tidak efektif
Nyeri akut
Diagnosa Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas.
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan inervasi diafragma
(kerusakan saraf C5 ke atas).
3) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma)
RENCANA KEPERAWATAN
1 1 14/11/17 S:
Jam : 08.00 Klien mengatakan mengalami kesulitan dalam bernafas.
O:
Klien tampak kesulitan untuk bernafas.
Terdengar suara nafas stridor.
Tampak terdapat spasme pada jalan nafas klien.
Jalan nafas klien tidak paten.
Klien tampak gelisah.
Adanya sianosis
2 2 14/11/17 S:
Jam : 08.10 Klien mengatakan sesak nafas.
O:
Irama nafas klien dangkal
Pola nafas klien tidak teratur
Adanya retraksi otot dada.
Pergerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi tidak sama.
TTV :
RR : 30 x/menit
TD : 138 / 74 mmHg.
N : 115 x/menit
S : 37, 5 0C
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
3 14/11/17 S:
Jam : 08.20 Klien mengatakan nyeri pada area yang mengalami pembengkakan.
O:
Skala nyeri
P : Pembengkakan pada leher akibat trauma pukulan.
Q:
Seperti ditusuk tusuk.
R:
Pada sisi lateral kiri leher
S:
Skala nyeri 6
T:
Hilang timbul 20 menit.
Klien tampak meringis kesakitan
klien tampak gelisah.
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi