Anda di halaman 1dari 23

LUBRICATION AND LUBRICANTS

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA


LUBRICATION ??

Lubrication (pelumasan)
penggunaan material diantara
permukaan untuk mengurangi
gesekan. material yang
Contoh bagian mesin yang yang bersentuhan,
bantalan, chain, roda gigi, gear dsb. Komponen digunakan disebut lubricant
yang satu bergerak sedangkan yang lain diam (pelumas)
Gesekan (Friction)

 Friction adalah gaya yang bekerja antara dua permukaan untuk


mempertahankan kedudukannya
 Macam macam gesekan :
o Sliding friction, gesekan terjadi karena kontak sliding
o Rolling friction, gesekan terjadi karena kontak rolling.
Contoh gesekan antara bola-bola pada roller bearing
I. Functions of Lubricants
1. Mengurangi gesekan antara dua permukaan yang
bergerak.

2. Menyerap panas pada mesin dan mengalirkannya


pada pendingin.
I. Functions of Lubricants (Cont’d)
3. pada Internal combustion engines , mencegah
kebocoran gas diantara silinder dan ring piston.

4. Membantu membersihkan produk pembakaran yang


sulit dibersihkan sehingga berpotensi penyebab erosi
5. Mencegah keausan dan korosi pada
mesin
Keausan (Wear)

 Keausan dapat diartikan penggerusan suatu permukaan logam


dengan permukaan logam lainnya
 Macam macam keausan :
 Adhesive wear yaitu keausan yang disebabkan terbawanya
satu permukaan logam oleh permukaan yang lainnya
 Abrasive wear yaitu keausan yang disebabkan oleh
terkikisnya permukaan logam yang lebih keras. Contoh :
keausan pada roda gigi, pada cover bearing screw CSU
 Erosive Wear yaitu keausan yang disebabkan oleh butir butir
air atau partikel yang ikut mengalir didalam fluida. Contoh :
keausan pada impeller pompa slurry
Jenis Lubricants

Pelumas Cair Pelumas Semi Padat Pelumas Padat


Grease
GASEOUS LUBRICANTS

 Ketebalan min. film gas untuk mendorong bantalan:


Karakteristik Pelumasan

Viscosity

Pour Point

Flash Point

Fire Point
Viscosity (Kekentalan)

 Viscosity adalah kemampuan suatu benda cair untuk mengalir, biasanya


dinyatakan dalam satuan centistokes (cSt) atau centipoise (cP)
 Suatu oli dengan viskositas yang lebih tinggi bisa menahan tekanan yang
lebih besar tanpa menjadikan permukaan pelumasan oli, tertekan keluar
 Oli dengan viskositas lebih rendah kurang tahan terhadap pergerakan
peralatan dan permukaan pelumasan oli, mudah tertekan keluar
 Oleh karena itu sangat penting memilih oli pelumas dengan viskositas yang
tepat untuk mencapai efek pelumasan yang optimum
 Viskositas berubah terhadap temperatur. Bila temperatur meningkat,
viskositas cairan berkurang. Suatu cairan menjadi lebih kental bila
temperatur turun
Pour Point/Titik Tuang/Titik Curah

 Pour point adalah temperatur terendah dimana minyak masih


bisa meleleh atau mengalir dalam kondisi tertentu ketika
didinginkan tanpa gangguan pada batasan yang sudah
ditentukan
 Dibawah temperatur terendah itu, oli akan membeku dan
tidak bisa mengalir lagi
Flash Point / Titik Nyala

 Titik nyala adalah temperatur terendah dimana minyak


mengeluarkan uap yang akan tersulut ketika nyala api
kecil secara periodik dilewatkan diatas permukaan minyak
Fire Point / Titik Api

 Titik api adalah temperatur terendah dimana minyak


tersulut dan terus terbakar secara stabil minimal 5 menit
LIQUID LUBRICANTS
 Merupakan pelumas yang berbentuk cair, biasa dikenal dengan istilah
oli
 Jenis jenis pelumas cair :
 Oli mineral
Berbahan bakar oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi
yang telah diolah dan disempurnakan
 Oli sintetis
o Biasanya terdiri atas polyalphaolifins yang datang dari bagian
terbersih dari pemilahan oli mineral, yakni gas
o Cenderung tidak mengandung bahan karbon aktif
o Suhu operasi lebih tinggi
o Mudah dicampur dengan bahan kimia untuk menaikkan
kemampuan kerja
 Contoh penggunaan pelumas cair : pada gear box untuk mencegah
keausan antar roda gigi
PRINSIP KERJA LIQ. LUBRICANTS
Tingkat Viskositas SAE untuk Oli
Mesin
Viscosity cSt pada 100 ˚C 1 cP : 1 mPa.s
SAE Max Viscosity (cP pada ˚C) Dynamic
Min Max
0W 3250 pada -30 3.8 -
5W 3500 pada -25 3.8 -
1 cSt : 1 mm2/s
10 W 3500 pada -20 4.1 - Kinematic
˚
15 W 3500 pada -15 5.6 -
20 W 4500 pada -10 5.6 -
25 W 6000 pada -5 9.3 -
20 - 5.6 9.3
30 - 9.3 12.5
40 - 12.5 16.3
50 - 16.3 21.9
60 - 21.9 26.1
ISO Viscosity System untuk Pelumas
Industri
Midpoint Vicosity Kinematic Viscosity cSt pada 40 ˚C
Viscosity Grade (VG)
cSt pada 40 ˚C Min Max
ISO VG 2 2.2 1.98 2.42
ISO VG 3 3.2 2.88 3.52
ISO VG 5 4.6 4.14 5.06
ISO VG 7 6.8 6.12 7.48
ISO VG 10 10 9.00 11.0
ISO VG 15 15 13.5 16.5
ISO VG 22 22 19.8 24.2
ISO VG 32 32 28.8 35.2
ISO VG 46 46 41.4 50.6
ISO VG 68 68 61.2 74.8
ISO VG 100 100 90.0 110
ISO VG 150 150 135 165
ISO VG 220 220 198 242
ISO VG 320 320 288 352
ISO VG 460 460 414 506
ISO VG 680 680 612 748
ISO VG 1000 1000 900 1000
ISO VG 1500 1500 1350 1650
OIL ADDITIVES
 Meningkatkan indeks viskositas pada oli
 Mencegah kerusakan pada oli
(antioksidan)
 Melindungi permukaan yang berkontak
 Menurunkan angka pour point
 Meningkatkan wetting properties
OIL ADDITIVES
Pelumas Semi Solid / Grease

 Grease terbuat dari cairan, biasanya oli yang


dicampur dengan bahan pemadat (thickening agent),
biasanya berbentuk sabun
 Grease tetap tinggal pada tempat yang dilumasi dan
sulit untuk tertekan keluar
 Grease dapat digunakan sebagai pelindung peralatan
mesin untuk mencegah masuknya uap air dan debu
SOLID LUBRICANTS
 Pelumas padat berbentuk logam atau padatan kimia
 Biasanya digunakan dimana pada suhu rendah oli biasa akan
membeku dan pada suhu tinggi oli biasa akan terbakar
 Contoh pelumas padat : graphite, molybdenum disulphide,
tungsten disulphide, teflon
 Aplikasi pelumas padat : Calciner M 3134

Graphite
PRINSIP SOLID LUBRICANTS
Tugas:
1. Jelaskan prinsip kerja gas dan liquid lubricants?
2. Jelakan pada kondisi apakah dipilih gas lubrcants?
3. Jelaskan perbedaan antara hidrodinamik,
elastohidrodinamik, boundary, dan hidrostatik lubricant?
4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam dari grease?
5. Sebutkan alasan pemakaian dari solid lubricants?
6. Sebutkan macam-macam bahan aditif dan fungsinya pada
liquid lubricants?

Anda mungkin juga menyukai