Anda di halaman 1dari 2

Pengangguran dan Sekolah Menengah Kejuruan

Terkait dengan jumlah pengangguran di Indonesia, berikut dipaparkan data tentang


pengangguran di Indonesia. Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2017 sebanyak 128,06
juta orang, naik 2,62 juta orang dibanding Agustus 2016 (setahun yang lalu). Komponen
pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran. Pada
Agustus 2017, sebanyak 121,02 juta orang penduduk bekerja dan sebanyak 7,04 juta orang
menganggur. Dibanding setahun yang lalu, jumlah penduduk bekerja dan pengangguran
masing-masing bertambah 2,61 juta orang dan 10 ribu orang. Sejalan dengan naiknya
jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat. TPAK
pada Agustus 2017 tercatat sebesar 66,67 persen, meningkat 0,33 poin dibanding setahun
yang lalu. Kenaikan TPAK memberikan indikasi adanya kenaikan potensi ekonomi dari sisi
pasokan (supply) tenaga kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator
yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak
digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. TPT pada Agustus 2016 sebesar 5,61
persen, turun menjadi 5,50 persen pada Agustus 2017 (BRS No. 103/11/Th. XX, 06
November 2017).
Sebagai permasalahan kontemporal bangsa Indonesia, perlu usaha-usaha dan
perbaikan model untuk menekan angka pengangguran ini. Untuk itu, perlu dianalisis
terlebih dahulu faktor yang menjadi penyebab pengangguran di Indonesia. Menurut Friska
(2016)1 penyebab pengangguran di Idonesia dalah kurangnya keahliah yang dimiliki oleh
para pencari kerja. Banyak jumlah Sumber daya manusia yang tidak memiliki keterampilan
menjadi salah satu penyembab makin bertambahnya angka pengangguran di Indonesia.
Memiliki keahlian menjadi nilai tambah yang perlu dimiliki oleh angkatan kerja. Salah
satu cara memperoleh keahlian tersebut adalah melalui pendidikan. Menurut Iswahyudi
Joko Suprayitno, Moh.Yamin Darsyah, dan Ujiati Suci Rahayu (2017) 2 menemukan bahwa
pendidikan seorang pekerja sangat berpengaruh terhadap jumlah pengangguran di Kota
Semarang. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu unsur penting yang perlu diperhatikan
dalam mengatasi pengangguran adalah pendidikan.

1
Riska Franita. 2016. Analisa Pengangguran di Indonesia. Jurnal Imu Pengetahuan Sosial Vol 1-12/ 2016 (88-93)
2
Iswahyudi Joko Suprayitno, Moh.Yamin Darsyah, dan Ujiati Suci Rahayu. 2017. Pengaruh Tingkat Pendidikan
Terhadap Jumlah Pengangguran Di Kota Semarang. Reaserch gate: Moh. Yamin Darsyah
Salah satu bentuk pendidikan formal yang dapat memberikan solusi atas masalah ini
adalah dengan adanya Sekolah Menengah Kejuruan. Tujuan khusus pendidikan menengah
kejuruan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah menyiapkan peserta
didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan
pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi
dalam program keahlian yang dipilihnya.
Berdasar pada tujuan khusus pendidikan SMK, ada dua hal yang dijadikan sorotan,
yaitu (a) mampu bekerja mandiri dan (b) mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai
tenaga kerja tingkat menengah. Maksud berkerja mandiri bagi lulusan SMK adalah
membuka lapangan pekerjaan, minimal untuk dirinya sendiri. Sebenarnya ini adalah solusi
terkonkrit untuk mengatasi pengangguran melalui pendidikan di SMK. JLulusan SMK pada
level yang paling bawah mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri
sesuai dengan kahlian yang dimiliki selama pendidikan di SMK.
Namun, jika tidak mampu bekerja mandiri, maka lulusan SMK sudah sewajarnya
memiliki keahlian khusus sesuai dengan apa yang diperoleh selama masa pendidikan di
SMK. Keahlian ini yang akan membawa lulusan SMK siap untuk mengisi lowongan
pekerjaan sebagai tenaga kerja tingkat menengah. Melalui dua tujuan khusus ini, SMK
dinilai siap untuk mengatasi masalah pengangguran.
Dalam menjaga kekhasan SMK sebagai lembaga pendidikan keahlian, pemerintah
telah mengeluarkan wacana untuk memberikan tambahan ujian keahlian kepada siswa
SMK selain ujian nasional. Ujian keahlian ini tidak menentukan kelulusan siswa, tapi
menentukan apakh siswa benar-benar bias dianggap memiliki kemampuan dalam bidang
tertentu. Sertifikasi inilah yang akan menjamin keahlian lulusan SMK.
Pada akhirnya, keahlian yang dimiliki oleh lulusan SMK dapat dipergunakan dalam
mengisi lowogan pekerjaan yang tersedia. Dalam level yang lebih tinggi, lulusan SMK dapat
membuka lowongan minimal bagi dirinya sendiri. Maka melalui dua pendekatan ini, SMK
dinilai dapat dijadikan solusi masalah pengangguran di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai