24. Pisang emas bawa berlayar III. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !
Masak sebiji di dalam peti
…………………………………… Organ Gerak Manusia dan Hewan.
…………………………………..
Sampiran pantun yang tepat adalah … . Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum, gerak
A. Mahal emas dapat dibayar C. Jika berhutang harus dibawa dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh
utang budi pikir sendiri Utang budi tiada pasti bagian dari tubuh. Makhluk hidup akan bergerak apabila ada rangsangan yang
B. barang pecah harus di bayar D. Utang emas dapat dibayar mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya.
utang budi dibawah mati Utang budi dibawa mati
25. Isi pantun di atas ( soal no. 22 )adalah … .
Gerak pada manusia dan hewan menggunakan organ gerak yang 3. Sebutkan 4 perbedaan antara Pantun dan syair !
tersusun dalam sistem gerak. Organ gerak berguna untuk berjalan, berlari,
melompat, meloncat, memegang, menggali, memanjat, berenang, dan
sebagainya.
Suatu hari, Malin ingin melihat keadaan desanya. Sudah lama sekali ia
tak pulang. Malin pergi bersama istri dan banyak pekerjanya. Ia juga
membawa banyak uang untuk dibagi-bagikan kepada para penduduk.
Sampailah Malin di desanya. Dengan sombong ia membagikan uang a. Judul yang tepat untuk cerita diatas adalah ...
kepada penduduk. Penduduk di desanya sangat senang. Di antara
mereka ada yang mengenali Malin, yakni tetangganya sendiri. Orang itu b. Siapakah tokoh utamanya ?
pun segera pergi ke rumah Malin, hendak memberikan kabar gembira
tersebut kepada ibu Malin. c. Amanat/pesan yang terkandung dalam cerita tersebut adalah ...
“Ibu, apakah kau sudah tahu, anakmu Malin sekarang telah menjadi
d. Termasuk dalam jenis apakah cerita diatas ?
orang kaya.” seru tetangga itu.
"Dari mana kau tahu itu? Selama ini aku tak pernah mendapat kabar
e. Darimana daerah manakah cerita tersebut ?
darinya," ucap ibu Malin, terkejut.
"Sekarang pergilah ke dermaga. Anakmu Malin ada di sana. Dia terlihat 5. Apa yang kamu ketahui tentang ASDIMABABEKA ? sebutkan !
sangat tampan, dan istrinya juga sangat rupawan," ucap tetangganya.
Ibu Malin tak percaya. Matanya berkaca-kaca. Sungguh, ia sangat
merindukan anaknya selama beberapa tahun ini. Maka ia pun segera
berlari menuju dermaga. Benar saja, di sana terlihat Malin dengan istrinya
yang sangat rupawan.
“Malin, kau pulang, Nak," seru ibunya.
Malin mengenali ibunya. Namun, ia malu mengakui orangtua yang
berpakaian sangat lusuh itu. Bagaimana ia akan menjelaskan kepada
istrinya tentang semua ini?
"Kau bilang ibumu sudah meninggal. Apa benar orangtua ini adalah
ibumu?" tanya istri Malin, bingung.
"Dia bukan ibuku, dia pengemis yang mengaku-ngaku sebagai ibuku.”
seru Malin.
Sungguh sakit hati Ibunya mendengar perkataan Malin. Ibunya lalu
mengutuk Malin.
"Hatimu sungguh sekeras batu, Malin. Maka, kau aku kutuk menjadi
batu. Kau anak yang durhaka.” ucap ibunya. Man Jadda Wa Jadda