Anda di halaman 1dari 34

Disusun oleh: Nurul Sharaswati

Definisi
Ileus obstruksi merupakan penyumbatan intestinal
mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang
bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga
menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus.
Etiologi
Penyebab terjadinya ileus obstruktif beragam jumlahnya berdasarkan
umur dan tempat terjadinya obstruksi.

Obstruksi mekanik dari lumen intestinal biasanya disebabkan oleh tiga


mekanisme:
1) Blokade intralumen (obturasi)
2) Intramural atau lesi intrinsik dari dinding usus
3) Kompresi lumen atau konstriksi akibat lesi ekstrinsik dari
intestinal
Adhesi, hernia, dan malignansi merupakan 80 % penyebab dari
kasus ileus obstruktif.

Pada anak-anak intususepsi merupakan penyebab tersering.

Pada orang tua pikirkan kemungkinan adanya kanker.

Metastasis dari genitourinaria, kolon, pankreas, dan karsinoma


gaster menyebabkan obstruksi lebih sering daripada tumor primer
di intestinal.
Penyebab Ileus Obstruktif
Patofisiologi
Respon usus terhadap obstruksi

Akumulasi cairan intestinal di proksimal daerah obstruksi


terjadi gangguan mekanisme absorbsi normal kegagalan isi
lumen untuk mencapai daerah distal dari obstruksi.

Peristaltik bagian proksimal usus meningkat menyebabkan


aktivitasnya pecah. Bila obstruksi terus berlanjut terjadi
peningkatan tekanan intraluminal bagian proksimal dari usus
tidak akan berkontraksi dengan baik dan bising usus menjadi tidak
teratur dan hilang.
Peningkatan tekanan intraluminal dan adanya distensi
gangguan vaskuler terutama stasis vena dinding usus menjadi
udem dan terjadi translokasi bakteri ke pembuluh darah
produksi toksin oleh translokasi bakteri timbul gejala sistemik.

Efek lokal peregangan usus adalah iskemik akibat nekrosis disertai


absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan
sirkulasi sistemik.
Peningkatan volume intralumen distensi intestinal di bagian
proksimal obstruksi bermanifestasi pada mual dan muntah.

Selanjutnya, obstruksi mekanik ini mengarah pada peningkatan


defisit cairan intravaskular yang disebabkan oleh terjadinya
muntah, akumulasi cairan intralumen, edema intramural, dan
transudasi cairan intraperitoneal.

Koloni berlebihan dari bakteri dapat merangsang absorbtif dan


fungsi motorik dari intestinal dan menyebabkan terjadinya
translokasi bakteri dan komplikasi sepsis.
Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya ileus obstruktif dibedakan menjadi tiga
kelompok (Yates, 2004) :
1) Lesi-lesi intraluminal, misalnya fekalit, benda asing, bezoar,
batu empedu.
2) Lesi-lesi intramural, misalnya malignansi atau inflamasi.
3) Lesi-lesi ekstramural, misalnya adhesi, hernia, volvulus atau
intususepsi.
Ileus obstruktif dibagi lagi menjadi tiga jenis dasar (Sjamsuhidajat
& Jong, 2005) :
1) Ileus obstruktif sederhana, dimana obstruksi tidak disertai
dengan terjepitnya pembuluh darah.
2) Ileus obstruktif strangulasi, dimana obstruksi yang disertai
adanya penjepitan pembuluh darah sehingga terjadi iskemia
yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren yang
ditandai dengan gejala umum berat yang disebabkan oleh
toksin dari jaringan gangren.
3) Ileus obstruktif jenis gelung tertutup, dimana terjadi bila
jalan masuk dan keluar suatu gelung usus tersumbat, dimana
paling sedikit terdapat dua tempat obstruksi.
Untuk keperluan klinis dan berdasarkan letak sumbatan, ileus
obstruktif dibagi dua (Ullah et al., 2009):
1) Ileus obstruktif usus halus, yaitu obstruksi letak tinggi
dimana mengenai duodenum, jejunum dan ileum
2) Ileus obstruktif usus besar, yaitu obstruksi letak rendah yang
mengenai kolon, sigmoid dan rectum.
Manifestasi Klinis
Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif :
1) Nyeri abdomen
2) Muntah
3) Distensi
4) Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi)

Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung kepada:


1) Lokasi obstruksi
2) Lamanya obstruksi
3) Penyebabnya
4) Ada atau tidaknya iskemia usus
Gejala utama nyeri kolik, mual-muntah dan obstipasi.

Adanya flatus atau feses selama 6-12 jam setelah gejala


merupakan ciri khas dari obstruksi parsial.

Nyeri kram abdomen bisa merupakan gejala penyerta, nyeri


menyebar dan jarang terlokalisir, namun sering dikeluhkan nyeri
pada bagian tengah abdomen, sekitar umbilikus atau bagian
epigastrium.

Saat nyeri menetap dan terus menerus curiga telah terjadi


strangulasi dan infark.
Kegagalan untuk defekasi dan flatus merupakan tanda yang
penting untuk membedakan terjadinya obstruksi komplit atau
parsial.

Tanda awal penderita segera mengalami dehidrasi.

Massa yang teraba dapat di diagnosis banding dengan keganasan,


abses, ataupun strangulasi.

Auskultasi digunakan untuk membedakan pasien menjadi tiga


kategori : loud, high pitch dengan burst ataupun rushes yang
merupakan tanda awal terjadinya obstruksi mekanik.
Saat bising usus tak terdengar dapat diartikan bahwa obstruksi
telah berlangsung lama, ileus paralitik atau terjadinya infark.

Tanda-tanda terjadinya strangulasi seperi nyeri terus menerus,


demam, takikardia, dan nyeri tekan bisa tak terdeteksi pada 10-
15% pasien sehingga menyebabkan diagnosis strangulasi menjadi
sulit untuk ditegakkan.

Pada obstruksi karena strangulasi bisa terdapat takikardia, nyeri


tekan lokal, demam, leukositosis dan asidosis.
Diagnosis
Anamnesis
Pada ileus obstruktif usus halus kolik dirasakan di sekitar
umbilkus, sedangkan pada ileus obstruktif usus besar kolik
dirasakan di sekitar suprapubik. Muntah pada ileus obstruktif
usus halus berwarna kehijaun dan pada ileus obstruktif usus
besar onset muntah lama.
Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang
mencakup kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah
kering. Pada abdomen harus dilihat adanya distensi, parut
abdomen, hernia dan massa abdomen. Inspeksi pada
penderita yang kurus/sedang juga dapat ditemukan darm
contour (gambaran kontur usus) maupun darm steifung
(gambaran gerakan usus).
2) Palpasi dan perkusi
Pada palpasi didapatkan distensi abdomen dan perkusi
tympani yang menandakan adanya obstruksi. Palpasi
bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun
atau nyeri tekan, yang mencakup defance musculair
involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa yang
abnormal.

3) Auskultasi
Terdengar kehadiran episodik gemerincing logam bernada
tinggi dan gelora (rush) diantara masa tenang. Tetapi setelah
beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan usus di atas
telah berdilatasi, maka aktivitas peristaltik (sehingga juga
bising usus) bisa tidak ada atau menurun.
Pemeriksaan Radiologi
Foto polos abdomen (foto posisi supine, posisi tegak abdomen atau
posisi dekubitus) dan posisi tegak thoraks. Pada foto abdomen dapat
ditemukan beberapa gambaran, antara lain:
1) Distensi usus bagian proksimal obstruksi
2) Kolaps pada usus bagian distal obstruksi
3) Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels
4) Posisi supine dapat ditemukan distensi usus dan step-ladder sign
5) String of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas kecil yang
berderet
6) Coffee-bean sign, gambaran gelung usus yang distensi dan terisi
udara dan gelung usus yang berbentuk U yang dibedakan dari
dinding usus yang oedem.
7) Pseudotumor Sign, gelung usus terisi oleh cairan.
Dilatasi usus
Herring Bone
Coffee Bean
Step Ladder
Penatalaksanaan
Pasien dengan obstruksi intestinal biasanya mengalami dehidrasi
dan kekurangan Natrium, Khlorida dan Kalium yang membutuhkan
penggantian cairan intravena dengan cairan salin isotonic seperti
Ringer Laktat.

Urin harus di monitor dengan pemasangan Foley Kateter.

Pemeriksaan elektrolit serial, seperti halnya hematokrit dan


leukosit, dilakukan untuk menilai kekurangan cairan.

Antibiotik spektrum luas diberikan untuk profilaksis atas dasar


temuan adanya translokasi bakteri pada ostruksi intestinal.
Dekompresi
Pemasangan nasogastric tube bertujuan untuk mengosongkan
lambung, mengurangi resiko terjadinya aspirasi pulmonal karena
muntah dan meminimalkan terjadinya distensi abdomen.

Pasien dengan obstruksi parsial dapat diterapi secara konservatif


dengan resusitasi dan dekompresi.

Penyembuhan gejala tanpa terapi operatif dilaporkan sebesar 60


85% pada obstruksi parsial.
Terapi Operatif
Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang
dikerjakan pada obstruksi ileus.
1) Koreksi sederhana (simple correction). Tindakan bedah sederhana
untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia
incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada
volvulus ringan.
2) Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang
"melewati" bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor
intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.
3) Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari
tempat obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut.
4) Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat
anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan
kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon,
invaginasi strangulata, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai