Anda di halaman 1dari 16

CASE PRESENTATION SESSION

ABSES BUKAL

Disusun oleh:

Santika Sajati Sunirja 12100117030


Indera Edna Kamaluddin 12100117043
Radinda Amalia Nur Hayati 12100117110
Nadiya Afifah 12100117126

ISLAM
TAS BA
SI
R

ND
VE

UN G
UN I

N
FAK

RA

UL E
TA T
S K EDOK

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM
BANDUNG
RUMAH SAKIT AL ISLAM BANDUNG
2017
Daftar Isi
Daftar Isi.................................................................................................................2
KASUS....................................................................................................................2
Identitas Pasien..............................................................................................................2
Anamnesis......................................................................................................................3
General Survey...............................................................................................................3
Extra Oral.......................................................................................................................4
Intra Oral........................................................................................................................4
Odontogram...................................................................................................................5
Status Lokalis.................................................................................................................5
Usulan Pemeriksaan.......................................................................................................6
Diagnosa Banding..........................................................................................................7
Diagnosa Kerja...............................................................................................................7
Rencana Perawatan & Terapi.........................................................................................7
Terapi.............................................................................................................................7
Konseling.......................................................................................................................7
Prognosis........................................................................................................................8
PEMBAHASAN...................................................................................................10
Definisi.........................................................................................................................10
Etiologi.........................................................................................................................11
Patofisiologi.................................................................................................................12
Penjalaran.....................................................................................................................12
Manifestasi Klinis........................................................................................................14
Diagnosis Banding.......................................................................................................15
Pengobatan...................................................................................................................15
Komplikasi...................................................................................................................16
Prognosis......................................................................................................................16

i
KASUS
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. I

 Usia : 29 Tahun

 Jenis kelamin : Laki-laki

 Pekerjaan : Karyawan Swasta

 Alamat : Cibiru

 Tanggal Pemeriksaan : 27 Oktober 2017

ANAMNESIS

Keluhan utama : nyeri pada gigi kanan atas

Sejak 4 hari yang lalu, pasien mengeluhkan nyeri pada gigi bagian kanan

atas. Pada awalnya nyeri terasa berdenyut-denyut apabila digunakan makan.

Pasien menyangkal merasakan ngilu pada saat makan/minum air dingin. Pasien

mengkonsumsi mefinal untuk mengurangi keluhan sekarang, terakhir kemarin

sore. Pasien menyangkal sedang meminum obat-obatan selain untuk mengobati

nyeri pada gusinya tersebut. Pasien mengaku pernah dilakukan ekstraksi pada gigi

26 pada 3 bulan lalu.

Pasien menggosok gigi 2 kali sehari, pada saat mandi pagi dan sebelum

tidur, dengan sikat gigi yang permukaan halus, dengan cara menggosok gigi

memutar.

Pasien mengaku tidak memiliki riwayat sakit maag, gangguan darah,

alergi, penyakit jantung, hepatitis, DM, hipertensi, asthma maupun penyakit TB.

1
Tidak ada kebiasaan buruk yang dilakukan pasien seperti bernafas dari

mulut, menggigit jari, mendorong lidah, memakai tusuk gigi setelah makan,

merokok, alkohol.

GENERAL SURVEY

 Keadaan umum : Tampak sakit sedang


 Kesadaran : Komposmentis
 Tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Respirasi : 18 x/menit

Suhu : Afebris

EXTRA ORAL

 Wajah tampak asimetris, terdapat pembengkakan pada pipi kanan.


 Profil wajah cembung.
 Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.
 Pemeriksaan temporomandibula joint dalam batas normal.
 Pemeriksaan rahang tidak ditemukan deviasi.

INTRA ORAL

 Oral higiene : Terdapat kalkulus pada gigi 13, 12, 11, 22  OH baik
 Bibir : Simetris, lembab, normotonus
 Mukosa bukal : cheek biting (-)
 Gingiva : Hiperemis (+), Edema (+) pada gigi 16, torus

mandibularis (-), nyeri (-)


 Lidah : Ukuran normal, hairy tongue (-), fissure tongue (-),

geographic tongue (-). Permukaan licin, papilla normal, tongue bitting (-)

2
 Dasar mulut : Hiperemis (-) , edema (-) , ulkus (-), kista (-), stomatitis

(-), torus mandibularis (-)


 Palatum : Hiperemis (-), kedalaman sedang, torus palatinus (-),

abses (-)
 Tonsil : T1 – T1

ODONTOGRAM

Kalkulus pada 13, 12, 11, 21, dan 22.

STATUS LOKALIS

Gigi 16
Karies Sisa radiks
Sondasi TDL
Dingin TDL
Perkusi +

Tekanan +

Palpasi Nyeri (+)


Fluktuasi (+)
Pembengkakan (+)
Mobility -
Jaringan Sekitar Ginggiva hiperemis (+), edema (+)

3
USULAN PEMERIKSAAN

 Rongent Panoramic

4
DIAGNOSA BANDING

1. 1 6 Abses fosa kanisa ec. Gangren radiks

2. 1 6 Abses bukal ec. Gangren radiks

DIAGNOSA KERJA

1 6 Abses bukal ec. Gangren radiks

RENCANA PERAWATAN & TERAPI

 Pro resep

 Pro rujuk ke dokter gigi

TERAPI

• R/ Amoxicilin 500mg tab no XV

S 3 dd 1 pc

• R/ Metronidazole 500mg tab no XV

S 3 dd 1 pc

• R/ Asam Mefenamat 500mg tab no X

S 3 dd 1 pc

 Rujukan ke Dokter Gigi

KONSELING

5
 Datang ke dokter gigi untuk dilakukan ekstraksi gigi 16 dan drainase pada

abses.
 Melakukan penambalan pada gigi yang berlubang.
 Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit, cra penanganannya, serta

konsultasi lebih lanjut ke dokter gigi.


 Menjaga kebersihan mulut (oral hygiene) dengan baik:

- Sikat gigi yang benar dan teratur.

- Flossing.

- Mouthwash.

- Dental check up 6 bulan sekali, ada atau tidak adanya keluhan.

PROGNOSIS

 Quo ad vitam : ad bonam


 Quo ad functionam : ad malam
 Quo ad sanationam : ad bonam

6
7
PEMBAHASAN
ABSES BUKAL

Definisi

Abses adalah infeksi akut yang terlokalisir pada rongga yang berdinding
tebal, manifestasinya berupa keradangan, pembengkakan yang nyeri jika ditekan,
dan kerusakan jaringan setempat. Abses rongga mulut adalah suatu infeksi pada
mulut, wajah, rahang, atau tenggorokan yang dimulai sebagai infeksi gigi atau
karies gigi.
Spasium bukal berada diantara m. masseter ,m. pterigoidus interna dan m.
Businator.

8
Etiologi

• Etiologi umum : bersifat polimikroba


• Bakteri anaerob batang gram negatif dan coccus gram positif, juga
ditemukan bakteri fakultatif dan streptococcus mikroaerofilik.
• Bakteri anaerob : aerob = 2-3 : 1
• Patologi
• Trauma atau perawatan gigi dan jaringan pendukungnya.

Riwayat alami dari infeksi odontogenik biasanya dimulai dengan


terjadinya kematian pulpa, invasi bakteri dan perluasan proses infeksi ke arah
perapikal yang kemudian meluas ke berbagai spasium

9
Patofisiologi

Rahang atas : spasium  Rahang bawah:


kanina, infratemporal,  Submandibula,
bukalis sublingual, submental
dan phlegmon

Penjalaran

 Spasium maksila primer


 Spasium kaninus
Biasanya berasal dari infeksi gigi rahang atas. Gejala klinis ditandai
dengan pembengakakan pada muka, kehilangan sulkus nasolabialis
dan edema pelupuk mata sehingga pelupuk mata tampak tertutup. Bibir
atas bengkak, seluruh muka tersa sakit disertai kulit tegang berwarna
merah.
 Spasium bukalis
Dapat berasal dari gigi molar kedua atau ketiga rahang atas. Gejala
klinis : pembengakakan difus, pada perabaan tidak jelas adanya prosoes

10
supuratif, fluktuasi -, dan gigi penyebab sering tidak jelas. Infeksi ini
dapat turun ke spasium submaksila atau kearah spasium infra temporal.
 Spasium infratemporal.
Salah satu gejala penting dari abses ini adalah rasa sakit pada palpasi
antara ramus dan tuber diatas lipatan mukosa, rasa sakit yang
menusuk di telinga.

 Spasium mandibula primer


 Spasium mentalis
Gigi penyebab biasanya gigi anterior atau premolar rahang bawah.
Penyebaran ke belakang dapat meluas ke spasium mandibula. Gejala
klinis ditandai dengan selulitis pada regio submental. Intra oral tidak
tampak pembengkakan, kadang gusi tampak eritem di sekitar gigi
penyebab.
 Spasium submandibular
Berasal dari gigi premolar atau molar rahang bawah. Gejala klinis
berupa pembengkakan ekstra oral di region submandibula di sudut
rahang berwarna kemerah-merahan. Intra oral tidak tampak
pembengkakan kecuali tahap yang lebih lanjut.
 Spasium sublingual
Gejala klinis ditandai dengan pembengkakan dasar mulut, lidah
terangkat bergeser ke sisi yang normal, kelenjar sublingual karena
terdesak pus dibawahnya. Terasa sakit saat menelan. Sering pada gigi
anterior rahang bawah
 Spasium fasial sekunder
 Spasium submasseter
Berasal dari gigi molar ke-3 rahang bawah. Gejala klinis sakit
berdenyut di ramus mandibula, trismus, delirium.
 Spasium temporal
Gejala seperti infratemporal
 Spasium fasial servikal
 Spasium faringeal lateral

11
Biasanya disebabkan oleh gigi molar ke-3 rahang bawah , trismus,
terjadi deviasi uvula ke arah yang tidak terinfeksi, pilar tonsiler
anterior dan dinding laeral faringeal oedem. Bisa juga mengganggu
sirkulasi udara.
 Spasium retrofaringeal
Infeksi ini sangat berbahaya karena dapat mengganggu sirkulasi udara
dan dapat melibatkan danger space, sehingga dapat menyebabkan
obstruksi jalan napas.
 Spasium prevertebral.

Manifestasi Klinis

Gejala klinis abses ini terbentuk di bawah mukosa bukal dan


menonjol ke arah rongga mulut. Pada perabaan tidak jelas ada proses
supuratif, fluktuasi negatif dan gigi penyebab kadang-kadang tidak jelas.
Masa infeksi/pus dapat turun ke spasium terdekat lainnya. Pada
pemeriksaan estraoral tampak pembengkakan difus, tidak jelas pada
perabaan.
 Color, contour, dan consistency
 Kemerahan,
 edema,
 Konsistensi lunak, fluktuan
 Termal
 Dingin : vital atau nonvital

12
 Panas : respon abnormal → gangguan pulpa atau periapikal
 Perkusi
 Memeriksa status periodontium
 Positif, karena adanya infeksi periodontal dan periapikal
 Membran alveolar
 Tekan : positif
 Palpasi : positif

Diagnosis Banding

 Abses Fosa Kanina


Fosa kanina sering merupakan tempat infeksi yang bersal dari gigi
rahang atas pada regio ini terdapat jaringan ikat dan lemak, serta
memudahkan terjadinya akumulasi cairan jaringan.
Gejala klinis ditandai dengan pembengkakan pada muka,
kehilangan sulkus nasolabialis dan edema pelupuk mata bawah sehingga
tampak tertutup. Bibir atas bengkak, seluruh muka terasa sakit disertai
kulit yang tegang berwarna merah. Gejala mengarah lebih ke anterior,
biasanya gigi yang bermasalah adalah P1.
 Abses spasium infratemporal
Abses ini jarang terjadi, tetapi bila terjadi sangat berbahaya dan
sering menimbulkan komplikasi yang fatal. Spasium infratemporal terletak
di bawah dataran horisontal arkus-zigomatikus dan bagian lateral di batasi
oleh ramus mandibula dan bagian dalam oleh m.pterigoid interna. Bagian
atas dibatasi oleh m.pterigoid eksternus.
Spasium ini dilalui a.maksilaris interna dan mandibula, milohioid,
lingual, businator dan n.chorda timpani. Berisi pleksus venus pterigoid dan
juga berdekatan dengan pleksus faringeal.Pembengkakan mengarah ke
arah mata dan pipi atas-lateral.

Pengobatan

 Prinsip : drainase abses

13
 Prosedur open bur: melakukan eksterpasi untuk mengeluarkan jaringa
nekrotik, oklusal grinding.
 Insisi
 Perawatan Saluran Akar
 Ekstraksi gigi : bila pulpa rusak parah
 Terapi Farmakologi
 Analgetik
 Antibiotik

Komplikasi

• Gigi Copot
• Jaringan lunak (selulitis fasia, ludwig angina)
• Jaringan keras ( sinusitis, osteomyelitis maxilla dan mandibula )
• Organ ( Abses serebral, meningitis, endocarditis, dermatitis, pneumonia,
glomerulonephritis, dll )
• Sepsis

Prognosis

Umumnya baik selama tidak terdapat komplikasi ke organ vital,


berulang, atau sukar di obati

14

Anda mungkin juga menyukai