Anda di halaman 1dari 3

Keadaan Geologi dan Stratigrafi Pulau Karimun, kepulauan Riau

By kukuh atmanto 15.44 1 comment

Peta Rencana Tata Guna Lahan Pulau Karimun (dokumen PT. RAI)

Keadaan Geologi dan Stratigrafi


Mengacu pada hasil pemetaan geologi oleh S. Koesoemadinata, K. Sutisna, T.C. Amin,
Sukardi, dan B. Hermanto (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1994), Pulau
Karimun dibentuk oleh berbagai jenis batuan beku, sedimen, dan metamorf yang berumur pra
tersier, ditutupi oleh sedimen lepas sampai agak padu dari satuan alluvium tua dan alluvium
muda yang berumur kuarter (Gambar 2.2).
Sementara granit didaerah pulau Karimun berumur trias tengah-akhir, terdiri atas granit
biotit, turmalin aplit, pegmatite dan greisens. Pulau Karimun secara geologi terletak pada
zona busur Kepulauan (Sunda Platform), yang merupakan penerusan arah tenggara lempeng
benua Eurasia dan hasil dari proses tektonik mesozoikum.

Stratigrafi
Busur Kepulauan (Sunda Platform), yang merupakan penerusan arah tenggara lempeng
benua Eurasia, merupakan hasil dari proses tektonik mesozoikum. Batuan tertua yang
membentuk daerah ini adalah formasi malang yang terdiri kelompok batuan gunung api
riodasitik, serpih hornfels, batu pasir, rijang, konglomerat dan batugamping. Batuan dalam
keadaan segar, kompak, masif, keras dan pejal, umumnya mempunyai permeabilitas dan
porositas rendah hingga kedap air. Lapisan pembawa air di satuan batuan ini hadir pada zona-
zona pelapukan dan rekahan, sehingga tingkat peresapan dan akumulasi air tanah relatif kecil.
Material endapan di atas batuan granit adalah endapan alluvium tua dan alluvium muda,
berumur kuarter hingga resen berupa material-material bersifat lepas hingga semi padu dari
hasil lapukan dan rombakan batuan yang lebih tua (granit karimun), dominan berupa pasir
kuarsa. Litologi penyusun lainnya terdiri dari lempung, lanau, kerikil, terumbu koral, gambut
dan sisa-sisa tumbuhan. Pada endapan alluvium ini terkandung pula bijih timah, menempati
daerah dataran pantai yang sempit. Dari segi hidrogeologi, material pasir berbutir kasar-halus
hasil lapukan granit tersebut bersifat lolos air (Permeable).

Sumber : Dokumen Inventarisasi Geologi wilayah Pantai Kemen.ESDM 1998


Gambar. Peta Geologi Regional Pulau Karimun Besar

Topografi dan Geomorfologi


Berdasarkan sejarah geologinya Pulau Karimun termasuk kawasan Tanah Sunda, yang
meliputi pulau-pulau di Indonesia bagian barat, Semenanjung Malaya, serta paparan laut
dangkal diantaranya. Proses pembentukan dataran yang mencakup pelapukan dan pengikisan
untuk jangka waktu yang cukup lama, telah menghasilkan bentuk bentang alam atau topografi
yang khas.
Secara umum, bentuk topografi yang ada di wilayah Pulau Karimun adalah dataran
rendah bergelombang dengan permukaan yang tertutup oleh tanah pelapukan yang cukup tebal
, wilayah Pulau Karimun mempunyai kondisi Geomofologi yang dapat dibagi dua yaitu Satuan
Morfologi Dataran dan Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang Lemah-Terjal.
Satuan Morfologi Dataran (0-25 m) merupakan daerah dataran pantai dan dataran rendah
sedikit bergelombang. Morfologi seperti ini menempati daerah pinggiran pantai, rawa-rawa
serta pada beberapa daerah di sekitar sungai. Dari permukaan laut, satuan morfologi dataran
memiliki elevasi berkisar dari 0-25 m. Di Pulau Karimun Besar, satuan ini menempati pada
bagian Selatan, terdapat lahan yang bergambut (daerah Sei Raya dan sekitarnya), di bagian
Barat dan Timur, yang dicirikan dengan terdapatnya aliran sungai yang relatif pendek dengan
kemiringan dasar sungai yang landai, dan sungai-sungai bersifat musiman. Satuan Morfologi
ini terdiri dari endapan-endapan Alluvium muda dan tua, berupa pasir kuarsa dan material
terumbu koral.
Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang Lemah-Terjal (25-437 m) merupakan
bentang alam perbukitan bergelombang lemah - sedang yang memiliki pelamparan cukup luas,
yaitu pada bagian Barat dan Timur pulau. Batuan penyusun Morfologi ini terutama material-
material hasil lapukan dan rombakan dari granit yang terakumulasi pada lembah antar bukit
dan dataran pantai. Sedangkan morfologi bergelombang sedang - terjal umumnya dijumpai
pada bagian utara pulau. Kenampakannya dicirikan dengan tonjolan-tonjolan yang memiliki
ketinggian yang kontras dengan daerah di sekitarnya, sebagai contoh Bukit Masjid, Gunung
Jantan dan Gunung Betina. Aliran sungai yang pendek dan bersifat musiman banyak dijumpai
pada daerah ini. Batuan penyusun Morfologi seperti ini sebagian besar adalah granit padu.

Anda mungkin juga menyukai