Anda di halaman 1dari 27

Rekayasa Jalan Rel

Teknik Sipil USB YPKP

2.1. Struktur Jalan Rel

A. Komponen Struktur Jalan Rel


Struktur jalan rel dibagi ke dalam dua bagian struktur yaitu terdiri dari kumpulan
komponen-komponenjalan rel yaitu :
1. Struktur bagian atas, atau dikenal sebagai superstructure yang terdiri dari
komponen-komponen seperti rel (rail), penambat (fastening) dan bantalan

O
(sleeper, tie).
2. Struktur bagian bawah,atau dikenal sebagai substructure, yang terdiri dari
komponen balas (ballast), subbalas (subbalast), tanah dasar (improve

EM
subgrade) dan tanah asli (natural ground). Tanah dasar merupakan lapisan
tanah di dibawah subbalas yang berasal dari tanah asli tempatan atau tanah
yang didatangkan (jika kondisi tanah asli kurang baik), dan telah
mendapatkan perlakuan pemadatan (compaction) atau diberikan perlakuan
khusus (treatment). Pada kondisi tertentu, balas juga dapat disusun dalam

D
dua lapisan, yaitu : balas atas (top ballast) dan balas bawah (bottom
ballast).
LS
Konstruksi jalan rel merupakan suatu sistem struktur yang menghimpun
komponen-komponennya seperti rel, bantalan, penambat dan lapisan pondasi
serta tanah dasar secara terpadu dan disusun dalam sistem konstruksi dan
analisis tertentu agar dapat dilalui kereta api secara aman dan nyaman. Gambar
2.3 menjelaskan bagian-bagian struktur atas dan bawah konstruksi jalan rel dan
O

secara skematik menjelaskan keterpaduan komponen-komponennya dalam


suatu sistem struktur.
O
ST
SY

1
Rico Ramdhany E.S
B1021511RB5152
Rekayasa Jalan Rel
Teknik Sipil USB YPKP

• Rel 33 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 33


kilogram (kg).
• Rel 41 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 41
kilogram (kg).
• Rel 42 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 42
kilogram (kg).

O
• Rel 50 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 50
kilogram (kg).
• Rel 54 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 54

EM
kilogram (kg).
• Rel 60 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 60
kilogram (kg).

D
LS

2. Bantalan Rel
O

Bantalan rel (sleepers) dipasang sebagai landasan dimana batang rel


diletakkan dan ditambatkan. Berfungsi untuk (1) meletakkan dan
menambat batang rel, (2) menjaga kelebaran trek (track gauge, adalah
O

ukuran lebar trek rel. Indonesia memiliki track gauge 1067 mm) agar selalu
konstan, dengan kata lain agar batang rel tidak meregang atau menyempit,
(3) menumpu batang rel agar tidak melengkung ke bawah saat dilewati
ST

rangkaian KA, sekaligus (4) mentransfer axle load yang diterima dari batang
rel dan plat landas untuk disebarkan ke lapisan batu ballast di bawahnya.

Oleh karena itu bantalan harus cukup kuat untuk menahan batang rel
SY

agar tidak bergesar, sekaligus kuat untuk menahan beban rangkaian KA.

3
Rico Ramdhany E.S
B1021511RB5152
Rekayasa Jalan Rel
Teknik Sipil USB YPKP

A. Fungsi Bantalan
Fungsi bantalan adalah :
a. Mengikat rel, sehingga lebar sepur tetap terjaga.
b. Mendistribusikan beban dari rel ke balas (gaya vertikal)
c. Stabilitas ke arah luar jalan rel, dengan mendistribusikan gaya
longitudinal dan lateral dari rel ke balas.

O
EM
B. Jenis Bantalan
Jenis bantalan yang banyak dipakai perkeretaapian adalah :
a. Bantalan Kayu

D
Bantalan kayu digunakan pada jalan rel, karena bahannya
mudah didapat dan mudah dibentuk.
Syarat-syarat Mutu, Kekuatan dan Keawetan.
LS
• Kayu harus kering udara.
• Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar bantalan dan tidak
boleh lebih dari 3,5 cm.
• Bantalan tidak boleh mengandung sisi lengkung yang lebih besar
O

daripada 1/10 tinggi bantalan dan 1/10 lebar bantalan.


• Miring arah serta (tg a), tidak lebih dari 1/10
• Retak-retak di arah radial (hr), tidak boleh lebih daripada ¼ tebal
O

bantalan, dan retak-retak menurut lingkaran tumbuh (ht) tidak


melebihi 1/5 tebal bantalan.
ST

Tabel 6.1 Contoh Jenis Kayu Untuk Bantalan


Kelas Kelas
Nama Botanis Nama Perdagangan
Kuat Awet
SY

5
Rico Ramdhany E.S
B1021511RB5152
Rekayasa Jalan Rel
Teknik Sipil USB YPKP

Geser (T kg/cm2) 17 10 12

b. Bantalan Besi

O
Bantalan besi digunakan dalam jalan rel karena umurnya yang
panjang, dan ringan sehingga memudahkan pengangkutan dan

EM
dipasang. Jika dilihat dari kepada penampangnya, maka bantalan besi
kurang baik stabilitasnya baik vertikal, lateral maupun longitudinal,
dibandingkan bantalan kayu maupun beton. Berat sendirinya kecil
dan gesekan antara permukaan bantalan dengan balas relatif lebih
kecil, sehingga tidak bisa dipakai untuk jalan dengan kecepatan tinggi
dan pemakaian rel panjang menerus. Untuk mengurangi timbulnya

D
karat, bantalan besi harus selalu kering, sehingga struktur di
bawahnya harus dapat meloloskan air, sedangkan pada daerah-
daerah yang sulit kering, dan sering terendam, misalnya di
LS
perlintasan, maka tidak boleh boleh dipergunakan bantalan besi.

Dimensi Bantalan Besi :


• Pada jalur lurus bantalan besi mempunyai ukuran :
Panjang : 2.000 mm
O

Lebar Atas : 144mm


Lebar Bawah : 232mm
O

Tebal baja : minimal 7 mm


• Bentuk Penampang Melintang bantalan besi, harus mempunyai
bentukan kait keluar pada ujung bawahnya.
ST

• Bentuk Penampang Memanjang bantalan besi, harus


mempunyai bentukan kait ke dalam pada ujung-ujung bawah.

Syarat Kekuatan :
SY

7
Rico Ramdhany E.S
B1021511RB5152
Rekayasa Jalan Rel
Teknik Sipil USB YPKP

O
EM
Gambar 6.2. Bantalan beton ganda

D
LS
O
O
ST
SY

9
Rico Ramdhany E.S
B1021511RB5152
Rekayasa Jalan Rel
Teknik Sipil USB YPKP

Fungsi plat landas selain sebagai tempat perletakan batang rel dan
juga lubang penambat, juga untuk melindungi permukaan bantalan dari
kerusakan karena tindihan batang rel, dan sekaligus untuk mentransfer axle
load yang diterima dari rel di atasnya ke bantalan yang ada tepat
dibawahnya.

O
EM
4. Penambat Rel
D
LS
Fungsinya untuk menambat/mengaitkan batang rel dengan bantalan
yang menjadi tumpuan batang rel tersebut, agar (1) batang rel tetap
menyatu pada bantalannya, dan (2) menjaga kelebaran trek (track gauge).
Jenis penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan dan tipe
O

batang rel yang digunakan. Ada dua jenis penambat rel, yakni Penambat
Kaku dan Penambat elastis.
O

Penambat kaku misalnya paku rel, mur, baut, sekrup, atau


menggunakan tarpon yang dipasang menggunakan pelat landas. Umumnya
ST

penambat kaku ini digunakan pada jalur kereta api tua. Karakteristik dari
penambat kaku adalah selalu dipasang pada bantalan kayu atau bantalan
besi. Penambat kaku kini sudah tidak layak digunakan untuk jalan rel
dengan frekuensi dan axle load yang tinggi. Namun demikian tetap
diperlukan sebagai penambat rel pada bantalan kayu yang dipasang pada
SY

jalur wesel, jembatan, dan terowongan.

11
Rico Ramdhany E.S
B1021511RB5152
Rekayasa Jalan Rel
Teknik Sipil USB YPKP

Yang digunakan di Indonesia adalah E-Clip, DE-Clip, dan KA Clip.

O
EM
5. Plat Penyambung Rel

D
Merupakan plat besi dengan panjang sekitar 50-60 cm, yang
berfungsi untuk menyambung dua segmen/potongan batang rel. Pada plat
tersebut terdapat 4 atau 6 lubang untuk tempat skrup/baut (Bolt)
LS
penyambung serta mur-nya (Nut). Batang rel biasanya hanya memiliki
panjang sekitar 20-25 meter tiap potongnya, sehingga perlu komponen
penyambung berupa plat besi penyambung beserta bautnya. Pada setiap
sambungan rel, terdapat celah pemuaian (Expansion Space), sehingga saat
O

rangkaian KA lewat akan terdengar bunyi “jeg-jeg…jeg-jeg” dari bunyi roda


KA yang melewati celah pemuaian tersebut.
O

Penyambungan rel menggunakan komponen-komponen di atas


dikenal sebagai Metode Sambungan Tradisional (Conventional Jointed
Rails). Sedangkan dewasa ini telah dikenal metode penyambungan rel
ST

dengan Las Termit, yang disebut dengan Continuous Welded Rails (CWR).
Dengan metode CWR, tiap 2 sampai 4 potong batang rel dapat dilas
menjadi satu rel yang panjang tanpa diberi celah pemuaian, sehingga tiap
CWR memiliki panjang sekitar 40-100 m.
SY

13
Rico Ramdhany E.S
B1021511RB5152
Rekayasa Jalan Rel
Teknik Sipil USB YPKP

Pada gambar di bawah, rail anchor dipasang di bawah permukaan


batang rel tepat disamping bantalan agar dapat menahan gerakan
pemuaian rel. Rail anchor tidak dipasang pada rel yang ditambat dengan
penambat elastic, karena fungsinya sama seperti penambat elastis, yakni
untuk mencegah gerakan pemuaian batang rel. Jadi, rail anchor dipasang
bersama dengan penambat kaku pada bantalan kayu atau besi.

O
EM
D
7. Lapisan Pondasi Atas atau Lapisan Balas (Ballast)
Konstruksi lapisan balas terdiri dari material granular / butiran dan
LS
diletakkan sebagai lapisan permukaan (atas) dari konstruksi substruktur.
Material balas yang baik berasal dari batuan yang bersudut, pecah,
keras, bergradasi yang sama, bebas dari debu dan kotoran dan tidak
pipih (prone). Meskipun demikian, pada kenyataannya, klasifikasi butiran
O

di atas sukar untuk diperoleh/dipertahankan, oleh yang demikian,


permasalahan pemilihan material balas yang ekonomis dan
memungkinkan secara teknis masih mendapat perhatian dalam kajian
O

dan penelitian. Lapisan balas berfungsi untuk menahan gaya vertikal


(cabut/uplift), lateral dan longitudinal yang dibebankan kepada bantalan
sehingga bantalan dapat mempertahankan jalan rel pada posisi yang
ST

disyaratkan.
SY

15
Rico Ramdhany E.S
B1021511RB5152
Rekayasa Jalan Rel
Teknik Sipil USB YPKP

Secara grafis struktur jalan rel dapat digambarkan sebagai berikut :

Sistem Penambat Vertikal

RE Longitudinal

O
Struktur Atas

Bantalan Bantalan
BALAS

EM
BALAS ATAS

BALAS BAWAH

Struktur SUBBALAS
Bawah
Tanah Isian

Tanah

3. 1 Penampang Tipe Rel


D Tanah Asli Dasar
LS
A. Umum
Rel untuk kereta api berbentuk I, dengan bagian-bagian sebagai berikut:
a. Running surface (rail thread)
b. Kepala (head)
O

c. Badan (web)
d. Dasar (base)
O

Kepala Rel
ST

Badan Rel

Dasar Rel
SY

Gambar 3.1 Bagian-Bagian Rel


17
Rico Ramdhany E.S
B1021511RB5152
Rekayasa Jalan Rel
Teknik Sipil USB YPKP

1). Batas ruang bebas untuk jalur lurus dan lengkung dengan jari-jari lebih
besar dari 3000 m.
2). Untuk lengkung dengan jari-jari 300 sampai dengan 3000 m.
3). Untuk lengkung dengan jari-jari kurang dari 300 m.
• Untuk kereta listrik :
Kereta listrik disediakan ruang bebas untuk memsang saluran-saluran

O
kawat listrik beserta tiang pendukungnya dan pantograph listrik di
kereta.
• Untuk peti kemas :

EM
Ruang bebas didasarkan pada ukuran gerbong peti kemas standar ISO
dengan ukuran standard height. Standar ini digunakan karena banyak
negara yang menggunakannya dan cenderung untuk dipakai pada masa
yang panjang.
c. Jarak Jalur Ganda

5.1 Penambat
A. Tipe Penambat Rel
D
Jarak jalur sumbu untuk jalur lurus dan lengkung sebesar 4,00 meter.
LS
Terdapat beberapa tipe penambat rel yang digunakan.
a. Penambat Rel Dorken
Sesuai dengan bentuknya, penambat rel Dorken dapat dibedakan atas dua
jenis, yaitu :
O

a) Jenis tunggal (Single shank),


Kuat jepit yang dapat dihasilkan oleh penambat rel tipe Dorken untuk
menjepit rel ialah 475 kgf.
O

b) Jenis Ganda (double shank)


Kuat jepit yang dapat dihasilkan oleh penambat rel tipe Dorken untuk
menjepit rel ialah 850 kgf.
ST

b. Penambat Rel D.E. (D.E.Spring Clip)


Penambat rel tipe D.E. (D.E.Spring Clip) mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
a) Kuat jepit dapat mencapai 1000 kgf,
SY

b) Dapat melawan gaya puntir,

19
Rico Ramdhany E.S
B1021511RB5152
Rekayasa Jalan Rel
Teknik Sipil USB YPKP

f) Bila digunakan alas karet (rubber pad) di bawah kaki rel, menjadi
penambat elastis ganda.
d. Penambat Rel Nabla
Karakteristik yang menonjol pada penambat rel Nabla ialah :
a) Kuat jepit mencapai 1400 kgf,
b) Dengan dipasangnya rubber pad di bawah kaki rel menjadi penambat

O
elastis ganda.
c) Komponen cukup banyak (khususnya untuk bantalan baja dan bantalan
beton), sehingga diperlukan ketelitian dalam pemasangan dan

EM
pemeliharaan.

D
LS
O

Gambar 5.4 Penambat Rel Tipe Nabla


e. Penambat Rel Tipe F
O

Penambat rel tipe F mempunyai karakteristik sebagai berikut :


a) Kuat jepit terhadap rel dapat mencapai 500 kgf,
b) Bila digunakan alas karet (rubber pad) di bawah kaki rel, menjadi
ST

penambat elastis ganda,


c) Alat penambat tidak cepat longgar karena komponennya mempunyai
kemampuan meredam getaran, dan
d) Komponen penambat rel relatif banyak, sehingga memerlukan ketelitian
SY

dalam pemasangan dan pemeliharaan.

21
Rico Ramdhany E.S
B1021511RB5152
Rekayasa Jalan Rel
Teknik Sipil USB YPKP

O
EM
Gambar 5.6 Penambat Rel Tipe KA - Clip

6.1 Wesel (SWITCH)


A. Fungsi Wesel

D
Pada konstruksi jalan rel, tidak seperti pada konstruksi jalan raya,
pertemuan antara beberapa jalur (sepur), harus dilaksanakan dengan konstruksi
LS
khusus. Pertemuan antara beberapa sepur, dapat berupa sepur yang bercabang
atau dapat pula berupa persilangan antara dua sepur. Konstruksi khusus yang
diperlukan adalah wesel (switch). Jadi fungsi wesel adalah untuk mengalihkan
kereta api dari satu sepur ke sepur yang lainnya.
O

Dalam desain pemakaian / pemilihan wesel pada satu emplasemen sangat


tergantung kepada kecepatan, lay out, panjang peran, tujuan peran dan lain-lain
sesuai kebutuhan penggunaannya.
O

B. Jenis Wesel
Jenis-jenis wesel adalah sebagai berikut :
ST

a. Wesel biasa
• Wesel biasa kiri
• Wesel biasa kanan
SY

23
Rico Ramdhany E.S
B1021511RB5152
Rekayasa Jalan Rel
Teknik Sipil USB YPKP

O
EM
Gambar 4.3 Jenis - jenis Wesel Tiga Jalan

d. Wesel Inggris
• Wesel Inggris lengkap

C.
• Wesel Inggris tidak lengkap

Komponen Wesel D
Wesel terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
LS
a. Lidah, adalah bagian-bagian dari wesel yang dapat bergerak. Pangkal lidah
disebut akar.
Jenis lidah ada 2 (dua), yaitu :
• Lidah putar, adalah lidah yang mempunyai engsel diakar-lidahnya.
O

• Lidah berpegas, adalah lidah yang akar-lidahnya dijepit sehingga dapat


melentur.
b. Sudut tumpu (Beta)
O

Sudut tumpu adalah sudut antara lidah dengan rel lantak. Sudut tumpu
dinyatakan dengan tangennya, yaitu tangen Beta = 1 : m, dimana harga,
ST

berkisar antara 25 sampai 100.


c. Jarum dan sayap-sayapnya
Jarum adalah bagian wesel yang memberi kemungkinan kepada flens roda,
melalui bidang-bidang jalan yang terputus antara dua rel. Sudut kelancipan
jarum (Alpa) disebut sudut samping arah.
SY

Jenis jarum :

25
Rico Ramdhany E.S
B1021511RB5152
Rekayasa Jalan Rel
Teknik Sipil USB YPKP

Untuk wesel dengan kecepatan tinggi, rel paksa ditambat pada bantalan
dengan menggunakan alat penambat.
Jarak antara rel paksa dengan rel lantak adalah 42 cm.

f. Sistem Penggerak atau Pembalik Wesel


Pembalik wesel adalah mekanisme untuk menggerakkan ujung lidah, baik

O
dengan sistem mekanik atau elektrik.

EM
D
Gambar 4.6 Sistem penggerak Wesel
LS
7.1 Emplasemen
Stasiun dilengkapi dengan berbagai prasarana diantaranya yang paling penting
adalah emplasemen, yang didefinisikan sebagai tempat yang diperuntukkan
bangunan utilitas, yaitu sekelompok sepur dengan wesel dan perlengkapannya.
O
O
ST
SY

27
Rico Ramdhany E.S
B1021511RB5152

Anda mungkin juga menyukai