Anda di halaman 1dari 26

PERENCANAAN WILAYAH PERKOTAAN DI INDONESIA

A. Kompetensi Dasar: Mengetahui sistem dan macam perencanaan wilayah perkotaan di


Indonesia.
B. Rancangan Waktu: 5 x 100 menit
C. Materi : RUTRP, RUTRK, RDTRK, RTRK.

Perencanaan wilayah perkotaan di Indonesia merupakan salah satu perencanaan wilayah


yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah baik pada
skala nasional, propinsi maupun kabupaten/kota. Perencanaan wilayah perkotaan di Indonesia
secara teknis menggunakan payung hukum Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
640/KPTS/1986 tentang Perencanaan Tata Ruang Kota. Dalam Kepmen ini disebutkan bahwa
Rencana Tata Ruang Kota terdiri dari Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan (RUTRP), Rencana
Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), Rencana Detil Tata Ruang Kota (RDTRK), dan Rencana
Teknik Ruang Kota (RTRK) .

1. Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan (RUTRP)


Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan adalah rencana struktur ruang perkotaan secara
garis besar yang disusun untuk menjaga konsistensi perkembangan pembangunan suatu kota
dengan strategi perkotaan nasional dalam jangka panjang dan untuk menjaga keserasian
perkembangan pembangunan kota dengan wilayah pengembangannya dalam rangka
pengendalian program sektoral maupun daerah. Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan
mempunyai wilayah perencanaan yang tidak terikat dengan batas administrasi kota.

a. Materi pokok
Materi pokok Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan terdiri dari 8 (delapan) hal sebagai
berikut.
1. Rumusan tentang kebijaksanaan pengembangan penduduk, berisikan arahan distribusi
penduduk pada akhir tahun perencanaan.
2. Rencana struktur pemanfaatan ruang perkotaan, berisikan arahan struktural pemanfaatan
ruang dalam wilayah perkotaan yang mencirikan hubungan antar fungsi-fungsi kegiatan
yang ada dalam wilayah perencanaan wilayah perkotaan tersebut sampai akhir tahun
perencanaan.
3. Rencana struktur pelayanan kegiatan perkoataan, berisikan arahan tata jenjang fungsi-
fungsi kegiatan yang sejenis dalam wilayah perkotaan.
4. Rencana sistem transportasi, berisaikan pola jaringan pegerakan sistem primer dan arteri
sekunder termasuk jaringan jalan kereta api alur poelayaran dan lapangan terbang yang
ada dalam wilayah perkotaan tersebut.
5. Rencana pengembangan sumberdaya air, dan energi serta sistem jaringan utilitas
perkotaan, berisikan identifikasi sumber-sumberdaya air dan energi serta arahan sistem
jaringan primer air persih, telepon, listrik, air hujan, air limbah, gas dan tempat
pembuangan sampah perkotaan.
6. Tahapan pelaksanaan pembangunan, berisikan arahan prioritas pelaksanaan
pembangunan perkotaan selama 20 (dua puluh) tahun yang dibagi dalam tahapan 5
(lima )tahunan, yang disesuaikan dengan awal tahun dan atau akhir tahun Pelita Nasional
atau Daerah.
7. Indikasi unit pelayanan perkotaan, berisikan arahan mengenai pembagian unit-unit
pelayanan pemerintahan perkotaan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan umum
penduduk perkotaan.
8. Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan tergambar pada peta-peta rencana dengan
ketelitian pada skala 1 : 50.000 atau lebih besar. Peta rencana ini digambar dalam bentuk
hard print maupun digital.

b. Produk-produk Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan.


Produk yang dihasilkan dalam rangka penyusunan dan peninjauan kembali Rencana Umum
Tata Ruang Perkotaan terdiri dari dokumen-dokumen:
1. Rancangan Perundang-undangan Tingkat Pusat tentang penetapan Rencana Umum Tata
Ruang Perkotaan.
2. Rancangan Rencana Umum Tata Ruang Perkoataan.
3. Analisa Rencana Umum Tata Ruang Perkoataan.
4. Kompilasi Data Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan.
Semua dokumen ini berupa uraian lengkap secara kualitatif dan kuantitatif beserta peta,
tabel dan diagram.

c. Pengorganisasian Materi
1. Kebijaksanaan Pengembangan Penduduk
Materi yang diatur adalah distribusi penduduk pada akhir tahun perencanaan.
Kedalaman materi yang diatur adalah penduduk perkotaan yang dirinci dalam unit
unit perkotaan yang ada pada masing-masing kecamatan.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari jumlah
penduduk tiap unit perkotaan da kepadatan penduduk tiap kecamatan.
2. Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Perkoataan
Materi yang diatur adalah hubungan antar fungsi-fungsi kegiatan yang direncanakan
ada dalam wilayah perkoataan sampai akhir tahun perencnaan yang dirinci dalam
tahap 5 (lima) tahunan.
Kedalaman materi yang diatur adalah fungsi kegiatan yang dirinci dalam kawasan-
kawasan.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari:
perdagangan
industri
fasilitas sosial
perkantoran atau jasa
kawasan khusus atau pertahanan keamanan
terminal angkutan udara
terminal angkutan laut
terminal angkutan penyeberangan
terminal angkutan sungai
terminal angkutan danau
terminal angkutan kereta api
terminal angkutan jalan raya baik untuk penumpang maupun barang
perumahan
pertanian
konservasi
pekuburan atau pemakaman
jalur prasarana utilitas
jalur jalan
jalur keretaapi
alur pelayaran sungai.
3. Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan Perkotaan
Materi yang diatur adalah tata jenjang fungsi-fungsi kegiatan yang sejenis dalam
perkotaan.
Kedalaman materi yang diatur adalah fungsi-fungsi kegiatan yang dirinci dalam
pelayanan regional, pelayanan perkotaan, dan pelayanan satuan permukiman.
4. Rencana Sistem Transportasi
Materi yang diatur adalah sistem jaringan pergerakan dan prasarana penunjang bagi
angkutan jalan raya, angkutan kereta api, angkutan laut, angkutan sungai, danau,
penyeberangan, dan angkutan udara.
Kedalaman materi yang diatur:
untuk jalan raya meliputi seluruh sistem primer dan jaringan arteri sekunder
untuk angkutan sungai meliputi hingga jaringan jaringan sistem primer
untuk pergerakan lainnya diatur meliputi seluruh sistem pergerakan
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya meliputi:
angkutan jalan raya yang terdiri dari jaringan arteri sekunder dan sistem primer,
terminal angkutan barang, terminal angkutan penumpang regional, route angkutan
umum bis penumpang dan angkutan umum barang dan ternak,
angkutan kereta api yang terdiri dari jaringan jalan kereta api dan stasiun kereta
api,
angkutan laut, sungai, danau dan penyeberangan yang terdiri dari, alur pelayaran
sungai, pelabuhan laut, sungai danau dan penyeberangan,
angkutan udara teridiri dari lapangan terbang.
5. Rencana Pengembangan Sumberdaya Air, Dan Energi Serta Sistem Jaringan Utilitas
Perkotaan
Materi yang diatur adalah kapasitas, lokasi dan pemanfaatan sumber air baku serta
sistem jaringan utilitas dalam wilayah perkotaan sampai dengan akhir tahun
perencanaan.
Kedalaman materi yang diatur:
untuk jaringan air bersih sampai dengan saluran distribusi primer,
untuk jarungan telepon sapai dengan jaringan sistem utama
untuk jaringan listrik sampai dengan jaringan transmisi tegangan menengah,
untuk jaringan air hujan sampai dengan saluran primer,
untuk jaringan air limbah sampai dengan saluran primer,
untiuk jaringan gas ke seluruh sistem
untuk sistem pembuangan sampah sampai tempat pembuangan akhir sampah kota.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya meliputi:
pemanfaatan air permukiman,
pemanfaatan air tanah dangkal,
pemanfaatan air tanah dalam,
sistem penyediaan air bersih,
sistem jaringan telepon,
sistem pembuangan air hujan,
sistem persampahan,
sistem jaringan gas.
6. Tahapan Pelaksanaan Pembangunan
Materi yang diatur adalah prioritas kegiatan pembangunan perkotaan selama 20 (dua
puluh) tahun yang dibagi dalam tahapan 5 (lima) tahunan.
Kedalaman materi yang diatur adalah prioritas kegiatan pembangunan yang dirinci
dalam bentuk indikasi program untuk wilayah-wilayah pembangunan baru,
peningkatan perbaikan, perbaharuan dan perlindungan.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari : berbagai jenis
program untuk prasarana pergerakan dan utilitas, fasilitas, dan pemanfaatan ruang
lainnya.
7. Indikasi Unit Pelayanan Perkotaan
Materi yang diatur adalah indikasi pembagian unit-unit pelayanan pemerintahan
perkotaan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan umum penduduk perkotaan.
Kedalaman materi yang diatur adalah pembagian unit-unit pelayanan pemerintahan
perkotaan yang dirinci setingkat dengan kecamatan.
d. Pemanfaatan RUTRP
RUTRP dimanfaatkan untuk arahan berbagai kepentingan yang berkaitan dengan ruang
yaitu:
1. Penyusunan Rencana Pembangunan Lima Tahun Nasional dan Daerah untuk kota
yang direncanakan .
2. Lokasi kawasan-kawasan dalam kota secara sektoral.
3. Penyusunan anggaran pembangunan daerah dan sektoral.
4. Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota.

2. Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)


Rencana Umum Tata Ruang Kota adalah rencana pemanfaatan ruang kota yang disusun
untuk menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam rangka penyusunan dan
pengendalian program-program pembangunan kota dalam jangka panjang. Rencana Umum Tata
Ruang kota memiliki wilayah perencanaan yang terikat dengan batas administrasi kota.
a. Materi pokok
Materi pokok Rencana Umum Tata Ruang Kota terdiri dari 11 (sebelas) hal sebagai berikut.
1. Kebijaksanaan pengembangan penduduk berisikan arahan distribusi penduduk menurut
unit-unit lingkungan di kota sampai akhir tahun perencanaan.
2. Rencana pemanfaatan ruang kota berisikan arahan pemanfaatan ruang dalam kota yang
menggambarkan lokasi kegiatan fungsi primer dan fungsi sekunder yang ada di dalam
kota tersebut sampai akhir tahun perencanaan.
3. Rencana struktur pelayanan kegiatan kota berisikan arahan tata jenjang fungsi-fungsi
pelayanan di dalam kota, yang merupakan kebijaksanaan tentang pusat-pusat pelayanan
kegiatan kota berdasarkan jenis pelayanan, kapasitas dan lokasi pelayanan.
4. Rencana sistem transportasi berisikan arahan pola jaringan pergerakan sistem primer,
serta arteri dan kolektor sekunder termasuk jaringan jalan kereta api, alur pelayaran, dan
lapangan terbang yang ada di dalam kota tersebut.
5. Rencana sistem jaringan utilitas berisikan identifikasi sumber-sumberdaya air dan energi
serta arahan pola jaringan primer dan sekunder untuk sistem jaringan air bersih, telepon,
listrik, air hujan, air limbah, tempat embuangan sampah dan gas di dalam kota.
6. Rencana kepadatan bangunan lingkungan berisikan arahan perbandingan luas lahan yang
tertutup bangunan dan bangun-bangunan dalam tiap unit lingkungan terhadap luas unit
lingkungan.
7. Rencana ketinggian bangunan berisikan arahan ketingian maksimum bangunan dan
bangun-bangunan untuk setiap unit lingkungan.
8. Rencana pengembangan pemanfaatan air baku berisikan arahan arahan pengolahan
pemanfaatan air permukaan, air tanah dalam dan air tanah dangkal untuk kepentingan
pelayanan kota.
9. Rencana penanganan lingkungan kota berisikan arahan jenis-jenis penanganan
lingkungan, jaringan pergerakan dan utilitas dalam kota, yang terdiri dari pembangunan
baru, peningkatan, perbaikan, pembaharuan, pemugaran dan perlindungan.
10. Tahapan pelaksanaan pembangunan berisikan arahan prioritas tahapan pelaksanaan
pembangunan kota selama 20 (dua puluh) tahun yang dibagi dalam tahapan 5 (lima)
tahunan, yang disesuaikan dengan awal tahun dan atau akhir tahun Pelita Nasional atau
Daerah.
11. Indikasi unit pelayanan kota berisikan arahan mengenai pembagan unit-unit pelayanan
pemerintahan kota dalam rangka penyelenggaraan pelayanan umum penduduk kota.
12. Rencana Umum Tata Ruang Kota, digambar pada peta-peta rencana dengan skala 1 :
20.000 atau lebih besar.
b. Produk-produk Rencana Umum Tata Ruang Kota
Produk yang dihasilkan dalam rangka penyusunan dan peninjauan kembali Rencana
Umum Tata Ruang Kota terdiri dari dokumen-dokumen:
1. Rancangan Peraturan Daerah Tingkat II tentang Penerapan Rencana Umum Tata Ruang
Kota.
2. Rancangan Rencana Umum Tata Ruang Kota.
3. Analisa Rencana Umum Tata Ruang Kota.
4. Kompilasi Data Rencana Umum Tata Ruang Kota.
Semua dokumen ini berupa uraian lengkap secara kualitatif dan kuantitatif beserta peta,
tabel dan diagram.
c. Pengorganisasian Materi
1. Kebijaksanaan Pengembangan Penduduk
Materi yang diatur adalah distribusi penduduk pada akhir tahun perencanaan.
Kedalaman materi yang diatur adalah jumlah penduduk perkotaan yang dirinci dalam
unit unit lingkungan yang mempunyai wilayah setingkat kelurahan atau desa.
Pengelompokan materi yang diatur terdiri dari jumlah penduduk tiap-unit lingkungan
dan kepadatan penduduk tiap kelurahan atau desa.
2. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota
Materi yang diatur adalah lokasi dan luas lahan untuk kegiatan primer maupun
sekunder sampai dengan akhir tahun perencanaan.
Kedalaman materi yang diatur adalah pemanfaatan ruang yang dirinci dalam kawasan-
kawasan.
Pengelompokan materi yang diatur terdiri dari:
Perdagangan regional atau grosir
Perdagangan kota atau eceran
Industri tanpa pencemaran
Industri yang potensial mencemari udara dan atauair dan atau suara
Pendidikan
Kesehatan
Peribadatan
Rekreasi dan atau olah raga
Perkantoran pemerintah
Perkantoran niaga
Jasa penginapan atau perhotelan
Kawasan budaya
Kawasan khusus
Lapangan terbang
Pelabuhan lautpelabuhan penyeberangan
Pelabuhan sungai
Pelabuhan danau
Stasiun kereta api
Terminal angkutan jalan raya untuk penumpang maupun barang
Perumahan
Pertanian
Kawasan perikanan
Kawasan peternakan
Kawasan tanaman keras
Jalur hijau
Kawasan budaya
taman pemakaman umum
taman pemakaman pahlawan
jalur listrik
jalur telepon
jalur air bersih
jalur air limbah
jalur gas
jalur air hujan
tempat pembuangan sampah
jalur jalan
jalur kereta api
jalur pelayaran sungai
3. Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan Kota
Materi yang diatur adalah tata jenjang kapasitas dan intensitas, menurut lokasi dan
jenis dari kegiatan pelayanan dalam kota.
Kedalaman materi yang diatur adalah pelayanan kegiatan kota yang dirinci sampai
dengan pelayanan tingkat kelurahan atau desa.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya meliputi:
Perdagangan; yang terdiri dari perdagangan skala regional, perdagangan skala
kota dan perdagangan skala sebagian kota atau lokal.
Pendidikan; yang terdiri dari perguruan tinggi, sekolah lanjutan tingkat atas,
sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah dasar.
Pelayanan kesehatan yang terdiri dari rumah sakit umum kelas A, rumah sakit
umum kelas B, rumah sakit umum kelas C, rumah sakit umum kelas D,
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
Pelayanan Rekreasi dan atau olah raga yang terdiri dari pelayanan skala kota, dan
pelayanan skala lokal atau sebagian kota.
4. Rencana Sistem Transportasi
Materi yang diatur adalah sistem jaringan pergerakan dan prasarana penunjang bagi
angkutan jalan raya,angkutan kereta api, angkutan laut, angkutan sungai, danau,
penyeberangan dan angkutan udara.
Kedalaman materi yang diatur adalah:
Untuk jalan raya meliputi seluruh sistem primer, jaringan arteri sekunder, dan
kolektor sekunder.
Untuk angkutan sungai sampai dengan jaringan sekunder.
Untuk pergerakan lainnya diatur meliputi seluruh sistem pergerakan.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya meliputi:
Angkutan jalan raya yang terdiri dari: jaringan arteri sekunder, kolektor sekunder
dan sistem primer, terminal angkutan barang, terminal angkutan penumpang skala
regional, terminal angkutan penumpang kota sampai dengan terminal madya, rute
angkutan umum bis penumpang dan mikro bis penumpang, rute angkutan umum
barang dan ternak.
Angkutan kereta api yang terdiri dari: jaringan jalan kereta api, stasiun kereta api
dan depo atau balai yasa.
Angkutan laut, sungai, danau dan penyeberangan yang terdiri dari: alur pelayaran
sungai, pelabuhan laut, sungai, danau dan penyeberangan.
Angkutan udara yang terdiri dari lapangan terbang.
5. Rencana Sistem Jaringan Utilitas
Materi yang diatur adalah sistem jaringan utilitas dalam wilayah kota sampai dengan
akhir tahun perencanaan.
Kedalaman materi yang diatur adalah:
Untuk jaringan air bersih sampai dengan saluran distribusi sekunder.
Untuk jaringan telepon sampai dengan jaringan sistem sekunder.
Untuk jaringan listrik sampai dengan jaringan transmisi tegangan menengah
Untuk jaringan air hujan sampai dengan saluran sekunder.
Untuk jaringan air limbah sampai dengan saluran sekunder.
Untuk jaringan gas meliputi keseluruhan sistem.
Untuk jaringan pembuangan sampah kota sampai tempat pembuangan akhir.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya meliputi:
Sistem penyediaan air bersih yang terdiri dari: bangunan pengambil air baku,
aluran atau pipa transmisi air baku, pipa transmisi air bersih utama, pipa transmisi
air bersih sekunder, bak penampung, pipa distribusi utama dan pipa distribusi
sekunder.
Sistem saluran telepon yang terdiri dari: stasiun telepon otomat (STO), saluran
primer, rumah kabel dan saluran sekunder.
Sistem jaringan listrik yang terdiri dari: bangunan pembangkit, gardu induk ekstra
tinggi, gardu induk, saluran udara tegangan ekstra tinggi, saluran udara tegangan
tinggi dan jaringan transmisi menengah.
Sistem pembuangan air hujan yang terdiri dari: saluran primer, aluran sekunder
dan waduk penamungan.
Sistem pembuangan air limbah yang terdiri dari: saluran primer, saluran sekunder,
bangunan pengolahan dan waduk penampungan.
Sistem persampahan yang terdiri dari: tempat pembuangan akhir, bangunan
pengolahan sampah, penampungan sementara.
Sistem jaringan gas yang terdiri dari pabrih gas dan seluruh jaringan gas.
6. Rencana Kepadatan Bangunan
Materi yang diatur adalah perbandingan luas lahan yang tertutup bangunan dan
bangun-bangunan dalam tiap unit lingungan dengan luas unit lingkungan yang
bersangkutan.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari:
Rencana unit lingkungan dengan kepadatan sangat tinggi (lebih dari 75%).
Rencana unit lingkungan dengan kepadatan tinggi (60% - 75%).
Rencana unit lingkungan dengan kepadatan menengah (45% - 60%).
Rencana unit lingkungan dengan kepadatan rendah (30% - 45%).
Rencana unit lingkungan dengan kepadatan sangat rendah (di bawah 30%).
7. Rencana Ketinggian Bangunan
Materi yang diatur adalah rencana tinggi maksimum bangunan dari permukaan tanah.
Kedalaman materi yang diatur adalah ketinggian bangunan yang dirinci untuk setiap
unit lingkungan dalam ukuran meter.
8. Rencana Pengembangan Pemanfaatan Air Baku
Materi yang diatur disesuaikan dengan Rencana Sistem Jaringan Utilitas untuk
penyediaan air bersih.
9. Rencana Penanganan Lingkungan Kota
Materi yang diatur adalah jenis penanganan lingkungan dan jaringan pergerakan serta
uutilitas untuk tiap unit lingkungan yang akan dilaksanakan dalam kota.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari
Rencana unit lingkungan baru yang akan dibangun
Rencana unit lingkungan yang akan ditingkatkan
Rencana unit lingkungan yang akan diperbaiki
Rencana unit lingkungan yang akan diperbaharui
Rencana unit lingkungan yang akan dipugar
Rencana unit lingkungan yang akan dilindungi
Rencana jaringan pergerakan dan atau utilitas yang akan dibangun
Rencana jaringan pergerakan dan atau utilitas yang akan diperbaiki
Rencana jaringan pergerakan dan atau utilitas yang akan diperbaharui.
10. Tahapan Pelaksanaan Pembangunan
Materi yang diatur adalah prioritas kegiatan pembangunan kota selama 20 (dua puluh)
tahun yang dibagi dalam tahapan 5 (lima) tahun.
Kedalaman materi yang diatur adalah tahapan pelaksanaan yang dirinci dalam bentuk
indikasi programdan proyek untuk pembangunan baru, peningkatan, perbaikan,
pembaharuan, pemugaran, dan perlindungan.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari jenis-jenis-jenis
program dan proyek bagi prasarana transport, utilitas, fasilitas pelayanan kota, dan
pemanfaatan ruang.
11. Indikasi Unit Pelayanan Kota
Materi yang diatur adalah indikasi pembagian unit-unit pelayanan pemerintahan kota
dalam rangka penyelenggaraan pelayanan umum penduduk kota.
Kedalaman materi yang diatur adalah pembagian unit-unit pelayanan pemerintahan
kota yang dirinci setingkat dengan pelayanan kelurahan atau kota.
d. Pemanfaatan RUTRK
RUTRK dimanfaatkan untuk arahan berbagai kepentingan yang berkaitan dengan ruang
yaitu:
1. Penyusunan Rencana Pembangunan Lima Tahun Daerah .
2. Lokasi kawasan-kawasan dalam kota secara sektoral.
3. Perijinan lokasi peruntukan ruang kota.
4. Penertiban pemanfaatan bangunan.
5. Penyusunan kriteria peraturan bangunan setempat.
6. Penyusunan Rencana Detil Tata Ruang Kota.
3. Rencana Detil Tata Ruang Kota (RDTRK)
Rencana Detil Tata Ruang Kota adalah rencana pemanfaatan ruang kota secara terperinci
yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program
pembangunan kota. Rencana Detil Tata Ruang Kota memiliki wilayah perencanaan yang
mencakup sebagian atau seluruh wilayah kota dan dapat terdiri dari satu atau beberapa kawasan.
a. Materi pokok
Materi pokok Rencana Detil Tata Ruang Kota terdiri dari 12 (duabelas) hal sebagai berikut.
1. Kebijaksanaan pengembangan penduduk, berisikan arahan distribusi penduduk menurut
blok-blok peruntukan di kota sampai akhir tahun perencanaan.
2. Rencana pemanfaatan ruang kota berisikan arahan pemanfaatan ruang ditinjau dari
peruntukan ruang dan besaran ruang dalam wilayah perencanaan untuk setiap blok
peruntukan.
3. Rencana struktur pelayanan kegiatan kota berisikan arahan hubungan tata jenjang antara
fungsi-fungsi pelayanan lingkungan dalam wilayah perencanaan.
4. Rncana sistem jaringan pergerakan berisikan arahan pola jaringan pergerakan seluruh
sistrm jaringan jalan atau sistem jaringan jalan primer dan sekunder termasuk jaringan
jalan kereta api, alur pelayaran dan lapangan terbang yang ada di wilayah perencanaan
tersebut.
5. Rencana sistem jaringan utilitas kota berisikan identifikasi sumber-sumberdaya air dan
energi serta arahan pola jaringan primer, sekunder dan tersier untuk sistem jaringan air
bersih, telepon, listrik, air hujan, air limbah, gas dan pengelolaan sampah di wilayah
perencanaan.
6. Rencana kepadatan bangunan lingkungan berisikan arahan perbandingan luas lahan yang
tertutup bangunan dan atau bangunan-bangunan yang terletak pada tiap petak
peruntukannya dalam tiap blok peruntukan.
7. Rencana ketinggian bangunan berisikan arahan ketinggian maksimum bangunan atau
maksimum dan minimum bangunan dan bangun-bangunan untuk setiap blok peruntukan.
8. Rencana perpetakan bangunan berisikan arahan tentang petak-petak peruntukan
bangunan yang terdapat pada setiap blok peruntukan dalam wilayah perencanaan.
9. Rencana garis sempadan berisikan penerapan tentang garis sempadan yang terdapat pada
masing-masing blok untuk peruntukan dalam wilayah perencanaan.
10. Rencana penanganan bangunan berisikan arahan jenis-jenis penanganan bangunan,
jaringan pergerakan dan utilias dalam wilayah perencanaan yang terdiri dari
pembangunan baru, peningkatan, perbaikan, pembaharuan, pemugaran, dan
perlindungan.
11. Tahapan pelaksanaan pembangunan berisikan arahan prioritas tahapan pelaksanaan
pembangunan dalam wilayah perencanaan selama 5 (lima) sampai 9 (sembilan) tahun
disesuaikan dengan awal tahun dan atau akhir tahun Pelita Nasional atau Daerah yang
dibagi dalam tahapan tahunan.
12. Rencana Detil Tata Ruang Kota digambar pada peta-peta rencana dengan skala 1 : 5.000
atau lebih besar.
b. Produk-produk Rencana Detil Tata Ruang Kota
Produk yang dihasilkan dalam rangka penyusunan dan peninjauan kembali Rencana
Detil Tata Ruang Kota terdiri dari dokumen-dokumen:
1. Rencana Peraturan Daerah Tingkat II tentang Penetapan Rencana Detil Tata Ruang
Kota.
2. Rancangan Rencana Detil Tata Ruang Kota.
3. Analisa Rencana Detil Tata Ruang Kota.
4. Kompilasi Data Rencana Detil Tata Ruang Kota.
Semua dokumen ini berupa uraian lengkap secara kualitatif dan kuantitatif beserta peta,
tabel dan diagram.
c. Pengorganisasian Materi
1. Kebijaksanaan Pengembangan Penduduk
Materi yang diatur adalah distribusi penduduk pada akhir tahun perencanaan.
Kedalaman materi yang diatur adalah jumlah penduduk perkotaan yang dirinci dalam
blok-blok peruntukan.
Pengelompokan materi yang diatur terdiri dari jumlah penduduk dan kepadatan
penduduk tiap blok peruntukan.
2. Rencana Pemanfaatan Ruang
Materi yang diatur adalah lokasi kegiatan atau peruntukan dan luas lahan peruntukan
sampai dengan akhir tahun perencanaan.
Kedalaman materi yang diatur pemanfaatan ruang yang dirinci ke dalam blok-lok
peruntukan.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari: pasar, pertokoan,
industri menurut jenisnya, perguruan tinggi, sekolah lanjutan tingkat atas, sekolah
lanjutan tingkat pertama, sekolah dasar, taman kanak-kanak, rumah sakit u,u, kelas A,
B, C dan D, Puskesmas, Puskesmas pembantu, tempat ibadah, tempat rekreasi, tempat
olah raga, perkantoran pemerintah, perkantoran niaga, penginapan dan perhotelan,
kawasan khusus, lapangan terbang, pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan,
pelabuhan danau, pelabuhan sungai, stasiun kereta api, halte, terminal penumpang,
barang, ternak, perumahan, pertanian, perikanan, peternakan, pemakaman berbagai
kelompok pengguna, jalur transport berbagai kelas, jaringan air bersih, gas, limbah,
telepon, listrik, air hujan, alur pelayaran.
3. Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan Kota
Materi yang diatur adalah tata jenjang kapasitas dan intensitas menurut lokasi dan
jenis kegiatan pelayanan dalam kawasan.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari pelayan kegiatan :
perdagangan (perdagangan skala regional, perdagangan skala kota, perdagangan skala
kota atau sebagian kota), pendidikan (perguruan tinggi, sekolah lanjutan tingkat atas,
sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah dasar, taman kanak-kanak), kesehatan
(rumah sakit kelas A, B, C, dan D, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu), olah raga
(olah raga skala kota dan skala lokal atau sebagian kota), rekreasi ( rekreasi skala kota
dan skala lokal atau sebagian kota).
4. Rencana Sistem Jaringan Pergerakan
Materi yang diatur adalah sistem jaringan pergerakan dan prasarana penunjang bagi
angkutan jalan raya, angkutan kereta api, angkutan laut, sungai, danau, penyeberangan
dan angkutan udara.
Kedalaman materi yang diatur adalah seluruh jaringan pergerakan diatur bagi seluruh
sistem pergerakan.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari jalan raya (seluruh
sistem jaringan, terminal angkutan barang, terminal angkutan penumpang, rute
angkutan penumpang dan barang), kereta api ( jaringan jalan kereta api, stasiun kereta
api, halte kereta api, depo atau balai yasa), angkutan laut, sungai dan penyeberangan
(alur pelayaran sungai, pelabuhan laut, sungai danau, penyeberangan), angkutan udara
(lapangan terbang).
5. Rencana Sistem Jaringan Utilitas
Materi yang diatur adalah sistem jaringan utilitas dalam kawasan sampai dengan akhir
tahun perencanaan.
Kedalaman materi yang diatur adalah :
Seluruh jaringan air bersih
Seluruh jaringan telepon
Seluruh jaringan listrik
Seluruh jaringan air hujan
Seluruh jaringan gas
Seluruh sistem pengelolaan sampah
Seluruh jaringan tersebut tidak sampai pada sampai sambungan rumah.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari :
Penyediaan air bersih yang terdiri dari bangunan pengambil air baku, instalasi
produksi, seluruh pipa transmisi, bak penampung dan seluruh pipa distribusi.
Jaringan telepon yang terdiri dari stasiun telepon otomat dan rumah kabel.
Jaringan listrik yang terdiri bangunan pembangkit, gardu induk, gardu induk
tegangan ekstra tinggi dan gradu distribusi.
Jaringan air hujan yang terdiri dari waduk penampungan dan saluran-saluran.
Jaringan air limbah yang terdiri dari bangunan pengolahan, waduk penampungan
dan saluran-saluran.
Pengelolaan sampah yang terdiri dari tempat penampungan sementara, tempat
penampungan akhir dan bangunan pengolahan sampah.
Jaringan gas yang terdiri dari pabrik gas dan seluruh jaringan gas.
6. Rencana Kepadatan bangunan
Materi yang diatur adalah maksimum perbandingan luas lahan yang tertutup bangunan
dan atau bangun-bangunan dalam tiap-tiap petak peruntukan dibandingkan dengan
luas petak peruntukan (Koefisien Dasar Bangunan).
Kedalaman materi yang diatur adalah kepadatan bangunan yang dirinci untuk setiap
blok-blok peruntukan.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari
Blok peruntukan dengan Koefisien Dasar Bangunan sangat tinggi (lebih besar dari
75%).
Blok peruntukan dengan Koefisien Dasar Bangunan tinggi ( 50% - 75%)
Blok peruntukan dengan Koefisien Dasar Bangunan menengah ( 20% 50%)
Blok peruntukan dengan Koefisien Dasar Bangunan rendah (5% - 20%)
Blok peruntukan dengan Koefisien Dasar Bangunan sangat rendah ( kurang dari 5%)
7. Rencana Ketinggian Bangunan
Materi yang diatur adalah ketinggian maksimum atau maksimum dan minimum
bangunan untuk setiap blok peruntukan (Koefisien Lantai Bangunan / KLB)
Kedalaman materi yang diatur adalah ketinggian bangunan yang dirinci untuk setiap
blok-blok peruntukan.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari
Blok peruntukan ketinggian bangunan sangat rendah adalah blok dengan bangunan
tidak bertingkat dan bertingkat maksimum 2 lantai (KLB maksimum = 2 x KDB)
dengan tinggi puncak bangunan maksimum 12 meter dari lantai dasar.
Blok peruntukan ketinggian bangunan rendah adalah blok dengan bangunan
bertingkat maksimum 4 lantai (KLB maksimum = 4 x KDB) dengan tinggi puncak
bangunan maksimum 20 meter dan minimum 12 meter dari lantai dasar.
Blok peruntukan ketinggian bangunan sedang adalah blok dengan bangunan
bertingkat maksimum 6 lantai (KLB maksimum = 8 x KDB) dengan tinggi puncak
bangunan maksimum 36 meter dan minimum 24 meter dari lantai dasar.
Blok peruntukan ketinggian bangunan tinggi adalah blok dengan bangunan
bertingkat minimum 9 lantai (KLB minimum = 9 x KDB) dengan tinggi puncak
bangunan minimum 40 meter dari lantai dasar.
Blok peruntukan ketinggian bangunan sangat tinggi adalah blok dengan bangunan
bertingkat minimum 20 lantai (KLB minimum = 20 x KDB) dengan tinggi puncak
bangunan minimum 84 meter dari lantai dasar.
8. Rencana Perpetakan Bangunan
Materi yang diatur adalah luas petak-petak peruntukan bangunan yang terdapat pada
setiap blok peruntukan dalam kawasan.
Kedalaman materi yang diatur adalah luas petak peruntukan bangunan pada setiap
blok peruntukan dan pada setiap penggal jalan.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi I ( di atas 2.500 meter
persegi).
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi II ( 1000 - 2.500
meter persegi)
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi III ( 600 - 1000 meter
persegi)
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi IV ( 250 600 meter
persegi)
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi V ( 100 -250 meter
persegi)
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi VI ( 50 - 100 meter
persegi)
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi VII ( di bawah 50
meter persegi)
Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi VIII (rumah susun /
flat)
9. Rencana Garis Sempadan
Materi yang diatur adalah jarak antara as jalan dengan rumah maupun dengan pagar
halaman dan jarak rumah dengan batas persil.
Kedalaman materi yang diatur adalah berbagai garis sempadan yang dirinci sampai
dengan blok peruntukan untuk tiap penggal jalan.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari
Sempadan muka bangunan
Sempadan pagar
Sempadan samping bangunan
Sempadan belakang bangunan.
10. Rencana Penanganan Bangunan
Materi yang diatur adalah penanganan bangunan dan jaringan pergerakan serta utilitas
yang akan dilaksanakan dalam kawasan.
Kedalaman materi yang diatur adalah penanganan bangunan dan jaringan pergerakan
serta utilitas yang dirinci untuk setiap blok peruntukan dan penggal jalan.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari
Bangunan baru yang akan dibangun
Bangunan yang akan ditingkatkan
Bangunan yang akan diperbaharui
Bangunan yang akan diperbaiki
Bangunan yang akan dipugar
Bangunan yang akan dilindungi
Jaringan baru yang akan dibangun
Jaringan yang akan ditingkatkan
Jaringan yang akan diperbaharui
Jaringan yang akan diperbaiki
Jaringan yang akan dipugar
11. Tahapan PelaksanaanPembangunan
Materi yang diatur adalah prioritas pelaksanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun
yang akan dibagi dalam tahapan 1 (satu) tahunan.
Kedalaman materi yang diatur adalah pelaksanaan pembangunan yang dirinci dalam
indikasi proyek.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari jenis proyek untuk
pemanfaatan ruang, fasilitas, jaringan pergerakan, dan utilitas.
d. Pemanfaatan RDTRK
RDTRK dimanfaatkan untuk arahan berbagai kepentingan yang berkaitan dengan ruang
yaitu:
1. Perijinan pembangunan bangunan dan bukan bangunan.
2. Perijinan pemanfaatan bangunan dan bukan bangunan.
3. Penertiban bangunan dan bukan bangunan.
4. Penertiban pemanfaatan bangunan.
5. Penyusunan anggaran pembangunan daerah dan sektoral.
6. Penyusunan kriteria peraturan bangunan setempat.
7. Penyusunan Rencana Teknik Ruang Kota.
4. Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK)
Rencana Teknik Ruang Kota adalah rencana geometri pemanfaatan ruang kota yang
disusun untuk perwujudan ruang kota dalam rangka pelaksanaan pembangunan kota. Rencana
Teknik Ruang Kota Rencana Teknik Ruang Kota mempunyai wilayah perencanaan yang
mencakup sebagian atau seluruh kawasan tertentu.
a. Materi pokok
Materi pokok Rencana Teknik Ruang Kota terdiri dari 8 (delapan) hal sebagai berikut.
1. Rencana tapak pemanfaatan ruang kotaberisikan arahan rumusan tata letak bangunan dan
bangun-bangunan yang ada.
2. Prarencana teknik jaringan utilitas berisikanarahan letak dan penampang jaringan air bersih,
jaringan air hujan, jaringan air limbah, jaringan gas, jaringan listrik, jaringan telepon dan
persampahan yang ada pada wilayah perencanaan.
3. Prarencana teknik jaringan jalan berisikan arahan letak dan penampang jaringan jalan untuk
setiap ruas jalan.
4. Prarencana teknik bangunangedung berisikan arahan letak, penampang dan arsitektur
lingkungan bangunan gedung.
5. Prarencana teknik bukan bangunan gedung berisikan arahan letak, penampang dan arsitektur
lingkungan bukan bangunan gedung.
6. Rencana Teknik Ruang Kota digambar pada peta-peta rencana dengan skala lebih besar dari
1 : 2000.
b. Produk-produk Rencana Teknik Tata Ruang Kota
Produk-produk Rencana Teknik Ruang Kota terdiri dari produk yang dihasilkan dalam
rangka penyusunan dan peninjauan kembali Rencana Teknik Ruang Kota yang terdiri dari
dokumen-dokumen:
1. Rancangan Peraturan Daerah Tingkat II tentang Penetapan Rencana Teknik Ruang Kota.
2. Rancangan Rencana Teknik Ruang Kota.
3. Analisa Rencana Teknik Ruang Kota
4. Kompilasi Data Rencana Teknik Ruang Kota.
Dokumen-dokumen pada angka 1 merupakan uraian lengkap secara kualitatif dan
kuantitatif beserta peta-peta / gambar-gambar, tabel dan diagram.
Dokumen-dokumen untuk kepentingan angka 2 terdiri dari: Rencana Tapak Pemanfaatan
Ruang, Prarencana Teknik Jaringan Utilitas, Prarencana Teknik Jaringan Jalan, Prarencana
Teknik Bangunan Gedung, Prarencana Teknik Bangunan Bukan Gedung.
c. Pengorganisasian Materi
1. Rencana Tapak Pemanfaatan Ruang Kota
Materi yang diatur adalah tata letak bangunan dan jaringan pergerakan serta utilitas
terutama yang akan dibangun pemerintah.
Kedalaman materi yang diatur adalah geometris tapak pemanfaatan ruang yang dirinci
tiap bangunan dan jaringan pergerakan serta utilitas.
Pengelompokan materi yang diatur adalah massa bangunan, jaringan pergerakan dan
jaringan utilitas menurut penggunaan.
2. Rencana Teknik Jaringan Utilitas Kota
Materi yang diatur adalah penampang dan koordinat jaringan utilitas.
Kedalaman materi yang diatur adalah geometris pra-detail engineering jaringan utilitas.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya meliputi jaringan air bersih yang
terdiri dari seluruh pipa jaringan air bersih, meter kontrol, menara penampungan, penguat,
sambungan ke masing-masing bangunan, hidran umum, hidran kebakaran, kran umum
dan bangunan pengambil air baku; jaringan air hujan yang terdiri dari seluruh jaringan
saluran air hujan, bak penampungan, pintu-pintu air dan bak kontrol; jsringan air limbah
yang terdiri dari seluruh jaringan saluran air limbah, bak pengolahan, pelepasan dan bak
kontrol; pengelolaan persampahan yang terdiri dari tempat pengumpul sementara, tempat
pembuangan akhir, dan bangunan pengolahan sampah; jaringan listrik yang terdiri dari
seluruh jaringan kabel listrik, gardu induk, dan bangunan pembangkit; jaringan telepon
yang terdiri dari seluruh jaringan kabel telepon, telepon umum, stasiun telepon otomat,
rumah kabel, dan tiang kabel; jaringan gas yang terdiri dari seluruh jaringan pipa gas dan
meter kontrol.
3. Prarencana Teknik Jaringan Jalan
Materi yang diatur adalah penampang dan koordinat jaringan jalan untuk setiap ruas jalan.
Kedalaman materi yang diatur adalah geometris pra-detail engineering jaringan jalan.
Pengelompokan materi yang diatur sekurang-kurangnya terdiri dari halte angkutan umum,
daerah manfaat jalan, daerah milik jalan, daerah pengawasan jalan, jembatan
penyeberangan, jembatan simpang susun dan marka jalan.
4. Prarencana Teknik Bangunan Gedung
Materi yang diatur adalah penampang dan koordinat bangunan gedung.
Kedalaman materi yang diatur adalah geometris pra-detail engineering bangunan gedung
pada setiap petak peruntukan.
Pengelompokan materi yang diatur terdiri dari jenis-jenis bangunan gedung menurut
peruntukannya atau pemanfaatan ruangnya.
5. Prarencana Teknik Bangunan Bukan Gedung
Materi yang diatur adalah penampang dan koordinat bangunan bukan gedung.
Kedalaman materi yang diatur adalah geometris pra-detail engineering bangunan bukan
gedung pada setiap petak peruntukan.
Pengelompokan materi yang diatur terdiri dari jenis-jenis bangunan bukan gedung
menurut peruntukannya atau pemanfaatan ruangnya.
d. Pemanfaatan RTRK
RTRK dimanfaatkan untuk arahan berbagai kepentingan yang berkaitan dengan ruang
yaitu:
1. Perijinan pembangunan letak bangunan dan bukan bangunan.
2. Penertiban letak, ukuran bangunan dan bukan bangunan..
3. Desain bangunan dan bukan bangunan.
4. Penyusunan anggaran pembangunan daerah dan sektoral.

Anda mungkin juga menyukai