Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ASKEB PKK II B

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI


PADA Nn.N UMUR 15 TAHUN
DENGAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM)
DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU

Disusun Oleh :
FATCHUN NISAK INMAS
A2013035

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

TAHUN 2015
LAPORAN PENDAHULUAN

FIBROADENOMA MAMMAE (FAM)

A. PENGERTIAN
Menurut Norwitz R Errol (2008) fibroadenomma mammae adalah
massa padat, kencang, terasa seperti karet dan bergerak dengan bebas.
Biasanya terjadi pada wanita usia muda berusia 20 tahunan diawali dengan
penemuan massa yang tidak terasa sakit saat mandi. Pertumbuhan massa
biasanya sangat lambat, tetapi seringkali cukup cepat. Ukuran rata-rata 2,5
cm.
Menurut Baraclero Mary, dkk (2008) fibroadenoma mammae adalah
neoplasma benigna buah dada yang lazim. Tumor ini paling sering ditemukan
pada wanita dibawah umur 25 tahun.

B. ETIOLOGI
Menurut Nasar Made I (2010) etiologinya seperti pada organ lain
etiologi tumor payudara belum diketahui dengan pasti, biasanya bersifat
multifactor. Ada yang bersifat endogen (epingenetik genetik heredofamilial,
hormonal, status imun, nulipara, aging, stress spikis berat) dan eksogen seperti
faktor konsumtif (defisiensi: protein, vitamin A dan derivatnya, antioksidan,
diet tinggi lemak), intake berlebihan atau obesitas, alkoholik, perokok,
pengguna terapi sulih hormon, trauma/ pasca bedah local.
Menurut Baradero Mary dkk (2008) penyebab belum diketahui, akan
tetapi ada faktor-faktor yang telah diketahui dan dikaitkan dengan kanker
payudara. Faktor-faktor ini meliputi:
1. Umur dan gender
a. Kemungkinan adanya perubahan mutagenik sesuai dengan
pertambahan umur
b. Keturunan
2. Kontrasepsi hormonal dan oral
Pemberian terapi hormon setelah menopause menjadi perhatian
karena meningkatnya insiden kanker payudara yang dikaitkan
dengan terapi hormon. Akan tetapi hal ini masih kontroversional.
Ada beberapa studi yang menunjukkan peningkatan 40% resiko
terutama pada wanita tua yang menerima premarin dalam jangka
waktu panjang. Kombinasi estrogen dan progesteron untuk
mengurangi resiko kanker endometrium tidak mengurangi resiko
untuk kanker payudara.
3. Diet dan berat badan

C. PATOFISIOLOGI
Fibroadenoma mammae merupakan tumor jinak payudara yang sering
ditemukan pada massa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa
kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan
terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamany
displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas,
merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan
disekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan
poliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi
epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Pembagian fibroadenoma
berdasarkan histologik yaitu:
1. Fibroadenoma pencanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis/
beberapa lapis
2. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami poliferasi lebih banyak sehingga kelenjar
berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit/
menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran
sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.

D. KOMPLIKASI
Jenis tertentu dari fibroadenoma mammae bisa meningkatkan resiko
kanker payudara. Meski demikian, kebanyakan kasus fibroadenoma mammae
tidak menyebabkan kanker payudara. Kalaupun ditemukan penderita kanker
payudara yang memiliki fibroadenoma, biasanya ada komplikasi lainnya. Atau
bisa jadi orang tersebut memiliki resiko kanker payudara yang tinggi baik dari
keluarga ataupun lingkungannya.

E. PENATALAKSANAAN
Menurut Norwitz R Errol (2008) jika etiologi dapat ditetapkan dengan
aspirasi jarum halus, maka pengangkatan melalui pembedahan diindikasikan.
Setiap massa yang meningkat ukurannya secara cepat harus diangkat,
demikian pula untuk setiap massa padat yang ditemukan pada wanita berusia
lebih dari 30 tahun.
Menurut Desen Wan Edt (2011) karena tumor (terutama tumor ganas)
memiliki jenis terapi khusus (bedah radikal yang destruktif, kemoterapi yang
toksik dan nedapaksa radiasi dari radioterapi dan lain-lain) yang
mempengaruhi mental, psikologi dan ekonomi pasien, maka sebelum memulai
terapi, sedapat mungkin perlu ditegakkan diagnosis yang pasti. Metode
diagnosis patologik tumor salah satunya diagnostik histologik dengan
potongan biok parafin (parafin embedded tissue section) metodenya adalah
jaringan sampel didehidrasi kemudian ditanam dalam parafin padat, lalu
dipotong, diwarnai (hematoksilin eosin/ H.E), diperiksa dibawah mikroskop
untuk dibuat diagnosis. Metode pengambilan specimen terdiri dari: specimen
biopsi (biopsi specimentis) ini mencakup specimen kecil biopsi yang diambil
secara incisi/ eksisi dari lest
1. Biopsi insisional
Adalah pengambilan sebagian jaringan patologis dari tubuh pasien
untuk diperiksa secara patologis
2. Biopsi eksisional
Adalah mengambil tumor berikut sebagian jaringan normal
disekitarnya untuk diperiksa. Bila tumor jinak dapat tercapai tujuan
kuratif.
Menurut baradero Mary dkk (2008) manajemen asuhan yang dapat
diberikan adalah kolaboratif yaitu pembedahan untuk mengangkat tumor
adalah tindakan standar untuk fibroadenomma mammae.
Dari penjelasan diatas, penanganan yang umum adalah dilakukan
pembedahan, setelah itu dilakukan pemeriksaan laboratorium patologik, hasil
sample dari pembedahan apakah tumor tersebut mempunyai potensi ganas
atau tidak. Jika ganas maka kemungkinan dilakukan tindakan selanjutnya,
apabila tidak berpotensi ganas penanganan setelah dilakukan pembedahan
yaitu terapi medikamentosa dan pencegahan dengan cara pemeriksaan
payudara sendiri.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Mammografi
Mammografi emnggunakan sinar X untuk mengahsilkan gambar
(mamogram) dari daerah yang mencurigakan pada jaringan payudara.
Fibroadenoma biasanya muncul pada mamogram sebagai massa payudara
halus, dengan tepi bulat, dan berbeda dari jaringan payudara disekitarnya.
Untuk mengevaluasi suspek fibroadenoma, mammogram secara rutin
dilakukan untuk wanita usia 30 tahun dan lebih tua.
2. USG Payudara
Jika wanita lebih muda dari 30 tahun, pemeriksaan yang lebih dipilih
adalah USG Payudara bukan mammografi untuk mengevaluasi benjolan
payudara, jaringan payudara padat pada wanita muda membuat
mammografi sulit untuk menginterpretasikan. USG payudara dapat
membantu untuk menentukan apakah benjolan payudara tersebut padat/
berisi cairan lebih mungkin kista.
3. Core needle biopsy (biopsi jarum inti)
Agar yajin benjolan payudara padat tersebut adalah fibroadenoma dan
bukan kanker payudara maka pemeriksaan yang dapat direkomendasikan
adalah biopsy jarum inti, yang mengguankan jarum yang lebih besar untuk
mendapatkan sampel jaringan dari benjolan yang kemudian akan dikirim
untuk dianalisis.

G. DAFTAR PUSTAKA
Baradero, M Dayrit dkk. 2008. Klien Gangguan Reproduksi dan Seksualitas
Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Desen, W Ed. 2008. Onkologi Klinis. Jakarta: fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Nasar, Made I, dkk. 2010. Buku Ajar Patologi II (khusus). Edisi 1. Jakarta:
Sagung Seto.
Norwitz R Errol. 2008. At a Glance Obstetric and Ginecologi Edisi 2. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai