Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alwi Yasi Nilawati

NIM : 3211414025
Prodi : Geografi S1
Dosen Pengampu : Satya Budi Nugraha, M.Si dan Rahma Hayati, M.Si

TUGAS MATA KULIAH PERENCANAAN WILAYAH PERKOTAAN

KLASIFIKASI KOTA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUKNYA :


1) Kota Kecil : antara 20.000-100.000 jiwa
2) Kota Sedang : antara 100.000-500.000 jiwa
3) Kota Besar : antara 500.000-1.000.000 jiwa
4) Metropolitan : antara 1.000.000-5.000.000
5) Megapolitan : lebih dari 5.000.000

No Nama Kota Jumlah Penduduk Kriteria Perkotaan


1 Jakarta 10 177 924 Megapolitan
2 Bandung 2 481 469 Metropolitan
3 Tangerang 2 047 105 Metropolitan
4 Pekalongan 296 533 Kota Sedang
5 Mojokerto 125 706 Kota Sedang
6 Bekasi 2 733 240 Metropolitan
7 Bogor 1 030 720 Metropolitan
8 Semarang 1 595 187 Metropolitan
9 Magelang 131 703 Kota Sedang
10 Depok 2 033 508 Metropolitan

Sumber :
BPS KOTA TAHUN 2015
http://jakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/91
https://bandungkota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/17
https://tangerangkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/21
https://bekasikota.bps.go.id/
https://mojokertokota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/22
https://semarangkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/29
https://bogorkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/40
https://magelangkota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/115
https://depokkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/15
https://pekalongankota.bps.go.id/Subjek/view/id/12#subjekViewTab3|accordion-daftar-
subjek1
PERAN KOTA DEPOK SEBAGAI PENYANGGA WILAYAH DI SEKITARNYA

Kota Depok secara geografis mempunyai kedudukan yang cukup strategis sebagai
pendukung ibukota Negara dan ditetapkan sebagai pusat kegiatan nasional terletak di wilayah
Jawa Barat yang terletak diantara 106 55’ 30″ bujur timur dan 6 19’ 00” lintang selatan. Kota
Depok secara administratif berbatasan dengan daerah kabupaten/kota lainnya, yaitu : sebelah
utara berbatasan dengan Jakarta, sebelah barat berbatasan dengan Tangerang Banten, sebelah
selatan berbatasan dengan Bogor.
Kota Depok merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Barat yang memiliki potensi
yang cukup besar dalam PAD (Pendapatan Asli Daerah)-nya. Salah satu potensi PAD Kota
Depok adalah dari sektor  perindustrian, perumahan dan UKM yang merupakan keunggulan
kompetitif karena letak dan kondisi geografisnya yang berdekatan dengan ibukota DKI
Jakarta.

Keuntungan yang dimiliki kota Depok antara lain: Letak yang strategis yaitu pada
poros Jabodetabek sehingga memiliki tingkat mobilitas penduduk yang tinggi, jumlah
penduduk yang cukup banyak sebagai pendukung pembangunan daerah, keanekaragaman
sosial dan budaya yang merupakan daya tarik daerah, sumber daya lokal berupa pertanian
perkotaan,industri kecil dan menengah, serta perdagangan dan jasa yang menggerakan
ekonomi lokal, Kota Depok telah merangkak maju menuju kota yang mandiri dan sejahtera.
Kemajuan Kota Depok tidak lepas dari keberhasilan pemerintahannya, terutama beberapa
tahun terakhir.
Kota Depok yang ini juga berperan sebagai buffer zone, yang secara global akan
memberikan daya dukung berupa catchment area, penyedia air bersih, pereduksi
polusi/karbon dan alternatif hunian yang nyaman serta dikelilingi oleh universitas-universitas
ternama di  Indonesia, sehingga menjadi semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi khususnya
di bidang perumahan/tempat tinggal, industry kuliner, industry retail dan UMKM.

Dalam kerangka Jabodetabek-Punjur, Depok yang luasnya 20.029 hektare diharapkan


untuk menjadi penyangga bagi Jakarta, dalam artian sebagai daerah konservasi dan resapan
air. Penugasan ini terutama ditujukan kepada Kecamatan Sawangan,  Limo dan Cimanggis.
Dengan adanya penugasan ini, seharusnya pembangunan di ketiga kecamatan ini dibatasi
sampai taraf tertentu, sehingga kemampuan penyerapan air tanahnya terjaga. Dengan
demikian, banjir besar yang pernah melanda Jakarta diharapkan dapat dihindari, di samping
terjaganya pasokan air tanah bagi Jakarta.
Pada sisi lain sebagai daerah penyangga bagi Jakarta. Di sini terdapat peran Depok
untuk mendukung Jakarta, antara lain melalui penyediaan kawasan perumahan. Geliat ini
bahkan juga di ke-3 kecamatan yang menjadi daerah konservasi dan resapan air. Di sinilah
terlihat adanya dilema dalam pemberian tugas ke pada Kota Depok, yakni apakah sebagai
daerah konservasi dan resapan air, atau sebagai dormitory town bagi Jakarta.
Adanya kemacetan di sekitar wilayah yang berbatasan dengan Depok mengakibatkan
diperlukannya perencanaan transportasi. Yang perlu diingat adalah : transportasi
membangkitkan penggunaan lahan, dan penggunaan lahan membangkitkan transportasi. Di
sini Pemerintah Kota Depok harus dapat melihat dan mengantisipasi, jika persoalan
kemacetan ini diatasi dengan penambahan ruas jalan baru dan pelebaran ruas jalan yang
sudah ada, apakah hal ini tidak akan menimbulkan perkembangan guna lahan baru ? Apakah
tidak akan menimbulkan tumbuhnya kawasan perumahan baru ? Bagaimana jika
perkembangan guna lahan sebagai akibat dikembangkannya prasarana transportasi tersebut
terjadi di ke-3 kecamatan yang menjadi daerah konservasi dan resapan air di atas ? Di sinilah
Pemerintah Kota Depok harus tegas dalam menentukan kebijakan pembangunan bagi Kota
Depok, apakah sebagai daerah konservasi dan resapan air, atau sebagai penyedia kawasan
permukiman bagi pekerja di Jakarta ? Kebijakan inilah yang akan menentukan bagaimana
arah pembangunan prasarana transportasi di Kota Depok. Tentunya kebijakan seperti ini tidak
dapat ditentukan oleh Pemerintah Kota Depok sendiri, karena terkait dengan wilayah yang
lebih luas dan melintasi batas provinsi. Pemerintah Kota Depok perlu melihat arahan pada
skala Jabodetabekpuncur dalam menentukan kebijakan pengembangan tersebut, sehingga
rumusan RTRW Kota Depok dapat menjawab kedua tuntutan di atas dengan sebaik-baiknya,
antara menyediakan prasarana jalan (yang berdampak pada perkembangan guna lahan, dan
berlanjut pada peningkatan PAD), dengan peran sebagai daerah konservasi dan resapan air
(yang berarti pembatasan perkembangan guna lahan, dan berdampak pada tidak adanya
peningkatan PAD).

Sumber informasi :
https://fitriwardhono.wordpress.com/2011/10/01/dilema-pengembangan-kota-depok-2/
https://rismalind.wordpress.com/2011/02/09/kota-depok-kini-dan-nanti/

Anda mungkin juga menyukai