Anda di halaman 1dari 73

STEAM TURBINE OPERATION

Presented by : Sayektiyono
STEAM TURBINE OPERATION
 SYSTEM TURBINE UAP
(INSPECTION CHECK LIST, PROSEDUR START-
UP,NORMAL SHUT-DOWN & EMERGENCY
SHUT-DOWN)
LOG SHEET
PARAMETER OPERASI
TROUBLE SHOOTING
KEAMANAN & KESELAMATAN
PERAWATAN TURBINE UAP
SYSTEM TURBINE UAP
(TYPE CONDENSING)
A. DEFINISI
Turbine uap adalah pesawat konversi energy yang
berfungsi mengubah energy potensial uap menjadi
energy mekanik.
Untuk mendapatkan effisiensi kerja yang tinggi,
kondisi condenser turbine uap type condensing
harus bersih dan vacuum condenser pressure < -
0.92 kg/cm2 .
Sebab secara teoritis kenaikan tekanan exhaust
turbine sebesar 0.035 kg/cm² akan menyebabkan
penurunan effisiensi kerja sebesar 1 %.
B. BAGIAN-BAGIAN UTAMA SYSTEM TURBINE UAP
Secara garis besar,system turbine uap
dapat dibagi atas enam bagian utama yaitu:
1. Control system
* Operating control system
* Protection
* Monitoring
2. Cooling water system
* Cooling water untuk condenser
* Cooling water untuk oil cooler
* Cooling water untuk generator air cooler
B. BAGIAN-BAGIAN UTAMA SYSTEM TURBINE
UAP ( Lanjutan )
3. Lube oil & control oil system
* Lube oil bearing
* Control oil governing system dan governor valve
* Turning gear unit
4. Vacuum system
* Menurunkan back pressure & temperature exhaust
steam turbine dan membuang steam mixture air
yang tidak dapat terkondensasi
5. Turbine unit
* Mengubah energy potensial uap menjadi energi
mekanik untuk memutar rotor turbin dan generator

6. Heat balance system


* Unit penukar panas (Condenser,LP.Heater,
Deaerator, HP. Heater) dan juga pompa air umpan
boiler
LUBE OIL SYSTEM

P = 2 bar TURNING GEAR

MOP
JOP TURBINE G

PRV EOP AOP

OIL COOLER
OIL TANK
CONTROL
OIL AOP = Auxilliary Oil Pump, MOP = Main Oil Pump
P = 8 bar
EOP = Emergency Oil Pump, JOP = Jacking Oil Pump
FUNGSI LUBE OIL

A. Fungsi Lube oil


– Pada dasarnya yang menjadi fungsi lube oil adalah untuk
mencegah atau mengurangi keausan sebagai akibat dari
kontak langsung antara permukaan logam dengan logam lain
yang terus menerus bergerak.

B. Tugas-tugas Tambahan
– Menghantar atau menyalurkan panas ( sebagai media
pendingin)
– Mencegah Korosi
– Membersihkan permukaan logam yang kontak langsung
– Membentuk Penyekat
OIL PROPERTIES
• Chemical composition
• Viscosity & Viscosity Index
– SAE Viscosity grades
– ISO Viscosity grades
• Specific gravity or density
• Pour Point
• Flash/fire Point
• ASTM Color
Item description lube oil
A. Viscosity
Viscosity atau kekentalan dari suatu minyak pelumas adalah merupakan
ukuran dalam bergerak atau daya tolaknya untuk mengalir.
Contoh metode :
a) Redwood ( Inggris )
b) Kinematic Centistokes pada 100 F dan 210 F ( Metode International )
c) Engler Degrees ( Metode Eropa )
d) Saybolt Universal Second/SUS pada 100 F dan 210 F (metode Amerika )

B. Viscosity Index
Viscosity Index atau indeks kekentalan adalah merupakan kecepatan
perubahan kekentalan suatu jenis minyak pelumas dikarenakan adanya
perubahan temperatur, makin tinggi makin kecil perubahan kekentalan
minyak pelumas sebagai akibat dari perubahan temperatur.
Contoh :
100
130 – 180
200 (pelumas sintetis
C. Flash Point
Flash Point atau titik nyala dari suatu minyak
pelumas adlah menunjukan temperatur
diamana minyak tertentu itu akan
mengeluarkan uap air yang cukup untuk
membentuk campuran yang mudah terbakar
dengan udara.
D. Fire Point
Fire Point atau titik api adalah menunjukan
pada temperatur mana didalam pengujiannya,
sejenis minyak akan menyala atau terbakar
dan terus menyala sekurang-sekurangnya
selama 5 detik.
E. Pour Point
Pour Point atau titik curah dari suatu monyak pelumas adalah
merupakan temperatur terendah dimana minyak pelumas tersebut akan
berhenti mengalir dengan leluasa.

F. Cloud Point
Cloud Point atau titik awan adalah keadaan dimana pada suhu atau
temperatur tertentu maka lilin yang larut didalam minyak pelumas
akan mulai membeku.

G. Analine Point :
Titik yang memberikan petunjuk bahwa pelumas tersebut sesuai
dengan sifat-sifat karet yang digunakan sebagai segel.

H. Neutralization number of acidity :


Ukuran dari alkali yang diperlukan untuk menetralisir suatu minyak

I. Demulsification :
Kemampuan minyak untuk berpisah dengan air.
J. Foaming : Gelembung-gelembung

K. ASTM Color : Penentuan warna minyak dengan membandingkannya


untuk suatu standard warna terhadap sumber warna yang bersangkutan,
makin gelap warna makin tinggi angka ASTM colornya, standard 3 – 8

L. Detergency & Dispersancy : 2 sifat untuk mencegah terbentuknya


endapan (sludge), vernish dan sebagainya yang merupakan engine
deposit

M. Detergency : Kemaampuan untuk membersihkan dan mencegah


terbentuknya engine deposit.

N. Dipersancy : Kemampuan untuk mengikat deposit dari dalam suspensi


sehingga dengan mudah daapat dibawa /dipisahkan dari minyak
pelumas.

O. Heat Stability : Kemampuan minyak pelumas untuk bertahan/tidak


mengalami kerusakan pada temperatur yang tinggi contoh : paraffinic
base oil

P. Oxidation Stability : Kemampuan relatif dari minyak pelumas untuk


mencegah/melawan oksidasi pada waktu penggunaannya.
ISO Viscosity Classifications
ISO Grade Min cSt @ 40 C Max cSt @ 40 C
2 1.98 2.42
3 2.88 3.52
5 4.14 5.06
7 6.12 7.48
10 9 11
15 13.5 16.5
22 19.8 24.2
32 28.8 35.2
46 41.4 50.6
68 61.2 74.8
100 90 110
150 135 165
220 198 242
320 288 352
460 414 506
680 612 748
1000 900 1100
1500 1350 1640
Reference: Mobil Product Descriptions - 11th Edition
Particle Counting
• Counts and determines size of individual
particles per ml of oil
• Micron sizes : >2, >5, >15, >25, >50, >100
• Uses ISO 4406 Cleanliness Code
Ref. Date: Sample Date: Point: P1 - Hydraulic Pump
JUL-27-95 MAY-28-95 PTCLCTR - Particle Counter Samples
Contamination
7
10
ISO 29
21/18/12 21/18/13 6 28
10 27
NAS
5 25
10 12 10 24
Lube Chemistry:
4 22
10 21
Diel No. 20
1.829 1.831 3 18
10 17
Diel IDX 16
N/A 0.2 2
10 14
Color 13
0.0 0.0 1 12
10
L.Absorb 10
0.0 0.0 9
0 8
10
6
-1 5
10 4
-2 2
10 1
2 5 15 25 50 100

Lube Contam - Bad


Lube Quality - Good
ISO 4406 Cleanliness Code
Particle Count Range (per ml)
ISO Code Minimum
(included)
Maximum
(excluded)
Target Cleanliness Level
1 0.01 0.02
2
3
4
0.02
0.04
0.08
0.04
0.08
0.16
16/14/12
5 0.16 0.32
6 0.32 0.64
7 0.64 1.3
8 1.3 2.5
9 2.5 5.0
10 5.0 10
11 10 20
12 20 40
13 40 80
14 80 160
15 160 320
16 320 640
17 640 1300
18 1300 2500
19 2500 5000
20
21
5000
10000
10000
20000
“16” = particles > 2u
22 20000 40000
23
24
40000
80000
80000
160000
“14” = particles > 5u
25 160000 320000
26
27
320000
640000
640000
1300000
“12” = particles >15u
28 1300000 2500000
ISO 4406 Contamination Codes

18 / 16 / 14

Particles >2 microns Particles > 15 microns

Particles > 5 microns


ISO 4406 Code
Range Number Particle Size Particle Count
Range (per ml)

18 >2 1,300 - 2,500


16 >5 320 - 640
14 >15 80 - 160
Sampling Point Selection

Circulating Systems
Sample
Component Valve

Filter

Pump Reservoir
Water and Bearing Life
Based on 100% Life at 0.01% Water

250

200
% Bearing Life

150

100

50

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Percent Water
VACUUM SYSTEM & COOLING
WATER SYTEM
HEAT BALANCE DIAGRAM
C. PEMERIKSAAN & PENGETESAN KONDISI
SYSTEM TURBINE
1. Pengetesan semua system control, proteksi dan unit
monitor semua parameter operasi turbine.
2. Pengetesan (buka & tutup) semua gate/ stop valve yang
terpasang pada system turbine & auxiliary-nya
3. Pemeriksaan terhadap kondisi semua pompa yang
terpasang pada system turbine
(Circulating water pump, Condensate pump, Oil pump,
Jacking oil pump, dll)
4. Lakukan verifikasi dan catat posisi asli, semua governing
valve & control valve untuk sumber data setelah
perbaikan/ kalibrasi.
CONDENSATE WATER PUMP
Outlet stop valve
To GSH-LPH- Outlet check valve
HP D/A Outlet press.gauge
Water mixture
Gland packing
Air valve to condenser Sealing wtr
motor

Name plate

Inlet
Valve from
Cooling fan motor
Condensate
Water box

Terminal box
Power source
Bearing
Water pompa Bearing motor Base frame
strainer pompa Cooling wtr couple Power cable 380V
Stuffing box Oil level bearing Grounding cable
JET WATER PUMP
Discharge pipe to jet water pond

MOV discharge pump Front brg Water mixture air valve


pump To jet ejector

Rear bearing
pump

Discharge press.
gauge

Suction press.
Cooling fan gauge

pump
motor

Base frame Suction pipe from water pond


Power cable
Supply motor couple
380V
AC LUBE OIL PUMP
Discharge check valve
Discharge valve to oil Pump bearing
Cooler-bearing TG
couple

Suction valve
From oil tank
Box terminal

Cooling fan
motor

motor
pump Oil level Base frame
Cooling water Grounding
From industrial Rear brg motor cable
water Sealing water
AC SPEED OIL PUMP
Cold air temp.
Oulet stop valve to Front bearing
Oil ejector pump
Couple&cover
Motor air cooler

Outlet Hot air temp.


Check valve

Inlet stop from


Oil tank Cold air temp.

Rear brg Terminal box


pump Power supply

Oil level
Power cable
3.3KV
Sealing
Mechanical water Terminal
seal Rear bearing Box heater
motor
Oil level Name plate
D. PERSIAPAN START-UP TURBINE
Sebelum melakukan start-up turbine (khususnya
untuk initial start-up) maka harus dilakukan pe-
ngecekan kembali semua komponen/ bagian-
bagian system turbine antara lain :

No. Pengecekan Kondisi Keterangan


A. CONTROL SYSTEM
1 Power source unit operating control
system (PLC, DCS) ON
2 Power source motorized control valve Standby
3 Stop valve semua pressure gauge ,
level transmitter, flow transmitter Buka penuh
4 Stop valve supply air instrument
ke pnumatic valve Buka penuh
D. PERSIAPAN START-UP TURBINE
(LANJUTAN)

No. Pengecekan Kondisi Keterangan


B. COOLING WATER SYSTEM
1 Gate valve inlet circulating pump Buka penuh
2 Gate valve inlet & outlet cooling
water condenser, oil cooler &
generator air cooler Buka penuh
3 Air vent valve inlet/outlet water
box condenser Tutup rapat
4 Air vent valve oil cooler &
generator air cooler Tutup rapat
5 Gate valve water distribution
cooling tower fan Buka penuh
6 Power source motor cooling tower
fan & circulating pump Standby
D. PERSIAPAN START-UP TURBINE
(LANJUTAN)

No. Pengecekan Kondisi Keterangan


C. LUBE & CONTROL OIL
SYSTEM
1 Level oil tank Normal
2 Gate valve inlet & outlet Jacking
oil pump Buka penuh
3 Stop valve ke turning gear unit
buka penuh
4 Drain valve oil tank Tutup rapat
5 Air vent valve lube oil filter &
control oil filter Tutup rapat
6 Power source oil vapour fan,
main oil pump, auxiliary oil pump
emergency oil pump & jacking oil
pump Standby
D. PERSIAPAN START-UP TURBINE
(LANJUTAN)
No. Pengecekan Kondisi Keterangan
D. VACUUM SYSTEM
1 Gate valve steam mixture air dari
condenser Buka penuh
2 Gate valve motive steam jet ejector Tutup rapat
3 Drain valve condensate ejector,
drain HP. & LP. Seal steam sebelum
control valve Buka penuh
4 Gate valve steam mixture air suction
jet ejector Tutup rapat
5 Gate valve steam supply HP. & LP.
seal steam Tutup rapat
6 Air vent valve steam supply HP. &
LP. Seal steam Tutup rapat
7 Stop valve HP. & LP. Seal steam
setelah pressure control valve Tutup rapat
D. PERSIAPAN START-UP TURBINE
(LANJUTAN)
No. Pengecekan Kondisi Keterangan
E. TURBINE UNIT
1 Valve main steam turbine dari
boiler Tutup rapat
2 Valve bypass main steam turbine Tutup rapat
3 Drain valve main steam sebelum
governing valve Buka penuh
4 Valve drain dari cylinder governing
valve Buka penuh
5 Emergency trip valve turbine Tutup rapat
6 Semua valve drain heating system
cylinder turbine Buka penuh
7 Stop valve spray water exhaust
turbine Buka penuh
D. PERSIAPAN START-UP TURBINE
(LANJUTAN)
No. Pengecekan Kondisi Keterangan
F. UNIT CONDENSATE
1 Gate valve inlet & outlet condensate
pump Buka penuh
2 Stop valve sealing water condensate
pump Buka penuh
3 Stop valve sebelum dan setelah
water level control valve condenser Buka penuh
4 Stop valve sebelum dan setelah
water circulation control valve
condenser Buka penuh
5 Stop valve make-up water
condenser Tutup rapat
6 Power source condensate pump Standby
E. PROSEDUR START-UP TURBINE
Lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
start-up turbine, mulai dari start aux.equipment sampai
Normal speed/turbine siap dibebani sangat tergantung dari
temperature cylinder/casing turbine.
Secara umum mode start-up turbine :
1. Cold state jika temperature bottom inner wall cylinder turbine
T < 100 ‘C
2. Warm state jika temperature bottom inner wall cylinder
turbine T > 150 ‘C
3. Hot state jik temperature bottom inner wall cylinder turbine
T > 300 ‘C
Adapun prosedur operasi dari ke-tiga mode start-up
turbine dapat diuraikan sebagai berikut :
* COLD STATE
1. Start-up cooling water system
1.1. Pastikan semua equipment sudah siap dan aman
kemudian Start circulating water pump dari local panel/DCS
1.2. Buka penuh gate valve outlet circulating pump
1.3. Buka air vent valve outlet/ inlet water box condenser,
dan tutup kembali jika udara sudah terbuang habis
1.4. Buka air vent valve water side oil cooler, dan tutup
kembali jika udara sudah terbuang habis
1.5. Buka air vent valve inlet & outlet water box generator
air cooler, dan tutup jika udara sudah terbuang habis
* COLD STATE (Lanjutan)
2. Start lube oil system
2.1. Pastikan semua equipment sudah siap dan aman kemudian
Start auxiliary oil pump
2.2. Periksa pressure & lube oil flow ke setiap bearing
turbine-generator harus normal & lancar
2.3. Tunggu temperature lube oil sampai 35’C, kemudian
operasikan turning gear unit selama 25 menit sebelum
turbine diputar
2.4. Periksa indikasi vibrasi bearing turbine-generator harus
normal, dan turbine berputar dengan halus (tidak noise)
3. Start condensate pump (satu unit)
3.1. Isi hotwell condenser dari demin water make-up
sampai level normal
3.2. Start condensate pump
* COLD STATE (Lanjutan)
4. Heating sealing steam system
4.1. Buka kira-kira 50% gate valve steam supply & air vent
valve HP. & LP. Seal steam
4.2. Tunggu temperature steam supply HP. & LP. Seal
steam sebelum pressure control valve T > 150 ‘C
4.3. Tutup rapat air vent valve HP. & LP. Seal steam, dan
buka penuh gate valve steam supply-nya
5. Operasikan unit vacuum system
5.1. Start steam jet ejector atau jet water pump
5.2. Buka penuh stop valve HP. & LP. Seal steam setelah
pressure control valve
5.3. Buka penuh gate valve steam mixture air jet ejector
untuk mulai proses mem-vacuumkan exhaust turbine
5.4. Tutup valve drain dan atur pressure HP. & LP. Seal
steam sesuai standar operasi turbine
* COLD STATE (Lanjutan)
6. Heating main steam pipe turbine
6.1. Periksa tekanan exhaust turbine turun P < -0.6 kg/cm²
6.2. Buka sedikit bypass main steam valve
6.3. Tunggu temperature main steam turbine sampai siap
untuk memutar turbine ( T > 460°C )
7. Memutar turbine
7.1. Reset alarm turbine di Control panel jika masih ada,
sampai normal
7.2. Periksa tekanan exhaust turbine turun P < -0,9 kg/cm²
7.3. Switch-off heater winding generator
7.4. Start cooling tower fan untuk menjaga temperature
cooling water ( T ≤ 33°C )
75. Buka emergency trip valve turbine
7.6. Tutup drain valve main steam turbine sebelum
emergency trip valve
* COLD STATE (Lanjutan)
7.7. Buka bypass main steam valve sesuai indikasi
permissive pressure
7.8. Naikan speed turbine sesuai dengan grafik start-up
7.9. Off (auto/ manual) turning gear unit jika turbine mulai
berputar
7.10.Off (auto/ manual) jacking oil pump setelah speed
turbine mencapai 10% speed nominal
7.11. Catat vibrasi bearing turbine-generator saat kenaikan
speed & critical speed
7.12. Off (auto/ manual) auxiliary oil pump setelah speed
turbine mencapai 90% speed nominal
7.13. Buka penuh main steam valve,& tutup bypass valve-nya
7.14. Tutup rapat drain valve cylinder emergency trip valve
* COLD STATE (Lanjutan)
8. Synchronizing dan loading turbine
Prosedur pembebanan turbinesecara umum dapat
diuraikan sebagai berikut :
8.1. Switch-on exciter / AVR generator
8.2. Atur voltage& frequency generator supaya sama
dengan network / jaringan sesuai indikasi di
synchronoscope
8.3. Lakukan synchron generator (manual/ auto)
8.4. Naikan beban generator untuk menghindari power
reverse
8.5. Naikan beban generator setelah temperature cylinder
turbine panas
8.6. Tutup semua drain valve steam heating cylinder turbine,
jika beban turbine-generator lebih 10% beban nominal
* COLD STATE (Lanjutan)
8.7. Operasikan LP. Heater dan HP. Heater
8.8. Catat semua parameter operasi turbine-generator dan
auxiliary-nya pada “LOG SHEET”

* WARM STATE
Untuk prosedur start-up warm state adalah hampir sama
dengan cold state. Perbedaanya hanya untuk warm state
LUBE OIL SYSTEM dan turning gear masih running
* HOT STATE
Untuk prosedur start-up hot state biasanya dilakukan jika
turbine distop kurang dari 6 jam, sehingga waktu yang
dibutuhkan untuk start-up bisa lebih pendek
CONTOH START-UP GRAPH
TURBINE ABB TYPE VE63
100
L 8
O 0
60
A
40
D
20
0
100
S 80
P 60
E 40 (SPEED
E 20 SET PONT)
D
0 20 40 60 80 100 101 102 103 104 105 %
START-UP LOAD OPER.
SPEED CONTROL SPEED FIXED
BY PUBLIC GRID
PT. Dian Swastatika Sentosa
Serang Power Plant

Training for PT. Cabot Indonesia


August 2002
PT. Dian Swastatika Sentosa
Serang Power Plant

Training for PT. Cabot Indonesia


August 2002
PT. Dian Swastatika Sentosa
Serang Power Plant

Training for PT. Cabot Indonesia


August 2002
F. PROSEDUR NORMAL SHUT-DOWN
1. Turunkan beban turbine-generator, stop steam side
stop steam side HP.& LP. Heater
2. Buka semua drain valve steam heating system cylinder
turbine
3. Turunkan beban turbine sampai 0 %, dan lepas synchron
generator
4. Switch-off exciter generator, kemudian tutup emergency
trip valve turbine
5. Tutup rapat main steam valve turbine
6. Start (manual/auto) auxiliary oil pump jika speed turbine
n < 90% speed nominal
7. Catat vibrasi bearing saat melewati critical speed
F. PROSEDUR NORMAL SHUT-DOWN
(Lanjutan)
8. Start jacking oil pump (manual/auto) jika speed turbine
n < 30 % speed nominal
9. Operasikan turning gear (manual/ auto) jika speed
turbine n = 0 rpm
10. Switch-on heater generator
11. Stop unit vacuum system
12. Stop sealing steam system
13. Stop condensate pump
14. Stop cooling tower fan
15. Stop lube oil system dan turning gear unit
16. Stop circulating water pump
G. EMERGENCY SHUT-DOWN
Emergency shut-down dilakukan jika terjadi kondisi
abnormal operasi yang dapat membahayakan mesin,
lingkungan, dan manusia yang ada disekitarnya.
Ada beberapa kondisi bahaya operasi turbine uap yang
membutuhkan emergency shut-down ;
1. Terjadi kebocoran uap, oil dan air yang kritis pada
system turbine-generator
2. Terjadi kebakaran lube oil system
3. Terjadi gesekan yang kritis antara statis dan moving
blade turbine
4. Kegagalan operasi circulating water system
Apabila terjadi kondisi yang membahayakan seperti
tersebut di atas dalam mengoperasikan turbine uap,
maka harus segera dilakukan shut-down dengan cepat
Log sheet
Log sheet
>Untuk memudahkan melakukan analisa, penemuan dan
penanganan masalah yang timbul dalam pengoperasian
turbine
>Rentang waktu pencatatan data operasi harus ber-
pedoman pada standar operasi dan maintenance yang
direkomendasikan oleh turbine manufacturer
Parameter-parameter operasi yang dicatat pada log sheet
antara lain :
-Temperature, pressure, dan main steam flow turbine
-Speed, regulating stage pressure, pressure & temperature
exhaust turbine
-Beban, tegangan, frequency, faktor daya generator
-Dll.
SRG/PO/FO/08
REV. 1
DATE :………………….
DATE :…………………….
Log operasi
Parameter sheet
Merupakan nilai proses operasi yang harus dipenuhi dan
dikontrol supaya system dapat bekerja dengan optimal,
aman dan handal.
Secara umum nilai parameter operasi digolongkan
tiga katagori yaitu:
1. Aman/ Normal ; jika nilai parameter operasi berada pada
batasan yang direkomendasikan oleh pihak pembuat mesin
2. Tidak aman ; jika nilai parameter operasi lebih rendah/
lebih tinggi dari nilai normal
3. Bahaya ; jika nilai parameter operasi meyimpang jauh dari
nilai normal
Karena dalam kondisi aktual parameter operasi sangat
mungkin mengalami penyimpangan, maka system control
harus dilengkapi dengan system ALARM & PROTEKSI
Log operasi
Parameter sheet
>> ALARM
Untuk memberikan peringatan dini kepada operator
jika nilai parameter operasi menyimpang dari
standar. Sehingga operator harus segera melaku-
kan pengaturan kembali proses operasi.
>> PROTEKSI
Sebagai system pengaman terhadap bahaya rusaknya
semua equipment turbine dan auxiliary, dan
membatasi kerusakan yang lebih besar, jika nilai
parameter operasi jauh menyimpang dari standar.
CONTOH
CONTROL RANGE, ALARM SETTING & TRIPPING SETTING
(TURBINE ABB TYPE VE63)
1. Lube oil pressure
2,0 bar -------------- Normal
< 1,5 bar-------------Alarm low
< 1,0 bar-------------Alarm + trip turbine
2. Turbine speed
3000 rpm-----------Normal
3300 rpm-----------Alarm over speed + trip turbine
3. Shaft position
-/+ 0,15 mm--------Normal
-/+ 0,44 mm--------Alarm high
-/+ 0,64 mm--------Alarm + trip turbine
4. Bearing vibration
<125 um------------Normal
>125 um------------Alarm high
5. Exhaust steam pressure
-0,93 bar-----------Normal
-0,6 bar----------Alarm high
> -0,2 bar----------Alarm + trip turbine
6. Dan sebagainya
Trouble shooting
Apabila terjadi penyimpangan atau gangguan
proses operasi, maka control unit akan menampilkan
pesan berupa ALARM kepada operator.

Gangguan-gangguan yang umum terjadi serta


penanganan yang dapat dilakukan dalam operasi
turbine uap, antara lain :
Trouble shooting (Lanjutan)

No. Gangguan Penyebab Penanganan


1 Speed turbine hunting - Pressure main steam hunting Hubungi operator boiler untuk
mengatur pressure main steam
-Governing valve hunting Shut-down turbine dan repair
governing valve
-Indikasi speed abnormal Re-kalibrasi sensor speed

2 Axial displacement -Tekanan regulating stage Turunkan beban turbine


tinggi tinggi

3 Temperature main -Spray water control Hubungi operator boiler untuk


steam tinggi main steam abnormal mengatur temperature

4 Temperature main -Boiler over load Kurangi beban turbine


steam rendah
5 Temperature exhaust -Turbine lama tidak Segera bebani turbine
tinggi dibebani
Trouble shooting (Lanjutan)

No. Gangguan Penyebab Penanganan


6 Pressure exhaust -Udara luar masuk ke exhaust Turunkan beban turbine dan
tinggi turbine segera cari penyebabnya
-Vacuum system abnormal Turunkan beban turbine dan
segera lakukan perbaikan
-Temperature exhaust Tambah flow cooling water
tinggi

7 Turbine vibrasi -Beban generator hunting Lepas feeder distribusi


ke beban yang abnormal
-Pondasi turbine-generator Cek level vibrasi pondasi
bergetar turbine-generator
-Alignment poros turbine- Shut-down turbine dan
generator kurang baik re-alignment poros

8 Temperature lube -Oil cooler kotor Tukar operasi oil cooler ke


oil tinggi yang standby
-Level oil tank rendah Tambah lube oil
Trouble shooting (Lanjutan)

No. Gangguan Penyebab Penanganan


9 Pressure lube oil -Lube oil pump abnormal Shut-down turbine dan segera
rendah turbine repair oill pump
-Filter lube oil kotor Pindah operasi oil filter ke
yang standby
10 Relative expansion -Temperature exhaust Operasikan spray water
turbine tinggi turbine tinggi exhaust
-Temperature LP. Seal Turunkan temperature
steam tinggi seal steam supply
11 Temperature bearing -Temperature lube oil Turunkan temperature oil
turbine-generator tinggi
tinggi -Terjadi gesekan antara Shut-down turbine dan
poros dengan permukaan cek clearance bearing
bearing
12 Temperature winding -Temperature cooling water Tambah flow cooling water
generator tinggi tinggi atau tambah cooling fan
-Generator over load Turunkan beban generator
Keamanan & keselamatan
Guna menjamin keamanan & keselamatan operasi
system turbine, dalam pelaksanaanya harus selalu
berpedoman pada standar operasi yang telah di-
bakukan dalam buku panduan yang diterbitkan oleh
pembuat turbine itu sendiri.

Sebagai contoh beberapa hal yang sangat perlu


mendapat perhatian selama pengoperasian turbine
uap, antara lain :
Keamanan & keselamatan (Lanjutan)
No. KONDISI AKIBAT YANG DITIMBULKAN
1 Temperature main steam -Pemuaian tidak merata pada dinding
terlalu tinggi cylinder turbine
-Pemuaian tidak merata pada joint flange
pipa-pipa main steam turbine
2 Temperature main steam -Terjadi water hammer dalam cylinder
terlalu rendah turbine sebab steam cepat kondensasi
-Erosi/pengikisan pada sudu-sudu turbine
khususnya sudu tingkat akhir
3 Melakukan perubahan -Kerja system proteksi tidak sempurna
system proteksi -Turbine-generator bisa trip jika dikerja-
kan saat masih kondisi operasi
4 Kualitas main steam -Terjadi deposit atau korosi pada sudu,
kurang baik dan dinding internal cylinder turbine
Perawatan turbine uap

Setelah turbine shut-down dan mengalami fase


pendinginan, bagian internal turbine sangat
rentan terhadap timbulnya korosi. Hal ini karena
akibat kondensasi uap dan adanya udara yang
masuk ke internal turbine.
Oleh sebab itu setelah turbine shut-down
khususnya dalam jangka waktu lama harus
dilakukan perawatan secara periodik.
Sesuai dengan rekomendasi dari ABB Turbinen
Numberg GmbH, perawatan yang harus dilakukan
Setelah turbine shut-down, adalah :
Perawatan turbine uap (Lanjutan)
1. Shut-down sampai 4 hari (jangka pendek)

Tidak diperlukan perawatan secara khusus. Hanya internal


turbine harus dijaga tetap kering. Kemudian jika shut-down
sudah lebih dari 48 jam turning gear unit dapat distop.
2. Shut-down lebih 4 hari sampai 6 bulan

Tindakan perawatan yang dilakukan :


* Unit turbine
- Jangan ada kebocoran uap masuk ke turbine
- Jaga internal turbine tetap kering (kelembaban udara harus
dijaga kurang dari 60%)
- Start turning gear beberapa saat sebelum start-up turbine
* Oil system
-Operasikan oil pump selama 1 jam tiap dua minggu sekali dan
lakukan test buka tutup semua kontrol valve
- Operasikan turning gear setiap dua minggu sekali
- Ambil sample lube oil dan drain kandungan air dari oil tank
Perawatan turbine uap (Lanjutan)
3. Shut-down 6 bulan sampai 8 bulan

Tindakan perawatan yang dilakukan :


* Unit turbine
- Tidak boleh ada kebocoran uap masuk ke turbine
- Untuk perawatan internal turbine, antara lain :
>Buka casing turbine dan lapisi semua internal turbine dengan
VALVOLINE TECTYL 511M
>Control kekeringan internal turbine dengan menghembuskan
udara hangat (Drying fan)
>Dengan menginjeksikan gas hydrogen ke dalam turbine
* Oil system
-Campurkan zat anti korosi ke lube oil dan sirkulasikan ke
seluruh system
- Dinding oil tank yang tidak terendam oil dicoating anti korosi
- Oil cooler tetap dialiri air dengan low velocity dan ditretment
dengan bahan kimia HYDRAZINE
Perawatan turbine uap (Lanjutan)
4. Shut-down lebih dari 8 bulan
Tindakan perawatan yang dilakukan :
* Unit turbine
- Buka casing turbine lapisi dengan TECTYL 511M dan
diproteksi dengan kertas minyak
- Pisahkan/sekat bagian upper & lower turbine dengan balok
kayu setinggi 10cm, kemudian bungkus kertas minyak
- Lepas semua pemipaan turbine, coating dengan zat anti karat
* Oil system
- Drain oil, ambil sample dan bersihkan oil tank
- Bersihkan semua bagian oil cooler dan oil filter
- Lepas semua valve, pressure switch dan instrumentasi lainnya
- Lepas semua pemipaan oil system, kemudian isi penuh dengan
lube oil dan isolasi supaya tidak bocor
- Overhaul semua oil pump, gunakan TECTYL 511M untuk
pelindung korosi.
MOVING BLADE LP STAGE
ROTARY BLADE

SAND BLASTING
JOBS

STATIC BLADE
ROTOR / MOVING BLADE STEAM TURBINE

BEFORE SAND BLASTING


AFTER SAND BLASTING
MAIN OIL PUMP & PROTECTION
CONTROL DEVICE
STG COUPLING
TURNING GEAR
WATER TUBES CONDENSER
TURBINE OIL COOLER TYPE : WATER TUBES

COOLING WATER LUBE OIL SIDE


SIDE

Anda mungkin juga menyukai