BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Metanol
Metanol atau metil alkohol dengan rumus kimia CH3OH merupakan
senyawa alkohol yang paling sederhana. Metanol adalah cairan tidak berwarna
pada suhu kamar. Nama lain dari metanol adalah metil alkohol, wood alcohol
karena diperoleh dari distilasi kayu. Namun, saat ini metanol sering disebut
dengan metanol sintesis karena diproduksi gas sintesis dari campuran hidrogen
dan karbon dioksida yang dihasilkan dari berbagai sumber. Metanol seraca
tradisional telah digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan kimia (terutama
formaldehida). Pada tahun 1990, permintaan metanol sebagai bahan baku
pembuatan metil tert butyl eter (MTBE) semakin meningkat sebagai bahan bakar
motor. Sehingga metanol menjadi bahan kimia yang diproduksi dan di
perdagangkan secara global diseluruh dunia (Krik dan Othmer, 1995).
Tabel 1.1 Data Ekspor dan Impor Metanol Tahun 2007-2017
Tahun Ekspor (Ton) Impor (Ton)
2007 479820,532 63674486
2008 621352,062 68431118
2009 495099,590 76973648
2010 430787,794 192223,851
2011 476837,432 275947,247
2012 438741,664 261865,693
2013 486817,701 341455,237
2014 404151,914 557361,725
2015 422884,2266 219413,82
2016 384933,654 436987,818
2017 335007,856 350026,05
(Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017)
Produksi metanol yang dihasilkan dari PT. Kaltim Methanol Industri
masih belum cukup jika dibandingkan dengan kebutuhan metanol di Indonesia
sehingga Indonesia masih mengimpor metanol dalam skala yang besar. Padahal
potensi bahan baku metanol di Indonesia sangat besar di Indonesia dan belum
Kapasitas
No. Nama Pabrik Negara
(ton/tahun)
1. Coastal Chemical, Cheyenne USA 75.000
2. Air Products, Pensacola USA 180.000
3. Angarsk Petrochemical Rusia 200.000
4. SSME Azot Association Ukraina 200.000
5. Motiva Enterprises, Delaware City USA 300.000
6. BASF Jerman 480.000
7. Methanex, Kitimat Canada 510.000
8. Clear Lake Methanol, Clear Lake USA 600.000
9. Mider-Helm Methanol Jerman 660.000
10. PT. Kaltim Methanol Industry Indonesia 660.000
11. Lyondell, Channelview USA 750.000
12. Celanese, Canada, Edmonton, Alberta Canada 765.000
13. Statoil Norwegia 830.000
14. Beaumont Methanol, Beaumont USA 840.000
15. Bio MCN Belanda 1.000.000
16. Siberian Methanol Chemical Rusia 1.000.000
Heat Capacity At
Liquid
Constant Pressure
207
25 C (77 F) (101.3
0 C (32 F) mWm-1
kPa)
K-1
200
81.08 Jmol-1
25 C (77 F) mWm-1
K-1
K-1
(0.604 calg-1
Liquid Vapour
K-1)
10
14.07
(0.604 Btu lb-
100 C (212 F) mWm-1
1 F-1)
K-1
26.2
44.06 J mol-1
127 C (261 F) mWm-1
K-1 [1]
K-1
Vapour (0.328 calg-1 Heat of
K-1) Combustion
(0.328 Btu lb- Higher Heating 726.1
1 F-1) Value (HHV) kJmol-1
Coefficient Of Cubic (25 C, 101.325 (22.7 kJg-
Thermal Expansion kPa) 1)
Lower heating 638.1
11 (20 C) 0.00149 per C
21 value kJmol-1
(25 C, 101.325 (19.9 kJg-
(40 C) 0.00159 per C
kPa) 1)
Flammable Limits Lower 6.0
Boiling Point
(In Air) (v/v) %
12 Upper
760 mm Hg (101.3 64.6 C
36.5 (v/v)
kPa) (148 F) %
(Sumber: Othmer,1995).
1.2 Pemilihan Bahan Baku
Pada perancangan pabrik metanol, kelompok menggunakan bahan baku
dari gas alam Natuna. Gas alam adalah campuran gas yang ditemukan dalam
industri minyak bumi. Gas alam sebagian besar terdiri dari metana. Gas ini berasal
dari sisa-sisa tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang hidup jutaan tahun
yang lalu. Gas alam tidak berwarna dan tidak berbau dalam bentuknya yang
murni. Gas ini adalah campuran hidrokarbon yang mudah terbakar, dan meskipun
unsur utamanya adalah metana (CH4), tetapi ada unsur lain yang terkandung
didalam gas alam seperti etana (C2H6), propana (C3H8), butana (C4H10), dan
pentane (C5H12). Komposisi gas alam dapat bervariasi (Tabel 1.4) sebelum
disempurnakan (Speight, 1999).
Gas alam mudah terbakar dan, ketika dibakar, menghasilkan energi. Tidak
seperti fosil lainnya, bahan bakar gas alam adalah pembakaran bersih dan secara
potensial tingkat berbahaya ke udara lebih rendah. Gas alam juga dapat digunakan
untuk menghasilkan bahan bakar alternatif. Alternatif jangka panjang bahan bakar
termasuk metanol, etanol, dan alkohol lainnya; campuran yang mengandung
methanol dan alkohol lain dengan bensin atau bahan bakar lainnya seperti;
biodiesel; bahan bakar (selain alkohol) berasal dari bahan biologis; dan bahan
bakar lainnya yang secara substansial bukan produk minyak bumi (Speight, 1999).
Tabel 1.4 Komposisi Natural Gas
Unsur Rumus Kimia v/v (%)
Metana CH4 70-90
Etana C2H6 0-5
Propana C3H8 0-5
Butana C4H10 0-5
Pentana C5H12 0-5
Heksana C6H14 Sedikit-5
Benzena C6H6 Sedikit
Karbon dioksida CO2 0-8
Oksigen O2 0-0,2
Nitrogen N2 0.5
Hidrogen sulfide H2S 0-5
Rare gases He, Ne, A, Kr, Sedikit
Xe
Water H2O Sedikit-5
(Sumber: Speight, 1999).
Sumber bahan baku (gas alam) pada perancangan pabrik ini berasal dari
PT. Premier Oil Natuna Indonesia. Bahan baku dari gas alam Natuna, dipilih
karena Natuna merupakan penghasil gas alam terbesar di dunia dan juga karena
faktor distribusi bahan baku yang dekat dengan lokasi pabrik, sehingga
mempermudah transportasi. Gas alam dari Natuna akan dikirim ke pabrik yang
berada di Kawasan Industri Siak melalui jalur laut yang dekat dengan pelabuhan
Button.
Gas alam natuna memiliki molar rate 500 MMCFD (21.665 ton/hari)
dengan tekanan gas 56,86 bar dan temperatur 37,78oC. Namun, gas alam yang
berasal dari Natuna ini memiliki kandungan atau kadar CO2 yang tinggi, yaitu
mencapai 71,22%. Kadar CO2 yang tinggi akan mengganggu proses produksi
metanol nantinya, sehingga diperlukan perlakuan awal, untuk menurunkan kadar
CO2 sebelum digunakan pada proses pembentukan metanol.
yang lebih hemat energi telah digunakan untuk sejumlah aplikasi terbatas yang
tidak memerlukan oksigen dengan kemurnian tidak lebih dari 90-93%.
Sebelum diproses, udara di treatment untuk menghilangkan impurities
yang akan menyumbat perpipaan kriogenik. Setelah treatment, udara dikirimkan
ke distilasi fraksional dan komponen dipisahkan dalam beberapa tahap. Bagian
kriogenik diperlukan untuk menyediakan suhu yang sangat rendah yang
diperlukan untuk mencairkan komponen gas. Setelah oksigen cair dipisahkan, itu
dimurnikan dan disimpan.
Compressed Gas Association menetapkan standar penilaian untuk oksigen
gas dan oksigen cair berdasarkan jumlah dan jenis kotoran yang ada. Operasi unit
penyebaran udara distilasi kriogenik dipantau oleh instrumen otomatis dan sering
menggunakan kontrol komputer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Reforming
1. Pre-reforming
Pre-reformer berupa reaktor fixed bed yang berisi katalis dengan kadar
nikel tinggi 32–40 %wt. Lapisan ceramic ball diletakkan pada bagian atas katalis
untuk melindungi terhadap tetesan air yang terikut steam dan menghindari katalis
berserakan. Tekanan operasi pada pre-reformer adalah 36 bar dan temperatur
operasinya adalah 400-500°C. Umpan campuran steam dan gas alam masuk dari
atas reaktor dan akan direformasi dengan katalis menjadi gas yang mengandung
CH4, H2, CO2, sedikit CO dan steam proses yang tidak terkonversi. Pre-reformed
gas meninggalkan pre-reformer pada temperatur 448°C dan tekanan 35,27 bar.
Panas reaksi tergantung pada komposisi feed gas dan bernilai negatif
sehingga temperatur outlet di bawah temperatur inlet. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
1. Reaksi Pembentukan Metana:
CO + 3H 2 ↔ CH4 + H2 O
CO2 + 4H2 ↔ CH4 + 2H2O
2. Reaksi Water-Gas:
Dengan adanya pre-reformer dapat menurunkan rasio steam/carbon
sehingga dapat menghemat penggunaan steam yang berarti dapat menghemat
biaya produksi (Glasscock, 1991).
2. Autothermal Reforming
Penambahan umpan oksigen yang disuplai dari O2 plant dengan
tekanan sebesar 30,2 bar kemudian dipanaskan dengan heater kemudian
dicampur dengan steam proses. Campuran oksigen dan steam dimasukkan
setelah steam, reformed gas dan natural gas masuk bagian atas autothermal
reformer untuk mendapatkan gas sintesis dengan rasio stoikiometrik
(Stoichiometric Number) yang optimum untuk makeup gas pada sintesis metanol.
Gas alam sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu menggunakan fire heater
sehingga mencapai suhu 786°C.
Fungsi autothermal reformer adalah untuk menuntaskan reformasi sisa
metana yang belum terkonversi. Tekanan umpan masuk autothermal reformer
sebesar 29,6 bar dan temperaturnya sebesar 786°C. Reaksi kimia yang terjadi
meliputi:
1. Pembakaran metana :
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H 2O
2. Oksidasi parsial metana :
CH4 + O2 → CO + H2 + H2O
3. Pemecahan metana:
CH4 + H2O ↔ CO+ 3H 2
4. Reaksi water-gas shift:
CO + H2O ↔ CO2 + H2
Dua reaksi pertama terjadi di non-catalytic pre combustion zone yang
terletak dibagian reaktor sebelah atas catalytic zone. Sedangkan reaksi katalitik
utama terjadi di catalytic zone. Temperatur outlet reaktor dipilih untuk
menyediakan kualitas gas sintesis yang diinginkan dan dikendalikan dengan
injeksi oksigen yang dibutuhkan untuk menjaga kesetimbangan panas antara
reaksi endotermis dan eksotermis.
Gas produk yang keluar reaktor berupa syngas yang mengandung H2, CO,
CO2, H2O dan inert.. Gas yang keluar dari autothermal reformer memiliki
temperatur sekitar 900°C. HP (High Pressure) dan yang di hasilkan di gunakan
dalam pembuatan oksigen pada O2 plant.
Gas produk kemudian didinginkan di dalam cooler kemudian dimasukkan
kedalam separator untuk dipisahkan antara gas dengan liquid yang terkandung di
dalamnya. Gas yang terkondensasi dan dipisahkan menjadi process condensate
yang kemudian dialirkan menuju striper untuk selanjutnya dikirim ke unit Water
treatment (Glasscock, 1991).
c. Sintesis Metanol
Unit sintesis metanol merupakan unit yang mengkonversi gas sintesis
menjadi raw metanol. Syngas yang berasal dari unit reforming setelah dipisahkan
kondensatnya di separator lalu dinaikkan tekanannya dari 26 bar menjadi 83,7 bar
dengan kompresor.
Syngas kemudian dicampur dengan recycle gas di dalam interchanger
pada bagian shell side. Kedua aliran masuk shell pada lokasi yang berbeda.
Interchanger berfungsi untuk memanaskan gas yang akan masuk ke dalam
reaktor dengan memanfaatkan panas sensible dari outlet reaktor. Gas yang akan
masuk kedalam reaktor dipanaskan hingga mencapai temperatur inlet reaktor
metanol sebesar 216,5°C.
Reaksi sintesis metanol berlangsung pada tekanan sekitar 80 bar dan
temperatur reaksi sebesar 250°C. Katalis yang digunakan adalah Cu dan Zn.
Reaksi utama yang terjadi adalah sebagai berikut:
CO + 2H2 ↔ CH3OH
CO2 + 3H2 ↔ CH 3OH + H2O
Kedua reaksi tersebut adalah reaksi eksotermis sehingga menghasilkan
panas. Panas tersebut harus cepat dipindahkan untuk melindungi katalis dan
mencegah reaksi samping yang tidak diinginkan.
Gas yang keluar dari reaktor synthesis memiliki temperatur 252°C
kemudian dimanfaatkan untuk memanaskan syngas dan recycle gas di dalam
interchanger. Selanjutnya campuran tersebut didinginkan didalam BFW
preheater dan final cooler. Produk keluaran dari final cooler dengan temperatur
39,1°C kemudian masuk kedalam separator untuk dipisahkan antara recycle
gas, purge gas dan raw metanol. Fraksi gas yang keluar akan terbagi menjadi
beberapa aliran. Sebagian besar gas akan dialirkan ke recycle gas compressor dan
sisanya digunakan menjadi purge gas. Purge gas digunakan untuk injeksi diunit
reforming sebagai fuel di reformer. Sebagian purge gas yang masih belum
terbentuk dari separator kemudian dipisahkan kembali dengan menggunakan
pressure swing absortion dan didapatkan fuel gas yang digunakan untuk
pembakaran di fire heater. Fase cairan yang keluar dari separator akan diproses
sebagai raw metanol di unit distilasi untuk menghasilkan metanol murni
(Glasscock, 1991).
d. Destilasi Metanol
Karena produk yang akan dijual adalah metanol grade AA yang
mempunyai kemurnian lebih dari 99,85% maka produk dari unit sintesis metanol
yang masih mengandung impuritis (zat pengotor) seperti TMA, higher alcohol,
dimethyl ether, methyl formiate, keton, air, gas terlarut dan berbagai hasil samping
lainnya harus dimurnikan di unit destilasi.
Proses pada unit destilasi ini bergantung pada relative volatility dari
komponen umpan. Komponen yang lebih volatil cenderung untuk membentuk
fase uap sedangkan komponen yang kurang volatil akan cenderung membentuk
fase liquid. Hasilnya uap akan ke atas saling berkontak dengan liquid di setiap
tray sehingga uap akan lebih kaya pekat dengan komponen yang lebih volatil dan
liquid akan lebih kaya dengan komponen yang kurang volatil. Liquid yang
mencapai dasar kolom akan diuapkan sebagian di reboiler untuk menyediakan
uap yang akan kembali naik ke puncak kolom. Sedangkan sebagian lainnya akan
diambil sebagai produk. Uap yang mencapai puncak kolom akan dikondensasi
dan didinginkan menjadi liquid oleh kondensor. Semua liquid ini akan
dikembalikan kekolom sebagai refluks (Glasscock, 1991).
𝐹𝑗 𝑁𝑗
wj = atau xj = ............................................................................................ (2.9)
𝐹 𝑁
Dimana :
N = Laju alir dalam mol
F = Laju alir dalam massa
Nj = Laju alir komponen j per waktu dalam mol
Fj = Laju alir komponen j per waktu dalam massa
w = Fraksi massa
x = Fraksi mol
wj = Fraksi massa komponen j
xj = Fraksi mol komponen j
Mj = Berat molekul komponen j
Keterangan gambar :
Nin , Nout = Laju alir molar, kmol/jam
XA , XB , XC = Fraksi mol
Maka untuk sistem neraca massa yang melibatkan reaksi kimia,
penyelesaian neraca massa dilakukan dengan langkah berikut:
Neraca massa komponen : 𝑁𝑖𝑛+𝑅𝑖=𝑁𝑜𝑢𝑡 ................................................. (2.10)
atau,
𝑅𝑖=𝑁𝑜𝑢𝑡+𝑁𝑖𝑛=(𝐹𝑖𝑜𝑢𝑡−𝐹𝑖𝑖𝑛)/𝑀𝑖 ....................................................... (2.11)
dengan,
Fi out , Fi in = Laju alir massa komponen, kg/jam
Mi = Berat molekul komponen, kg/mol
Ri = Laju pengurangan/pembentukan komponen, kmol/jam
Input = output
𝑁𝑠 𝑖𝑛 = 𝑁𝑠 𝑜𝑢𝑡 ................................................................................ (2.12)
Rs = 𝑁𝑠 𝑜𝑢𝑡 − 𝑁𝑠 𝑖𝑛 .......................................................................................... (2.13)
𝐹𝑠𝑖𝑛
Rs = 𝐹𝑠 𝑜𝑢𝑡 − .................................................................................. (2.14)
𝑀𝑠
𝑅𝑠
r = 𝜎𝑠 ........................................................................................................ (2.15)
Dimana:
𝑁𝑠 𝑖𝑛 = Laju alir masuk senyawa s
𝑁𝑠 𝑜𝑢𝑡 = Laju alir keluar senyawa s
Rs = Perubahan laju alir keluar dan masuk
rs = Laju alir reaksi
𝜎𝑠 = Koefisien reaksi
Hi = Entalphi (kkal/jam)
Q = Panas yang masuk dan keluar sistem (kkal/jam)
W = Kerja yang dihasilkan (kkal/jam)
Perhitungan ∆H , dapat dihitung dengan menggunakn persamaan berikut:
𝑇
∆H =∫𝑇273 ∑ 𝐶𝑝, 𝑖 𝑑𝑇 ................................................................................... (2.17)
Keterangan:
Mi = laju alir komponen, kg/jam
Cp = Kapasitas panas komponen, kakal/kg.K
𝑗
𝑑𝑄 𝑑𝑊 𝑠 ∑𝑜𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑎𝑚𝑠 𝑗 𝑥 𝐹𝑠 𝐻𝑠 𝑥 (𝑇𝑗 ) −
− = ∑𝑠=1 [ ] ........................... (2.18)
𝑑𝑇 𝑑𝑡 ∑𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑎𝑚𝑠 𝑘 𝑥 𝐹𝑠𝑘 𝐻𝑠 𝑥 (𝑇 𝑘 )
𝑠 𝑇
Q = ∑𝑠=1 Ns ∫𝑇𝑟𝑒𝑓 𝐶𝑝𝑠 𝑑𝑇 .............................................................................. (2.19)
Single Reaction:
Multiple Reaction :
𝑑𝑄 𝑇
= r1∆HR1 (Tref) + r2∆HR2 (Tref) - ∑ Nsin∫𝑇𝑟𝑒𝑓 𝐶𝑝𝑠 𝑑𝑇 ............................... (2.23)
𝑑𝑇
[Smith, 1987]
2. Persamaan untuk menghitung kapasitas panas
Cp = a + bT + cT2 + dT3 ................................................................................ (2.25)
[Reklaitis, 1983]
3. Jika Cp adalah fungsi dari temperatur maka persamaan menjadi:
𝑇2 𝑇2
∫𝑇1 𝐶𝑝𝑑𝑇 = ∫𝑇1 (𝑎 + 𝑏𝑇 + 𝑐𝑇 2 + 𝑑𝑇 3 )𝑑𝑇 ..................................................... (2.26)
𝑇2
𝑏 𝑐
∫ 𝐶𝑝𝑑𝑇 = 𝑎 (𝑇2 − 𝑇1) + (𝑇22 − 𝑇12 ) + (𝑇23 − 𝑇13 )
𝑇1 2 3
𝑑
+ 4 (𝑇24 − 𝑇14 ) .............................................................................................. (2.27)
[Reklaitis, 1983]
4. Untuk sistem yang melibatkan perubahan fasa persamaan digunakan
adalah:
𝑇2 𝑇2 𝑇2
∫𝑇1 𝐶𝑝𝑑𝑇 = ∫𝑇1 𝐶𝑝𝑑𝑇 + ∆Hn +∫𝑇1 𝐶𝑝𝑣𝑑𝑇 .................................................. (2.28)
[Reklaitis, 1983]
5. Perhitungan energi untuk sistem yang melibatkan reaksi:
𝑑𝑄 𝑇2 𝑇2
= r∆Hr(T) + N ∫𝑇1 𝐶𝑝𝑑𝑇𝑖𝑛 − 𝑁 ∫𝑇1 𝐶𝑝𝑑𝑇𝑜𝑢𝑡 ......................................... (2.29)
𝑑𝑇
[Reklaitis, 1983]
BAB III
NERACA MASSA DAN ENERGI
3.1 Kapasitas Prarancangan
Kapasitas per tahun = 190.000 Ton/Tahun
Lama waktu operasi (1 tahun) = 300 hari
190.000 ton 1 tahun 1 hari 1000 kg
Kapasitas Prarancangan = × 300 hari × 24 jam ×
1 tahun 1 ton
= 26388,88889 kg/jam
Kemurnian metanol (99,85 %) = 99,85 % x 26388,88889 kg/jam
= 26349,31 kg
Kemurnian air = 0,15 % = 0,15 % x 26388,88889 kg/jam
= 39,58333 kg
Kapasitas Umpan Masuk = 134521,0839 kg/jam
3.2 Neraca Massa Tiap Alat
Tabel 3.1 Neraca Massa Unit Absorber
Komponen F1 (in) F2 (out) F3 (out)
CH4 16115,62585 16115,62585 0
C 2 H6 161,4253007 161,4253007 0
C 3 H8 26,90421678 26,90421678 0
C4H10 13,45210839 13,45210839 0
CO2 116387,6418 0 116387,6418
H2S 1816,034633 0 1816,034633
Total 134521,0839 16317,40748 118203,6764
Tabel 3.2 Neraca Massa Unit Saturator
Komponen F2 (in) F6 (out)
CH4 4,36239 4,36239
C2H6 0,042112 0,042112
C3H8 0,008822 0,008822
C4H10 0,005611 0,005611
CO2 25,0751376 25,0751376
Total 29,4940726 29,494073
CO2 0 0 0
H2O 0 0 0
H2S 0 20449,8144 20449,8144
Total 16317,40748 715226,6727 715231,97
O2 1222,27102 1222,271025 0
Total 65899,1889 33552,3306 32346,85834
Atau
T 𝐵 𝐶 𝐷
∫Tref CpdT = A(T-Tref)+ 2 (T2- T2ref)+ 3(T3- T3ref)+ 4 (T4- T4ref)+
𝐸
(T5- T5ref).................................................................................. (2.31)
5
Keterangan :
Cp = kapasitas panas (J/mol.K)
A,B,C,D,E = konstanta
Tref = temperatur referensi (298 K)
T = Temperatur operasi (K)
Entalpi umpan :
Suhu Umpan : 325 K
Suhu Referensi : 298 K
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
CH3OH -9.04411E+12
H2O 12196308.01
M (kg/jam) M . Hv
Komponen Hv
(Kgmol/jam) (kcal/jam)
CH3OH
H2O
Entalpi umpan :
Suhu Umpan : 392 K
Suhu Referensi : 298 K
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
CH3OH -6.92708E+13
H2O 1360.332967
Entalpi umpan :
Suhu Umpan : 340 K
Suhu Referensi : 298 K
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
CH3OH -1.47663E+13
H20 145.74
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
CH4 0.271918594 -9.77058E+11 -1.4915E+13 -6.244E+13
C2H6 0.001400466 -2.51083E+12 -1.974E+11 -8.265E+11
C3H8 0.0002 -3.9841E+12 -4.4731E+10 -1.873E+11
C4H10 9.65367E-05 -5.39325E+12 -2.9228E+10 -1.224E+11
CO2 0.02 1568569.904 1358498.62 5687762
CH4 -1.57899E+12
C2H6 -4.05767E+12
C3H8 -6.43858E+12
C4H10 8.71606E+12
H2S 3599871.448
CO2 2524763.656
b. HE (E-415)
Suhu umpan : 390 K
Suhu referensi : 298 K
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
CH3OH -3.77837E+16
H2O 45894531.84
C2H6O -6.57321E+13
CO 17628246.59
CO2 33072662.04
e. HE (E-311)
Suhu umpan : 535 K
Suhu referensi : 298 K
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
H2O 0.5436 143153444.1 77818212.19 325809290.8
H2 0.823554 1.28985E+42 1.06226E+42 4.44748E+42
CO 0.271702998 54976810.62 14937364.26 62539756.68
CO2 0.8802 102939609.2 90607443.98 379355246.5
C2H6O -7.31861E+13
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
CH3OH 6.0959304 -4.83081E+15 -2.945E+16 -1.23294E+17
H2O 0.478473494 6645194.862 3179549.61 13312138.29
C2H6O 25.07958261 -8.40412E+12 -2.108E+14 -8.82459E+14
CO 7.610399714 2552370.477 19424559.6 81326745.94
CO2 1 4783843.047 4783843.05 20028994.07
Suhu Keluar Top : 313 K
Suhu Keluar Bottom : 313 K
Suhu Referensi : 298 K
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
CH3OH -1.59735E+16
H2O 20914582.58
C2H6O -2.7789E+13
CO 8033484.42
CO2 15071758.07
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
N2 28959672
O2 24711789
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
H2O 0.026559867 133188852 3537478.15 14810713.5
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
CO2 0.569674529 2522213.78 1436840.946 6015765.67
H2S 0.014299161 3599360.149 51467.82972 215485.509
MEA 0.799816646 -29747705.71 -23792710.21 -99615319
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
CO 0.271702998 52025138.42 14135386.07 59182034.41
CO2 0.7122 97418281.19 69381299.86 290485626.3
H2O 0.5436 135446012.7 73628452.5 308267604.9
18. Perhitungan Neraca Energi Pada Unit Reboiler (Destilasi)
a. Unit Reboiler (Destilasi 1)
Suhu umpan : 313 K
Suhu referensi : 298 K
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
CH3OH -4.83075E+12
H2O 6647580.395
Suhu Keluar : 353 K
Suhu Referensi :298 K
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
CH3OH -2.01517E+13
H2O 25963512.86
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
CH3OH -3.21725E+13
H2O 7693294.26
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
CH3OH -4.83075E+12
H2O 6647580.395
21. Perhitungan Neraca Energi Pada Unit Fired Heater (Pre Reforming)
Suhu umpan : 468 K
Suhu referensi : 298 K
M Q Q
Komponen CpdT
(Kgmol/jam) (kcal/jam) (kJ/jam)
CH4 0.271918594 -5.48493E+13 -1.4915E+13 -6.24443E+13
C2H6 0.001400466 -1.40951E+14 -1.974E+11 -8.26461E+11
C3H8 0.0002 -2.23656E+14 -4.4731E+10 -1.87281E+11
C4H10 9.65367E-05 -3.02762E+14 -2.9228E+10 -1.2237E+11
CO2 0.02 67924930.78 1358498.616 5687762.004
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
NERACA MASSA
= 26338.89 kg/jam
CH4
C2H8
C3H8
C4H10
CO2 MEA
H2O
R = C2H5O (MEA)
A.2 Stripper
CO2
H2S
CO2
H2S T-107
MEA
MEA
A.3 Saturator
CH4
CH4
C2H6
C2H6
C3H8
C3H8
C4H10
C4H10
CO2
CO2
Komponen F2 (in) F6 (out)
CH4 4,36239 4,36239
C2H6 0,042112 0,042112
C3H8 0,008822 0,008822
C4H10 0,005611 0,005611
CO2 25,0751376 25,0751376
Total 29,4940726 29,494073
CH4
CH4
C2H6
CO2
C3H8
H2
C4H10
CO
CO2
H2O
CO
CH4 CO2
CO2 H2
H2 H2O
CO
A.7 Separator
CO CO
CO2 CO2
H2 H2
H2O H2O
CO
CO CO2
CO2 H2
H2 H2O
H2O
CO + 2H2 CH3OH
CH3OH
CO H2O
CO2 C2H6O
H2 CO
H2O CO2
CO + 2H2 CH3OH
Atau
2 CO + 3 1/2 H2 2 CH3OH
Komponen F12 (in) F13 (out)
CO 7,613118 7,613118
CO2 31,343922 31,343922
H2 1,098072 0
H2 O 0,47847672 0,47847672
CH3OH 3,4833888 6,0959304
C2H6O 0 25,0425648
Total 44,01697752 70,574012
H2
CH3OH CH3OH
H2O H2O
C2H6O C2H6O
CO
CO2
CH3OH CH3OH
H2O H2O
C2H6O
CH3OH CH3OH
H2O H2O
CH3OH CH3OH
H2O H2O