PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
II.1 Anamnesis
Riwayat penyakit adalah dasar untk mengevaluasi pasien yang berkaitan
dengan masalah pada sistem urinarius, dan riwayat yng didapatkan secara
baik akan mamu menjelaskan kemungknan diagnosis. Bagaimanapun banyak
gejala yang tak terlihat dapat menghalangi ahli urologi dalam memperoleh riwayat
yang akurat. Pasien mungkin tidak dapat menggambarkan atau
mengkomunikasikan gejala karena kegelisahan, hambatan bahasa, atau latar
belakang pendidikan. Karena itu ahli urologi Harus menjadi detektif dan mampu
mengarahkan pasien . Pertama adalah membangun kmunikasi dua arah.
a. Keluhan Utama dan Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan merujuk pada keadan yang membutuhkan evaluasi selanjutnya
serta mampu mengungkapkan kondisi signifikan yang lebih serius dan
membutuhkan lebih banyak perhatian penting. Riwayat penyakit sekarang
berkaitan dengan durasi, tingkat keparahan, periode, dan derajat
ketidakmampuan pasien .1
Gejala yang sering ditemukan adalah terdiri dari 2, yakni gejala umum dan
gejala khusus. Gejala umum seperti halnya demam dan penurunan berat badan
yang harus dicari tau penyebabnya. Adanya demam terkait dengan gejala kemih
lainnya seperti infeksi saluran dapat membantu dalam mengevaluasi lokasi
infeksi. Sistitis akut sederhana pada dasarnya adalah penyakit afebris.
Pielonefritis akut atau prostatitis cenderung menyebabkan suhu tinggi (sampai
40 C [104 F]), sering disertai mengigil. Sebuah riwayat serangan demam yang
tidak dapat dijelaskan bahkan terjadi tahun sebelumnya mungkin dinyatakan
sebagai pielonefritis asimtomatik. Karsinoma ginjal kadang menyebabkan
demam yang mungkin terjadi mencapai 39 C (102,2 F) atau lebih. Tidak
adanya demam tidak dengan cara apapun mengesampingkan infeksi ginjal,
karena itu dapat dikatakan pielonefritis kronis tidak menyebabkan demam.
Penurunan berat badan diperkirakan pada tahap lanjut kanker, tapi mungkin juga
2
diperhatikan saat insufisiensi ginjal akibat obstruksi atau infeksi supervenes.
Pada anak-anak yang memiliki "kegagalan untuk berkembang" (berat badan
rendah dan kurang dari rata-rata tinggi untuk usia mereka), penyumbatan kronis,
infeksi saluran kemih, atau keduanya harus dicurigai. Gejala umum malaise
dapat diakibatkan tumor, pielonefritis kronis, atau gagal ginjal. Kehadiran
banyak Gejala ini mungkin kompatibel dengan imunodefisiensi akibat virus.
Gejala khusus seperti diantaranya : 1) Nyeri; 2) Hematuria ;3) Gejala traktus
urinarius bagian bawah; 4) Disfungsi seksual 5) Hematospermia ; 6)
Pneumaturia; 7) Discharge uretra ;
1) Nyeri
Dua jenis rasa sakit berasal dari organ genitourinari bersifat lokal dan menyebar.
Rasa sakit lokal dirasakan di dalam atau di dekat organ yang terlibat. Dengan
demikian, Nyeri dari ginjal yang sakit (T10-12, L1) dirasakan di costovertebral
sudut dan di sayap di wilayah dan di bawah Tulang rusuk ke 12. Nyeri akibat
testis yang meradang dirasakan pada tempatnya sendiri. Nyeri yang menyebar
berarti nyer yang ditimbulkan berasal dari organ yang sakit namun dirasakan
pada agak jauh dari organ itu. Kolik ureter (Gambar 1) yang disebabkan oleh
batu di ureter atas dapat dikaitkan dengan nyeri berat pada testis ipsilateral; ini
dijelaskan oleh persarafan umum kedua struktur ini (T11-12). Batu di bagian
bawah ureter bisa menyebabkan rasa sakit yang menjalar ke dinding skrotum.
Dalam hal ini, testis itu sendiri tidak hiperestesia. Nyeri terbakar yang hilang
timbul dapat menyertai sistitis akut dan dirasakan uretra distal pada wanita dan
di kelenjar uretra pada pria (S2-3).
Gambar 1 Nyeri yang berasal adri ginjal (arsir gelap) dan ureter (arsir lebih terang)
3
Kelainan organ urologis juga bisa menyebabkan rasa sakit organ lain
(misalnya gastrointestinal, ginekologi) yang memiliki serabut saraf yang
mempersarafi keduanya (Gambar 2)
4
Harus ditunjukkan, bagaimanapun bersifat urologis. Penyakit ginjal tidak
menimbulkan rasa sakit karena progressivitas yang berjalan lambat menunjukkan
distensia kapsular tidak muncul. Seperti kanker, pielonefritis kronik, staghorn
ginjal , tuberculosis, ginjal polikistik, dan hidronefrosis.2
1.2) Nyeri Ureter
Nyeri ureter biasanya distimulasi oleh obstruksi akut (bagian dari batu atau
bekuan darah). Dalam contoh ini, adanya nyeri punggung dari distensi kapsul ginjal
dikombinasikan dengan nyeri kolik hebat (karena panggul ginjal dan otot ureter
spasme) yang memancar dari sudut costovertebral ke bawah menuju kuadran
anterior perut bawah, sepanjang ureter. Pada pria, mungkin juga dirasakan di
kandung kemih, skrotum, atau testis. Pada wanita, dapat menebar hingga vulva.
Tingkat keparahan dan kolik rasa sakit ini disebabkan oleh hiperperistaltik dan
spasme dari organ otot polos yang berupaya mengkompensasi akibat adanya
sumbatan. 2
Dokter mungkin bisa menilai posisi batu ureter dari riwayat nyeri asal dan
menyebarnya. Jika batu di ureter bagian atas, rasa sakit menyebar ke arah testis,
karena suplai saraf organ ini mirip dengan ginjal dan ureter bagian atas (T11-12).
Batu di bagian tengah ureter di sisi kanan, nyeri menyebar ke titik McBurney dan
karena itu bisa mensimulasikan radang usus buntu; Di sisi kiri, mungkin
menyerupai divertikulitis atau penyakit lainnya dari kolon descending atau sigmoid
(T12, L1). Jika cueiga batu kandung kemih, radang dan edema ureter dapat muncul
di muara kandung kemih, dan gejala iritabilitas vesikal seperti frekuensi kencing
dan urgensi bisa terjadi. Ini Penting untuk disadari, bagaimanapun, pada obstruksi
ureter ringan, seperti yang terlihat pada stenosis kongenital, biasanya tidak ada
sakit, baik ginjal atau ureter.2
1.3) Nyeri Vesika Urinaria
Kandung kemih yang overdistensi pada retensi uri akut meyebabkan nyeri
hebat pada area suprapubik. Pasien dalam retensi urin kronis karena obstruksi leher
kandung kemih atau kandung kemih neurogenik mungkin sedikit mengalami
ketidaknyamanan di suprapubik higga umbilikus. Penyebab paling umum dari nyeri
kandung kemih adalah infeksi. Rasa sakit biasanya tidak terasa di atas kandung
5
kemih tapi. Terminal disuria mungkin merupakan keluhan utama pada sistitis
berat.2
1.4) Nyeri Prostat
Nyeri langsung dari kelenjar prostat tidak umum terjadi. Kadang, saat prostat
mengalami peradangan akut, penderit mungkin terasa ketidaknyamanan atau rasa
penuh yang samar di perineum atau dubur (S2-S4). Sakit punggung lumbosakral
kadang kala dialami. Peradangan kelenjar dapat menyebabkan disuria, frekuensi,
dan urgensi.2
1.5) Nyeri testis
Nyeri testis akibat trauma, infeksi, atau torsi pada spermatika tali pusat sangat
parah dan dirasakan secara lokal. Ketidaknyamanan di sepanjang tali spermatika
ke perut bagian bawah. Hidrokel yang tidak terinfeksi, spermatokele, dan tumor
testis umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Varikokel juga dapat menyebabkan
nyeri tumpul pada testis yang meningkat setelahnya latihan berat. Terkadang,
gejala pertama secara tidak langsung pada Hernia inguinalis kemungkinan adaah
nyeri pada testis. Nyeri dari batu ureter atas dapat menyebar hingga ke testis.2
1.6) Nyeri Penis
Nyeri pada penis yang bersifat lemah biasanya sekunder dari peradangan di
kandung kemih atau uretra, dengan rasa sakit menjalar dialami secara maksimal
pada meatus uretra. Kalau tidak, Rasa sakit penis bisa diproduksi oleh
paraphimosis, suatu kondisi di mana kulit penis yang tidak disunat sehingga kulit
terperngkapdi gland peni, mengakibatkan penyumbatan vena dan pembengkakan
yang menimbulkan nyeri. Nyeri pada penis ketika ereksi biasanya disebabkan oleh
Penyakit peyronie atau priapism. 2
2) Gejala Gastrointenstinal pada Penyakit Urologi
Apakah penyakit ginjal atau ureter itu menyakitkan atau tidak, gejala
gastrinetnstianl seringkali muncul. Pasien dengan pielonefritis akut, tidak hanya
nyeri punggung lokal, gejala iritbailitas vesika urinaria, menggigil, dan demam tapi
juga nyeri perut dan diistensi secara keseluruhan. Pasien dengan batu ureter yang
batunya menuju bawah melalui ureter daapt menunjukkan gejala tipikal nyeri ginjal
dan kolik ureter, biasanya, hematuria dan dapat mual berat serta muntah karena
disetnsia abdomen. Bagaimanapun gejala sistem urinaria. Overdistensi yang tidak
6
sengaja dari pelvis renal (contohnya material opak agar mendapatkan retrograde
yang memadai urogram) dapat menyebabkan pasien menjadi mual, muntah, dan
mengeluh sakit kram di perut. Percobaan klinis ini menunjukkan refleks
renointestinal,yang dapat menyebabkan gejala membingungkan.2
2.1) Renointestinal Refleks
Renointestinal reflex terkadang membingungkan, Gejala ini dapat muncul karena
aktivitas otonomik dan inervasi sensorik pada 2 sistem. Stimulus aferen dari kapsul
renal atau otot pelvis oleh aktivitas refle, dapat menyebabkan pilorospasme (gejala
peptic userasi) atau perubahan pada sifat otot, traktus digestivus dan adneksa.
2.2) Organ yang Berhubungan
Ginjal kanan adalah yang dekat dengan lekukan hepar pada kolon, duodenum, kaput
pancreas, ductus biliaris, hepar dan kantung empedu. Ginjal kiri terletak di belakang
dari lekukan limpa pada kolon dan dekat dengan perut, pancreas dan limpa.
Inflamasi atau tumor di dalam peritoneum hinga meluas ke dalam atau
berpindahnya organ intraeritoneum menebabkan organ-organ terebt menghasilkan
gejala.2
2.3) Iritasi Peritoneal
Permukaan anterior ginjal ditutupi oleh peritoneum. Jika terjadi peradangan ginjal,
maka dapat menyebabkan iritasi peritoneum, yang dapat menyebabkan kekakuan
otot dan rebound tenderness. Gejala yang timbul dari penyakit ginjal kronis
(misalnya, non-infeksi hidronefrosis, kalkulus staghorn, kanker, pielonefritis
kronis) dapat sepenuhnya bersifat gastrointestinal dan menstimulasikan sindrom
ulkus peptikum, kantong empedu penyakit, atau radang usus buntu, atau lainny.
Jika survei menyeluruh terhadap saluran pencernaan gagal mendemonstrasikan
proses penyakit yang dicurigai, sang dokterdapat mempertimbangan gangguan
pada saluran kemih.2
3) Gejala yang Berhubungan dengan Aktivitas Urinarius
3.1) Frekuensi, Nokturia, Urgensi
Kapasitas normal kandung kemih adalah sekitar 400 mL. Frekuensi bisa
disebabkan oleh residu urine yang menurunkan kapasitas fungsional organ. Saat
mukosa, submukosa, dan bahkan muscularis menjadi meradang (misalnya infeksi,
benda asing, batu, tumor), kapasitas kandung kemih menurun tajam. Penurunan ini
7
disebabkan dua faktor: rasa sakit akibat dari peregangan ringan dari kandung kemih
dan hilangnya komplians kandung kemih dari adanya edema inflamasi. Ketika
kandung kemih normal, aktivitas berkemih dapat ditahan sesuai kehendak, tapi hal
ini tidak begit dapat dilakukan jika pada sistitis akut. Begitu kurangnya kapasitas
kandung kemih terjadi, maka lebih jauh lagi distensi dapat muncul, dan pasien dapat
berkemih secara involunter jika pengosongan tidak muncul dengan segera. Selama
infeksi akut berat muncul, keinginan untuk berkemih dapat terus muncul dan masa
pengosongan dapat diproduksi hanya beberapa mililiter urin. Frekuensi per hari
tanpa nokturia dan akut ataupun kronik pada pembuangan akhir hanya beberapa
jam menunjukkan ketegangan saraf.2
Penyakit yang menyebabkan fibrosis kandung kemih disertai dengan
frekuensi buang air kecil meningkat. Contoh penyakit tersebut adalah tuberkulosis,
sistitis radiasi, sistitis interstisial, dan schistosomiasis. Adanya batu atau benda
asing menyebabkan iritabilitas vesikal, tapi infeksi sekunder hampir selalu terjadi.
Nokturia mungkin merupakan gejala penyakit ginjal yang berhubungan dengan
penurunan fungsi parenkim ginjal. Nokturia juga daapt muncul pada individu yang
minum berlebihan pada malam hari, seperti minum kopi dan alkohol karena efek
diuretik pada minuman seringkali membuat nokturia jika dikonsumsi sebelm tidur.
Pada orang lebih tua yang bisa berjalan, beberapa retensio cairan dapat berkembang
sekunder dari gagal jantung atau vena varikosa karena pada sikap telentnag, cairan
beroindah menjadikan pasien ini mengalami nokturia. Keadaan dengan Ph Urin
yang sangat rendah dan tinggi dapat mengiritasi kandung kemih karena frekuensi
berkemih.2
3.2) Disuria
Nyeri pada saat berkemih biasanya berhubungan dengan radang akut kandung
kemih, uretra, atau prostat. Terkadang, rasa sakitnya digambarkan sebagai
"terbakar" saat buang air kecil dan biasanya terletak di uretra distal pada pria.
Wanita biasanya melokalisasi rasa sakit uretra. Rasa nyeri muncul saat
pengosongan dan lenyap segera setelah berkemih selesai. Nyeri lebih berat
terkadang muncul pada kandung kemih saat pada pengosongan akhir, dan
peradangan kandung kemih adalah penyebabnya. Disuria seringkali adalah yang
8
gejala pertama yang menunjukkan infeksi saluran kemih dan sering
dikaitkandengan frekuensi dan urgensi buang air kecil.2
3.3) Enuresis
Sesungguhnya, enuresis (mengompol) berarti mengompol di malam hari. Secara
fisiologis muncul pada 2-3 tahun awal kehidupan tapi menjadi masalah jika lebih
dari usia tersebut. Hal itu dapat muncul secara sekunder akibat maturase
neuromuscular yang terhambat pada komponen uretrovesikal, namun juga dapat
muncul ketika terjadiklinan pada organ lain (contohnya infeksi, stenosis uretra
distal pada wanita, katup uretra posterior pada laki-laki, neurogenic bladder). Pada
kehidupan dewasa, enuresis digantikan dengan nokturia.2
4) Gejala obstruksi saluran Kandung Kemih
4.1) Hesistansi ( Hesistance )
Hesitansi yaitu memulai kencing yang lama dan seringkali disertai dengan
mengejan yang disebabkan oleh karena otot destrussor buli-buli memerlukan waktu
beberapa lama meningkatkan tekanan intravesikal misalnya pada umumnya
obstruksi karena prostat dan striktur uretera.
4.2) Hilangnya dan penurunan kemampuan Aliran
Secara progresif kehilangan kemampuan sistem urinarius ditandai denga
peningkatan resistensi uretra meskipun pengangkatan tekanan pada intravesika. Hal
ini dapat dievaluasi dengan mengukur laju aliran urin penuh, yang normalnya pada
kandung kemih maksimal aliran 20 ml / s.
4.3) Menetes pada akhir miksi (Terminal dribbling)
Menetes pada akhir miksi (Terminal dribbling) menjadi lebih diperhatikan sebagai
obstruktif yang bersifat progresif dan paling menyebabkan kesulitan.
4.4) Miksi Sulit Ditahan (Urgensi)
Urgency yaitu perasaan ingin buang air kecil yang sulit ditahan oleh hiperaktif
dan iritabilitas kandung kemih, akibat penyumbatan, peradangan, atau penyakit
kandung kemih neuropati. Dalam kebanyakan keadaan, pasien dapat mengontrol
sementaral, tapi kehilangan sejumlah kecil urin mungkin bisa keluar (urgensi
inkontinensia).
9
4.5) Retensio Urin Akut
Suatu keadaan dimana pasien tidak dapat kencing total yang disertai dengan rasa
tidak enak di abdomen dengan buli yang teraba atau dapat diperkusi berisi urine
4.6) Retensio Urin Kronik
Retensio kronik urin dapat menyebabkan sedikit ketidaknyamanan pasien
meskipun terdapat rasa berkemih pada awal yang sulit cukup besar dan ditandai
kemampuan pengosongan urin.
Menetes pada akhir miksi yang kkonstan (paradoxic incontinence) dapat terjadi dan
seperti air di atas bendungan
4.7) Kesan Sisa Urin
Pasien sering merasakan urin masih berada di dalam vesika urinaria esipun sudah
berkemih.
4.8) Sistitits
Munculnya episode sistitis akut seringkali karea adanya sisa urin
Sejak 1992, gejala indeks AUA telah digunakan secara luas dan divalidasi dalam
penggunaanya mendiagnosis gejala pada traktus urinarius bagian bawah. Terdiri
dari 7 pertanyaan yang terdiri dari cfrekuensi, nokturia, banyaknya aktivitas
berkemih, hesistensi, intermiten, pengosongan kandung kemih yang tida komplit,
dan urgensi. The International Prostate Symptom Score (I-PSS) memasukkan tujuh
pertanyaan ini untuk menggambarkan kualitas keidupan (Tabel 1) . Total
pertanyaan berkisar 0-35 yan gmenindikasian ringan, sedang, dan berat pada gejala
traktus urinarius bagian bawah,
10
5) Inkontinensia (Urin keluar tanpa kontrol)
Ada banyak alasan untuk terjadinya inkontinensia. Riwayat penyakit sering
memberi petunjuk tentang penyebabnya.
5.1) Inkotinensia Sesungguhnya
Pasien dapat mengeluarkan urin tanpa disadari (tidak terkontrol). Hal ini dapat
menjadi gejala yang menetap. Penyebab yang lebih jelasnya termasuk
prostatektomi radikal sebelumnya, exstrophy dari kandung kemih, epispadias,
fistula vesicovaginal, dan lubang ureter ektopik, cedera pada sfingter otot polos
uretra mungkin terjadi terjadi selama masa prostatektomi atau persalinan. Bawaan
atau penyakit neurogenik yang didapat dapat menyebabkan disfungsi kandung
kemih dan inkontinensia.
5.2) Stress Inkontinensia
Jika terdapat sedikit kelemahan pada sfingter, urin mungkin dapat keluar berkaitan
dengan ketegangan fisik (misalnya, batuk, tertawa, bangkit dari kursi). Hal ini biasa
11
terjadi pada wanita multipara yang memiliki dukungan otot lemah leher kandung
kemih dan uretra dan pada pria yang telah mengalami prostatektomi radikal.
Terkadang, neuropati kandung kemih, disfungsi dapat menyebabkan stres
inkontinensia.
5.3) Inkontinensia yang Mendesak
Urgensi mungkin dapat terjadi dan semakin parah sehingga sering mengalami
pengosongan urin secara tidak sengaja. Inkontinensia mendesak tidak jarang terjadi
dengan sistitis akut, terutama pada wanita, sejak wanita tampaknya memiliki
anatomis sfingter yang relatif sedikit. Dorongan inkontinensia adalah gejala umum
dari lesi atas morotik neuron.
5.4) Inkontinensia urin tipe overflow
pada keadaan ini urin mengalir keluar akibat isinya yang sudah terlalu banyak di
dalam kandung kemih, umumnya akibat otot detrusor kandung kemih yang lemah.
Biasanya hal ini dijumpai pada gangguan saraf akibat penyakit diabetes, cedera
pada sumsum tulang belakang, atau saluran kencing yang tersumbat. Gejalanya
berupa rasa tidak puas setelah kencing ( merasa urin masih tersisa di dalam kandung
kemih ), urin yang keluar sedikit dan pancarannya lemah.
6) Oliguria dan Anuria
Oliguria dan anuria mungkin disebabkan oleh gagal ginjal akut (karena untuk shock
atau dehidrasi), ketidakseimbangan cairan-ion, atau obstruksi ureter bilateral.
7) Pneumaturia
Pneumaturia adalah bagian gas dalam urin. Pada pasien yang memiliki tidak baru-
baru ini memiliki instrumentasi saluran kencing atau kateter uretraditempatkan, ini
hampir selalu karena fistula antara usus dan kandung kemih. Penyebab umum
meliputi divertikulitis, karsinoma dari kolon sigmoid, dan enteritis regional (Crohn
penyakit). Dalam kasus yang jarang terjadi, pasien dengan diabetes melitus
mungkin memiliki infeksi yang membentuk gas, dengan pembentukan karbon
dioksida dari fermentasi konsentrasi tinggi gula dalam urin. 1
8) Urin Keruh (Cloudy urine)
Cloudy urine adalah urine bewarna keruh dan berbau busuk akibat adanya infeksi
saluran kemi. Biasanya hal ini karena urin bnyak mengandung fosfat. Infeksi juga
12
bisa menyebabkan air seni menjadi keruh dan yg berbau busuk. Urinalisis yang
dilakukan dengan benar akan mengungkapkan penyebab keruh.
9) Keluarnya Cairn Limfa dalam Urin (Chyluria)
Bagian cairan limfatik atau chyle yang ditandai dengan urin berwarna putih susu.
Ini menggambarkan limfatik-fistula sistem saluran kemih. Paling sering,
penyebabnya adalah penyumbatan limfatik ginjal, yang menyebabkan ruptur
forniceal dan kebocoran. Filariasis, trauma, tuberkulosis, dan Tumor retroperitoneal
10) Hematuria
Hematuria adalah adanya darah dalam urin (lebih dari tiga sel darah merah (sel
darah merah) per bidang mikroskopis berkekuatan tinggi (HPF) secara signifikan.
Penderita hematuria berat biasanya takut dengan onset mendadak adanya urin
dalam darah dan sering ke UGD. Hematuria dari tingkat manapun tidak boleh
diabaikan dan, pada orang dewasa, harus dianggap sebagai gejala urologis dari
keganasan sampai terbukti sebaliknya. Dalam mengevaluasi hematuria, beberapa
pertanyaan harus selalu ditanyakan, dan jawabannya akan memungkinkan ahli
urologi untuk menargetkan evaluasi diagnostik berikutnya secara efisien, sbb (1)
Apakah termasuk gross hematuria atau mikroskopik? (2) Pada saat kapan kencing
terjadi hematuria terjadi (permulaan atau akhir aliran atau selama seluruh aliran)?
(3) Apakah hematuria berhubungan dengan rasa sakit? (4) Apakah pasien seketika
menjadi gumpalan darah? (5) Jika pasien seketika menjdi bekuan darah, apakah
gumpalan memiliki bentuk yang spesifik?
10.1) Gross Hematuria VS mikroskopik
Penderita gross hematuria biasanya sudah bisa dikenali berdasarkan patologi yang
mendasarinya, sedangkan pasien dengan derajat minimal hematuria mikroskopis
memiliki evaluasi urologis negative.
10.2) Waktu terjadinya Hematuria
Waktu hematuria saat buang air kecil sering menunjukkan lokasi asal. Hematuria
awal biasanya timbul dari uretra; itu paling jarang terjadi dan biasanya sekunder
akibat peradangan. Total hematuria paling umum dan menunjukkan bahwa
perdarahan kemungkinan besar berasal dari kandung kemih atau saluran kencing
bagian atas. Hematuria terjadi pada akhir berkemih (terminal hematuria) dan
biasanya sekunder akibat pembengkakan di daerah leher kandung kemih atau uretra
13
prostat. Itu terjadi pada akhir berkemih sebagai kontraksi leher kandung kemih,
yang memeras jumlah terakhir urin.
10.3) Asosiasi dengan Nyeri
Hematuria, biasanya tidak menyakitkan kecuali jika dikaitkan dengan
peradangan atau halangan. Demikian pasien dengan sistitis dan hematuria sekunder
Mungkin mengalami gejala iritasi urin yang menyakitkan, tapi rasa sakitnya adalah
biasanya tidak diperparah dengan gumpalan darah. Lebih umum lagi, rasa sakit
Berkaitan dengan hematuria biasanya hasil urin bagian atas hematuria saluran
dengan penyumbatan ureter dengan gumpalan. Bagian dari gumpalan ini mungkin
terkait dengan nyeri kolik yang mirip dengan yang dihasilkan oleh kalkulus ureter,
dan ini membantu mengidentifikasi sumber hematuria.
American Urological Association (AUA) telah menerbitkan pedoman tentang
pasien dengan mikrohematuria asimtomatik (AMH), yang didefinisikan sebagai
tiga atau lebih sel darah merah per HPF di tidak adanya penyebab jinak yang jelas
Sebuah penentuan AMH harus didasarkan pada mikroskopik, tidak dipstick,
pemeriksaan air seni. Riwayat hidup, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
laboratorium harus dilakukan untuk menyingkirkan penyebab jinak AMH, seperti
infeksi, penyakit ginjal medis, dan lain-lain. Begitu penyebab ini terjadi
Dikesampingkan, evaluasi urologis yang mencakup pengukuran ginjal fungsi
dianjurkan Jika faktor-faktor seperti sel darah merah dismorfik, proteinuria, gips,
atau insufisiensi ginjal hadir, nephrologic Pemeriksaan harus dipertimbangkan
selain evaluasi urologis.
Evaluasi pasien berusia di atas 35 tahun dengan AMH diperiksa termasuk
dengan sistoskopi, yang merupakan pilihan pada pasien yang lebih muda. Namun,
Semua pasien yang harus dilakukan sistoskopi jika ditemukan faktor risiko seperti
gejala kekosongan dengan irirtatif , penggunaan tembakau, atau eksposur kimia
ada. Evaluasi radiologis harus dilakukan pada evaluasi awal dan prosedur
pilihannya adalah dengan multiphasic CT urography dengan kontras atau non
kontras.
Bentuk gumpalan darahnya jika amorf dapat berasal dari kandung kemih
atau prostat berasal dari uretra. Namun, adanya gumpalan vermiform (cacing),
terutama jika dikaitkan dengan nyeri panggul, mengidentifikasi hematuria yang
14
berasal saluran kemih bagian atas dengan pembentukan bekuan vermiform dalam
ureter. Wanita dan pria tua yang hadir dengan hematuria dan Gejala pengosongan
yang bersifat irirtatif mungkin memiliki sistitis sekunder akibat infeksi yang timbul
pada tumor kandung kemih nekrotik atau, yang lebih umum lagi, karsinoma datar
di tempat kandung kemih. Penyebab paling umum gross hematuria pada pasien
yang lebih tua dari usia 50 tahun adalah kanker kandung kemih.
11) Gejala Objektif Lainnya
(1) Mengalirnya Cairan dari Uretra (Urethral discharge)
Mengalirnya cairan dari uretra (Urethral discharge) pada pria adalah salah satu
urologis yang paling umum keluhan. Organisme penyebab biasanya Neisseria
gonorrhoeae atau Chlamydia trachomatis. Pelepasannya sering terjadi disertai rasa
terbakar saat buang air kecil atau sensasi gatal di uretra.
15
Hematospermia adalah adanya darah pada cairan mani. Hal ini hampir selalu
disebabkan dari peradangan non spesifik prostat dan / atau vesikula seminalis dan
sembuh secara spontan, biasanya dalam beberapa minggu.
Pasien dengan hematospermia yang bertahan beberapa minggu seharusnya
menjalani evaluasi urologis lebih lanjut meskipun jarang, namun untuk mengetahui
penyebab yang mendasarinya. Pemeriksaan genital dan pemeriksaan rektum harus
dilakukan
dilakukan untuk menyingkirkan keberadaan tuberkulosis; spesifik prostat antigen
(PSA) dan pemeriksaan rektal dilakukan untuk menyingkirkan karsinoma; dan
sitologi urin dilakukan prostat, untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma sel
transisional dari prostat.
16
berhubungan dengan kanker atau infeksi perinefrik. Adanya lekukan yang persisten
pada kulit yang keriput pada kulit dari menggambarkan edema pada kulit yang
mengalami abses perinefrik.2
b. Palpasi
Ginjal adalah organ berukuran sekepalan tangan yang terletak tinggi di
retroperitoneum secara bilateral. Pada orang dewasa, ginjal biasanya sulit dilakukan
perabaan karena posisi mereka di bawah diafragma dan tulang rusuk dengan otot
melimpah baik anterior dan posterior. Karena Posisi hati, ginjal kanan agak lebih
rendah dari kiri.1
Cara terbaik untuk meraba ginjal adalah dengan pasien di posisi terlentang.
Ginjal diangkat dari belakang dengan satu tangan di sudut costovertebral (Gambar
3). Pada inspirasi mendalam, tangan pemeriksa maju dengan kuat ke perut anterior
saja dibawah batas costal. Pada titik inspirasi maksimal, ginjal bisa dirasakan saat
bergerak ke bawah dengan diafragma. Setiap inspirasi, tangan pemeriksa bisa maju
lebih dalam lagi ke dalamm perut. Sekali lagi, lebih sulit untuk meraba ginjal pria
karena ginjal cenderung bergerak ke bawah kurang dengan inspirasi dan karena
dikelilingi dengan lapisan otot yang lebih tebal. Pada anak-anak, lebih mudah untuk
meraba ginjal karena mengalami penurunan ketebalan tubuh. Pada neonatus, ginjal
bisa dirasakan cukup mudah dipalpasi antara ibu jari anterior dan jari-jari di atas
sudut costovertebral posterior.1
Massa ginjal yang membesar menunjukkan hipertrofi kompensasi (jika ginjal lain
tidak ada atau atrofik), hidronefrosis, tumor, kista, atau penyakit polikistik. Namun,
massa daerah ini juga dapat mewakili tumor retroperitoneal, limpa, lesi dari usus
17
(misalnya tumor, abses), lesi kantong empedu, atau kista pankreas. Tumor mungkin
memiliki konsistensi normal jaringan atau nodular, sementara hidronefrosis bisa
jadi baik atau lunak. Ginjal polikistik biasanya nodular dan tegas. Ginjal akut yang
terinfeksi sangat lunak,, namun adanya spasme yang ditandai bisa membuat ini sulit
didapat. Meskipun nyeri ginjal mungkin terasa sulit di punggung, nyeri tekan
biasanya terlokalisasi dengan baik, hanya di lateral ke sacrospinalis otot dan di
bawah tulang rusuk ke 12 (yaitu CVA). Gejala mungkin didorong oleh palpasi atau
perkusi tajam pada CVA.
c. Perkusi
Terkadang, ginjal yang membesar tidak bisa dirasakan, terutama jika memang
lunak seperti pada beberapa kasus hidronefrosis. Namun, massa seperti itu
Dapat digariskan dengan perkusi anterior dan posterior dan bagian pemeriksaan ini
tidak boleh diabaikan. Perkusi adalah nilai khusus dalam menguraikan pembesaran
massa (perdarahan progresif) di panggul mengikuti trauma ginjal.
d. Transiluminasi ginjal
Transluminasi ginjal dapat membantu pemeriksaan pada anak-anak < 1 tahun
dengan massa panggul yang teraba. Massa yang teraba sering berasal dari ginjal.
Senter atau lampu fiberoptik diposisikan posterior melawan sudut costovertebral.
Massa berisi cairan seperti kista atau hidronefrosis menghasilkan cahaya cerah
kemerahan kasar di perut bagian anterior. Massa padat seperti tumor tidak
mengalami transilluminasi. Manuver diagnostik lain yang mungkin Membantu
dalam memeriksa ginjal adalah perkusi dan auskultasi. Meskipun radang ginjal
dapat menyebabkan rasa sakit yang kurang terlokalisir, perkusi dari sudut
costovertebral posterior lebih sering melokalisasi rasa sakit dan nyeri tekan lebih
akurat. Ketuk harus dilakukan dengan hati-hati karena pada pasien dengan ginjal
yang signifikan. Peradangan, ini mungkin sangat menyakitkan.
e. Diferensiasi ginjal dan Nyeri Radikular
Nyeri radikular biasanya terasa pada costovertebral dan daerah subkostal.
Mungkin juga menyebar sepanjang jalan ureter dan merupakan penyebab paling
umum dari apa yang disebut "ginjal sakit. "Setiap pasien yang mengeluh sakit
pinggang seharusnya diperiksa untuk bukti adanya iritasi akar saraf. Sering
penyebabnya adalah postur tubuh yang buruk (skoliosis, kyphosis), rematik
18
perubahan pada sendi costovertebral atau costotransverse, pelampiasan tulang
rusuk memacu pada saraf subkostal, hipertrofi dari ligamen costovertebral yang
menekan saraf, dan intervertebral penyakit diskus.2
Nyeri radikular dapat dicatat sebagai akibat dari tulang rusuknya dislokasi,
menyebabkan pelemahan saraf kosta di tepi ligamen. Nyeri dialami saat preeruptive
fase herpes zoster yang melibatkan salah satu segmen antara T11 dan L2 dapat
mensimulasikan rasa sakit asal ginjal.
Radikalulitis biasanya menyebabkan hiperestesi pada area kulit dilayani oleh
saraf perifer yang teriritasi. Hipersensitivitas ini dapat diraih dengan cara kwheel
atau menggenggam dan mencubit kulit dan lemak dari perut dan sisi panggul.
Tekanan diberikan oleh jempol atas sendi costovertebral mengungkapkan lokal
lunaknya pada titik munculnya saraf yang terlibat.2
f. Auskultasi
Auskultasi daerah costovertebral dan perut bagian atas kuadran bisa
mengungkapkan bruit sistolik, sering dikaitkan dengan stenosis atau aneurisma
arteri ginjal. Bruit di atas arteri femoralis dapat ditemukan dalam hubungannya
dengan Leriche sindrom, yang mungkin menjadi penyebab impotensi2. Auskultasi
bagian atas Perut selama inspirasi mendalam kadang-kadang bisa mengungkapkan
sistolik bruit berhubungan dengan stenosis arteri ginjal atau aneurisma. Sebuah
bruit juga dapat dideteksi sehubungan dengan fistula arterivenosa ginjal yang
besar.1
19
Sebuah hernia inguinalis yang berpindah menyentuh dinding kandung kemih
dapat didiagnosis dengan kompresi massa skrotum saat kandung kemih penuh,
menyebabkan distensi tambahan. Beberapa contoh telah dilaporkan di mana
ditandai edema dari kaki telah dikembangkan sekunder untuk kompresi dari
pembuluh darah iliaka oleh kandung kemih yang membesar. Bimanual
(abdominorektal atau abdominovaginal) palpasi dapat mengungkapkan sejauh
mana dari tumor vesikal; Untuk menjadi sukses, itu harus dilakukan di bawah
anestesi.
20
Palpasi permukaan dorsal pada batang penis dapat memperlihatkan adanya plak
fibrosa yang melibatkan tunika albuginea menutupi corpora cavernosa, khas
penyakit Peyronie. Daerah yang lunak pada indurasi yang dirasakan di sepanjang
uretra bisa menandakan periuretritis sekunder untuk striktur uretra.
c. Discharge Uretral
Urethral discharge adalah keluhan yang paling umum yang bisa diujuk ke organ
seks laki-laki. Darah Gonococcal biasanya berlimpah, tebal, dan kuning atau abu-
abu-coklat. Pelepasan nongonor bisa serupa dalam penampilan tapi sering tipis,
mucoid, dan sedikit. Meskipun gonore harus dikesampingkan sebagai penyebab
keluarnya cairan dari uretra, persentase kasus yang signifikan ditemukandisebabkan
oleh chlamydiae. Pasien dengan discharge uretra juga harus diperiksa untuk
penyakit menular seksual lainnyakarena banyak infeksi tidak jarang terjadi.
Pelepasan darah menunjukkan kemungkinan benda asing di uretra, striktur uretra,
atau tumor. Pelepasan uretra harus selalu dicari sebelum dihindari.
21
Edema angioneurotik dan infeksi dan pembengkakan kulit skrotum tidak
umum. Sebaceous kecil kista kadang-kadang terlihat sementara tumor ganas jarang
terjadi. Skrotumnya bifid saat hipospadia midscrotal atau perineum muncul
elephantiasis skrotum disebabkan oleh penyumbatan pada drainase limfatik dan
endemik di daerah tropis karena filariasis.
Lymphedema genital juga bisa diakibatkan oleh reseksi radikal dari kelenjar
getah bening daerah inguinal dan femoralis, dimana kulit penis itu terlibat.
Hemangioma kecildari kulit yang umum dan dapat berdarah secara spontan. USG
skrotum adalah tambahan yang membantu dalam mengevaluasi isi skrotum.
b. Testis
Testis harus dipalpasi dengan hati-hati dengan jari-jari tangan kedua tangan.
Area yang sulit di testis seharusnya harus diperhatikan sebagai tumor ganas hingga
terbukti sebaliknya. Transiluminasi juga membantu menentukan apakah massa
pada skrotum padat (tumor) atau kistik (varikokel, spermtokel). Transiluminasi
massa skrotum harus dilakukan secara rutin. Dengan pasien di ruangan gelap,
lampu senter atau lampu fiberoptik ditempatkan di atas kantung skrotum posterior.
Hidrokel akan menyebabkan massa intrascrotal menyala merah; Sebaliknya cahaya
tidak ditularkan melalui tumor padat. Tumor seringkali halus Tapi mungkin nodular
dan testis mungkin tampak tidak normal berat. Bila dicurigai tumor, maka terpalpasi
tidak nyeri. Sekitar 10% tumor dikaitkan dengan sekunder hidrokel yang mungkin
membutuhkan aspirasi sebelum palpasi definitive dapat dilakukan.
Hidrokel biasanya mengelilingi testis secara komplit. Massa kistik juga
membagi menjadi bagian pole atas testis yang secara tipikal mirip dega
spermatokel. Aspirasi cairan dapat mengenali tipikal, cairan berwarna putih
mengandum sperma. Testis mungkin sering tidak tidak ada pada skrotum, dan ini
mungkin terjadi sementara (testis retraktis fisiologis) atau kriptorkismus
sesunggguhnya.
Palpasi pangkal paha bisa menunjukkan adanya organ tersebut. Testis atrofik
(postoperatif orchiopeksi, mumps orkitis, atau torsi tali spermatika) mungkin
lembek dan terkadang hipersensitif namun biasanya tegas dan hiposensitif.
Meskipun spermatogenesis tidak ada, fungsi androgen
22
sesekali dipelihara.
c. Epididimis
Epididimis kadang-kadang agak erat melekat pada permukaan posterior testis, dan
di lain waktu, cukup bebas dari itu Epididimis harus dipilah secara hati-hati untuk
ukuran dan indurasi, yang menyiratkan infeksi sejak awal. Tumor sangat jarang
terjadi. Pada tahap akut epididimitis, testis dan epididimis tidak dapat dibedakan
dengan palpasi; testis dan epididimis mungkin patuh pada skrotum, yang biasanya
berwarna merah dan sangat lembut. Dengan sedikit pengecualian, yang
menginfeksi organisme adalah Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, atau
Escherichia coli.
Indurasi kronis tanpa rasa sakit menunjukkan tuberkulosis atau schistosomiasis,
walaupun epididimitis kronis nonspesifik adalah juga mungkin Tanda-tanda lain
dari genitourinary tuberculosis termasuk pyuria steril, vesikula mani yang menebal,
nodular prostat, dan "manik-manik" dari vas deferens.
Untuk memeriksa hernia, jari telunjuk dokter seharusnyadimasukkan dengan
lembut ke dalam skrotum dan diagungkan ke dalam cincin inguinal eksternal
(gambar 4). Skrotum seharusnya invaginasi di depan testis. Setelah cincin eksternal
Telah ditemukan, dokter harus menempatkan ujung jarinya Tangannya yang lain
menutupi cincin inguinal internal dan bertanya kepada pasien untuk mengejan
(manuver Valsava). Hernia akan terasa berbeda tonjolan yang turun menempel
ujung jari telunjuk di bagian luar cincin inguinalis saat pasien mendorong kebawah.
Meski mungkin saja untuk membedakan hernia inguinalis direct yang
muncul melalui dasar kanal inguinal dari hernia inguinal indirect yang muncul
melalui cincin inguinal internal, hal ini jarang terjadi dan kemngkinan kecil secara
signifikan karena pendekatan secara opertif penting untuk kondisi keduanya.
23
Gambar 4 Permeriksaan Kanal Inguinalis
24
1) DRE dimulai dai memisahkan kedua bagian bokonng dan inspeksi bagian anus
untuk mencari kelainan seperti hemoroid, karsinoma anus atau melanoma yag
mungin bisa dideteksi.
2) Ketika dimasukkan ke dalam anus, hanya 1 jari yang dimasukkan dan meberikan
waktu relaksasi pada anus dan dengan mudah jari dapat berakomodasi.
3) Menilai sfingter anus adalah yang paling penting, lunak atau spastik sfingter
anus menggambarkan sfingter sistem perkemihan dan manjadi petunjuk
mendigansis penyakit neurogenik. Jika praktisi menunggu beberapa detik, sfingter
anus akan secara normal relaks ketika jari bergerak tanpa rasa nyeri. Selain itu.
Pemeriksaan prostat dengan jari, praktisi harus mempalpasi seluruh bagian bawah
rectum untuk menentukan stenosis, internal hemoroid, ktitis, fistula rectum, polip
mukosa, dan kanker rectum. Pemeriksaan perianal adalah hal yang wajib dilakukan.
4) Jari telunjuk dimasukkan sebisa mungkin ke rectum dan dengan gerakan
melingkar keseluruhan diperiksa untuk mendeteksi awal karsinoma rektal. Jari
telunjuk digerakkan secara gentle, dan adaanya feses di sarung tangan dapat
menggunakan pemeriksaan uji tes darah samar yang merupakan tes murah dan
sederhana untuk mendeteksi kelainan yang signifikan pada banormalitas system
pencernaan. Tes darah samar positif mungkin disebabkan oleh : karsinoma kolon,
Colitis ulcerative, Adenoma, Hernia diapragmatik, karsinoma lambung,
Divertikulitis, Ulkus lambung.
5) Menilai Prostat
Specimen urin rutin untuk analisis seharusnya dikumpulkan sebelum pemeriksaan
rektum. Hal ini penting, sejak massase prostat atau bahkan palpasi ketika sekresi
prostat ke dalam uretra posterior. Menilai prostat diantaranya : (1) ukuran (2)
konsistensi (3) mobilitas (4) Massase dan Smear Protat (5)
a) Ukuran
ukuran rata-rata prostat adalah sekitar 4cm pada Panjang dan lebar. Ketika kelenjar
membesar, sulkus lateral menjadilebihrelatif lebih dalam dan bagian medial
menjadi hilang. Praktisi penting menilai hyperplasia prostat yang diukut dengan
gejala kepaahan dan jumlah residual urin dibandingkan dengan palpasi ukuran
kelenjar. Ukuruan dan konsistensi mungkin dapat normal dalam pemeriksaan pada
pasien dengan retensio akut atau obstruktif urin yang berat,
25
b) Konsistensi
Secara normal prostat berukuran seperti kacang kenari dan memiliki
konsistensi yang sama dengan permukaan ibu jari ketika ditekan. Konsistensinya
menjadi lunak jika kongesti, mengeras (akibat infeksi kronik dengan ada atau
tanpanya batu di saluran kemih), Menjadi sangat keras seperti batu (akibat kanker
berkelanjutan )
Kesulitan sebenanrnya terletak pada area yang lunak pada prostat: fibrosis
dari infeksi non spesifik, prostatitits kelenjar, bernodul dari TBC, area lunak
diakbatkan kalkli prostat atau kanker awal. Seara umum, nodul dapat diakibatkan
oleh infeksi yang didapat dari bagian permukaan atas kelenjar ada pemeriksaan ini
dapat mencari adanya kelainan pada prostat yang mencurigakan ke arah kanker
prostat, yaitu konsistensi yang keras, adanya nodul (benjolan di permukaan) dan
pembesaran prostat yang tidak simetris.
26
terlalu penting ketika PSA tidak dapat dideteksi, Sejak kanker rekuren bersifat local
dididentifikasi tidak terdapatnya kenakan PSA.
c) Mobilitas
Mobilitas pada variasi kelenjar. Jika karsinoma lanjut, terdapat perluasan dari
kapsul. Pada orang dewasa, prostat harus dipijat secara rutin dan sekresi diperiksa
secara mikroskopis. namun, massase prostat harus dihindari pada adanya prostatitis
akur prostasistitis akut, uretra discharge akut ; pada laki-laki yang mengalami
retensio urin yang hampir komplir atau kanker kelenjar prostat yang nyata.
d) Massase dan Prostat Smear
Jumlah sekresi yang berlebihan dapat diperoleh dari kelenjar someprostate dan
sedikit atau tidak sama sekali dari orang lain. Jumlah yang ditentukan tergantung
pada tingkat tertentu pada kekuatan yang mereka lakukan. Sekresi normal
negandung sejumah badan lesitin, yang refraktil seperti sel darah merah namun
lebih kecil. Hanya sedikit sejumlah sel darah putih, Sperma dapat muncul namun
tidak signifikan. Adanya sejumlah sel leukosit menduga adanya prostatitis,.
Organisme cepat-asam seringkali dapat ditemukan dengan metode pewarnaan yang
tepat. Kadang-kadang diperlukan adanya sekresi protein khusus untuk
menunjukkan organisme nonspesifik, basil tuberkari, gonokokus, atau klamidia.
Setelah pembersihan menyeluruh dari kelenjar dan pengosongan kandung kemih
untuk secara mekanis membersihkan uretra, prostat dipijat. Uraian sekresi
dikumpulkan dalam tabung steril.
27
Gambar 6 (A) Anatomi hubungan kandung kemih, prostat, uretr
prostaomembran, dan cabang dari penis (B) Histologi testis,
seminiferous tubular dibantu dengan membrane basal untuk
Sertoli dan sel spermatogenik (C) cross section testis dan
epididimis.
28
Gambar 7 (Atas) hubungan kandung kemih, prostat, vesicular seminalis,
penis, uretra, kandungan skrotum. (Bagian bawah kiri) ptotongan
transversal penis : struktur bagian atas adalah sepasang corpora
kavernosa, yang bagian bawah yang mengelilingi bagian uretra
adalah corps spongiosum. (Kanan bawah): fascia yang letaknya
pada traktur urinarius bagian bawah
29
atau distal uretra pada metastasis ke inguinal dan subinguinal nodul. Tumor testis
tidak menyebar yang biasanya menyebar pada kulit skrotum.
b. Kelenjar getah bening lainnya
Tumor testis dan prostan melibatkan kelenjar supraclavicular kiri
(Virchow's atau Troisier's node)Tumot kandung kemih dan prostat secara khas
metastasenya ke iliaka internal, iliaka eksternal, preaortik, meskipun jarang dapat
dipalpasi. Abdomen bagian atas dapat menduga kanker testis.
30
menyerang dasar kandung kemih, menyebabkan vesikal. lekas marah atau
hematuria; Metastasis kelenjar getah bening kelenjar getah bening bisa
memampatkan ureter. Pemeriksaan itu sendiri harus dilakukan dalam
lithotomyposition standar dengan kaki pasien diculik. Awalnya, alat kelamin luar
dan introitus harus diperiksa, dengan perhatian khusus untuk perubahan atrofi,
erosi, bisul, discharge, atau kutil, semua yang dapat menyebabkan disuria dan
ketidaknyamanan panggul.
Kotoran uretra harus diperiksa untuk caruncles, hiperplasia mukosa, kista,
dan prolaps mukosa. Pasien kemudian diminta untuk melakukan Valsalvamaneuver
dan diperiksa dengan seksama untuk sistokel (prolaps dari kandung kemih) atau
rektokel (prolaps rektum). Pasiennya saat itu diminta untuk batuk, yang dapat
memicu stres inkontinensia urin. Palpasi uretra dilakukan untuk mendeteksi
indurasi, yang mungkin merupakan tanda peradangan kronis atau keganasan.
Palpasi juga bisa menimbulkan divertikulum uretra, dan palpasi diverticulummay
menyebabkan keluarnya cairan purulen dari uretra. Pemeriksaan bimanual pada
kandung kemih, rahim, dan adneksa kemudian harus dilakukan dengan dua jari di
vagina dan sisi lainnya pada lowerabdomen. Setiap kelainan pada organ pelvis
harus dievaluasi lebih jauh dengan ultrasonografi pelvis atau CT scan.
31
Gambar 8 Area Dermatom Sensorik yang digunakan untuk membantu
Melokalisir Level Defisit Neurologik
Defisit sensorik di penis, labia, skrotum, vagina, dan daerah perianal
umumnya mengindikasikan kerusakan pada akar sakral atau saraf. Selain
pemeriksaan sensorik, pengujian refleks di area genital juga bisa dilakukan. Yang
terpenting adalah refleks bulbocavernosus (BCR), yang merupakan kontraksi
refleks otot langgeng pelvicfloor yang terjadi sebagai respons terhadap berbagai
rangsangan. di alat kelamin perineumor. Jika BCR utuh, pengencangan sfingter anal
harus dirasakan dan / atau diamati. Tes BCR dalah integritas lengkung refleks yang
dimediasi oleh medula spinalis yang melibatkan S2-S4 dan mungkin tidak ada
dengan adanya kelainan pada saraf sakral atau kelainan perifer.
32
BAB III
KESIMPULAN
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Walsh P.C., Retik A.B., Vaughan E.D., Wein A.J., 2016. Campbells
Urology11th ed., WB Saunders, Philadephia.
2. Tanagho, E. A. 2013.Anatomy of Genitourinary Tract in Smiths General
Urology. 17th Edition. McGraw-Hill.
34