Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

A. Masalah Utama
Resiko perilaku kekerasan

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan
akan kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (AH Yusuf dkk,
2015).
2. Rentang respon

Rentang Respon Marah

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Asertif frustasi pasif agresif perilaku kekerasan
a. Asertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang lain,
tanpa merendahkan harga diri orang lain.
b. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan.
c. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang
dilami, sifat tidak berani mengemukakan keinginan dan pendapat sendiri, tidak ingin
terjadi konflik karena takut akan tidak disukai atau menyakiti perasaan orang lain.
d. Agresif adalah sikap membela diri sendiri dengan cara melanggar hak orang lain.
e. Perilaku kekerasan adalah perilaku destruktif dan tidak terkontrol disebut sebagai
gaduh gelisah atau amuk.
3. Tanda-Tanda Marah
a. Fisik : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, napas pendek,
keringat, sakit fisik.
b. Emosi : tidak adekuat, tidak aman, rasa terganggu, marah
c. Intelektual : mendominasi, bawel, sarkasme, berdebat, dan meremehkan.
d. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, dan humor.
e. Spiritual : keraguan, tidak bermoral, kreativitas terhambat, kemaha kuasaan,
kebenaran diri/kebijakan, dan kebejatan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi marah
a. Frustasi
b. Hilangnya harga diri
c. Kebutuhan, status, perstasi yang tidak terpenuhi
d. Tegang, dendam dan sakit hati
e. Kepribadian
5. Faktor Predisposisi
a. Psikologi : frustasi, dianiyaya, dihina, saksi penganiayaan.
b. Perilaku : sering melihat kekerasan di rumah atau di luar rumah.
c. Sosial budaya : budaya tetutup, membalas secara diam (pasif agresif)
d. Bioneurologis : kerusakan secara limbik, lobus frontal, temporal dan
ketidakseimbangan neurotransmiter.
6. Faktor Presipitasi
Secara umum, seseorang akan mengeluarkan respon marah apabila merasa dirinya
terancam. Ancaman tersebut dapat berupaluka secara psikis, atau lebih dikenal dengan
adanya ancaman terhadap konsep diri seseorang. Ketika seseorang merasa terancam,
mungkin dia tidak menyadari sama sekali apa yang terjadi sumber kemarahannya. Oleh
karena itu, baik perawata maupun klien harus bersama-sama mengidentifikasinya.
Ancaman dapat berupa internal maupun eksternal. Contoh stresor eksternal secara
psikis kehilangan hubungan yang dianggap bermakna, dan adanya dan adanya kritikan
dari orang lain. Sedangkan contoh dari stresor internal yaitu merasa gagal dalam merasa
kehilangan orang yang dicintai, dan ketakutan terhadap penyakit yang diderirta (Keliat,
1996 dalam Abdul Muhith, 2015).
7. Masalah Keperawatan
a. Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
b. Perilaku kekerasan
c. Harga diri rendah
d. Isolasi sosial
e. Gangguan persepsi sensori : halusinasi.
8. Pohon Masalah

Resiko Menciderai Diri Sendiri, orang lain dan lingkungan

Perilaku Kekerasan

Harga Diri Rendah

9. Diagnosa Keperawatan
a. Perilaku Kekerasan
b. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
c. Harga Diri Rendah
10. Rencana Tindakan
a. Perilaku Kekerasan
Tujuan umum : Klien tidak melakukan tindakan kekerasan.
Tujuan Khusus :
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria Hasil : - wajah cerah, tersenyum.
- Mau berkenalan
- Ada kontak mata
- Bersedia menceritakan perasaan

Intervensi : - beri salam setiap berinteraksi

- Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat


berinteraksi
- Tanyakan dan panggil nama kesukaan pasien
- Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali
berinteraksi
- Tanyakan perasaan klien dan masalah yan dihadapi klien.
- Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien
TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang
dilakukan.

Kriteria Hasil : - setelah 1x pertemuan klien menceritakan penyebab perilaku


kekerasan yang dilakukan.

- Menceritakan penyebab perassaan jengkel atau kesal baik dari


diri sendiri maupun lingkungan

Intervensi : - Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya

- Motivasi klien untuk menciptakan penyebab rasa kesal atau


jengkelnya.
- Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian seriap
ungkapan perasaan klien.

TUK 3 : klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

Intervensi : - Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukan


selama ini.

- Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang


selama ini pernah dilakukannya.
- Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak
kekerasan tersebut terjadi.
- Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya
masalah yang dialami bisa teratasi.

TUK 4 : klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

Kriteria evaluasi : setelah 1x pertemuan klien menjelaskan akibat perilaku kekerasan


yang dilakukannya selama ini :

1) Diri sendiri : luka, dijauhi teman, dll.


2) Orang lain/keluarga : luka, tersinggung, ketakutan, dll.
3) Lingkungan : barang / benda rusak.

Intervensi : Diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang


dilakukan pada : diri sendiri, orang lain (keluarga), lingkungan.

TUK 5 : klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam


mengungkapkan kemarahan.

Kriteria hasil : setelah satu kali pertemuan klien menceritakan tanda-tanda saat
terjadi perilaku kekerasan.

1) Tanda fisik : mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang, dll.


2) Tanda emosional : perasaan marah, jengkel dan bicara kasar.
3) Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan.

Intervensi :
- bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya

- motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat perilaku kekerasan
terjadi

- motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda emosi) saat perilaku


kekerasan terjadi

-motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain (tanda-tanda


sosial) saat perilaku kekerasan terjadi.

TUK 6 : klien mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah


dilakukannya.

Kriteria evaluasi : setelah satu kali pertemuan klien menjelaskan :

1) Jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah


dilakukannya
2) Perasaan saat melakukan kekerasan
3) Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah

Kriteria evaluasi : setelah satu kali pertemuan klien menjelaskan cara-cara saat
mengungkapkan marah.

Intervensi :

1) Apakah klien mau mempelajari cara baru mengungkapkan marah yang sehat
2) Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan marah selama
perilaku kekerasan yang diketahui klien
3) Jelaskan cara-cara sehat untuk melakukan marah
a. Cara fisik : nafas dalam, pukul bantal atau kasur, olahraga
b. Verbal : mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal pada orang lain.
c. Spiritual : sembahyang, berdoa, dzikir, meditasi sesuai keyakinan

TUK 7 : klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.

Kriteria evaluasi : setelah satu kali pertemuan klien memeragakan cara mengontrol
perilaku kekerasan.

1) Fisik: nafas dalam, pukul bantal atau kasur.


2) Verbal : mengungkapkan perasaan kesal atau jengkel pada orang lain tanpa
menyakiti
3) Sosial : latihan asertif dengan orang lain
4) Spiritual : dzikir, berdoa, meditasi sesuai keyakinan

Intervensi :

1) Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkaan klien dan memilih cara yang
mungkin untuk mengungkapkan kemarahan
2) Latihan klien memperagakan cara yang dipilih :
a. Peragakan cara melakukan cara yang dipilih
b. Jelaskan manfaat cara tersebut
c. Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan
d. Beri penguatan pada klien, perbarui cara yang masih belum sempurna
3) Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat marah atau jengkel

TUK 8 : klien mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku


kekerasan

Kriteria evaluasi :

1) Cara merawat klien dengan perilaku kekerasan


2) Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien

Intervensi :

1) Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien

Anda mungkin juga menyukai