Anda di halaman 1dari 3

Percaya, Mantra Hebat Sukses Mendidik

Memang siapa yang tak ingin sukses. Semua orang dengan segala upaya dalam
kehidupannya, bekerja dengan baik disegala bidanganya, pada hakikatnya adalah ingin
mendapatkan kata sukses. Tak ada beda dengan seorang guru. Sukses juga masuk ke dalam
kamus besar seorang guru. Tak seorang pun guru yang menginginkan anak didiknya tak paham
pelajaran. Tak satupun. Tapi yang jadi masalah adalah, bagaimana cara hebat sukses mendidik?

Sebelum melangkah jauh tantang cara hebat kita, perlu kita telaah terlebih dahulu apa itu
hakikat mendidik. Menurut Sugianto, mendidik bukan hanya “Transfer of Knowledge” tetapi
juga “Transfer of Value”. Dengan demikian pendidikan dapat menjadi helper bagi umat
manusia.

Percaya, kata pertama dalam judul di atas baru akan di singgung dalam paragraf ini.
Seakan percaya adalah hal aneh dalam dunia pendidikan. Ilmu, pengetahuan, jarang sekali kata
percaya disinggung. Karena yang lebih kental kepadanya adalah berupa valid, objektif, dan lain-
lain. Kata percaya? Sama sekali tidak ada. Lalu percaya seperti apa yang dimaksud dalam esai
ini?

Sesuai dengan konteks yang kita bicarakan adalah tentang manuver mendidik yang baik,
maka percaya yang dimaksud adalah rasa keyakinan yang ditumbuhkan oleh seorang guru
bahwa anak didiknya bisa. Bisa dalam artian mengerti akan apa yang diajarkan dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Aih, beberapa orang masih juga bisa menyebut ini sebagai gurauan orang yang baru
bangun tidur. Padahal jika kita mengkajinya dari sudut pandang sebagai manusia religius,
percaya adalah hal penting dalam setiap langkah kehidupan religi. Tapi apalah, kajian-kajian
religi selama ini hanya dianggap sebagai konsep yang berbeda dengan kehidupan ilmiah. Oleh
karena itu saya akan menjabarkannya dan membuktikannya dengan dalil yang ilmiah (dalam
artian logika manusia)

Pada awal tadi kita sudah membahas apa itu hakikat mendidik. Mendidik diartikan bukan
hanya tentang pemindahan pengetahuan, tapi juga tetang nilai-nilai kehidupan. Nah, bukankah
rasa percaya adalah salah satu nilai yang perlu dikembangkan di dalam jiwa anak didik?
Setidaknya dari pengertian di atas kita dapat membuktikan bahwa rasa percaya adalah yang
penting dalam sebuah proses mendidik. Meskipun belum kita temui bagaimana rasa percaya
seorang pendidik dapat mempengaruhi hasil pendidikan.

Keberhasilan seorang guru dalam mendidik dapat ditinjau dari dua segi: pertama, seorang
guru dapat dikatakn berhasil jika guru mampu melibatkan sebagian peserta didik secara aktif
baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran serta adanya rasa percaya diri.
Kedua, seorang guru dapat dikatakan berhasil jika guru mampu memberikan pembelajaran yang
dapat mengubah perilaku pada sebagian besar peserta didik ke arah yang lebih baik.

Kita mulai pembuktian konsep percaya dalam mendidik dengan parameter yang pertama
keberhasilan mendidik. Guru hanya akan berhasil mendidik jika mampu melibatkan siswanya
dan tumbuh rasa percaya diri dari siswa tersebut. Kepercayaan diri seorang peserta didik akan
tumbuh ketika ia diberi kepercayaan. Bayangkan saja ketika seorang guru memberi intruksi
kepada seorang siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, namun di sisi lain guru
tersebut meremehkan anak tidak bisa menyampaikan dengan baik. Otomatis mental siswa sudah
ambruk terlebih dahulu, jauh sebelum ia melangkahkan kaki ke muka kelas.

Sedangkan pembuktian yang ke dua adalah guru dapat dikatakan berhasil jika mampu
merubah perilaku peserta didik menjadi lebih baik. Kita ketahui bersama bahwa guru tidak
mempunya waktu untuk memperhatikan siswanya setiap saat dikarenakan banyaknya
keterbatasan. Maka bagaimana mungkin parameter sukses mendidika ini dapat terwujud jika
demikian. Hal ini hanya akan terwujud jika guru memberi siswa kepercayaan bahwa ia adalah
seorang yang baik. Maka sungguh, siswa tersebut tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan
seorang guru yang sianggap sebuah hadiah dengan menjadi manusia yang lebih baik.

Dikutip dari sebuah situ anneahira.com, salah satu kiat menjadi guru sukse adalah
seorang guru harus mempunyai hubuangan yang berkualitas dengan siswanya. Hubungan yang
berkualitas ditandai dengan adanya keterbukaan seorang siswa kepada guru dalam setiap
urusannya. Hal ini berawal karena siswa merasa ada kenyamanan, dan kenyamanan ini dapat
terbentuk salah satunya dengan memberi siswa kepercayaan kepada siswa.

Setelah hubungan yang berkualitas itu, siswa akan berusaha memberikan yang terbaik
kepada seorang guru yakni berupa memaksimalkan kualitas belajarnya yang ditandai dengan
membaiknya nilai siswa, atau bahkan sampai pengaplikasian teori yang telah didapat dalam
kehidupan sehari-hari.

Beralih dari teori-teori keilmuan yang dapat mendukung argumen mengapa kepercayaan
sangat penting dalam proses mendidik, maka kita akan beranjak pada pembuktian dari teori yang
akhir-akhir ini semakin gencar dipublikasikan, yaitu pemberdayaan otak secara maksimal. Dalam
hal ini akan kita spesifikasikan kepada mempangaruhi aksi nyata melalui alam bawah sadar.

Dalam konsep tersebut dinyatakan bahwasannya alam bawah sadar dapat membantu
kinerja seseorang ketika alam bawah sadar itu diberikan pengaruh-pengaruh. Salah satunya
adalah dengan kata-kata. Ketika manusia bangun pagi kemudian ia mengatakan hari ini aku akan
mendapat nilai yang baik, maka secara otomatis alam bawah sadar akan memprosesnya sebgai
perintah yang akan dikirim ke otak berupa impuls-impuls yang dapat menggerakkan tubuh kita
untuk mencapai target tersebut.

Demikian juga dengan seorang siswa yang oleh gurunya diberikan kepercayaan bahwa ia
dapat melakukan tugasnya dengan baik, maka alam bawah sadarnya telah diberikan energi yang
juga secara otomatis akan menggerakkan dirinya, mengupayalan dirinya untuk mengerjakan
tugas tersebut semaksimal mungkin. Belum lagi perasaan senang yang ia dapat akan menjadi
energi tersendiri penunjang proses pembelajaran sehingga ia dapat menyerap ilmu yang
disampaikan dengan maksimal.

Jika ingin dikaji, masih banyak teori yang mendukung pemberian kepercayaan siswa
dapat meningkatkan kualitas belajarnya atau kognitifnya. Namun yang pasti adalah kepercayaan
adalah jurus ampuh untuk membuat seorang peserta didik memaksimalkan kemampuannya untuk
mengikuti proses pendidikan dengan baik, yaitu ditandai dengan berkembangnya kemampuan
kognitif peserta didik tersebut,

Bukankah percaya pada Tuhan juga yang menggerakkan kita untuk selalu
menyembahNya? Mari berbenah.

Anda mungkin juga menyukai