Begitu pula saat kita sedang nonton film, perangkat home theater akan menghasilkan suara-suara sesuai dengan
aslinya seolah kita berada di tengah-tengah film tersebut. Perangkat home theater berfungsimemproduksi
kembali suara yang diterima dari sumbernya, sehingga suara yang dihasilkan akan sama dengan sumbernya.
Bagaimana suara dari sebuah film diproduksi (direkam), kira-kira seperti itu pula suara yang akan dihasilkan oleh
home theater. (Idealnya seperti itu). Suara-suara yang dihasilkan oleh perangkat home theater ini disebut surround
sound, yang artinya "suara yang mengelilingi" kita.
Sekarang seperti kita lihat banyak format surround sound yang dipergunakan pada perangkat home theater. Sebagai
contoh:
- Dolby® Pro Logic II®, format surround sound dari Dolby Labs.
- Dolby® Digital, dari Dolby Labs juga
- DTS-HD™, format surround sound dari DTS Inc.
dan lain-lain.
1-2. Sebuah film soundtrack-nya diproduksi menggunakan format Dolby Digital dengan 6 channel suara.
3-4. Film tersebut akan dikonversi dalam bentuk DVD. Soundtracknya perlu dilakukan pengkodean dahulu
menggunakan Dolby Digital Encoder. Baru kemudian dimasukkan kedalam DVD.
5-6. DVD tersebut ingin kita tonton dengan perangkat home theater kita. Untuk dapat menikmati suara yang
menggunakan format surround Dolby Digital yang ada pada DVD tersebut, home theater kita harus mampu
mengkode ulang (decoding) format Dolby Digital. Ini berarti home theater kita harus memiliki Dolby Digital
decoder dan 6 channel speaker yang terdiri dari:
- 5 channel full bandwidth dengan rentang frekuensi 3 Hz - 20 kHz (depan-kiri, depan-tengah, depan-kanan, surround
belakang-kiri, surround belakang-kanan) dan
- 1 channel untuk subwoofer untuk menghasilkan efek frekuensi sangat rendah dengan rentang frekuensi 3 Hz - 120
Hz.
Karenanya format surround yang menggunakan konfigurasi 5.1 channel dinamakan 5.1 channel surround sound.
Format surround sound yang menggunakan konfigurasi 5.1 channel dalam pengkodean sinyal audionya selainDolby
Digital, ada juga Dolby Pro Logic II dan DTS.
Format DTS dianggap lebih baik dari format Dolby Digital, karena kompressi audionya lebih sedikit dibanding Dolby
Digital. Hasilnya, audio dari format DTS sedikit lebih akurat dibanding format Dolby Digital. Format Dolby Digital dan
DTS terdapat pada banyak home theater saat ini. Sementara kebanyakan film DVD menggunakan format Dolby
Digital.
2. Non Lossless Surround Sound: Dolby Digital Plus dan DTS-HD (High Resolution).
Jenis format yang ke dua ini sedikit lebih rendah dari yang pertama namun tetap lebih tinggi kualitasnya
dibandingkan format dengan konfigurasi 6.1 atau 5.1 channel.
Home theater yang support format lossless 7.1 channel, juga support Non-Lossless (Dolby Digital Plus dan DTS-HD
(High Resolution)).
...........................................................................................................................................................................................
....
Note:
- Discrete = channel yang berbeda dari yang lain dan berdiri sendiri.
- Matrix = channel yang menghasilkan suara berdasarkan informasi suara dari channel-channel yang lain.
Gambarannya begini, jika channel 1-2-3-4-5 menghasilkan suara A-B-C-E-F, maka channel 6 akan menghasilkan
suara D, karena tidak dihasilkan oleh ke lima channel sebelumnya.
- Sebuah home theater 5.1 channel, berarti home theater tersebut secara fisik memiliki 5 loadspeaker dan 1
subwoofer. Demikian juga dengan konfigurasi 6.1 channel dan 7.1 channel.
- Namun ada juga home theater memiliki konfigurasi virtual 7.1 channel, walau secara fisik memiliki 5.1 channel.
- Selain format surround sound yang disebutkan di atas, masih banyak format surround sound yang lain. Kelak kita
rinci dengan detail.
- Masing-masing film dibuat dengan menggunakan format-format tertentu. Karenanya pada perangkat home theater
kita temukan begitu banyak format surround sound yang disupport dengan tujuan dapat menghasilkan surround
sound dari berbagai format film di pasaran.
Home theater sebagai perangkat pengolah suara saja, terbagi dua, yaitu:
1. Home Theater In a Box (HTIB).
Ini maksudnya home theater yang sudah dirancang oleh produsennya untuk menghasilkan kualitas suara
berdasarkan format surround sound tertentu dan jumlah speaker yang juga sudah ditentukan. Dengan kata lain ini
merupakan jenis home theater yang sudah terpaket beserta fitur-fiturnya yang banyak dijual sekarang.
Untuk tulisan ini kita focus pada jenis home theater HTIB saja. Karena tanpa harus memiliki keahlian dan uang yang
banyak, kita sudah bisa mendapatkan perangkat home theater. Kitapun bisa bebas memilih mana yang sesuai
dengan budget dan kualitas yang diinginkan.
a. Satellite speaker.
Karena posisinya diletakkan mengelilingi tempat duduk penonton, maka dinamakan juga speaker satelit. Berfungsi
menghasilkan suara menurut arah datangnya suara tersebut. Letaknya ada di:
- depan-kiri (front left speaker) gb. no.1
- depan-kanan (front right speaker) gb no.2
- belakang-kiri (dinamakan surround left speaker) gb. no.5
- dan belakang-kanan (dinamakan surround right speaker) gb.no. 6
b. Center speaker.
Speaker yang diletakkan di depan-tengah diatas atau di bawah TV. Berfungsi menghasilkan suara dialog yang
berasal dari titik tengah layar TV. Speaker ini dinamakan juga Sound bar yang berisi beberapa speaker dan
diletakkan dengan posisi tertidur. (gb. no 4)
c. Subwoofer.
Speaker yang dikhususkan untuk menghasilkan suara sangat rendah. Bisa diletakkan dimana saja asal kelihatan
asri. (gb. no. 3)
d. A/V Receiver.
Pada dasarnya unit ini berfungsi untuk:
- Memilah (switch) sumber audio / video yang diinginkan dari beberapa sumber audio /video.
- Mengolah (pre-amp & processing) sinyal audio untuk menghasilkan sinyal audio surround berdasarkan format
surround yang sudah ditetapkan, seperti format Dolby Digital, Dolby Pro Logic atau DTS.
- Sinyal audio yang sudah diolah kemudian diteruskan ke penguat (amplifier) masing-masing channel yang akhirnya
diteruskan ke masing-masing speaker dan subwoofer. Sedangkan sinyal video diteruskan ke HDTV.
Pada home theater paket (HTIB) unit ini begitu lengkap, tidak sekedar memilah-mengolah-menguatkan sinyal audio,
tapi sudah terdapat berbagai macam fasilitas tambahan yang terintegrasi. Seperti:
- CD - DVD - Blue Ray Player.
- AM / FM Radio Tuner
- Wi-Fi Buit-in untuk koneksi internet
- Wireless speaker, untuk koneksi ke speaker surround belakang kanan-kiri (gb. no 5 dan no. 6) tanpa menggunakan
kabel.
- Koneksi DLNA, Blue tooth
- Karaoke
dan berbagai macam fasilitas tambahan lain. Itu sekedar contoh saja, yang jelas fasilitas tersebut berbeda untuk
setiap merk dan jenisnya.
- Speaker 1. SW (subwoover).
Pada dasarnya subwoover bisa diletakkan dimana saja asal kabelnya cukup. Jika dekat ke dinding atau pojok
ruangan, suaranya akan semakin nge-bass. Tips dari expert dalam mencari posisi yang pas untuk subwoover ini
adalah coba tes home theater dengan nyetel musik favorit anda sambil memindah-mindahkan posisi subwoover
sampai anda mendapatkan posisi yang pas. Untuk melakukan tips ini sebaiknya setelah semua speaker sudah pas di
posisi masing-masing.
Atau cek berbagai pilihan model alat untuk melekatkan speaker surround-nya ke dinding, di sini.