Resume discussion
Jan 07
Resume discussion Preventive Maintenance
I. BASIC MAINTENANCE
2. Jenis Oli
- Hydraulic Oil
- Engine Oil
- Gear Oil
- Automatic Transmission Fluid Oil
- Brake Oil
3. Klasifikasi Oli
- Engine Oil : CA, CB, CC, CD, CE, CF / 0API SAE 10 ~ 50
- Hydraulic Oil : ISO VG ~ 32 s/d ISO VG ~ 1500.
- Gear Oil : AGMA, GL-1 s/d GL-8A (SAE 60 ~ 250).
Viscosity Classification
Klasifikasi seperti terlihat dalam table diatas. Huruf “W” artinya “Winter” yang memastikan
oil pada temperature rendah, mudah mengalir. Sebagai contoh, dalam Multigrade SAE 15W-
40, oil ini mempunyai mempunyai kemampuan pelumasan yang baik sampai 15oC, dan
memiliki viskositas sama seperti oli SAE 40 pada temperatu 100oC.
Categoration by quality
Oli diklasifikasikan kedalam C Series (klas CA sampai CE) untuk engine diesel, dan S series
(klas SA sampai SG) untuk engine gasolin. Oli engine klas CD telah melewati test charger
(pembebanan) pada engine diesel turbocharger silinder tunggal. Uji engine ini ialah untuk
mengevaluasi kemampuan pencegahan terhadap melekatnya (stuck) ring piston.
Oli klas CE dan CE belakangan ini mulai banyak terlihat dipasaran dan sudah digunakan. Oli
CE class telah diuji pada engine Cummins dan truck Mack disamping klas CD.
Oil Performance classification
7. Pengertian Kontaminasi
Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari luar system.
8. Pengertian Deteriorasi
Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari dalam system
Bila angka TBN menjadi dibawah 2.0 kinerja penetral asam dari oli hilang dan dengan cepat
meningkatkan korosif dan terjadi keausan. Metode pengukuran Total Base Number ada dua
metode: Metode hydrochloric acid (ASTM D664) dan metode perchloric acid (ASTM D2896).
Karena metode perchloric acid memperhitungkan basa yang lemah, maka nilai TBN yang
diperoleh lebih tinggi. Oleh karena itu, perlu ditetapkan metode perhitungan mana yang
digunakan. Jika nilai TAN melewati batas, oli engine jangan digunakan meskipun sisa nilai
TBN masih tinggi.
Sulfur yang terkandung didalam fuel pada proses pembakaran akan teroksidasi (bereaksi
dengan oxygen O2) dan membentuk gas SO2 (sulfur dioxide), dan sebagian akan berubah
menjadi SO3 (sulfur trioxide) jika temperatur pembakaran drop secara cepat ketika langkah
expansion (power). Selanjutnya gas SO3 akan bereaksi dengan embun H2O yang dihasilkan
pembakaran dan membentuk asam sulfat (H2SO4) yang sangak korosif.
S + O2 SO2 (gas) (1)
2SO2 + O2 2SO3 (gas) (2)
SO3 + H2O(embun) H2SO4(cair) (3)
Asam sulfat yang dihasilkan bisa terbentuk didalam ruang pembakaran dan/atau diluar ruang
bakar. Kalau proses (2) dan (3) berlangsung didalam crankcase, karena selama engine
beroperasi selalu terjadi blow-by (kebocoran gas hasil pembakaran lewat piston ring), asam
sulfat yang terbentuk akan mencemari oil. Akibatnya nilai TBN turun dan fungsi oli tidak
sempurna.
Komaclone
- Komaclone terdiri beberapa tabung yang mempunyai vane didalamnya, sehingga juga
menghasilkan pusaran angin dengan cara yang sama dengan US precleaner dan
memisahkan kandungan debu dan mengumpulkan didalam Komaclone, sehingga udara
yang masuk kedalam air cleaner lebih bersih.
Filtering efficiency
Precleaner 80-90 %
Overall air cleaner system More than 99.9%
II. TOOL
1. Tachometer
Alat yang digunakan untuk mengukur putaran engine. Satu set terdiri, probe, cable,
tachometer, tachometer drive.
3. Blow By Checker
Alat yang digunakan untuk mengukur blowby pressure engine. Satuan mmH20 - KPa
6. Pressure Gauge
Alat yang digunakan untuk mengukur pressure oli dalam system hydraulic atau pressure angin.
Satuan : kg/cm2, Mpa
8. Anemometer
Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kebuntuan fin Radiator
9. Accumulator Tester
Alat yang digunakan untuk mengukur pressure nitrogen dalam bladder accumulator
3. Compression Pressure
Tekanan didalam ruang bakar yang dihasilkan pada saat piston bergerak dari BDC ke TDC dan
kedua valve (intake dan exhaust) tertutup. Satuan : kg/cm2 - Psi
Compression ratio CR =
Vs + Vc
Vc
Vs : Volume Stroke
Vc : Volume Compression
Critical point saat pengukuran compression pressure :
- Cranking Rpm : 150 – 300 Rpm
- Valve clearance yang standart
- Water coolant temperature : + 60oC
4. Blow by Pressure
Tekanan didalam crank case akibat kebocoran pressure dari ruang bakar (compression dan
combustion pressure), kebocoran pada Turbocharger dan air compressor. Pengukuran blow-by
pressure pada dasarnya dilakukan untuk mengukur tingkat keausan (kondisi) liner dan ring
piston.
Untuk memastikan Blow-by (terjadi keausan pada liner & ring piston)
- Pressure blow-by diatas standart / permissible
- Warna blow-by cenderung putih kebiru – biruan sebagai indikasi adanya oli yang terbakar.
- Oil consumption tinggi
- Hasil PAP (silicon- debu, metal wear)
- Trend analysis blowby-pressure
6. Rated Speed
Putaran engine pada HP max. Satuan : Rpm
8. Boost Pressure
Tekanan didalam intake manifold yang dihasilkan oleh turbocharger. Satuan : mmHg / Kpa
9. Modulating Time
Waktu yang dibutuhkan untuk proses filling time (pengisian clutch) ditambah build-up time
(kenaikan pressure secara bertahap) sampai specified modulating pressure tercapai.
21. Preload
Beban awal yang sengaja diberikan untuk menentukan clearance antara inner dan outer race
pada cone (taper) bearing.
22. Caster
Sudut kemiringan mundur kingpin terhadap sumbu vertical roda, saat dilihat dari samping.
Sehingga tumpuan beban unit terhadap permukaan jalan pada roda depan, terletak dibelakang
garis tengah tumpuan kingpin, dengan demikian roda depan cenderung bergerak ke arah
steering digerakkan dan akan kembali secara otomatis ke posisi semula setelah steering
dinetralkan untuk meningkatkan kestabilan steering.
23. Camber
Sudut kemiringan luar roda depan terhadap sumbu vertical, saat dilihat dari depan unit. Dengan
tujuan :
- Untuk memberikan beban kepada wheel inner bearing agar beban merata dengan wheel
outer bearing
- Untuk mendekatkan titik tumpu beban terhadap permukaan tanah pada front wheel, dengan
perpanjangan garis tengah kin pin pada permukaan tanah.
- Bersama dengan king pin angle of inclination, camber meningkatkan faktor kemudahan
pergerakan steering wheel.
34. FOPS / ROPS (Fall Over Protection Structure) (Roll Over Protection Structure)
Cabin dirancang dengan kerangka utama yang mampu menahan beban yang besar saat tertimpa
atau kejatuhan material atau saat unit terguling, sehingga tidak terjadi kecelakaan yang fatal
pada operatornya.
45. Toe-in
Perbedaan jarak antara garis tengah roda kanan dengan roda kiri depan, diukur pada bagian
depan dan bagian belakang, dimana lebih lebar bagian belakang saat dilihat dari atas.
73. Silicon
Menunjukkan jumlah kandung debu atau kotoran dalam oli, hal ini dapat disebabkan karena
proses refilling oli saat maintenance yang tidak memperhatikan kebersihan ataupun karena
lingkungan yang berdebu. Akan tetapi, jika silicon berasal dari sisi intake system, misalnya
terjadi kebocoran pada Air Cleaner, maka akan menyebabkan kerusakan pada liner-ring piston
karena terjadi keausan abnormal antara keduanya, sehingga kandungan metal dalam oli juga
meningkat tajam dan akibat lebih lanjutnya, terjadi kenaikan yang besar pada blow-by
pressure.
1. Engine Hunting
Putaran engine yang tidak stabil, naik turun tidak beraturan yang disebabkan ada udara yang
masuk dalam fuel system dari sisi suction pump (misal terjadi kebocoran hose, o-ring dsb).
Sehingga seolah olah terjadi perubahan Firing Order (urutan pembakaran).
17. Lock-up Clutch Pressure terlalu rendah (HD & HM & DZ)
- Spool lock-up modulating valve jammed.
- Spring lock-up modulating valve patah
- Internal leakage pada lock-up piston terlalu besar. dsb
- Terjadi kebocoran pada piping sisi inlet pump, sehingga angin terhisap masuk. dsb
18. Steering Wheel Play terlalu longgar (HD & HM & Light truck)
- Keausan pada spline steering shaft terlalu besar
- Universal joint aus berlebihan
- Steering valve (orbitroll) atau gear box aus berlebihan. dsb
20. Braking Efect distance dari Emergency brake terlalu jauh (HD & HM)
- Air pressure drop
- Terdapat angin dalam brake oil system karena bleeding tidak sempurna.
- Misadjustment parking brake. dsb
23. Torque Converter Lock-up Clucth tidak bekerja (HD & HM & DZ)
- Lock-up solenoid valve putus, atau inner plungernya jammed
- Seal lock-up piston clutch bocor
- Lock-up clutch aus berlebihan. dsb
Note :
Item trouble anaylis diatas hanya merupakan sebagian kecil dari analisa kerusakan,
sehingga harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan spesifikasi unit masing
masing, sehingga perlu untuk meningkatkan pemahaman system control unit secara
menyeluruh
V. Item KETRAMPILAN
Lakukan sesuai check list dengan prosedur seperti dalam OMM dan SHOP MANUAL.
VI. MEASURING
Note :
Critical point saat measuring harus diperhatikan, sehingga nilai hasil pengukuran dapat
actual dan akurat, agar dapat dijadikan dasar untuk melakukan analisa :
- Kondisi saat measurement yang meliputi : (sesuaikan dengan standart table shop
manual)
- Temperature air radiator : dalam range kerja
- Temperature oli hydraulic : 50o – 70oC
- Temperature oli power train (transmission) : 50o – 80oC
- Gunakan tool standart yang kondisinya baik.
- Lakukan sesuai prosedur dalam shop manual ataupun OMM
(Note : Gunakan hanya sebagai wacana pembelajaran * tetap gunakan referensi yang lain,: Shop
manual, OMM, dsb. Keepsmile langdaddy).