Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

KEJANG DEMAM PADA ANAK


KELOMPOK VII : II REGULER D
1. BELLA KURNIASIH PUTRI
2. LIVIA RIZKI AMANDA
3. MUTIA NUR AZIZAH
4 . P I P T S E LV I A N T I
5. SOLIKHAH MA’ASYAROH
TUJUAN PRESENTASI
1. Mahasiwa mampu menjelaskan definisi, anatomi fisiologi sistem
persyarafan, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik,
pemeriksaan diagnosa, penatalaksanaan, dan komplikasi pada
kejang demam
2. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan
keperawatan kejang demam pada anak
3. Memahami contoh kasus yang diberikan
DEFINISI KEJANG DEMAM
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rectal diatas 38oC yang disebabkan oleh suatu proses
ekstracranial (mansjoer, 2000).
Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, sangat
sering dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kejang ini
disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang timbul
mendadak pada infeksi bakteri atau virus. (Sylvia A. Price, Latraine M.
Wikson, 1995).
Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba
yang mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau
memori yang bersifat sementara (Hudak and Gallo,1996).
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SYARAF
ETIOLOGI
1) Faktor predisposisi :
a. Keturunan
b. Umur

2) Faktor presipitasi
a. Adanya proses infeksi ekstra kranium oleh bakteri atau virus misalnya infeksi
saluran pernapasan atas, otitis media akut, tonsilitis, gastroenteritis,
infeksitraktus urinarius dan faringitis
b. Ketidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan elektrolit sehingga
mengganggu homeostatis kimiawi neuron sehingga terjadi kelainan depolarisasi
neuron misalnya hiponatremia, hipernatremia, hipoglikemia, hipokalsemia, dan
hipomagnesemia.
c. Kejang demam yang disebabkan oleh kejadian perinatal (trauma kepala, infeksi
premature, hipoksia) yang dapat menyebabkan kerusakan otak.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan
bersamaan dengan kenaikan suhu tubuh yang tinggi dan cepat,
tampak gelisah, berkeringat, dan mukosa bibir kering yang
disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat misalnya
tonsilitis, otitis media akut, ISPA, UTI, serangan kejang biasanya
terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam,berlangsung singkat
dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik - klonik.
KOMPLIKASI
1) Epilepsi
Terjadi akibat adanya kerusakan pada daerah lobus temporalis yang
berlangsung lama dan dapat menjadi matang
2) Retardasi mental
Terjadi pada pasien kejang demam yang sebelumnya telah terdapat gangguan
perkembangan atau kelainan neurologis
3) Hemiparese
Biasanya terjadi pada pasien yang mengalemi kejang lama (berlangsung lebih
dari 30 menit)
4) Gagal pernapasan
Akibat dari ektivitas kejang yang menyebabkan otot-otot pernapasan menjadi
spasme
5) Kematian
PENATALAKSANAAN
1) Pengobatan Fase Akut
2) Mencari dan mengobati penyebab
3) Pengobatan rumat :
a. Pengobatan profilaksis intermiten
b. Pengobatan profilaksis jangka panjang
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Pemeriksaan Laboratorium 4. Pemeriksaan Radiologis
a. Elektrolit a. Pemeriksaan tengkorak
b. Glukosa b. Pneumonsefalografi dan
c. Ureum / kreatinin ventrikulografi
d. Sel darah merah(Hb) c. Arteriografi
e. Lumbal pungsi
2. EEG (electroencephalography)
3. CT-scan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan adanya proses infeksi
2. Resiko tinggi cedera fisik berhubungan dengan aktifitas motorik yang
meningkat (kejang)
3. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
neuromuscular
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang kurang
5. Resiko tinggi perubahan volume cairan kurang dari kebutuhanan tubuh
berhubungan pengeluaran yang berlebihan
6. Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan ke otak berhubungan dengan
penurunan suplai Oksigen
INTERVENSI
DX 1 : Hipertermi b/d adanya proses infeksi tipis dan terdapat pembulu darah sehingga
proses vasodilatasi pembuluh darah lebih
Tujuan : suhu normal 36oC – 37oC pada klien cepat sehinggga pergerakan-pergerakan
dalam jangka waktu 2 hari molekul cepat sehinga evaporasi meningkat
Intervensi : dengan cepat
1. Kaji penyebab hipertermi 3. Beri minum sedikit-sedikit tapi sering
Rasional : hipertermi merupakan salah satu Rasional : untuk mengganti cairan yang
gejala/kompensasi tubuh terhadap adanya hilang dan untuk mempertahankan cairan di
infeksi baik secra lokal maupun secara dalam tubuh
sistematik 4. Pakaikan pakaian yang tipis yang dapat
2. Observasi TTV menyerap keringat
Rasional : pada klien hipertermi terjadi Rasional : pakaian yang tipis dapat
kenaikan TTV terutama suhu, nadi, membantu mempercepat proses evaporasi
pernapasan. Hal ni disebabkan karana5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
metabolisma tubuh meningkat. obat antipiretik
3. Beri kompres hangat pada bagian dahi atau Rasional : terapim obat akan cepat
ketiak membantu menurunkan suhu
Rasional : daerah dahi dan aksila merupakan
jaringan
Dx 2 : Resiko tinggi cedera fisik b/d Rasional : sptel llidah digunakan
aktifitas motorik yang meningkat untuk menahan lidah jjika tergigit
(kejang) 3. Beri posisi miring kiri/kanan
Tujuan : lidah tidak tergigit dan jatuh ke Rasional: mencegah aspirasi pada
belakang lambung
Intevensi : 4. Kolaborasi dengan dokter dalam
1. Jelaskan pada keluarga akibat-akibat pemberian obat anti konvulsan
yang terjadi sat kejang berulang Rasional : obat anti konvulsan
(lidah tergigit) sebagai pengatur gerakan motorik
Rasional : penjelasan yang baik dan dalam hal ini anti konvulsan
tepat sangat penting untuk menghentikan gerakan motorik yang
meningkatkan pengetahuan dalam berlebihan
mengatasi kejang (lidah tergigit)
2. Sediakan spatel lidah yang telah
dibungkur gaas verban
Dx. 3: Resiko tinggi pola nafas tidak
efektif b/d penurunan 3. Masukkan spatel lidah/jalan napas
neuromuscular buatan
Tujuan : mempertahankan pola napas Rasional : mencegah tejatuhnya lidah dan
efektif memfasilitasi saat melakukan
Intervensi : pengisapan lendir
1. Anjurkan pasien mengosongkan mulut 4. Kolaborasi dalam pemberian oksigen
dari benda atau zat tertentu sesuai indikasi.
Rasional : menurunkan resiko aspirasi Rasional : menurunkan hipoksia serebral
atau masuknya suatu benda asing ke sebagai akibat dari sirkulasi yang
faring. menurun
2. Letakkan pasien pada posisi miring dan
permukaan datar
Rasional : mencegah lidah jatuh dan
menyumbat jalan napas
Dx4 : Resiko tinggi gangguan perfusi Rasional : kepala yang miring pada satu sisi
jaringan ke otak b/d penurunan suplai akan menekan vena jungularis dan
O2 menghambat aliran darah vena yang
selanjutnya meningkatkan TIK
Tujuan : gangguan perfusi jaringan otak tidak 4. Berikan waktu istirahat diantara aktifitas
terjadi
keperawatan yang dilakukan
Intervensi : Rasional : aktifitas yang dilakukan terus
1. Tentukan faktor-faktor yang berhubungan menerus dapat meningkatkan TIK dengan
dengan keadaan terentu atau yang menimbulkan efek stimulasi kumulatif
menyebabkan penurunan perfusi jaringan 5. Catat adanya refleks-refleks menelan, batuk,
otak babinski dan reaksi pupil
Rasional : penurunan tanda atau gejala Rasional : penurunan refleks menandakan
neurologis atau kegagalan dalam adanya kerusakan pada tigkat otak tengah
pemulihannya setelah serangan awal atau batang otak yang sangat berpengaruh
menunjukkan bahwapasien itu perlu langsungj terhadap keamanan pasien.
dipindahkan ke keperawatan intensif
6. Anjurkan orang terdekat (keluarga) untuk
2. Observasi TTV berbicara dengan pasien.
Rasional: periksa TTV sangat penting untuk Rasional : ungkapan keluarga yang
mnegetahui tindakan selanjutnya menyenangkan pasien tampak mempunyai
3. Pertahankan leher atau kepala pada posisi efek relaksasi pada beberapa pasien.
tengah kemudian sokong dengan handuk
kecil atau bantal kecil
Dx 5 : Kecemasan orang tua berhubungan Rasional : mengurangi beban psikologis
dengan dampak hospitalisasi dengan menyalurkan aspek emosional
secara efektif dan cepat.
Tujuan : orang tua tidak merasa cemas
4. Beri informasi tentang cara mengatasi kejang
Intervensi : seperti ana dibaringkan di tempat yang
datar, kepalanya dimiringkan dan pasang
1. Kaji persepsi orang tua terhadap penyakit
gagang sendok yang telah dibungkus kain
klien
bersih.
Rasional : persepsi yang positif dalm
Rasional : dapat meningkatkan
membina kerja sama yang baik dalam
pengetahuan orang tua sehingga dapat
proses keperawatan.
mengurangi kecemasan.
2. Beri support atau dukungan pada keluargaa
5. Anjurkan kepada keluarga untuk selalu
bahwa klien akan sembuh kalau rutin
berdoa dan mendekatkan diri kepada
dalam perawatan dan pengobatan
Tuhan.
Rasional : menaati anjuran atau larangan
Rasional : dengan mendekatkan diri pada
serta ketekunan mengkonsummsi obat
Tuhan dapat mengurangi ansietas orang
dapat mempercepat proses penyembuhan.
tua.
3. Berikan kesempatan mengungkapakan
perasaannya (apa yang dirasakan orang tua
saat itu)
ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM
An. D (3) datang ke RS. Harapan kita dengan keluhan demam tinggi
kurang lebih 1, 5 jam, disertai kejang sebanyak 6 kali. Klien
mengatakan belum pernah kejang sebelumnya
Hasil TTV : TD: 120 mmHg, S : 380 C, nadi 116x/menit,
RR:38x/menit
NO Analisa Data Diagnosa Intervensi
1. DS: Hipertermi Tujuan : suhu normal 36oC – 37oC pada
- Ibu klien berhubunga klien dalam jangka waktu 2 hari
mengatakan n dengan Intervensi :
anaknya batuk, adanya 1. Kaji penyebab hipertermi
pilek, suhu tubuh proses Observasi TTV
panas. infeksi
DO: 2. Beri kompres hangat pada bagian
- Wajah klien dahi atau ketiak
tampak merah 3. Beri minum sedikit-sedikit tapi sering
suhu tubuh klien
380 C, nadi 4. Pakaikan pakaian yang tipis yang
116x/menit, dapat menyerap keringat
RR:38x/menit
5. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antipiretik
NO. Pengkajian Diagnosa Intervensi
2. DS: Resiko tinggi Tujuan : lidah tidak tergigit dan
- Ibu klien cedera fisik b/d jatuh ke belakang
mengatakan sebelum aktifitas motorik 1. Jelaskan pada keluarga
masuk rumah sakit yang meningkat akibat-akibat yang terjadi sat
klien mengalami (kejang) kejang berulang (lidah tergigit)
kejang 6 kali disertai
demam tinggi 2. Sediakan spatel lidah yang
DO: telah dibungkur gaas verban
- Anak tampak lemas 3. Beri posisi miring kiri/kanan
terpasang infus RL
20 tetes / menit, 4. Kolaborasi dengan dokter
wajah tampak tegang dalam pemberian obat anti
konvulsan
EVALUASI
S: -Ibu klien mengatakan anak tidak panas lagi
-Ibu klien mengatakan anaknya tidak mengalami kejang lagi.
O: -Suhu 360C, klien sudah tampak tenang.
-Tidak ada tanda-tanda kejang
- Tidak ada cidera
A: masalah teratasi.
P: intervensi dihentikan.
KESIMPULAN
Pada kasus kejang demam yang kami bahas sebelumnya, dapat dilihat
suhu anak D sangat tinggi yaitu 380 C, anak D juga megalami kejang
sampai 6 kali. Ini sangat berbahaya karena kemungkinan akan terjadi
kerusakan sel-sel otak pada anak D tersebut. Pada intervensi
keperawatan sangat penting melakukan tindakan yang dapat
menurunkan suhu anak tersebut agar dapat dalam batas normal yaitu
360 -37,50 . Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kejang berulang.
Kejang demam sangat berbahaya bagi anak, sehingga sangat penting bagi
kita untuk mengetahui bagaimana tindakan keperawatan dan cara
penanganan pada anak yang mengalami kejang demam agar tidak
terjadi kegawatan.

Anda mungkin juga menyukai