PENDAHULUAN
Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja/praktek yang
menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk
mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan.
Mikroorganisme dapat juga berasal dari tangan praktikan, sarung tangan atau jas
laboratorium karena pergerakan lengan yang relatif cepat. Penggunaan teknik
aseptik meminimalisir material yang digunakan terhadap agen pengontaminasi.
Pada kenyataanya teknik aspetis tidak dapat melindungi secara sempurna dari
bahaya kontaminan. Namun semakin banyak belajar dari pengalaman maka
semakin mengurangi resiko yang ditimbulkan (Suhardi 2008).
Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme
dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis
digunakan sepanjang kegiatan berlangsung, baik alat, bahan, lingkungan sekitar
maupun praktikannya. Untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode
sterilitas. Penguasaan teknik aseptik ini sangat diperlukan dalam keberhasilan
laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode
permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi (Oram 2001).
Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang
memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu
dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di
alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai
mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk
mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu
mikroorganisme sehingga diperlukan teknik yang dapat meminimalisirnya seperti
pengisolasian (Pelczar 1986).
Teknik aseptis digunakan pada saat :
Teknik aseptis seharusnya digunakan saat kita bekerja dengan mikro-
organisme hidup dan dengan segala media pertumbuhannya.
Teknik aseptis sebaiknya digunakan ketika kita tidak ingin larutan dari suatu
botol tidak berubah sifat akibat aktivitas mikroorganisme, seperti saat
membuat buffer meskipun buffer dengan konsentrasi garam tinggi atau
mengandung deterjen.
Teknik aseptis disarankan pada saat kita bekerja menggunakan agen atau
senyawa yang berbahaya seperti bahan kimia beracun atau bahan radioaktif.
Tentu saja perlindungan diri sendiri dari bahaya senyawa ini lebih penting.
Golongan bakteri Coli, merupakan jasad di dalam substrat air, bahan makanan,
dan sebagainya yang menjadi indikator untuk kehadiran jasad berbahaya, yang
mempunyai persamaan sifat. Escherichia sebagai salah satu contoh yang terkenal
mempunyai beberapa spesies hidup di dalam saluran pencernaan makanan
manusia dan hewan berdarah panas. Escherichia coli mula-mula diisolasi dari
tinja bayi (Suriawiria, 2008).
Penyelidikan spesies mikrobia selalu didasarkan atas sifat biakan murni
spesies tersebut. Biakan murni (pure culture) adalah biakan yang hanya terdiri
dari satu spesies microba atau hanya hasil perbanyakan dari satu sel mikrobia.
Oleh sebab itu diperlukan pemisahan atau pemeliharaan digunakan medium dan
alat yang steril dan pengerjaan yang aseptis (Waluyo, 2008).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan (Pujiati 2013) :
Jangan digunakan ose yang belum steril untuk menyentuh kultur. Hal ini
untuk mencegah terjadinya kontaminasi melalui ose
Mulut tabung harus dipanaskan saat ose dimasukkan atau dikeluarkan dari
tabung. Pemanasan pertama bertujuan mencegah masuknya udara luar yang
membawa partikel debu masuk ke dalam tabung, sedangkan pemanasan
kedua bertujuan membakar sel-sel yang jatuh atau menempel pada mulut
tabung saat ose dimasukkan atau ditarik.
Tabung harus terbuka dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
Lingkungan kerja harus bebas angin. Nafas sedapat mungkin dihembuskan
menjauhi tabung biakan yang dipindahkan
Jangan menempatkan tutup pada permukaan area pekerjaan atau
menyentuhnya. Tutup dijaga agar tidak bersinggungan dengan tempat-
tempat sebagai sumber kontaminasi
Ose yang telah digunakan harus disterilkan kembali untuk mencegah
kontaminasi meja kerja dengan kultur yang sedang digunakan. Pipet yang
telah digunakan untuk memindahkan kultur harus ditempatkan pada larutan
desinfektan sesegera mungkin.
Berikut beberapa contoh hal-hal yang dilakukan dalam pelaksanaan metode
aseptis di dalam laboratorium (Sudaryanto 1998) :
3.1.2 Bahan
1. Isolat
2. Medium
3. Alkohol
4.1 Hasil
No. Gambar Keterangan
1. Meja kerja dibersihkan dengan cairan pem-
bersih agar steril dan aseptis
4.2 Pembahasan
Teknik aseptik merupakan teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang
analisis mikrobiologi dalam menangani suatu mikroba. Teknik aseptik sangat
diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang kegiatan
berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya, untuk alat
dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik
aseptik ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan
hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli
mikrobiologi.
Pekerjaan teknik aseptik selalu dilakukan di dekat bunsen untuk mengurangi
kontaminan yang bisa timbul dari mana saja, selain itu sebelum melakukan teknik
aseptik maka bersihkan meja dan bersihkan tangan menggunakan alkohol dengan
tujuan untuk mengurangi mikroorganisme yang dapat menyebabkan kontaminasi.
Saat memindahkan bakteri dari kultur ke media baru harus dilakukan secara
cepat dan efisien. Hal ini dimaksudkan agar meminimalisir potensi kontaminan.
Sebelum bakteri dipindahkan terlebih dahulu ose disterilkan agar tidak terjadi
kontaminan pada ose yang digunakan untuk mengambil dan mengisolasi bakteri.
Caranya yaitu ose di celupkan dalam alkohol, kemudian dipanaskan sampai
membara. Ose yang telah membara sebelum digunakan untuk mengambil bakteri,
harus didinginkan terlebih dahulu sehingga ketika akan mengisolasi bakteri, agar
bakteri yang diinginkan tidak mati karena terkena panas. Ketika akan mengambil
bakteri dari tabung tempat bakteri di kultur, mulut tabung harus dipanaskan
terlebih dahulu dimana hal ini dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme
yang berada disekitar mulut tabung sehingga tidak terjadi kontaminan pada tabung
kultur.
Kemudian ketika tabung kultur bakteri telah selesai digunakan untuk
mengambil bakteri, mulut tabung kembali harus dipanaskan sebelum ditutup
dengan sumbat kapas. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kontaminasi pada
mulut tabung kultur.
Sebelum proses pemindahan bakteri dari ose kedalam media baru (cawan
petri dan tabung) akan dilakukan, mulut tabung atau penutup petri harus
dipanaskan terlebih dahulu sebelum dan sesudah proses pemindah biakkan bakteri
dengan tujuan untuk membunuh bakteri yang berpotensi untuk mengkontaminasi.
Pemindahbiakkan bakteri dari ose ke media baru dapat dilakukan dengan
menggoreskan ose pada media yang terdapat dalam tabung atau petri dengan
menggunakan. Pada proses berikutnya, ose kemudian dipanaskan kembali hingga
membara dengan tujuan untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme lain yang
tertinggal pada ose.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja yang menjaga
sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah
kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Pekerjaan teknik
aseptik selalu dilakukan di dekat bunsen untuk mengurangi kontaminan yang bisa
timbul dari mana saja, selain itu sebelum melakukan teknik aseptik maka
bersihkan meja dan bersihkan tangan menggunakan alkohol dengan tujuan untuk
mengurangi mikroorganisme yang dapat menyebabkan kontaminasi. Sterilisasi
ose dilakukan dengan celupkan mencelupkan ose dalam alkohol, kemudian
dipanaskan sampai membara. Ose, mulut tabung, dan cawan petri harus
dipanaskan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kontaminasi.
5.2 Saran
Sebaiknya para praktikan sangat berhati-hati dalam melakukan pemindahan
biakan agar tidak terjadi kontaminasi. Pada saat praktikum juga, sebaiknya
praktikan harus tertib, kegiatan seperti mengobrol harus dikurangi agar tidak
tedapat kontaminasi pada media.
DAFTAR PUSTAKA
Oram, R. F. S., Paul. J. Hummer, Jr. 2001. Biology Living System. Glencoe
Division Mc Millan Company. Waterville.
Pelczar M. 1986. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Pujiati. 2013. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar. Madiun: IKIP PGRI
Madiun Press.
Sudaryanto. 1998. Pembuatan Media Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Suhardi, S. H., Koesnandar, D. K., Indriani, H., Arnaldo. 2008. Biosafety:
Pedoman Keselamatan Kerja di Laboratorium Mikrobiologi dan Rumah
Sakit. Jakarta: PT.Multazam Mitra Prima.
Suriawiria, U. 2008. Mikrobiologi Air. Bandung: PT. Alumni.
Waluyo L. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Universitas
Muhammadiyah. Malang: Malang Press.
LAMPIRAN DOKUMENTASI