Tekanan terhadap sumber daya alam yang disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk
dengan segala aktivitasnya terhadap sumber daya alam seperti pembukaan lahan untuk
perkebunan, pertanian, jalan, industri, pertambangan, pemukiman dan lain-lain. Pembukaan
lahan ini tidak jarang dilakukan tanpa mempertimbangkan kelas kemampuan lahan dan
penerapan konservasi tanah yang baik. Akhirnya banyak lahan mengalami degradasi dan
berubah menjadi lahan kritis yang mengancam kesejahteraan rakyat banyak.
Sebagai bekal pengetahuan dan keterampilan Peserta Pelatihan (Kader Muda Kehutanan) yang
diharapkan dapat menjadi mitra dalam mendukung program pembangunan kehutanan dan
upaya pelestarian hutan, dengan ini kami uraikan gambaran singkat kriteria teknik tentang
konservasi tanah.
Konservasi Tanah
Terdapat beberapa standar teknis dalam rangka mengelola lahan kering dan mendukung
upaya konservasi tanah seperti pada table-tabel berikut :
1. 0 – 15 % 75 % tanaman semusim
25 % tanaman tahunan dan rumput-
rumputan
2. 15 % – 25 % 50 % tanaman semusim
50 % tanaman tahunan, rumput-
rumputan dan tanaman semusim
tahan naungan.
3. 25 % – 40 % 25 % tanaman tahunan
75 % tanaman tahunan, rumput-
rumputan dan tanaman semusim
tahan naungan.
Tabel 3. Pengaturan Teknik Konservasi Tanah pada Berbagai Tingkat Kemiringan Lahan
6. 0 – 25 % – System strip
Konservasi tanah secara vegetatif yaitu teknik konservasi tanah yang menggunakan tanaman
atau tumbuhan dan sisa-sisanya.
Berbagai implementasi Konservasi tanah secara vegetatif diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pergiliran Tanaman
System pengelolaan tanah dimana beberapa jenis tanaman ditanam berurutan yang satu
setelah yang lainnya di tempat yang sama atau diselingi dengan periode bera.
2. Penggunaan Mulsa
System pengelolaan tanah yang menggunakan mulsa atau serasah tanaman.
1. Teras Datar
Teras datar adalah teknik konservasi tanah berupa tanggul tanah sejajar kontur yang dilengkapi
saluran di atas dan di bawah tanggul, bidang olah tidak diubah dari kelerengan permukaan asli.
Syarat teknis kemiringan lereng < 5 %.
2. Teras Gulud
Teras gulud adalah teknik konservasi tanah berupa guludan tanah dan saluran air. Diantara
guludan besar terdapat beberapa guludan kecil sejajar kontur serta dilengkapi dengan SPA.
Syarat teknis kemiringan lereng 8 – 40 %.
3. Teras Bangku
Teras bangku adalah teknik konservasi tanah dengan cara menguban permukaan lahan miring
menjadi teras-teras yang menyerupai bangku dan mengikuti garis kontur.
Syarat teknis kemiringan lereng 10 – 40 %.
4. Sengkedan
Sengkedan adalah teknik konservasi tanah dengan cara menempatkan batang, cabang, ranting
kayu atau bamboo mengikuti garis kontur dengan jarak tertentu.
5. Embung
Embung adalah teknik konservasi tanah berupa kolam penampung air permukaan. Standar
teknis kemiringan lereng 2 – 18 %.
Penutup
Konservasi tanah dan rehabilitasi lahan perlu diterapkan dalam pola usaha tanaman pertanian,
perkebunan dan kehutanan pada masyarakat di Sulawesi Tengah, mengingat kondisi alam di
daerah Sulawesi Tengah memiliki karakteristik kemiringan lereng lebih curam dan tipologi
DAS yang pendek-pendek. Dengan melakukan konservasi tanah dan rehabilitasi lahan, akan
dapat mengurangi resiko terjadinya tanah longsor atau kekeringan air.
Upaya penerapan Konservasi tanah dan rehabilitasi lahan pada masyarakat harus dilakukan
secara terus-menerus, sehingga dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Untuk itu dukungan
dari berbagai pihak sangat diperlukan.