PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola asuh ibu adalah praktek rumah tangga yang diwujudkan dengan
asuh ibu harus memperhatikan kebutuhan dan kemampuan anak. Ini perlu
dilakukan karena kebutuhan dan kemampuan anak berbeda setiap orang. Masalah
pola asuh ibu yang negatif berdampak pada perkembangan anak yang kurang
sehat. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya anak-anak yang berkeliaran di
lebih 50% dari anak di dunia yang perkembangan dan perilaku kesehatannya tidak
sesuai dengan yang diharapkan karena pola asuh yang diterapkan (Sofyan, 2006).
perilaku hidup bersih dan sehat. Saat ini di Indonesia terdapat 250.000 sekolah
negeri dan swasta. Jumlah anak usia sekolah mencapai 30% dari total penduduk
Indonesia. Data WHO tahun 2011, menunjukkan sekitar 100.000 anak Indonesia
menunjukkan di antara 1000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit diare.
Kita bisa menyaksikan bahwa begitu banyak anak-anak yang sakit karena pola
ibu, merupakan pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relatif
konsisten serta berlangsung terus dari waktu ke waktu (Suherman, 2000). Pola
perilaku ini dapat dirasakan oleh anak, dari segi positif maupun dari segi negatif.
Seorang ibu memiliki cara dan pola tersendiri dalam mengasuh dan membimbing
anak. Hal tersebut tentu akan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang
lainnya. Pola asuh yang diterapkan orangtua merupakan gambaran tentang sikap
orangtua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya, yang kemudian semua itu
secara sadar atau tidak sadar akan ditiru oleh anak kemudian menjadi kebiasaan
2013 di Sekolah Dasar Inpres Iligetang didapatkan data bahwa, pada periode tahun
ajaran 2012/2013, jumlah siswa kelas IV, V dan VI di SDI ini berjumlah 123
dan kelas VI berjumlah 32 orang. Secara umum, para murid kelas IV, V dan VI ini
memiliki ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Mereka di sekolah dididik
kelas selama satu tahun terakhir lebih banyak disebabkan karena sakit. Presentase
ketidakhadiran karena sakit ini mencapai 77,73%. Tentu presentase ini cukup
tinggi dibandingkan dengan persentase ketidakhadiran karena izin dan alpa yang
masing-masing sebesar 10,50% dan 11,77%. Hal ini tentu jauh dari apa yang
upaya untuk mendidik siswa agar mampu menjaga kesehatan (Data primer SDI
Iligetang, 2012).
kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang menyebabkan anak bersifat
perhatian diluar, baik di lingkungan sekolah dengan teman sebaya ataupun dengan
orangtua pada saat mereka dirumah. Sedangkan orangtua yang tidak bekerja diluar
rumah akan lebih fokus pada anak dan pekerjaan rumah lainnya. Akan tetapi tidak
menutup kemungkinan ada anak menjadi kurang mandiri, karena terbiasa atau
terlalu dekat dengan orangtuanya. Sesuatu yang dilakukan anak selalu dengan
pangawasan orangtua. Oleh karena itu, orangtua yang tidak bekerja sebaiknya juga
tidak terlalu over protektif, sehingga anak mampu untuk bersikap mandiri. Salah
satu dampak yang ditimbulkan dari kurangnya perhatian orangtua terhadap anak
adalah minimnya komunikasi antara orangtua dan anak, anak menjadi frustrasi
murid. Upaya nyata dari sekolah untuk meningkatkan kesehatan anak adalah
dengan memberikan pendidikan kesehatan dengan porsi waktu dua (2) jam dalam
seminggu. Pendidikan kesehatan ini juga diisi oleh tindakan praktis seperti
membangun kerja sama yang baik dengan pihak Puskesmas Beru. Kerja sama ini
berupa penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan penyuluhan
Kespro (Kesehatan Reproduksi). Upaya sekolah tersebut akan berhasil jika anak-
anak sekolah ini mendapat perhatian dan pola asuh yang serius di dalam
Berdasarkan uraian diatas, peneliti berasumsi bahwa ada begitu banyak anak
yang kurang menjaga kesehatannya. Hal ini terjadi karena orangtua (Ibu), kurang
sangat besar dalam kehidupan berkeluarga. Pola asuh ibu harus memperhatikan
kebutuhan dan kemampuan anak. Ini perlu dilakukan karena kebutuhan dan
kemampuan anak berbeda-beda setiap orang. Jika seorang ibu sudah memiliki
Kesulitan mencari pola asuh yang baik bagi anak sesuai dengan
orangtua merasa bahwa itu yang terbaik bagi anaknya tetapi belum tentu itu baik
bagi anak tersebut. Masalah seperti ini sering menjadi kendala bagi terwujudnya
suatu kehidupan rumah tangga yang menjadi dasar pendidikan dan pembinaan
Iligetang dan bagaimana ibu mengasuh mereka. Atas dasar ini, peneliti tertarik
memilih judul “Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Perilaku Health Maintanance
Anak Kelas IV, V Dan VI Di Sekolah Dasar Inpres Iligetang, Kabupaten Sikka
Tahun 2013”.
B. Rumusan Masalah
bagi anak usia sekolah. Seseorang menanamkan banyak nilai dan kebiasaan akibat
pendidikan yang diterimanya dalam keluarga. Dalam hal ini, pola asuh ibu dapat
seorang anak.
kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang menyebabkan anak bersifat
perhatian diluar, baik di lingkungan sekolah dengan teman sebaya ataupun dengan
diterima oleh seorang anak usia sekolah dalam keluarga. Dalam hal ini, pola asuh
ibu yang baik dengan perilaku health maintanance dapat membentuk anak yang
sehat.
ini adalah Apakah ada hubungan antara pola asuh ibu dengan perilaku health
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
a. Mengidentifikasi pola asuh ibu pada anak kelas IV, V dan VI di Sekolah
anak kelas IV, V dan VI di Sekolah Dasar Inpres (SDI) Iligetang Maumere.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
wawasan tentang pola asuh orangtua yang baik dalam pembentukan health
2. Manfaat praktis
a. Bagi anak
b. Bagi orangtua
c. Bagi peneliti
perilaku health maintanance pada anak kelas IV, V dan VI di Sekolah Dasar
E. Keaslian Penelitian
Pertumbuhan Pada Anak Usia 0-12 Bulan. Penelitian kasus kontrol pada anak
prelactal (OR=4,449) dan variabel lain juga tidak menunjukan hubungan yang
yaitu gangguan pertumbuhan pada anak usia 0-12 bulan sementara peneliti
sekarang variabel dependennya yaitu prilaku health maintanance anak kelas IV,
V dan VI.
2. Paskalia Cahyanti Bura (2011), yang berjudul” Pola Asuh Ibu dan Status Gizi
variabel terikat (status gizi), nilai rasio prevalens pola asuh sebesar 2,5 sehingga
dapat dikatakan bahwa nilai RP > 1 artinya pola asuh ibu tidak baik merupakan
faktor resiko dari status gizi , dengan nilai X2 = 1,03, coeficien contingenci (C)
maintanance pada anak kelas IV, V dan VI di Sekolah Dasar Inpres Iligetang
Maumere.
3. Regina Ona Adesta (2012), yang meneliti tentang “Pola Asuh Ibu Dengan
Perkembangan Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) Di Dusun Keut, Desa Keut,
dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel dalam penelitian ini dengan
diteliti dan diuji dengan menggunakan uji chi kuadrat k sampel dengan taraf
asuh orang tua otoriter dan pola asuh orang tua otoritatif. Hasil analisis
mendapatkan harga chi kuardrat hitung sebesar 13,815 lebih besar dari hasil chi
kuadrat tabel yaitu 5,591%. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan dari perkembangan anak antara pola asuh orang tua otoriter dengan
pendekatan cross sectional serta perbedaan pada variabel dependen dan jumlah
berjumlah 30 orang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan interaksi antara orangtua dan anak, yaitu bagaimana cara, sikap
atau perilaku orangtua saat berinteraksi dengan anak, termasuk cara penerapan
aturan, mengajarkan nilai atau norma, memberikan perhatian dan kasih sayang
serta menunjukan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan bagi
anakya. Selain itu pola asuh menurut agama adalah cara memperlakukan sesuai
dengan ajaran agama dalam arti memahami anak dari berbagai aspek dan
memahami anak dengan memberikan pola asuh yang baik, menjaga anak dan
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia, pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk
(struktur) yang tetap. Sedangkan kata asuh dapat berarti menjaga (merawat dan
Lebih jelasnya, kata asuh mencakup segala aspek yang berkaitan dengan
Orangtua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak
standar yang mutlak harus dituruti. Orangtua tipe ini cenderung memaksa,
memerintah, menghukum.
berpikir bahwa peraturan yang kaku seperti itu justru akan menimbulkan
serangkaian efek. Pola asuh otoriter biasanya berdampak buruk pada anak,
biasanya pola asuh seperti ini menghasilkan karakteristik anak yang penakut,
berkepribadian lemah.
c. Pola asuh Permisif
memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit
bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orangtua tipe ini biasanya
bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak. Pola asuh permisif
Orangtua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang
keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga kadangkala biaya pun
anak, yakni:
a. Pendidikan orangtua
cara yang dapat dilakukan untuk menjadi lebih siap dalam menjalankan
peran pengasuhan antara lain: terlibat aktif dalam setiap pendidikan anak,
fungsi keluarga dan kepercayaan anak. Hasil riset dari Sir Godfrey Thomson
permanen di dalam kebiasaan tingkah laku, pikiran dan sikap. Orangtua yang
lebih siap menjalankan peran asuh, selain itu orangtua akan lebih mampu
b. Lingkungan
c. Budaya
kelak anaknya dapat diterima dimasyarakat dengan baik, oleh karena itu
tidak patuh, manja kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri
kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, harga diri rendah, sering
5. Batasan perilaku
hasil akhir jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai macam gejala
seperti perhatian, pengamatan, pikiran, ingatan dan fantasi, tiap gejala kejiwaan
tersebut jarang berdiri sendiri. Gejala itu muncul bersama-sama dan saling
(Notoadmojo, 2007).
organisme (mahluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut
hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku (manusia)
adalah semua kegatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati lansung,
(ransangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya
maka teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons.
b. Operant respons atau instrumental respons; yakni respns yang timbul dan
tugasnya.
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum
dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu, disebut covert
diamati atau dilihat oleh orang lain. Tindakan nyata atau praktik
tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini
meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdri dari ranah kognitif
pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur
dari:
a. Pengetahuan (knowlegde)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
: faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensi, minat, kondisi fisik. 2).
sarana. 3). Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi
b. Sikap (attitude)
1) Menerima (receiving)
2) Merespons (responding)
3) Menghargai (valuing)
lain adalah fasilitas dan faktor dukung (support) praktik ini mempunyai
beberapa tingkatan :
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan
3) Mekanisme (mecanism)
4) Adopsi (adoption)
dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi.
1. Pengertian
untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
Perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif,
maka dari itu orang yang sehatpun perlu diupayakan supaya mencapai
2007).
karbohidrat, vitamin, dan mineral. Fungsi-fungsi zat makanan itu antara lain
sebagai berikut:
hewan yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani biasanya
yang rusak, membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon, dan
3) Karbohidrat, berasal dari kentang, ubi jalar, talas, jagung, padi, dan
4) Vitamin, terdiri dari vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan B) dan
organ tubuh.
5) Mineral, terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium
(Na), Chlor (Cl), Kalium (K), dan Iodium (I). Secara umum mineral
mempunyai fungsi sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme
atau sebagai bagian dari struktur sel dan jaringan (Notoatmodjo, 2003).
a. Pilek
yang masih dan kondisi fisiknya lemah. Bagian yang diserang adalah
saluran pernapasan.
Gejalanya adalah : kepala pusing, badan agak panas, dan hidung tersumbat,
b. Suara serak
Jika pilek disertai suara serak berarti infeksi dan pembengkakan telah
Biasanya ketika mulai sakit anak cengeng, tidak mau makan. Jika anak
yang muntah umumnya diikuti panas badan. Jika muntah disertai buang air
besar, harus segera dibawa ke dokter karena jika terlalu banyak cairan tubuh
e. Kejang
dan lainya. Gejala kejang ini menakutkan. Anak harus ditangani dengan
f. Nyeri
nyeri kepala, leher, perut, pegal-pegal. Gejala ini sering mendahului suatu
penyakit.
pada anak. Anak yang biasanya gembira dan aktif menjadi pendiam dan
kehilangan perhatian orang tua karena ada adik baru, anak mengalami
a. Diare
besar yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan (Afriadi,
2007).
Penyebab tersering diare dikaitkan dengan air yang terkontaminasi dan
akibat bakteri vibrio cholerae, E. Coli, berbagai virus dan protozoa seperti
Amuba. Gejala yang muncul adalah : Mual, muntah, sakit perut, sakit
dan jika tidak juga reda, segera konsultasikan ke dokter (Afriadi, 2007).
Cara pencegahan penyakit diare, antara lain : 1). Cuci tangan sebelum
masak. 2). Ajarkan anak-anak mencuci tangan sebelum makan dan sesudah
buang air besar. 3). Pastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi sudah
dimasak matang. 4). Hindari daging dan ikan mentah atau setengah matang.
b. Tifus
oleh kuman Salmonella Typhi. Penyakit ini menular lewat makan atau
minum yang terkontaminasi kuman tifus ini. Tinja yang mengandung kuman
ini mencemari air untuk minum maupun untuk masak dan mencuci
Hal-hal yang diperhatikan oleh ibu dalam mengasuh anak dalam usaha
berikut:
bu hamil.
benar.
3) Pakaian
karena aktvitas anak lebh banyak, hendaknya pakaian terbuat dari bahan
4) Perumahan
tidak berarti rumah yang besar, tetapi bagaimana upaya kita untuk
dan kerapihannya.
secara aman.
6) Kesegaran jasmani
Kebutuhan asih yaitu kebutuhan terhadap emosi yang meliputi kasih sayang
orangtua, rasa aman, harga diri, mandiri, dorongan, rasa memiliki, dan
c. Kesehatan stimulus
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
Bagan 2.1 Kerangka konseptual hubungan pola asuh ibu dengan perilaku
health maintanance pada anak kelas IV, V dan VI di sekolah dasar
inpres iligetang maumere.
D. Hipotesis
Berdasarkan pokok persoalan dan tinjauan pustaka diatas maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha : Ada hubungan pola asuh ibu dengan perilaku health maintanance pada anak
usia sekolah.
BAB III
METODE PENELITIAN
variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama (Nursalam, 2008).
B. Populasi
Populasi adalah subjek (manusia atau klien) yang memenuhi keriteria yang
telah ditetapkan (Nursalam, 2011). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah siswa / siswi kelas IV, V dan VI di Sekolah Dasar Inpres Iligetang
C. Sampel
Menurut Nursalam (2011), sampel adalah bagian yang terdiri dari populasi
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa / siswi kelas IV, V dan VI
1. Sampling
random sampling.
2. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
3. Besar Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang, yang terdiri dari dari:
Kelas IV = 41 x 30
123
= 10 orang.
Kelas V = 50 x 30
123
Kelas VI = 32 x 30
123
diambil 8 orang. Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden.
D. Variabel Penelitian
terhadap suatu (benda, manusia dan lain-lain). Variabel juga merupakan konsep
dari berbagai level abstrak yang di definisikan sebagai suatu abstrak yang
didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu
penelitian (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu
(terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah pola
asuh ibu.
Variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas. Dalam
maintanance pada anak kelas IV, V dan VI di Sekolah Dasar Inpres Iligetang.
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional hubungan pola asuh ibu dengan perilaku health
maintanance pada kelas IV, V dan VI SDI Iligetang Maumere.
1. Daftar hadir siswa-siswi kelas IV, V dan VI untuk mendapatkan jumlah siswa-
siswi yang tidak hadir karena sakit untuk selanjutnya ditetapkan sebagai kasus
untuk diteliti.
G. Uji Instrument
1. Uji Validitas
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap
skor butir (Sugiyono, 2010). Uji validitas dapat menggunakan rumus Person
Product Moment, setelah itu diuji dengan menggunakan uji t lalu dilihat
Keterangan :
rhitung : Koefisien Korelasi
Ʃxi : Jumlah Skor Item
Ʃyi : Jumlah Skor Total(item)
n : Jumlah responden
Untuk tabel ta = 0,05 derajat kebebasan (dk = n-2). Jika nilai thitung > t tabel
berarti valid demikian sebaliknya, jika nilai t hitungnya < t tabel tidak valid,
apabila instrument valid, maka indeks korelasinya (r) adalah sebagai berikut :
Uji validitas kuesioner pola asuh ibu dan kuesioner perilaku health
Variabel pola asuh ibu terdiri dari 20 butir soal dan variabel health
Uji validitas diatas, diperoleh hasil dari pola asuh ibu dari 20 butir soal,
terdapat 17 soal yang valid dan 3 soal yang tidak valid. soal yang tidak valid
yaitu nomor: 7, 10, 14 dihilangkan. Jadi soal untuk pola asuh ibu berjumlah 17
butir soal.
bahwa dari 16 butir soal terdapat 13 soal yang valid dan 3 soal yang tidak valid.
soal yang tidak valid yaitu nomor: 3,9,13 dihilangkan. Jadi soal untuk perilaku
2. Uji Reliabilitas
kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang
alpha (Uyanto, 2006). Jika alpha > 0.60, maka butir- butir pernyataan
dikatakan reliabel. Setelah dilakukan uji reliabilitas kuesioner pola asuh ibu dan
Inpres Iligetang. Variabel pola asuh ibu terdiri dari 20 butir soal dan variabel
Uji reliabilitas tersebut, diperoleh hasil dari pola asuh ibu dari 20 butir
soal, terdapat 17 soal yang valid dan 3 soal yang tidak valid. Soal yang tidak
valid yaitu nomor: 7, 10, 14 dihilangkan saja. Jadi soal untuk pola asuh ibu
berjumlah 17 butir soal. Sedangkan hasil uji reliabilitas dari variabel health
maintanance dari 16 butir terdapat 13 soal yang valid dan 3 soal yang tidak
valid. Pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor: 3,9,13 dihilangkan saja. Jadi
IV, V dan VI Sekolah Dasar Inpres Iligetang belum pernah diadakan penelitian
pola asuh ibu terhadap health maintanance anak. Penelitian dilakukan bulan
Agustus 2013
1. Pengumpulan Data
cara angket dan membagi kuesioner yang tersetruktur untuk kemudian diisi
oleh responden. Subyek penelitian ini adalah kelas IV, V dan VI yang telah
2. Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul melalui koesoner yang teleh diisi oleh
a. Editing
b. Coding
(angka), pada variabel pola asuh ibu menggunakan skor sebagai berikut:
c. Tabulasing
tabel-tabel sesuai dengan analiss yang dibutukan. Dengan hasil tabulasi pada
variabel pola asuh ibu dengan kategori = jawaban Baik dengan nilai 76-
100%, cukup dengan nilai 56-75%, dan kurang dengan nilai <56%, dan hasil
𝐹
𝑃= 𝑥100%
𝑁
Keterangan :
P= prosentase yang dicari
N= Populasi
rumus :
𝑆𝑃
𝑁= 𝑥100%
𝑆𝑀
Keterangan :
N = Nilai presentase yang dicari
SP = Skor yang diperoleh
SM= Skor maksimal
3. Analisis Data
a. Analisis Univariat
frekuensi atau besarnya proporsi baik pada kasus maupun kontrol masing-
b. Analisis Bivariat
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariat
yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dua
dengan nilai kemaknaan 0,05 artinya bila hasil uji statistik menunjukan P≤
di tolak tapi bila hasil uji statistik P ≥ 0,05 berarti HO di terima dengan tidak
ada hubungan bermakna antara kedua variabel yang diukur. Variabel akan di
uji korelasi Rank Spermen. Adapun variabel yang akan di uji variabel
J. Etika Penelitian
sebagai berikut:
kemudian meminta izin kepada responden secara lisan atas kesediaan dalam
atau mengundurkan diri, peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati
hak responden.
2. Anonymity (Tanpa Nama)
3. Confidentiality (Kerahasian)
akan menjadi koleksi pribadi, tidak akan disebarluaskan kepada orang lain
tanpa seisin responden. Peneliti hanya melaporkan hasil data tertentu tentang
K. Keterbatasan Penelitan
Dalam penelitian ini keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Pada penelitian ini peneliti meneliti tentang hubungan pola asuh ibu dengan
mengenai pola asuh ibu, karena peneliti hanya meneliti pada anak sehingga
selanjutnya tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi pola asuh ibu dengan
POPULASI
Seluruh siswa-siswi kelas IV, V dan VI
di SDI Iligetang Maumere tahun ajaran
2013/2014 yang berjumlah 123 orang
Stratified random
Sampel
sampling
Berjumlah 30 orang
Perilaku health
Pola asuh ibu
maintanance
Kuesioner
Bagan 3.1 Kerangka operasional hubungan pola asuh ibu dengan perilaku
health maintanance pada anak kelas IV, V dan VI di Sekolah Dasar
Inpres Iligetang Maumere
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian dari “ Hubungan Pola Asuh
Ibu Dengan Perilaku Health Maintanance Pada Anak Kelas IV, V dan VI di Sekolah
Kelurahan Beru Kecamatan Alok Timur. Sekolah ini berada dibawah naungan
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Sikka. Sekolah Dasar
ini berdiri pada tanggal 10 Januari 1981. Pada periode ajaran 2012/2013, jumlah
siswa kelas IV, V dan VI di SDI ini berjumlah 123 orang, dengan perincian, kelas
orang. Secara umum, para murid kelas IV, V dan VI ini memiliki ibu yang
berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Mereka di sekolah dididik oleh para pendidik
yang berjumlah 15 orang dengan perincian, Pegawai Negeri Sipil 13 orang dan 3
Umur
F Frekuensi (%)
33,33% 33,33%
20%
10% 10 10
6
3 13,34%
terdapat usia 10 tahun dan 11 tahun sebanyak 10 orang (33,33%), dan yang
Jenis Kelamin
N %
60%
40
40%
12
Laki-laki perempuan
Diagram 4.3 Distribusi Pola Asuh Ibu di Sekolah Dasar Inpres Iligetag,
Agustus 2013
40% 43,33%
16,67% 12 13
5
orang (43,33%) pola asuh ibu dengan kategori kurang dan 5 orang (16,67%)
Diagram 4.5 Distribusi Perilaku Health Maintanance Anak Kelas IV,V dan
VI di Sekolah Dasar Inpres Iligetang, Agustus 2013
40% 40%
20%
6 12 12
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Pola Asuh Ibu Dengan Perilaku Health
Maintanance Anak Kelas IV,V dan VI di SDI Iligetang, Agustus
2013
P.H.Maintanance
Kurang Cukup Baik Total
P.A.Ibu Kurang N 2 6 5 13
% 6.7% 20.0% 16.7% 43.3%
Cukup N 6 5 1 12
% 20.0% 16.7% 3.3% 40.0%
Baik N 4 1 0 5
% 13.3% 3.3% .0% 16.7%
Total N 12 12 6 30
% 40.0% 40.0% 20.0% 100.0%
Sumber: Data Primer
orang (20%) dan siswa-siswi dengan pola asuh ibu kurang mempunyai
dengan pola asuh ibu cukup yang mempunyai perilaku health maintanance
kurang sebanyak 6 orang (20%), siswa-siswi dengan pola asuh ibu cukup
(16,7%), siswa-siswi dengan pola asuh ibu cukup mempunyai perilaku health
pola asuh ibu baik yang mempunyai perilaku health maintanance kurang
sebanyak 4 orang (13,3%) dan siswa-siswi dengan pola asuh ibu baik yang
Correlations
P.A.Ibu P.H.Maintanance
Spearman's rho P.A.Ibu Correlation Coefficient 1.000 .534**
Sig. (2-tailed) . .002
N 30 30
P.H.Maintanance Correlation Coefficient .534** 1.000
Sig. (2-tailed) .002 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
hubungan antara pola asuh ibu dengan perilaku health maintanance adalah
pola asuh ibu baik maka perilaku health maintanance juga akan meningkat.
Dari hasil analisis dengan uji rank spearman di dapatkan nilai p sebesar 0,002.
disimpulkan bahwa ada hubungan antara pola asuh ibu dengan perilaku health
maintanance.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karateristik Responden
dan VI di Sekolah Dasar Inpres Iligetang diidentifikasi pola asuh ibu bahwa
sebagian ibu memiliki pola asuh ibu kurang yaitu 13 orang (43,33%), hal ini
dari anak dan selalu menetapkan suatu standar nilai bagi anaknya. Pola asuh
dengan kategori baik sebanyak 5 orang (16,67%), hal disebabkan karena ibu
selalu menempatkan diri untuk mendengarkan cerita dari anak dan tidak selalu
menetapkan suatu standar nilai yang mutlak yang harus dicapai oleh anak.
Hal ini sejalan dengan teori Therisia (2009), dikutip oleh Suparyanto
(2010), bahwa pola asuh merupakan interaksi antara orangtua dan anak, yaitu
bagaimana cara, sikap atau perilaku orangtua saat berinteraksi dengan anak,
perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik
sehingga dijadikan panutan bagi anaknya. Selain itu pola asuh menurut agama
memberikan pola asuh yang baik, menjaga anak dan harta anak yatim,
sebaik-baiknya.
Peneliti serupa juga pernah dilakukan oleh Regina Ona Adesta (2012),
yang meneliti tentang “Pola Asuh Ibu Dengan Perkembangan Anak Usia
dengan menggunakan uji chi kuadrat k sampel dengan taraf kesalahan sebesar
otoriter dan pola asuh orang tua otoritatif. Hasil analisis mendapatkan harga
chi kuardrat hitung sebesar 13,815 lebih besar dari hasil chi kuadrat tabel
yaitu 5,591%. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari
perkembangan anak antara pola asuh orang tua otoriter dengan orang tua
otoritatif.
bertindak, ada pula ibu yang terlalu melindungi anak dan bersikap acuh tak
acuh kepada anak. Oleh karena itu sangat diharapkan kepada ibu agar selalu
cara pola asuh bagi anaknya dalam keluarga, sehingga anak dapat mandiri dan
disebabkan karena anak tidak tahu dampak ketika bermain ditempat yang
kotor dan tidak membiasakan diri untuk mengkonsumsi vitamin dan mencuci
tangan sebelum makan. Perilakau health maintanance dengan kategori baik
sebanyak 6 orang (20%), hal ini disebabkan karena anak sudah tahu
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bila mana sakit.
Dalam hal ini sebagai seorang ibu harus selalu menanam nilai-nilai yang
Oleh karena itu perlu pola asuh yang baik sehingga anak bisa menjaga
Ketika anak perilaku health maintanance tidak terjaga dengan baik maka
menyebabkan anak sakit, hal ini tercapai bila ibu selalu memperhatikan
3. Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Perilaku Health Maintanance Pada Anak
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 23-28 agustus 2013
orang (20%) dan siswa-siswi dengan pola asuh ibu kurang mempunyai
dengan Pola asuh ibu cukup yang mempunyai perilaku health maintanance
kurang sebanyak 6 orang (20%), siswa-siswi dengan pola asuh ibu cukup
(16,7%), siswa-siswi dengan pola asuh ibu cukup mempunyai perilaku health
pola asuh ibu baik yang mempunyai perilaku health maintanance kurang
sebanyak 4 orang (13,3%) dan siswa-siswi dengan pola asuh ibu baik yang
ini berarti ada hubungan antara pola asuh ibu dengan perilaku health
sebagian besar pola asuh ibu terhadap anak masih sangat kurang.
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut kamus
besar bahasa Indonesia, pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk
(struktur) yang tetap. Sedangkan kata asuh dapat berarti menjaga (merawat dan
Lebih jelasnya, kata asuh mencakup segala aspek yang berkaitan dengan
Pola asuh adalah suatu cara orangtua (ibu) bertindak secara kompleks
asuh orangtua adalah suatu keseluruhan interaksi antara orangtua dengan anak,
laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat oleh orangtua
(ibu), agar anak dapat mandiri dan berperilaku tepat dalam memeliharaan
kesehatannya. Hal ini didukung pula dengan hasil uji statistik pola asuh ibu
dengan nilai α= 0.05, maka Ho ditolak yang berati bahwa ada hubungan antara
pola asuh ibu dengan perilaku health maintanance anak. Oleh karena itu ibu
harus memberikan pola asuh yang baik pada anak dengan memperhatikan
kebutuhan dan kemampuan anak. Ini perlu dilakukan agar perilaku health
A. Simpulan
Iligetang Maumere tentang “ hubungan pola asuh ibu dengan perilaku health
maintanance pada anak kelas IV, V dan VI” dapat dismpulkan bahwa:
1. Pola asuh ibu kurang sebanyak 13 orang (43,33%) dan pola asuh ibu baik
3. Terdapat hubungan yang erat antara pola asuh ibu dengan perilaku health
maintanance pada anak kelas IV, V dan VI di Sekolah Dasar Inpres Iligetang.
B. Saran
saran kepada:
1. Anak
Diharapkan anak-anak bisa membedakan mana yang baik untuk dilakukan dan
mana yang tidak baik dilakukan. Jangan terbawa arus lingkungan yang tidak
Oang tua (ibu) harus selalu menerapkan pola asuh yang baik kepada anak
sehingga anak mampu untuk berperilaku baik khususnya dalam perilaku health
maintanance, seperti kebiasaan mencuci tangan dan mengkonsumsi makanan
yang bergizi.
3. Bagi Peneliti
Mengetahui lebih mendalam tentang pola asuh ibu dengan perilaku health
Diharapkan hasil penelitian ini dapat diguna sebagi alternatif yang dapat
5. Peneliti Selanjutnya
lingkungan, faktor budaya yang berkaitan dengan pola asuh ibu dengan perilaku
health maintanance.
Lampiran 1:
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
1. Anggaran Biaya
Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian Dosen Pemula yang diajukan.
2. Jadwal Penelitian
a. Jadwal penelitian tahap pertama adalah: ( Maret 2013 s/d Mei 2013)
Bulan Ke-
No Jenis Kegiatan
1 2 3
1 Studi Literatur
3 Laporan
b. Jadwal penelitian tahap kedua adalah: (Juni 2013 s/d September 2013)
Bulan Ke-
No Jenis Kegiatan
4 5 6 7
1 Implementasi (Coding)
2 Testing User
3 Analisis Hasil dan Perbaikan
4 Publikasi Hasil Penelitian
5 Laporan Akhir
Lampiran 2:
JUSTIFIKASI ANGGARAN PENELITIAN
1. Honor
Honor/Jam Waktu Honor per Tahap (RP )
Minggu
Honor (Rp) (jam/minggu)
Thp 1 Thp 2
Ketua 2.708,- 10 24 650.000,- 650.000,-
Peneliti
Anggota 1 2.708,- 10 24 650.000,- 650.000,-
2. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga Honor Peralatan
Material Pemakaian Kuantitas Satuan Penunjang per Tahap
(Rp) Thp 1 (RP)Thp 2
Sewa Analisa Analisa Data 120 hari 5.625,- 675.000,- 675.000,-
Data Analisa Hasil dan
Perbaikan
Pembuatan Laporan
3. Perjalanan
Justifikasi Harga Biaya per Tahap (RP)
Material Perjalanan Kuantitas Satuan
(Rp) Thp 1 Thp 2
Perjalanan ke - Observasi dan 100 hari 9.750,- 975.000,- 975.000,-
tempat Wawancara
penelitian - Penyebaran
kuesioner
SUB TOTAL (Rp) 975.000,- 975.000,-
4. Lain-lain
Justifikasi Harga Biaya per Tahap (RP)
Material Kuantitas Satuan (Rp)
Thp 1 Thp 2
Konsumsi - Makan siang 15 kali 12.000,- 180.000,- 180.000,-
diskusi tim - Minuman
peneliti
Pembelian - Penjabaran 3 buah 170.000,- 340.000,- 0,-
buku SPK
referensi - Penjabaran
Metode AHP
Pembuatan - Laporan 5 eks 50.000,- 100.000,- 150.000, -
laporan proposal
penelitian
- Laporan hasil
penelitian
SUB TOTAL (Rp) 620.000,- 1.330.000,-
Total Anggaran Yang Diperlukan Setiap Tahap (Rp) Tahap 1 Tahap 2
6.145.000,- 6.855.000,-
Total Anggaran Yang Diperlukan Seluruh Tahap (Rp)
15.000.000,-
Lampiran 3:
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1. Seminar Estetika Seks dan Cinta Kawula Estetika Seks dan 14 Februari
Muda Menuju Perilaku Reproduksi Cinta Kawula Muda 2013/UNIPA
Sehat Pada Era Globalisasi Menuju Perilaku MAUMERE
Reproduksi Sehat Pada
Era Globalisasi
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata
ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya.
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Yosefina Nelista, S.Kep,Ns
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Jabatan Fungsional -
4. NIP/NIK -
5. NIDN 0818098601
6. Tempat dan Tanggal Lahir Maumere, 18 September 1986
7. E-mail nersnelista@yahoo.co.id
8. Nomor Telepon/Faks/HP 085 239 040 300
9. Alamat Kantor Universitas Nusa Nipa Maumere, Jalan
Kesehatan, No. 03, Maumere – Flores -
Nusa Tenggara Timur.
10. Nomor Telepon/Faks/HP (0382) 22388, 21129
11. Lulusan yang Telah Dihasilkan S1= 350 Orang; S2= 0 Orang; S3= 0 Orang
12. Mata Kuliah yang Diampu 1. Ilmu Keperawatan Dasar IV
2. Keperawatan Sistem Persepsi Sensori
3. Keperawatan Sistem Perkemihan I
4. Keperawatan Sistem Perkemihan II
5. Keperawatan Sistem Integumen
6. Ilmu Dasar Keperawatan II
7. Ilmu Keperawatan Dasar II
8. Keperawatan Komunitas
9. Keperawatan Keluarga
10. Kegawatdaruratan I
11. Kegawatdaruratan II
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Nusa Nipa - -
Maumere
Bidang Ilmu S1-Keperawatan - -
Tahun Masuk-Lulus 2005 – 2009 - -
Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Hubungan Beban Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja
Perawat di Ruangan
Flamboyan RSUD dr.T.C.
Hillers Maumere
Nama Pembimbing/Promotor Pembimbing I:
Benediktus Toki, SKM,
M.Kes
Pembimbing II: Theresia
Angelina Bala, S.Kep,Ns
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1. Seminar Estetika Seks dan Cinta Kawula Estetika Seks dan 14 Februari
Muda Menuju Perilaku Reproduksi Sehat Cinta Kawula Muda 2013/UNIPA
Pada Era Globalisasi Menuju Perilaku MAUMERE
Reproduksi Sehat Pada
Era Globalisasi
2. Workshop : Work Item Development Dan Pembuatan Soal Uji 13-24 Agustus 2013
Review Dalam Peningkatan Kualitas Kompetensi Ners
Pendidikan Perawat Profesional Indonesia
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata
ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya.