“KESETIMBANGAN UAP-CAIR”
KELOMPOK III
RYAN TITO (1107021186)
LADY ASTARI (1107036434)
RAHMAT KAMARULLAH (1107035706)
LABORATORIUM INSTRUKSIONAL
DASAR PROSES & OPERASI PABRIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNVERSITAS RIAU
2012
Abstrak
A. Pengertian Kesetimbangan
Kesetimbangan memberikan pengertian bahwa suatu keadaan dimana
tidak terjadi perubahan sifat makroskopis dari sistem terhadap waktu. Untuk
material tersebut dengan waktu, keadaan setimbang sebenarnya tidak pernah
tercapai. Semakin dekat keadaan sistem dengan titik kesetimbangan maka
semakin kecil gaya penggerak proses, semakin kecil pula laju proses dan ahkirnya
sama dengan 0 bila titik kesetimbangan sudah tercapai. Jadi titik kesetimbangan
hanya bisa tercapai secara teoritis dalam waktu yang tak terhingga.
Seperti pada kesetimbangan umumnya, kesetimbangan uap-cair dapat
ditentukan ketika ada variabel yang tetap (konstan) pada suatu waktu tertentu.
Saat kesetimbangan model ini, kecepatan antara molekul-molekul campuran yang
membentuk fase uap sama dengan kecepatan molekul-molekulnya membentuk
cairan kembali. Data kesetimbangan uap cair merupakan data termodinamika
yang diperlukan dalam perancangan dan pengoperasian kolom-kolom distilasi.
Pada prakteknya didalam pekerjaan ilmiah suatu kesetimbangan dianggap tercapai
bila tidak ada lagi perubahan sifat/keadaan seperti yang ditunjukkan oleh praktek
sama dengan sifat yang dihitung berdasarkan metoda yang menggunakan
anggapan kesetimbangan.
Contoh nyata penggunaan data termodinamika kesetimbangan uap-cair
dalam berbagai metoda perancangan kolom distilasi packed coloum dan try
coloum. Percobaan langsung yang betul-betul lengkap baru dapat diperoleh dari
serangkaian metoda pengukuran. Selain itu percobaan langsung seperti itu
memerlukan waktu yang banyak dan biaya yang besar. Sehingga cara yang umum
ditempuh adalah mengukur data tersebut pada beberapa kondisi kemudian
meringkasnya dalam bentuk model-model matematik yang relatif mudah
diterapkan dalam perhitungan-perhitungan komputer. Salah satu contoh aplikasi
dari percobaan tersebut adalah pembuatan tabung gas LPG. Proses pembuatan
tabung gas LPG ini merupakan prinsip distilasi yaitu tekanan uap dalam tabung
bila semakin besar akan mengubah gas didalam tabung menjadi cair.
dengan penjumlahan tekanan parsil. Untuk suatu gas (uap) ideal, tekanan parsil
berbanding lurus dengan fraksi mol konstituen, maka:
PA y A P ...........................................................................................................(1.1)
PA Py A ........................................................................................................(1.5)
o o
PA x A PB (1 xA)
1
P P .......................................................................................(1.8)
Dari persamaan ini dihasilkan:
o
P PB
xA o o
....................................................................................................(1.9)
PA PB
C. Kriteria Kesetimbangan
Yang dimaksud di sini bukan sekedar kriteria yang berupa kesetimbangan
termal dan mekanikal secara internal yang biasa kita terjemahkan sebagai
berlakunya T dan P yang uniform, melainkan pembatasan-pembatasan
termodinamika pada sistem dengan fasa banyak dan komponen banyak yang
mengalami keadaan kesetimbangan. Sekalipun sudah ada kesetimbangan termal
dan mekanikal dalam sistem demikian masih dimungkinkan perpindahan massa
antar fasa. Jadi kriteria yang dimaksudkan di sini termasuk kesetimbangan antar
fasa ditinjau dari segi kemungkinan perpindahan antar fasa tersebut. Kriteria ini
pertama kali diturunkan oleh Gibbs (Abbott, 1989).
Dimisalkan bahwa sistem multi komponen yang tertutup yang terdiri dari
sejumlah fasa mempunyai temperatur dan tekanan yang uniform, akan tetapi pada
keadaan awal tidak setimbang ditinjau dari segi perpindahan massa. Setiap
perubahan yang terjadi mesti bersifat irreversible, yang mendekatkan sistem itu ke
keadaan setimbang. Sistem itu dibayangkan sebagai dikelilingi keadaan yang
selalu setimbang secara termal dan mekanikal dengan sistem itu (sekalipun
perubahan terjadi dalam sistem). Karenanya pertukaran panas dan pemuaian kerja
antar sistem dan sekeliling terjadi secara reversible. Dalam keadaan yang
demikian perubahan entropi dari sekeliling sistem: (Tim Penyusun, 2011)
dQ sur
dS sur
T sur
..................................................………………..........................(1.10)
Ditinjau dari sistem panas yang berpindah adalah –dQ yang mempunyai harga
numerik mutlak sama dengan dQsur. Selanjutnya Tsur = T dari sistem (setimbang
secara termal).
Maka :
dQ sur dQ
dS sur
T sur T
.......................................................................................(1.11)
.
menurut hukum ke dua termodinamika :
t
dS dS sur 0
.................................................................................................(1.12)
dimana St = entropi total dari sistem.
Gabungan dari persamaan (2) dan (3) menjadi :
t dQ t
dS 0 atau dQ TdS
........................................................................(1.13)
T
Suatu sistem yang terisolasi mempunyai syarat bahwa energi internal dan
volume temperatur maka untuk sistem semacam itu diketahui langsung dari
hukum kedua bahwa persamaan terahkir berlaku (Geankoplis, 1997).
Dari perumpamaan sistem persamaan dU t PdV
t
TdS
t
0 berlaku
untuk T dan P yang tetap. Persamaan itu bias juga ditulis sebagai berikut :
t t t
dU T ,P dPV T ,P
dTS T ,P
0 atau
t t
d U PV TS T ,P
0
Tabel 1.1 Data kesetimbangan untuk system Etanol - Air (Geankoplis, 1997)
Temperatur Temperatur
O O
xA yA O O
xA yA
C F C F
100 212 0 0 81.0 177.8 0.600 0.794
98.1 208.5 0.020 0.192 80.1 176.2 0.700 0.822
95.2 203.4 0.050 0.377 79.1 174.3 0.800 0.858
91.8 197.2 0.100 0.527 78.3 173.0 0.900 0.912
87.3 189.2 0.200 0.656 78.2 172.8 0.940 0.942
84.7 184.5 0.300 0.713 78.1 172.7 0.960 0.959
83.2 181.7 0.400 0.746 78.2 172.8 0.980 0.978
82.0 179.6 0.500 0.771 78.3 173.0 1.000 1.000
Tabel 1.1 di atas merupakan data harga xA dan yA untuk sistem Etanol – Air
literatur pada tekanan 101.325 kPa (1 atm) dan temperatur bervariasi.
9
8
7
6
y = 13.28x + 0.102
0Brix
5
R2 = 0.944
4
3
2
1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Konsentrasi Etanol (%)
Gambar 3.1 Kurva hubungan 0Brix dengan komposisi Etanol
O
Pada kurva hubungan Brix dengan komposisi Etanol di peroleh
persamaan : y = 13.28x + 0.102, sehingga nilai fraksi massa etanol fasa cair (xw)
dan uap (yd) dapat dicari. Dari kurva juga diperoleh nilai R2 = 0.944. Nilai R2
merupakan gradien atau garis lurus yang menyatakan tingkat ketelitian dari data
yang diperoleh. Untuk standar penelitian biasanya nilai R2 berkisar antara 0.98
hingga 1,00. Namun dalam percobaan didapat nilai R2 hanya sebesar 0.944, jauh
dari nilai standar. Kesalahan ini disebabkan karena ketidaktelitian dalam
pembacaan skala 0Brix pada alat hand refractometer, sehingga secara tidak
langsung mempengaruhi nilai R2.
95
Temperatur ( 0C)
90
85
80
75
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Fraksi Massa x dan y
Percobaan dan Literatur*
K percobaan
5 K Literatur*
4
3
2
1
0
75 80 85 90 95 100
Temperatur (0C)
Perhitungan xw untuk konsentrasi etanol lainnya dilakukan dengan cara yang sama
sehingga diperoleh data seperti terlihat pada tabel 3.3
Menghitung yd
yd merupakan fraksi massa etanol fasa uap. Nilai yd dapat ditentukan
dengan memprediksikan terlebih dahulu tekanan uap Etanol. Satuan T (suhu)
adalah OK karena satuan Psat = mmHg, sehingga suhu dalam OC diubah dengan
(OC +273)
1,573.25 mmHg
Perhitungan yd untuk konsentrasi etanol lainnya dilakukan dengan cara yang sama
sehingga diperoleh data seperti terlihat pada tabel 3.3
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Praktikan harus teliti dalam membaca skala 0Brix yang terdapat pada alat
hand refractometer. Kesalahan dalam pembacaan atau pengukuran 0Brix akan
mempengaruhi setiap perhitungan yang terdapat dalam percobaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, CJ. 1997. Transport Processes and Unit Operations. 3rd edition.
Eastern Economy Edition. Prentice-Hall of India Private Ltd. New Delhi,
India.
Syahiddin, (tanpa tahun).doc.wordpress.[online]. Tersedia :
http://mtk2011.files.wordpress.com [23 Oktober 2012, 19:32 WIB]
Tim Laboratorium Dasar Proses dan Operasi Pabrik Program Studi D-III Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau. 2012. Penuntun Praktikum Operasi
Teknik Kimia I. Pekanbaru