ABSTRAK
Tujuan penelitian Penggunaan Dekok Bunga Kecombrang (Etlingera Elatior) Untuk Teat
Dipping Sapi Perah Terhadap Total Mikroba Dan Jumlah Sel Somatik Susu. Materi yang
digunakan adalah 6 ekor sapi perah, iodin 10%, dekok bunga kecombrang, seperangkat alat
untuk uji total mikroba dan jumlah sel somatik. Metode yang digunakan adalah Rancangan
Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan kemudian dilanjutkan dengan uji Beda
Nyata Jujur. Perlakuan yang diterapkan adalah R0(teat dipping dengan iodin10%) R1(teat
dipping dengan dekok bunga kecombrang 10%) R2(teat dipping dengan dekok bunga
kecombrang 20%) R3(teat dipping dengan dekok bunga kecombrang 30%). Hasil penelitian
menunjukan bahwa teat dipping R0 R1 R2 dan R3 tidak berpengaruh nyata terhadap total
mikroba dan berpengaruh nyata terhadap total jumlah sel somatik (P<0.05). Uji lanjut Beda
Nyata Jujur menunjukan bahwa teat dipping dengan dekok bunga kecombrang 20% dan
30% sudah dapat menyamai iodin 10%. Kesimpulanya adalah semakin tinggi konsentrasi
dekok bunga kecombrang (Etlingera Elatior) yang digunakan menghasilkan total mikroba
dan total jumlah somatik susu yang semakin rendah. Saran penggunaan dekok bunga
kecombrang untuk teat dipping sapi perah yang paling tepat adalah konsentrasi 30%.
ABSTRACT
The purpose of this research to investigate the effect of kecombrang flowers
(Etlingera Elatior) extra for dairy cow teat dipping on milk’s total mikrobial and somatic cell
count. The research materials were 6 dairy cows, iodine 10%, extract of kecombrang
flowers, and devices to measure the total mikrobial and somatic sell count of the milk. The
method was completely randomized design with 4 treatments consisting of R0 (teat dipping
with 10% of iodine), R1(teat dipping with 10% of kecombrang flowers extract) R2(teat
dipping with 20% of kecombrang flowers extract) R3(teat dipping with 30% of kecombrang
flowers extract), each of which was replicated 6 times and continued with honestly
significant difference test. The result shows that the four treatments of teat dipping did not
significantly effect the total microbial and significantly affected the somatic cell count
(P<0.05). The honestly significant difference test show that teat dipping with 20% and 30%
of the extract already able replace the use of 10% iodine. This research concluded that the
higher concentration dekok kecombrang flowers (Etlingera Elatior) used brought total
microbial and somatic cell count with low. Advice the use of kecombrang flowers to teat
dipping dairy cow the most appropriate is concentration 30 %
Keywords: teat dipping, microbial, somatic cell count
PENDAHULUAN
Usaha ternak sapi perah dapat menyediakan susu yang cukup bagi masyarakat dengan
harga yang layak, namun produktivitasnya belum mencapai optimum. Penyakit radang
ambing atau yang dikenal sebagai mastitis merupakan masalah utama dalam peternakan
sapi perah, karena menyebabkan kerugian yang besar akibat penurunan produksi susu,
penurunan kualitas susu, biaya perawatan dan pengobatan yang mahal. Kejadian mastitis
97-98% merupakan mastitis subklinis, sedangkan 2-3% merupakan mastitis klinis yang
terdeteksi (Sudarwanto, 1999).
Teat dipping adalah salah satu bagian dari manajemen pemerahan yang menjaga
kualitas susu dengan menggunakan antiseptik atau anti bakteri. Anti bakteri itu sendiri,
merupakan suatu zat yang menghambat bakteri-bakteri merugikan. Bakteri tersebut dapat
mengakibatkan penyakit infeksi yang mengganggu produktifitas maupun reproduksi,
sehingga menurunkan aktivitas termak. Sampai saat ini anti bakteri masih digunakan
sebagai obat untuk pencegahan.
Kecombrang merupakan salah satu jenis tanaman rempah-rempah yang sejak lama
dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia sebagai obat-obatan berkaitan dengan khasiatnya,
yaitu sebagai penghilang bau badan dan bau mulut (Hidayatdan Hutapea 1991). Menurut
Hasbah et al., (2005) tanaman kecombrang dapat dipakai untuk mengobati penyakit-
penyakit yang tergolong berat yaitu kanker dan Tumor. Menurut Naufalin et al., (2005)
melaporkan bahwa zat antibakteri yang diekstraksi dengan etanol dan etil asetat dari bunga
kecombrang dapat menghambat berbagai bakteri seperti Bacilluscereus, P. aeroginosa, S.
typhimurium, E.coli, L. monocytogenes, S. Aureus Dan A. hydrophilia. Sedangkan ekstrak
airnya bersifat anti bakteri terhadap S. aureus dan E. coli
METODE
Berdasarkan data hasil tersebut baik R1, belum dapat menyamai kualitas iodin 10%
untuk teat dipping sapi perah, sedangkan R2 R3 sudah dapat menyamai kemampuan iodin
10% untuk teat dipping sapi perah, dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi penggunaan dekok bunga kecombrang, akan menghasilkan total mikroba
yang semakin sedikit pula (Tabel 3), hal itu karna dekok bunga kecombrang memiliki
konsentrasi antioksidan yang tinggi yaitu sebesar 92.92% dalam 0.5 g/ml dekok bunga
kecombrang. Peran dari dekok bunga kecombrang (Etlingera elatior) dalam teat dipping
adalah untuk menghalau masuknya bakteri kedalam lubang putting agar tidak terjadi
mastitis, karna beberapa saat setelah pemerahan lubang putting masih akan terbuka dan
memberi kesempatan untuk bakteri masuk kedalam ambing. Senyawa di dalam dekok
bunga kecombrang (Etlingera elatior) yang berperan untuk melakukan hal tersebut adalah
alkaloid, flavonoid, polifenol, steroid, saponin dan minyak atsiri. Menurut Nychas et al.,
(2000) menyatakan bahwa kemampuan senyawa anti bakteri dalam menghambat
pertumbuhan bakteri diantaranya dipengaruhi oleh tingkat keasaman (pH), suhu, protein,
lemak, karbohidrat dan aktifitas air (Aw) medium pertumbuhan bakteri.
Tabel 5. Hasil Uji BNJ (Beda Nyata Jujur) Sel Somatik Susu Sapi Perah yang Diberi Perlakuan
No. Perlakuan Rataan (Sel/ml)
1. R0 (iodin 10%) 1,6 x 105 ab
2. R1 (10%) 1,8 x 105 a
3. R2 (20%) 1,6 x 105 ab
4. R3 (30%) 1,5 x 105 b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda (a,b,ab) pada tabel diatas
menunjuan hasil yang berbeda nyata (P<0,05)
Pada perlakuan R1 atau dekok bunga kecombrang 10% menghasilkan total sel
somatik sebanyak 1,8 x 105 sel/ml, hal ini menunjukan bahwa dekok bunga kecombrang 10%
belum dapat menyamai kualitas iodin 10% dalam menurunkan total sel somatik, sedangkan
perlakuan R2 atau dekok bunga kecombrang 20% menghasilkan total sel somatik sebanyak
1,6 x 105 sel/ml atau sama dengan teat dipping menggunakan iodin 10% dan pada perlakuan
R3 atau dekok bunga kecombrang 30% menghasilkan total sel somatik sebanyak 1,5 x 105
sel/ml atau lebih baik dari teat dipping menggunakan iodin 10%.
2
1,8
Total Sel Somatik Susu (105sel/ml)
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
R0 (iodin10%) R1 (10%) R2 (20%) R3 (30%)
Berdasarkan hasil perhitungan total sel somatik bahwa dekok bunga kecombrang
(Etlingera elatior) untuk teat dipping sapi perah dengan perlakuan R1 (10%) masih dibawah
kemampuan R0 (iodin 10%). Hal tersebut membuktikan bahwa R1(10%) belum biasa
digunakan untuk teat dipping, namun R2(20%) memiliki kemampuan yang hampir sama
dengan R0 (iodin 10%), sedangkan R3 (30%) memiliki kemampuan yang lebih baik dibandaing
R0 (iodin 10%) untuk teat dipping sapi perah. Hal ini membuktikan bahwa dekok bunga
kecombrang dengan konsentrasi 30% dapat digunakan untuk teat dipping sapi perah karna
dapat menurunkan total sel somatik susu yang lebih banyak dibanding iodin. Semakin tinggi
konsentrasi dekok bunga kecombrang (Etlingera elatior) untuk teat dipping sapi perah
menghasilkan total sel somatik susu semakin sedikit.
Kemampuan dekok bunga kecombrang (Etlingera elatior) untuk teat dipping sapi
perah dapat menurunkan total sel somatik yang berbeda antar perlakuan (Gambar 3).
Penurunan total sel somatik R1 ke R2 yaitu 0,2 x 105 CFU/ml sedangkan R2 ke R3 yaitu 0,1 x 105
CFU/ml. perbedaan tersebut diduga karena semakin tinggi konsentrasi dekok bunga
kecombrang (Etlingera elatior) yang digunakan akan menghasilkan senyawa fitokimia
(alkaloid, flavonoid, polifenol, steroid, saponin, dan minyak atsiri) yang semakin tinggi pula.
Adriani (2010) menyatakan bahwa Perlakuan teat dipping dengan menggunakan anti bakteri
akan melapisi lubang puting, sehingga menghalangi bakteri luar masuk kedalam ambing
meskipun lubang puting masih terbuka.
SIMPULAN
Semakin tinggi konsentrasi dekok bunga kecombrang (Etlingera elatior) menghasilkan total
mikroba dan sel somatik susu yang semakin rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani. 2010. Penggunaan Somatik Cell Count (SCC), Jumlah Bakteri dan California Mastitis
Test (CMT) untuk Deteksi Mastitis pada Kambing. Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu
Peternakan. 8(5): 229-234.
Hasbah, M., N.H. Lajis, F. Abas, A.M. Ali, M.A. Sukari, H. Kikuzaki and N. Nakatana. 2005.
Antitumour-Promoting and Cytotoxic Constituentss of Etlingera elatior.Malaysian
Journal of Medical Sciences.12 : 6-12.
Kurniawan, I., Sarwiyono dan P. Surjowardoyo. 2013. Pengaruh Teat Dipping Menggunakan
Dekok Daun Kersen (Muntingia calabura L.) terhadap Tingkat Kejadian Mastitis.
Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan. 23(3): 27-31.
Naufalin, R., B.S.L. Jenie, F. Kusnandar, M. Sudarwamto dan H. Rukmini. 2005. Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Bunga Kecombrang Terhadap Bakteri Patogen dan Perusak
Pangan. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 951 : 119-125.