Anda di halaman 1dari 4

Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah

12 Juni 2011 · by Noer · in Konservasi. ·


Sumber daya alam berupa hutan/vegetasi, tanah dan air merupakan kekayaan alam yang harus
dilestarikan, sehingga pengelolaan terhadap sumber daya alam tersebut harus dilakukan secara
hati-hati dan bijaksana, sehingga dapat mendukung tercapainya kesejahteraan masyarakat
secara lestari dan berkesinambungan.

Tekanan terhadap sumber daya alam yang disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk
dengan segala aktivitasnya terhadap sumber daya alam seperti pembukaan lahan untuk
perkebunan, pertanian, jalan, industri, pertambangan, pemukiman dan lain-lain. Pembukaan
lahan ini tidak jarang dilakukan tanpa mempertimbangkan kelas kemampuan lahan dan
penerapan konservasi tanah yang baik. Akhirnya banyak lahan mengalami degradasi dan
berubah menjadi lahan kritis yang mengancam kesejahteraan rakyat banyak.

Terhadap kondisi tersebut di atas, diperlukan upaya-upaya untuk memulihkan dan


mempertahankan fungsi lahan kembali, yang biasa dikenal dengan upaya Rehabilitasi Lahan
dan Konservasi tanah (RLKT). Secara umum teknik konservasi tanah ini diklasifikasikan
sebagai teknik konservasi tanah vegetatif dan teknik konservasi tanah sipil teknis.

Sebagai bekal pengetahuan dan keterampilan Peserta Pelatihan (Kader Muda Kehutanan) yang
diharapkan dapat menjadi mitra dalam mendukung program pembangunan kehutanan dan
upaya pelestarian hutan, dengan ini kami uraikan gambaran singkat kriteria teknik tentang
konservasi tanah.

Konservasi Tanah

Konservasi tanah adalah upaya manusia untuk mempertahankan, meningkatkan,


mengembalikan (merehabilitasi) daya guna lahan sesuai dengan peruntukannya dengan cara
mengendalikan erosi.
Konservasi tanah ini diarahkan pada tiga perlakuan pokok, yaitu :
1. Perlindungan tanah dari butir-butir hujan dengan cara meningkatkan jumlah penutupan tanah
dengan bahan organic dan tajuk tanaman.
2. Mengurangi jumlah aliran permukaan melalui peningkatan infiltrasi, kandungan bahan
organic.
3. Mengurangi kecepatan aliran permukaan sehingga kecepatan erosi dapat dikurangi.

Terdapat beberapa standar teknis dalam rangka mengelola lahan kering dan mendukung
upaya konservasi tanah seperti pada table-tabel berikut :

Tabel 1. Pemilihan Cara Pengelolaan Tanah


No. Tingkat Cara Pengolahan Tanah
Kemiringan

1. > 40 % – Tanpa pengolahan


– Cukup ditugal pada lubang
tanaman.

2. 25 % – 40 %– Pengolahan tanah minimum.


– 1 (satu) kali pengolahan tanah.
– Pengolahan maksimum.

3. < 25 % – Tanah diolah secara intensif.


– Lebih dari 2 (dua) kali
pengolahan tanah setiap tahun.

Tabel 2. Pengaturan Jumlah Tanaman pada Berbagai Tingkat Kemiringan Lahan

No. Tingkat Komposisi Tanaman


Kemiringan

1. 0 – 15 % 75 % tanaman semusim
25 % tanaman tahunan dan rumput-
rumputan

2. 15 % – 25 % 50 % tanaman semusim
50 % tanaman tahunan, rumput-
rumputan dan tanaman semusim
tahan naungan.

3. 25 % – 40 % 25 % tanaman tahunan
75 % tanaman tahunan, rumput-
rumputan dan tanaman semusim
tahan naungan.

4. > 40 % 100 % tanaman tahunan, rumput-


rumputan dan tanaman semusim
tahan naungan.

Tabel 3. Pengaturan Teknik Konservasi Tanah pada Berbagai Tingkat Kemiringan Lahan

No. Tingkat Komposisi Tanaman


Kemiringan

1. <5% – teras datar


2. 3 % – 15 % – teras kredit

3. >8% – teras gulud, tanaman lorong


(solum tanah < 40
cm)
4. 8 % – 40 % – teras bangku
(tanah stabil,
solum tanah >90
cm)

5. 8 % – 40 % – Teras gulud, strip rumput


(tanah tidak
stabil)

6. 0 – 25 % – System strip

7. Bergelombang – teras bangku, system strip

Teknik Konservasi Tanah Secara Vegetatif

Konservasi tanah secara vegetatif yaitu teknik konservasi tanah yang menggunakan tanaman
atau tumbuhan dan sisa-sisanya.

Konservasi tanah secara vegetatif mempunyai fungsi :


a. melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir hujan yang jatuh.
b. Melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air di atas permukaan tanah.
c. Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah dan penahan air yang langsung mempengaruhi
besarnya aliran permukaan.

Berbagai implementasi Konservasi tanah secara vegetatif diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pergiliran Tanaman
System pengelolaan tanah dimana beberapa jenis tanaman ditanam berurutan yang satu
setelah yang lainnya di tempat yang sama atau diselingi dengan periode bera.

2. Penggunaan Mulsa
System pengelolaan tanah yang menggunakan mulsa atau serasah tanaman.

3. Penanaman Searah Kontur


Sistem pengelolaan tanah dengan cara menanam dalam bentuk jalur mengikuti garis kontur
berselang-seling dengan jenis tanaman lain.

4. Penanaman Tanaman Penutup Tanah


System pengelolaan tanah dengan cara menanam tanaman yang biasanya berupa tanaman
berumur pendek (kurang dari dua tahun) guna mengendalikan erosi dan meningkatkan
kesuburan tanah.
Teknik Konservasi Tanah Secara Sipil Teknis

1. Teras Datar
Teras datar adalah teknik konservasi tanah berupa tanggul tanah sejajar kontur yang dilengkapi
saluran di atas dan di bawah tanggul, bidang olah tidak diubah dari kelerengan permukaan asli.
Syarat teknis kemiringan lereng < 5 %.

2. Teras Gulud
Teras gulud adalah teknik konservasi tanah berupa guludan tanah dan saluran air. Diantara
guludan besar terdapat beberapa guludan kecil sejajar kontur serta dilengkapi dengan SPA.
Syarat teknis kemiringan lereng 8 – 40 %.

3. Teras Bangku
Teras bangku adalah teknik konservasi tanah dengan cara menguban permukaan lahan miring
menjadi teras-teras yang menyerupai bangku dan mengikuti garis kontur.
Syarat teknis kemiringan lereng 10 – 40 %.

4. Sengkedan
Sengkedan adalah teknik konservasi tanah dengan cara menempatkan batang, cabang, ranting
kayu atau bamboo mengikuti garis kontur dengan jarak tertentu.

5. Embung
Embung adalah teknik konservasi tanah berupa kolam penampung air permukaan. Standar
teknis kemiringan lereng 2 – 18 %.

Penutup

Konservasi tanah dan rehabilitasi lahan perlu diterapkan dalam pola usaha tanaman pertanian,
perkebunan dan kehutanan pada masyarakat di Sulawesi Tengah, mengingat kondisi alam di
daerah Sulawesi Tengah memiliki karakteristik kemiringan lereng lebih curam dan tipologi
DAS yang pendek-pendek. Dengan melakukan konservasi tanah dan rehabilitasi lahan, akan
dapat mengurangi resiko terjadinya tanah longsor atau kekeringan air.

Upaya penerapan Konservasi tanah dan rehabilitasi lahan pada masyarakat harus dilakukan
secara terus-menerus, sehingga dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Untuk itu dukungan
dari berbagai pihak sangat diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai