Anda di halaman 1dari 2

Geologi Regional Pula Natuna

Pulau Natuna merupakan salah satu pulau terluar yang merupakan batas Negara Indonesia
dengan Malaysia. Secara geografis termasuk dalam Kepulauan Riau dan berada di sebelah
barat laut Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Kepulauan Riau (Natuna) merupakan bagian
dari Sundaland, dengan Laut Natuna bagian timur termasuk ke dalam sub-sistem tepian barat
laut Cina Selatan (LCS). Pada kepulauan ini berkembang dua cekungan sedimentasi berumur
Tersier yang kaya akan minyak dan gas bumi, yaitu: Cekungan Natuna Barat (West Natuna
Basin) dan Cekungan Natuna Timur (East Natuna Basin) yang dipisahkan oleh sistem
punggungan Natuna (Natuna Arch) yang berarah utara – selatan.

Stratigrafi Regional
Formasi batuan penyusun Pulau Natuna dari tua ke muda berdasarkan peta geologi lembar
Teluk Butun dan Ranai (Hakim, 1994) terdiri dari batuan mafik/ultramafik (Jum), Formasi
Bunguran (JKb), granit Ranao (Kgr), Formasi Pengadah (Tomp), Formasi Raharjapura (Tpr),
dan Aluvial (Qa) (Gambar 1).

Gambar 1. Peta geologi lembar Teluk Butun dan Ranai (Hakim dan Suryono, 1994).

 Batuan Mafik/Ultramafik (Jum)


Terdiri dari peridotite, gabro, dan basal. Peridotit berwarna kelabu gelap, pejal,
umumnya tergeruskan dan terserpentinitkan. Mineral pernyusunnya yaitu piroksen,
olivine, yakut, dan spinel. Batuan tersebut tersingkap di Pulau Natuna dan
singkapannya tidak lebih dari 5 m, terletak di bawah Formasi Raharjapura

Struktur dan Tektonika


Struktur utama di Kepulauan Natuna adalah sesar dan lipatan. Hasil dari analisis struktur di
Pulau Natuna dan sekitarnya menunjukkan bahwa sesar geser adalah struktur utama yang
paling menonjol di daerah ini. Sesar yang membentang dari barat laut – tenggara
tercerminkan pada citra radar sebagai kelurusan dan melintas di batuan dasar pra-Tersier.
Sisa antiklin dengan sumbu utara barat laut terdapat pada Formasi Pengadah. Sumbu tersebut
terletak kurang lebih di sepanjang Sungai Mara. Sayap sebelah barat membentuk homoklinal
dengan kemiringan berkisar antara 10o dan 20o kearah barat, sedangkan sayap timur telah
tererosi.
Penelitian sebelumnya (Haile, 1973 dan Hamilton, 1979) menyebutkan bahwa Pulau Natuna
terletak di daerah prisma akresi, terletak di daerah bancuh (Franchino dan Liechti, 1983), dan
terletak pada daerah tumbukan antara kerak Samudera Hindia dan Dataran Sunda pada jaman
Jura.
Pada akhir Jura tunjaman terjadi di salah satu daerah di sebelah timur yang membentuk
batuan alas (dasar) berumur pra-Tersier yang terdiri dari batuan mafik-ultramafik, batuan
malihan, dan sedimen pelagis. Pembentukan cekungan diakibatkan adanya penunjaman dari
sesar-sesar yang teraktifkan kembali dengan batuan penyusun berupa batupasir dan batuan
sedimen lainnya.

Anda mungkin juga menyukai