Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Usia kehamilan merupakan salah satu indicator penting bagi kelangsungan
hidup janin dan kualitas hidupnya. Umumnya kehamilan disebut cukup bulan bila
berlangsung antara 37-41 minggu dihitung dari hari pertama siklus haid terakhir
pada siklus 28 hari. Persalinan premature adalah persalinan yang terjadi sebelum
persalinan genap berusia 37 minggu.
Dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan, bayi premature
terutama yang lahir dengan usia kehamilan < 32 minggu, mempunya resiko
kematian 70 kali lebih tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi
lahir seperti paru, otak, dan gastrointestinal. Sekitar 70 % kematian perinatal
disebabkan oleh prematuritas. Di negara Barat sampai 80 % dari kematian
neonatus adalah akibat prematuritas dan pada bayi yang selamat 10 % mengalami
permasalahan pada jangka panjang.
Di RSU Dr. Soetomo Surabaya di Ruangan VK IRD dari tanggal 1 maret –
13 maret 2011 terdapat 73 ibu bersalin dimana kejadian ibu yang mengalami
persalinan premature spontan / partus prematurus idiopatik sebesar 6,8 % (5
orang).
Pendekatan obstetri yang baik terhadap persalinan preterm akan
memberikan harapan – harapan terhadap keluhan hidup dan kualitas hidup bayi
preterm. Di beberapa negara maju Angka Kematian Neonatal pada persalinan
premature menunjukan penurunan, yang umumnya disebabkan oleh meningkatnya
peranan neonatal intensive care dan akses yang lebih baik dari pelayanan ini.
Penyebab persalinan preterm sering dapat dikenali dengan jelas. Namun,
pada banyak kasus penyebab psatinya tidak dapat diketahui. Persalinan preterm
bisa disebabkan oleh faktor ibu, faktor bayi, dan faktor khusus (servik
inkompeten).
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan
pada ibu bersalin dengan persalinan preterm dengan menggunakan pola pikir
manajemen varney dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP.
1.2.2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan konsep dasar persalinan preterm
b. Menjelaskan konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
persalinan preterm
c. Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif
d. Menganalisa data untuk menentukan diagnosis aktual dan diagnosis potensial
yang mungkin timbul pada ibu bersalin dengan persalinan preterm.
e. Merencanakan Asuhan Kebidanan yang menyeluruh berdasarkan kebutuhan
ibu bersalin dengan persalian preterm.
f. Melaksanakan Asuhan Kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
g. Melakukan evaluasi terhadap Asuhan yang dilaksanakan.
h. Melakukan pendokumentasian hasil Asuhan Kebidanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Persalinan Preterm


2.1.1. Defenisi
Bayi premature semula didefenisikan sebagai bayi dengan berat badan
lahir < 2500gr (bayi kecil). Defenisi prematru berdasarkan BBLR ini pertama kali
nigunakan oleh Nikolaus T. Miller, dokter kepala di the Mosco Foundling
Hospital.
Menurut WHO, persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi antara
kehamilan 20 minggu sampai usia kehamilan kurang dari 37 minggu, dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Dengan demiakian, persalinan permatur dapat
terdiri dari :
a. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan
berat badan janin sama untuk masa kehamilan.
b. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu beat janin
kecil untuk masa kehamilan.
Himpunan kedokteran fetomaternal POGI di Semarang tahun 2005
menetapkan bahwa persalian preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia
kehamilan 22 - 37 minggu.

2.1.2. Insidensi
Angka kejadian preterm pada umumnya adalah sekitar 6-10 %. Hanya 1,5
% persalinan terjadi pada umur kehamilan 32 minggu dan 0,5 % pada kemilan
kurang dari 28 minggu. Di negara Eropa angka berkisar antara 5-11%.
Di negara yang sedang berkembang angka kejadiannya masih jauh lebih
tinggi seprti di India sekitar 30%, Afrika selatan 15%, Sudan 31%, dan Malaysia
10%. Di Indonesia angka kejadian prematuritas nasional belum ada, namun angka
kejadian Bayi dengan Berat Badan Rendah (BBLR) dapat mencerminkan angka
kejadian persalinan prematuritas secara kasar. Angka Kejadian BBLR nasional
rumah sakit adalah 27,9%.
2.2.3. Klasifikasi
Menurut kejadiannya, persalinan premature di golongkan menjadi :
11 Idiopatik / Spontan
Sekitar 50 % penyebab persalinan premature tidak diketahui, olehsebab itu
digolongkan pada kelompok idiopatik atau spontan. Termasuk kedalam golongan
persalinan premature spontan antara lain persalinan premature akibat kehamilan
kembar, polihidramnion atau persalinan premature yang didasari oleh faktor
psikososial dan gaya hidup. 12,5% persalinan premature didahului oleh ketuban
pecah dini (KPD), dan sebagian besar disebabkan karena faktor infeksi
(karioamnionitis).
Apabila faktor-faktor penyebab lain tidak ada sehingga penyebab
prematuritas tidak dapat diterangkan, maka penyebab persalinan premature ini
disebut idiopatik.
12 Latrogenik/ Buatan
Apabilan kelanjutan kehamilan diduga dapat membahayakan janin, janin
akan dipindahkan kedalam lingkungan luar yang dianggap lebih baik dari pada
rahim ibunya sebagai tempat kelangsungan hidupnya. Kondisi tersebut
menyebabkan persalinan premature latrogenik/ buatan. Sekitar 25 % persalinan
premature yan g termasuk kedalam golongan ini antara lain :
a. Keadaan ibu yangsering menyebabkan persalinan premature buatan
adalah :
 Preeklamsi berat dan eklamsi
 Perdarahan antepartum (plasenta previa, solosio plasenta)
 Karioamnionitis
 Penyakit jantung yang berat atau penyakit paru/ ginjal yang berat.
b. Keadaan janin yang dapat menyebabkan persalinan premature dilakukan
adalah :
 Gangguan janin(anemia, hipoksia, asidosis, atau gangguan jantung
janin)
 Infeksi intrauterine
 Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
 Isoimunisasi Rhesus
Menurut usia kehamilan maka klasifikasi persalinan premature adalah
sebagai berikut
1. Usia kehamilan 32-36 minggu disebut persalinan premature (preterm)
2. Usia kehamilan 28-32 minggu disebut sangat premature (very preterm)
3. Usia kehamilan antara 20-27 minggu disebut ekstrim premature
(extremely preterm)
Menurut berat badan lahir maka bayi premature di bagi dalam kelompok :
1. Berat badan bayi 1500-2500 gram disebut bayi dengan berat lahir rendah
2. Berat badan bayi 1000-1500 gram disebut bayi dengan berat badan lahir
sangat rendah
3. Berat badan bayi <1000 gram disebut bayi dengan berat badan lahir
ekstrim rendah.

2.2.4. Etiologi dan Faktor Predisposisi


Persalinan premature merupakan kelainan proses yang multifaktoial.
Kombinasi keadaan obstetric, sosiodemografi, dan faktor medik mempunyai
pengaruh terhadap terjadinya persalinan premature. Faktor yang dapat
menimbulkan persalian premature adalah ;
1. Faktor yang brasal dari maternal
a. Penyakit maternal
 Ginjal
 Hipertensi
 Penyakit diabeten mellitus
 Kelainan uterus
b. Faktor gaya hidup
Perilaku seperti merokok, gizi buruk dan penambahan berat badan yang
kurang baik selama kehamilan, serta penggunaan obat seperti kokain atau
alcohol sehingga bisa menyebakan pertumbuhan janin terhambatserta
kelahiran preterm.
2. Pertumbuhan janin yang kurang selaras dan serasi
a. Pertumbuhan janin terlambat dan menimbulkan “ kecil masa kehamilan”
(KMK)
 Akibat gangguan sirkulasi retropalsenta
 Kekurangan nutrisi atau gizi menagun
b. Terdapatnya pemicu persalinan premature
 Terdapat solusio plasenta
 Terdapat plasenta previa
 Terjadi infeksi yang menimbulkan karioamnionitis tanpa disertai
ketuban pecah
 Pada persalinan hamil ganda
c. Terdapat faktor inkompatilitas darah
 Faktor rhesus inkompatibilitas
 Faktor inkompabilitas darah : AB/O
3. Faktor khusus : servik inkompeten
a. Dapat dijumpai pada abortus / persalinan premature berulang
b. Overdistensi uterus
c. Kehamilan ganda
Faktor resiko yang terbukti berhubungan dengan persalinan premature
adalah antara laian :
1. Jarak persalinan yang pendek (< 18 bulan) dan uang panjang (> 60 bulan)
2. Riwayat persalinan premature yang sebelumnya
3. Ras/etnis
4. Usia ibu ekstrims (< 16 tahun dan > 40 tahun)
5. Mal nutrisi ibu
6. Bakteri vaginosis
7. Infeksi saluran kemih
8. Infeksi HIV
9. Stres kronis
10. Social ekonomi rendah
11. Perokok, termasuk perokok pasif/peminum alcohol/pemakai kokain
12. Kekerasan dalam rumah tangga
13. Peperiksa kehamilan yang tidak berkualitas
14. Foktor plasenta
15. Kehamilan multiple.
2.2.5. Patofisiologi
Infeksi karioamnion diyakini merupakan salah satu sebab terjadinya
ketuban pecah dini dan persalinan premature. Pathogenesis infeksi ini yang
menyebabkan persalinan belum jelas benar. Kemungkinan diawali dengan aktifasi
fosfolipase A2 yang melepas bahan asam arakidonat dari selaput amnion janin,
sehingga asam arakidonat bebas meningkat untuk sintesis prostaglandin. Endotosi
dalam air ketuban akan merangsang sel desidua untuk menghasilkan sitokin dan
prostaglandin yang dapat menginisiasi proses persalinan.
Proses persalinan preterm yang dikaitkan dengan infeksi diperkirakan
diawali dengan pengeluaran produk sebagai hasil dari aktivasi monosit. Berbagai
sitokin, termasuk interleukin-1, tumor nekrosing faktor (TNF), dan intraleukin-6
adalah prodik sekrotorik yang dikaitkan dengan persalinan preterm. Sementara itu
Platelet Aktivating Factor (PAF) yang ditemukan dalam air ketuban teribat secara
sinergik pada aktivasi jalinan sitokin tadi. PAF diduga dihasilkan dari paru dan
ginjal janin. Dengan demikian janin memainkan peranan yang sinergik dalam
mengawali proses persalinan preterm yang disebabkan oleh infeksi.
Faktor resiko lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat social-ekonomi,
riwayat lahir mati, dan kehamilan luar nikah. Merupakan lahkah penting dalam
mencegah persalinan preterm adalah bagai mana mengidentifikasi faktor resiko
dan kemudian memberikan perawatan antenatal care serta penyuluhan agar ibu
dapat mengurahi resiko tambahan.
Stres Hipofisis
Faktor individu
Faktor Hamil  Sosial Ekonomi
 Perdarahan antepartum  Pekerjaan
 PROM-preeklamsi  Gizi
 Servik inkompeeten  anemia
 Gangguan keseimbangan  Penyakit sistemik
 Hormone esterogen/  Paru, jantung, ginjal
progesterone  DM
 Reseptor :  Hipertensi dan infeksi
 Oksitosin  Infeksi kehamilan
 Inositol trifosfat meningkat  Korioamnionitis
 Servisitis-endometritis
 Infeksi plasenta

Stres individu sel


Aktivasi fosfolipase A2, memicu prostaglandin E-F2 dan Leukotrien B4

Reaksi servik Reaksi oatot rahim


 Perlunakan karenan:  Servisitis meningkat
 Prostaglandin  Ion Ca memicu inositat trifosfat
 Relaksasin
 esterogen

Persalinan Prematur
 Tekanan kontraksi 15mmHg (Bell)
 Pembukaan 4 cm per 20 menit
 Kontrksi 4 kali per 90 menit

Pengobatan Bentuk Persalinan Komplikasi


 Tunda persalinan  Siksio sesarea  Morbiditas tinggi
 Tokolitik  Forest ekstraksib dengan  Asfiksia RDS
 Antioksidan episiotomy luas  Tumbuh kembang tak
 antiprostaglandin normal
 Atasi infeksi  Mortalitas
 Pemberian hormon Perawatan Intensif Neonatus  Asfeksia berat RDS
 Perdarahan
 Unit perawatan intensif
intraventikel
 Antibiotic  Trauma persalinan
 Infuse-tranfusi dalam NIUC  Inveksi organ vital

Skema 2.1. Patofisiologi Persalinan Prematru


Manuaba,2007:439
2.2.6. Dianosis
Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan
preterm. Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar
merupakan ancaman proses persalinan. Beberapa criteria dapat dipakai sebagai
diagnosis ancaman persalinan preterm yaitu :
1. Kontaksi yang berulang sedikitnya setiap7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam
waktu 10 menit
2. Adanya nyeri pada punggung bawah
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah servik
5. Memeriksa servik menunjukkan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan
penipisan 50-80%
6. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina inciadika
7. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan
preterm
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu. (Sarwono,2009)
Peperiksaan yang paling penting dilakukan adalah pemeriksaan
fibronektin janin, yang merupakan subtansi ekstrasel untuk melekatkan jaringan.
Jika konsentrasinya sudah melebihu 50mg/Ml, ini menunjukkan bahwa proses
presalinan premature telah berlangsung, sehingga mempunyai indikasi untuk
pemberian tokolitik.

2.2.7. Pencegahan terjadinya persalinan premature


Cara utama untuk mengurang terjadinya resiko persalinan preterm dapat
dilakukan secara awal, sebelum tanda-tanda persalina itu muncul. Dimulai dengan
pengenalan pasien yang beresiko, untuk diberi pencelasan dan dilakukan penilian
klinik terhadap persalinan preterm serta mengenal kontraksi sedini mungkin,
sehingga tindakan pencegahan dapat segera dilakukan.
Beberapa indicator dapat dipakai untuk meramalkan terjadinya persalinan
preterm sebagai berikut :
1. Indicator klinik
Indicator kilinik dapat dijumpai seperti timbulnya kontraksi dan pemendekan
servik (secara manual maupun ultrasonografi). Terjadi ketuban pecah dini juga
merupakan ramalan persalinan preterm.
2. Indicator labaoratorium
Beberapa indicator laboratorik yang bermakna antara lain adalah : jumlah
leukosit dalam air ketuban (20/ml atau lebih), pemeriksaan CRP (>o,7 mg/ml).
pemeriksaan leukosit dalam serum ibu (> 13.000/ml)
3. Indicator biokimia
 Fibronekti janin : peningkatan kadar fibronekti janin 50ng/ml atau lebih
pada usia kehamilan > 24 minggu
 Peningkatan Corticotrophin realizing hormone (ARH) pada trimester 2
 Sitokin inflamasi : IL-1β.IL-6, IL-8 dan TNF-α sebagai indicator yang
mungki berperan dalam sintesis prostaglandin
 Isoferitin plasenta : pada keadaan tidak hamil isoferitin sebesar 10U/ml
dan akan meningkat selama kehamilan, mencapai puncak pada trimester
akhir yaitu 54,8 + 53U/ml. jika terjadi penurunan akan beresiko terjadinya
persalinan preterm.
 Feritin : rendahnya kadar feriti merupakan indicator kekurangan zat besi.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah persalinan
preterm antara lain sebagai berikut :
1. Hindari kehamilan pada ibu terlalu muda
2. Hindari jarak kehamilan terlalu dekat
3. Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan antenatal
yang baik
4. Anjurkan tidak merokok dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang (Narkotik)
5. Hidari pekerjaan berat dan perlu istirahan cukup
6. Obati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan preterm
7. Kenali dan obati infeksi genital/ saluran kecing
8. Deteksi dan pengamanan faktor resiko terhadap persalinan preterm.
2.2.8. Penatalaksanaan persalinan premature
Manajemen persalian preterm bergantung pada beberapa faktor :
 Keadaan selaput ketuban.pada umumnya persalinan tidak di hambat bila
selaput ketuban sudah pecah.
 Pembukaan servik. Persalinan akan sulit dicegah bila permukaan 4 cm
 Umur kehamilan. Makin muda usia kehamilan, usahan pencegahan kehamilan
makin perlu dilakukan. Persalinan dapat dipertimbangkan berlangsung bila
TBJ > 2.000gr atau kehamilan > 34 minggu.
 Penyebab/ komplikasi persalinan preterm
 Kemampuan neonatalintensive care facilities
Beberapa langkah dapat dilakukan pada persalinan preterm, terutama
mencegah morbiditas dan mortalitas neonatus pretrm adalah :
 Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolisis
 Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid
 Bila perlu dilakukan pencegahan infeksi yaitu berupa pemberian antibiotic

Tokolisis
Alasan pemberian tokolisis pada persalinan preterm adalah :
 Mencegah mortalitas dan morbiditas pada bayi premature
 Memberikan kesempatan bagi terapi kortikosteroid untuk menstimulir
surfsktan paru janin
 Memberikan kesempatan transfer intrauntrin pada fasilitas yang lebih
lengkap
 Optimalisasi personel
Beberapa macam obat yang dapat digunakan sebagaai tokolisis adalah :
 Kalsiun antagonis : nefedipin 10 mg/oral di ulang 2-3 kali/jam,
dilanjutkan tiap 8 jam sampai kontraksi menghilang. Obat dapat
diberikan lagi bila kontraksi berulang.
 Obat β-mimetik : terbutalin, ritrodin, isoksuprin, dan salbutamol dapat
digunakan tetapi nefedipin memiliki efeksamping lebih kecil
 Sulfas magnesikus dan antiprostaglandin (indometasin)
Kortikosteroid
Pemberian terapi kortikosteroid untuk pematangan surfaktan paru janin,
menurunkan insidensi respiratory distress syndrome (RDS), mencegah
perdarahan intraventrikular dan menurunkan kematian neonatus.
Kortikosteroid diberika bila usia kehamilan < 35 minggu
Obat yang diberikan adalah dexametason dan betametason. Pemberiannnya
tidah boleh berulang karena resiko terjadi pertumbuhan janin terhambat.
Pemberian siklus tunggal kortikosteroid :
 Betametason : 2 x 12 mg i.m. dengan jarak pemberian 24 jam
 Deksametaqson : 4 x 6 mg i.m. dengan jarak pemberian 12 jam
Antibiotic
Antibiotic hanya diberika bilamana kehamilan mengandung resiko terjadinya
infeksi pada kasus KPD. Obat yang diberikan :
 Eritomisin 3 x 500mg per oral selama 3 hari
 Ampisilin 3x 500mmg per oral selama 3 hari
Pemberian ko-amoksilat tidak dianjurkan karenan beresiko terjadi NEC
Persiapan persalinan perlu pertimbangan berdasarkan
 Usia gestasi
 Usia gestasi 34 minggu atau lebih : dapat melahirkan ditingkat dasar /
primer mengingat prognosis relative baik
 Usia gestasi < 34 minggu : harus dirujuk kerumah sakit dengan fasilitas
perawatan neonatus yang memadai.
 Keadaan selaput ketuban
 Bila didapat KPD/PPROM dengan usia kehamilan < 28 minggu, maka ibu
dan keluarga dipersilahkan untuk memilih cara pengelolaan setelah diberi
konseling dengan baik

2.2.9. Cara Persalinan


Persalinan harus dilakukan dengan trauma minimal sehingga dianjurkan
bentu pertolongan persalinan sebagai berikut :
1. Jika terdapat kelainan letak, terutama letak bokong dengan berat janin < 2000
gr, dilakukan seksio sesarea
2. Jika dilakukan persalinan pervaginam, harus diupayakan untuk
memperpendek kala dua dengan jalan :
 Episiotomy luas
 Forest ekstraksi
3. Terdapat kelainan anatomis alat reproduksi bagian dalam. Sebaikanya
dilakukan seksio sesaria.
Perawatan bayi dengan premature sebaikanya dilakukan di Rumah Sakit
Tersier, sehingga terjamin berada di tangan yang benar dan bayi berada didalam
perawatan yang adekuat : NIUC (neonatal intensive unit care)

2.3. Konsep Asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin dengan Persalinan Prematur
MKB
Tanggal : Jam:
Pengkajian
Tanggal : Jam:
Tempat : Oleh:
(Untuk mengetahui tanggal dan waktu kedatangan saat ini dan untuk menentukan
beberapa lama ibu dalam keadaan inpartu, serta untuk mengetahui siapa yg
melakukan anamnesa)
A. SUBYEKTIF
1. Identitas ibu dan suami
Nama Ibu :
Umur : untuk mengantisipasi kemungkinan penyulit yang timbul
berhubungan dengan umur.
Suku /bangsa : dihubungkan dengan stres, pola hidu, atau adat istiadat
Agama :
Pendidikan : berkaitan dengan perilaku ibu sehari- hari
Pekerjaan : untuk mengetahui apakah pekerjaan ibu bisa memicu
terjadinya persalinan preterm
Penghasilan :
Alamat :
No Telp :
Alasan masuk RS :
Ibu mengatakan nyeri pinggang bagian belakang, (diisi runtutan perjalanan
sampai tiba di RS, rujukan/datang sendiri)
2. Keluhan Utama :
Untuk mengetahui alasan yang membuat ibu ingin di periksa atau keadaan yang
paling mengganggu ibu (keluhan utama biasanya keluar lendi bercampur darah,
terdapat kontraksi,).
3. Riwayat Menstruasi :
(untuk mengetahui kondisi alat reproduksi dan gangguan – gangguan yang terjadi)
Menarche : n =10-16 th (±12,5 th) Siklus : n =25–28 hr (±28 hr)
Banyak : n =33,2 cc ±16 cc Lama : n =3 – 8 hr
Warna : n =encer, merah hitam Dismenorrhea : n = tidak ada
Flour albus : sedikit/sedang/banyak, tidak gatal, tidak bau, warna (putih bening),
kekentalan (encer)
HPHT : HPL :
(untuk mengetahui umur kehamilan, apakah aterm/belum)
4. Riwayat Kehamilan , Persalinan, dan Nifas yang lalu :
(Untuk mengetahui adakah riwayat obstetrik jelek di masa lalu dan dapat
dijadikan salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan / untuk
meramalkan persalinan yang akan terjadi, apakah ada penyulit / tidak)
Kehamilan Persalinan Anak Nifas KB
Sua Anak U Penyulit Tmpt Penol Jenis Pen ♂ BBL H/ Lm Pen
mi ke K Brsali ong Persa yuli / M menete yuli
ke n l t ♀ ki t

5. Riwayat Kehamilan Sekarang


(Untuk mengetahui keadaan kehamilan, untuk menentukan asuhan yang diberikan
apakah pada saat persalinan). Meliputi:
Keluhan trimester I : apakah terdapat komplikasi yang menyebabkan ibu harus
istirahat total atau tidak
Keluhan trimester II : apakah terdapat tanda-tanda klinis yang menuju ke arah
persalinan preterm misalnya ibu merasakan nyeri pinggang atau keluar lender
bercampur datah
Keluhan trimester III : .
ANC : (berapa kali, dimana)
Pergerakan anak pertama kali dan terakhir dirasa :
Imunisasi TT selama hamil : berapa kali dan kapan
Tablet Fe :
HE yang sudah di dapat :
6. Riwayat Kesehatan
(Untuk mengetahui apakah ibu mempunyai penyakit atau riwayat penyakiat yang
dapat menjadi penyulit dalam persalinannya). Meliputi:
a. Sekarang
(diisi apakah ibu sekarang mempunyai penyakit seperti jantung, hipertensi,
hepatitis, ginjal, DM atau sedang menjalani pengobatan/therapy untuk
penyakit tertentu)
b. Dahulu
(apakah ibu pernah menjalani pengobatan atau melakukan bedah di daerah
perut)
c. Keluarga
(diisi apakah dalam keluarga ada riwayat keturunan sakit jantung, DM, TB
paru, astma, hipertensi, dan keturunan kembar)
7. Riwayat Psikososial dan Budaya :
Pernikahan : (berapa kali, lamanya)
Riwayat KB : (jenis, keluhan)
Penerimaan terhadap kehamilan ini :
Dukungan keluarga :
Pantangan :
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi :
Kapan terakhir pasien makan / minum, seberapa sering dan jumlahnya ibu
makan makan dan minum dalam sehari
(Untuk mengetahui nutrisi yang ada dalam tubuh ibu apakah sudah
mencukupi untuk tenaga dalam melahirkan / perlu tambahan nutrisi melalui
cairan infus jika perlu)
b. Istirahat
(Istirahat kurang dapat menimbulkan kecapekan bahkan stres sehingga dapat
menghambat persalinan)
c. Aktifitas
(Untuk mengetahui apakah keadaan inpartu saat ini disebabkan oleh
persalinan yang sesungguhnya / hanya karena kecapaian)
d. Eliminasi
Kapan terakhir klien BAB dan BAK
(Kandung kemih dan rektum yang penuh dapat menghalangi penurunan bayi
saat persalinan karena mempersempit jalan lahir)
e. Personal hygiene
(Ibu mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari dan keramas 3- 4 kali dalam
seminggu)
f. Pola Kebiasaan
(Untuk mempersiapkan mental ibu jika sewaktu-waktu bayi yang dilahirkan
tidak normal)
Merokok : dapat menyebabkan bayi dengan BBLR atau persalinan preterm
Alkohol : bisa menyebabkan persalinan preterm dan bayi menderita fetal
alkohol syndrom
Narkoba : bisa menyebabkan persalinan preterm dan bayi lahir dengan
withdrawl syndrom
Obat-obatan : bisa menyebabkan persalinan preterm dan bayi cacat lahir
Jamu-jamuan : bisa menyebabkan persalinan preterm dan bayi lahir cacat
Binatang peliharaan : bisa menyebabkan persalinan preterm dan infeksi
toxoplasma
B. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Alasan : mengetahui KU ibu, kesadaran dan tanda vital serta mengetahui
perubahan fisik pada bumi meliputi BB dan TB
a. Kesadaran : n = compos mentis dengan tanda bisa/ada timbal balik
dalam komunikasi
b. TD : n = 120/80 – 130/90 mmHg
c. N : n = 84 – 88 x/m
d. RR : n = 12 – 20 x/m
e. S : n = 36,5 – 37,5 oC
f. BB : n = naik ± 10 kg, dari sebelum hamil
g. TB : n = > 145 cm
LILA : n = > 23,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
(Untuk mengetahui adanya penyulit / kelainan yang timbul pada persalinan)
a. Inspeksi
 Kepala : rambut bersih, wajah tidak odem, kelopak mata tidak odem,
conjungtiva merah muda, sklera putih
 Mulut : mulut bersih, lidah bersih, tidak ada luka pada sudut mulut,
tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu
 Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar lymfe
 Dada : bentuk payudara simetris, areola menghitam, putting menonjol,
kolostrum sudah keluar
 Abdomen : bekas sc / operasi tidak ada, pembesaran uterus sesuai UK,
terdapat strial gravidarum dan linea nigra, gerak anak.
 Genetalia : vulva dan vagina kebiruan, kebersihan baik, tidak ada
odem/varises, tidak ada condilomatalata / akuminata, sekret tidak ada,
terdapat tanda-tanda persalinan
 Anus dan perineum : tidak ada hemorroid dan luka bekas epis terdahulu
 Ekstrimitas :
Atas, kanan-kiri : tidak ada odem
Bawah, kanan-kiri : tidak ada odem / varises
b.Palpasi
Pemeriksaan Leopold
 Leopold I : untuk mengetahui tuanya kehamilan dan bagian apa yang
terdapat di fundus. Normal : teraba lunak, tidak bulat dan tidak
melenting, mengetahui TFU dan TBJ
 Leopold II : menentukan dimana letak punggung anak dan bagian kecil
janin. Normalnya : punggung teraba keras, memanjang seperti papan
 Leopold III : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan
apakah sudah masuk PAP / belum. Pada pasien bersalin umumnya
sudah masuk PAP semua
 Leopold IV : menentukan seberapa jauh masuknya bagian bawah janin
ke rongga panggul
c. Auskultasi
 Menghitung DJJ : mengetahui keadaan janin, normal atau fetal distress,
DJJ : n = 120 – 160 x/m dipunctum maksimum
 Frekuensi misal 12-11-12 (140 x/n) normal : dengan interval < 3
d. perkusi
 reflek patella kanan/kiri : positif

3. Pemeriksaan Dalam jam ...


VT  alasan untuk mengetahui kemajuan persalinan dengan melakukan
pemeriksaan secara langsung pada jalan lahir
Ф ... cm, Efficement ... %, presentasi ...
Ketuban ... , denominator ... , Hodge ...

4. Pemeriksaan Penunjang
 USG : dapat mendeteksi jumlah cairan amnion (AFI) dan kemungkinan
panggul sempit
 NST : untuk mengetahui kesejateraan janin
 Laboratorium
Hb :
Urine protein :
Urine reduksi :
Lakmus : apakah ketuban sudah pecah/tidak
5. Kontraksi
......x/ 10 menit selama ...... detik
C. ASSESSMENT
Diagnosa Aktual : G… P … A … 20-37 mg, janin tunggal hidup intrauteri,
presentasi …, inpartu Kala … dengan persalinan premature idiopatik
Masalah :
Ibu merasa cemas dengan kondisi janinnya
Kebutuhan :
Support mental pada ibu agar ibu merasa lebih tenang
Masalah Potensial:
a. Sindrom gawat nafas
b. Perdarahan intraventikuler
c. IUGR
d. Kematian neonatal
Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera
1. Kolaborasi dengan dokter
2. Pemantauan kesejahteraan janin (pergerakan janin, NST)
3. Terminasi kehamilan
D. PLANNING
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bersalin
2. Menganjurkan ibu bedrest
3. Melakukan kolaborasi dengan SpOG dalam pemberian terapi yang tepat
4. Memantau keadaan ibu dan janin (kontraksi uterus, DJJ, suhu rektal tiap 3
jam)
5. Memberikan support pada ibu, dampingi selama proses persalinan
6. Bantu memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
7. Laksanakan upaya pencegahan infeksi
8. Observasi dengan lembaran observasi pada saat fase laten
9. Observasi dengan lembaran patograf pada masa aktif
BAB III
KASUS

Tanggal : 19-03-2011 Jam: 21.20


Tempat : VK IRD RSU SOETOMO No MR : 12.03.68.26
DATA SUBYEKTIF
A. IDENTITAS IBU DAN SUAMI
Nama pasien : Ny. “J” Nama suami : Tn.”I"
Umur : 21 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan :- Pekerjaan : karyawan swasta
Alamat : Jl. Bulak Rukum Timur 1/67

B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama :
Ibu mengeluh terasa kenceng-keceng dan keluar lendir bercampur darah sejak
jam 17.00 WIB.
2. Riwayat Menstruasi :
a. Menarche : usia 15 tahun
b. Siklus : teratur, 28-30 hari
c. Banyak :2-3 x ganti duk / hari
d. Lama : 6-8 hari
e. Warna : encr berwarna merah
f. Dismenorrhea : tidak ada
g. Flour albus : sedikit, tidak gatal, tidak bau, warna putih bening
HPHT : 27 – 7 – 2010
HPL : 4 – 5 – 2011
3. Riwayat Kehamilan , Persalinan, dan Nifas yang lalu :
Kehamilan Persalinan Anak Nifas KB
Sua Anak U Penyulit Tmpt Penol Jenis Pen ♂ BBL H/ Lm Pen
mi ke K Brsali ong Persa yuli / M menete yuli
ke n l t ♀ ki t
1 1 Hamil ini

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Keluhan
Keluhan trimester I : ibu mengatakan mual, pusing
Keluhan trimester II : ibu mengatakan tidak ada keluhan
Keluhan trimester III : ibu merasakan nyeri pinggang, sering kencing
b. ANC : 7 x di BPS
c. Pergerakan anak pertama kali dan terakhir dirasa : sekitar bulan November
dan sampai sekarang masih aktif bergerak
d. Imunisasi TT selama hamil : ibu tidak pernah imunisasi TT selama hamil

5. Riwayat Kesehatan Sistemik Yang diderita


Ibu mengatkan tidak pernah menderita juntung, ginjal, TBC, hepatitis,
diabetes melitus, hipertensi

6. Riwayat Kesehatan keluarga


Ibu mengatakan ada keluarga yang menderita penyakit jantung dan hipertensi
yaitu orang tua. Dan tidak ada keluarga yang memiliki keturunan kembar.

7. Riwayat Psikososial dan Budaya :


a. Pernikahan : 1 x dan lama menikah 1 tahun
b. Riwayat KB : tidak ada menggunakan KB
c. Penerimaan terhadap kehamilan ini : ibu dan suami mengharapkan
kehamilan ini.
d. Dukungan keluarga : suami dan keluarga mendukung kehamilan ini, tiap
periksa ditemani suami atau keluarga
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi :
 Selama hamil ibu makan 2-3 x sehari dengan porsi sedang : menu nasi,
sayur, lauk ikan/ ayam, / daging / tempe / tahu / kadang ada buah. Ibu
tidak mengkonsumsi susu selama hamil.
Makan terakhir jam 18.00 WIB dengan porsi sedikit : menu nasi, lauk,
sayur
 Minum air putih7- 8 gelas sehari
Minum terakhir jam 21.00 WIB yaitu minum air putih

9. Istirahat
 Siang : tidur siang kadang-kadang
 Malam: tidur malam selama 5-6 jam

10. Aktifitas
Aktivitas sehari-hari : mencuci, menyapu, mengepel lantai, memasak

11. Eliminasi
 BAK terakhir jam 21.00 WIB (8-10 x sehari),
 BAB terahir jam 05.00 WIB (1 x sehari), tidak ada keluhan

12. Personal hygiene


Ibu mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari dan keramas 3- 4 kali dalam
seminggu
13. Pola Kebiasaan
 Merokok : ibu tidak punya kebiasaan merokok tetapi suaminya
merokok
 Alkohol : ibu tidak kebiasaan meminum-minum alkohol
 Narkoba : ibu tidak pernah mengkomsumsi narkoba
 Obat-obatan : ibu tidak ada minum obat selain yang di berikan
bidan / dokter
 Jamu-jamuan : ibu tidak pernah minum jamu-jamuan
 Binatang peliharaan : ibu tidak memiliki binatang pemeliharaan
C. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a.Kesadaran :
b. TD :130/90mmHg
c. N : 90x/m
d. RR : 20x/m
e. S : 37oC
f. BB : sebelum hamil 31 Kg, saat ini 40 Kg
g. TB : 150cm
h. LILA :20cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
 Kepala : rambut bersih, wajah tidak odem, kelopak mata tidak odem,
conjungtiva merah muda, sklera putih
 Mulut : mulut bersih, lidah bersih, tidak ada luka pada sudut mulut,
tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu
 Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar lymfe
 Dada : bentuk payudara simetris, areola menghitam, putting menonjol,
kolostrum sudah keluar
 Abdomen : tidak ada bekas SC, pembesaran uterus sesuai UK, terdapat
strial gravidarum dan linea nigra, gerak anak.
 Genetalia : vulva dan vagina kebiruan, kebersihan baik, tidak ada
odem/varises, tidak ada condilomatalata / akuminata, sekret tidak ada,
terdapat tanda-tanda persalinan
 Anus dan perineum : tidak ada hemorroid
 Ekstrimitas :
Atas, kanan-kiri : tidak ada oedem
Bawah, kanan-kiri : ada oedem di kaki sebelah kiri
b.Palpasi
Pemeriksaan Leopold
 Leopold I : TFU pertengahan pusat- px, teraba tidak bulat, lunak dan
tidak melenting (bokong)
 Leopold II :sebelah kanan teraba bagian kecil janin kemungkinan
ekstremitas janin dan pada bagian kiri keras memapan
kemungkinan punggung janin
 Leopold III : teraba keras, melenting (kepala) dan bagian terendah janin
sudah masuk PAP
 Leopold IV : masuk PAP 4/5
TFU Mc Donald : 26 cm
TBJ : 2170 gr

d. Auskultasi
 DJJ : 140 x/ m
 Frekuensi : 11-12-12
 Puntum maksimum : sebelah kiri bawah pusat ibu

e. perkusi
 reflek patella kanan/kiri : +/+

3. Pemeriksaan Dalam jam 21.30


Ф : 2 cm, Efficement : 75 %, Presentasi : kepala
Ketuban (+) , Hodge : I

4. Kontraksi
2 x/ 10 menit selama 30 detik
5. Pemeriksaan Penunjang
a. USG :
 Posisi : K/T/H DJJ (+)
 BPD: 83,1 mm ≈ 33 mgg
 FL: 66mm ≈ 32 mgg AC: 28,5 cm ≈ 33 mgg
 Plasenta : lokalisasi corpus posterior,
 Cairan ketuban cukup,
b. NST : (+)
c. Laboratorium
Hb :12,3 g /dL
WBC : 10.3 X 10n g/ dL
Urine rutin : 0,6
Sedimen urin : 17,1
Lakmus : berwarna merah

D. ASSESSMENT
Diagnosa Aktual : G1P0A0 33-34 mg, inpartu kala I fase laten,janin tunggal
hidup intrauteri, presentasi kepaladengan persalinan premature imminens
Masalah :
Ada nyeri His, Gangguan peningkatan tekanan darah, Ibu merasa takut dan
gelisah dalam menghadapi persalinan karena kehamilan yang kurang cukup
bulan.
Kebutuhan :
Support mental pada ibu agar ibu merasa lebih tenang
Masalah Potensial:
 Sindrom gawat nafas
 BBLR
 Pada ibu bisa terjadi perdarahan
Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera
 Kolaborasi dengan dokter
 Pemantauan kesejahteraan janin (pergerakan janin, NST)

E. PLANNING
1. Memjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
kepada ibu dan adanya tanda-tanda komplikasi dan bahaya yang mungkin
terjadi dapat di cegah bila ibu bisa bekerjasama dengan petugas dengan cara
member tahu petugas keluhan yang dirasakan ibu
e/: ibu mengatakan senang dan lega dengan hasil pemeriksaan yang diperoleh
dan merasa lebih tenang setelah mendapat penjelasan dari petugas.
2. Menganjurkan ibu bedrest total
e/ :ibu mau beristirahat dengan tidur di tempat tidur yang telah disediakan
3. Menjelaskan kepada ibu penyebab sering kencing yang ibu alami sekarang, ini
disebabkan karena kepala janin sudah masuk PAP maka menekan kandung
kencing ibu.
e/: ibu mengerti apa yang telah di jelaskan
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi yang tepat :
 Pemberian tokolitik : nefedipin 2 x 30 mg selang 8 jam dilanjutkan 3 x
20 mg selang 8 jam
 Pemberian dexametason 2 x 12mg setiap 24 jam
e/: pemberian obat sudah di berikan sesuai jadwal yang dianjurkan
5. Memberikan support dan dukungan pada ibu, dampingi selama proses
persalinan
e/: ibu merasa lebih tenang
6. Memberikan motivasi pada ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi,
nutrisi seimbang dengan diit TKTP supaya tetap mempunyai cadangan tenaga
dan menjamin pasokan nutrisi ke janin.
e/: ibu mengatakan mengerti dan akan berusaha mengkonsumsi makanan yang
disediakanLaksanakan upaya pencegahan infeksi
7. Membantu ibu memilih posisi nyaman dan aman buat ibu dan bayi, dengan
posisi miring ke kiri, untuk membantu memperlancar aliran darah ke uterus
serta menghindari adanya hipoksia janin.
e/: ibu mau mengambil posisi miring ke kiri saat petugas membantu
memperbaiki posisinya.
8. Memantau keadaan ibu dan janin ( TTV, kontraksi uterus, DJJ)
TD N R S
TGL/JAM DJJ His
0
(mmHG) (x/m) (x/m) ( C)
20/3/11 130/90 88 20 37 12-11-12 2x10’, 30”
01.00
20/3/11 130/80 90 18 36,8 11-11-12 2x10’ , 35”
07.00
20/3/11 130/90 86 18 36,8 12-12-11 2x 10’ , 35”
11.00
20/3/11 120/80 86 20 36,5 11-12-12 2x 10’ , 35”
15.00

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
20-3-2011 DS : - Ibu mengatakan ingin buang air besar dan sering kencing.
Pk.16.00 wib DO : Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
N : 94x/menit
S : 36,5 0C
RR : 20 x/mnt
His : (+) jarang
DJJ : (+)136x/menit.
VT :
Pembukaan 2 cm, eff 75% letak kepala Ket (+)
A : G1P0A0 33-34 mg, inpartu kala I fase laten,janin tunggal hidup
intrauteri, presentasi kepaladengan persalinan premature imminens.
P :
 Membantu ibu untuk BAB di atas tempat tidur dengan menggunakan
pispot
 Mengobservasi tanda-tanda vital, keluhan, his, DJJ, dan tanda-tanda
infeksi

Anda mungkin juga menyukai