Anda di halaman 1dari 29

 

Part Commodity

HANDOUT FOR AFTER SALES CONSULTANT AND

PART ANALYS

DAFTAR ISI PSTTD 2018

0
 

TECHNICAL TERM PELUMAS


1.  Aniline point

Merupakan pentunjuk bahwa minyak pelumas tertentu sesuai sifat-sifatnya dengan

sifat-sifat karet yang digunakan sebagai seal dan slang. Hal ini ditetapkan sebagai

temperatur dimana volume yang sama atau seimbang


se imbang dari minyak pelumas adan

aniline dapat dicampur

2.  API Service

American Petroleum Institute, adalah suatu institusi di amerika yang bertugas

menetapkan “grading” atau level oli menurut Service Classification untuk mesin

bensin. Standar grading di dasarkan kepada proteksi oksidasi, proteksi keausan, high

temperature engine deposit, foaming, pembentukan


pembe ntukan asam, pembentukan kerak,

perlindungan korosi yang berujung kepada konsumsi bahan bakar yang efisien,

performa mesin dan emisi yang rendah

3.  Ash
Apabila pelumas habis terbakar maka akan terbentuk abu (ash) atau abu
a bu sulfat. Hal

ini berhubungan dengan pengukuran kemurnian suatu pelumas

4.  Carbon Residue

Merupakan jenis persentasi karbon yang mengendap apabila oli diuapkan


d iuapkan pada

suatu tes khusus

5.  Cloud point

Keadaan dimana pada temperatur tertentu maka lilin yang


y ang larut di dalam minyak

pelumas akan mulai membeku

6.  Density

Menyatakan berat jenis oli pelumas pada kondisi dan temperatur tertentu

7.  Emulsification dan Demulsibility

Sifat pemisahan oli dengan air. Sifat ini perlu diperhatikan terhadap oli yang

kemungkinan bersentuhan dengan air

8.  Fire point

Adalah menunjukkan pada titik temperatur dimana pelumas akan dan terus menyala

sekurang-kurangnya selama 5 detik

1
 

9.  Flash point

Titik nyala suatu pelumas adalah menunjukkan temperatur kerja suatu pelumas

dimana pada kondisi temperatur tsb akan dikeluarkan uap air yang cukup untuk

membentuk campuran yang mudah terbakar dengan udara

10. JASO

Japan Automobile Standard Organization, adalah suatu badan organisasi yang


bertugas mengeluarkan standar “grading” atau level oli  yang didasarkan terhadap

kandungan phospor dalam oli (standar ini dibuat oleh Jepang untuk memenuhi

tuntutan teknologi di sepeda motor yang di dalamnya terdapat kopling)

11. Neutralisation Number or Acidity

Merupakan ukuran dari alkali yang diperlukan untuk menetralisir suatu minyak

Makin tinggi angka netralissasi maka akan semakin banyak asam yang ada. Minyak

yang masih baru tidak mengandung asam bebas dan


d an acidity numbernya dapat

kurang atau sama dengan 0,1. Sedangkan pelumas bekas, akan mengandung acidity

number yang lebih tinggi

12. Oksidasi

Adalah reaksi berantai


berantai yang melanda sebuah oli / pelumas sehingga sifa
sifatt - sifat oli/

pelumas menjadi berubah. Perubahan tersebut antara lain: kekentalan, keasaman,

warna, dan pada kasus terpaerah adalah munculnya deposit/lumpur/ varnish.

Penyebabnya adalah Panas, udara, air dan katalis logam

13. Oli Mineral

Oli mineral berbahan bakar oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang

telah diolah dan disempurnakan

14. Oli Sintetis

Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih

dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan

oli miner

15. Pour point

Merupakan titik tempratur dimana suatu pelumas (pelumas pertamina) akan

berhenti engalir dengan leluasa

2
 

16. SAE

Society of Automotive Engineers adalah persatuan ahli otomotif dunia yang


y ang bertugas

menetapkan standar viskositas atau kekentalan (ukuran dari tebal lapisan oli serta

mampu alir oli)

17. Sifat detergency

Untuk membersihkan saluran-saluran


saluran-saluran maupun bagian bagian d
dari
ari mesin yang dilalui

minyak pelumas, sehingga tidak terjadi penyumbatan

18. Sifat dispersancy

Untuk menjadikan kotoran-kotoran


kotoran-kotoran yang dibawa oleh minyak pelumas tidak menjadi

mengendap, yang lama-kelamaan dapat menjadi semacam lumpur (sludge)

19. Sifat kebasaan (alkalinity)

Untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk karena pengaruh dari luar (gas buang)

dan asam-asam yang terbentuk karena terjadinya oksidasi

20. Viscosity
Adalah kekentalan suatu minyak pelumas (pelumas
( pelumas pertamina) yang merupakan

ukuran kecepatan bergerak atau daya tolak suatu pelumas untuk mengalir. Pada

temperatur normal, pelumas dengan viscosity rendah akan cepat mengalir

dibandingkan pelumas dengan viscosity tinggi. Biasanya untuk kondisi operasi yang

ringan, pelumas dengan viscosity rendah yang diajurkan


diaj urkan untuk digunakan, sedangkan

pada kondisi operasi tinggi dianjurkan menggunakan pelumas dengan viscosity tingg

21. Viscosity Index (Indeks viskositas)

Merupakan kecepatan perubahan kekentalan suatu pelumas dikarenakan adanya

perubahan temperatur. Makin tinggi VI suatu pelumas, maka akan semakin kecil

terjadinya perubahan kekentalan minyak pelumas meskinpun


mes kinpun terjadi perubahan

temperatur. Pelumas biasa dapat memiliki VI sekitar 100, sedang yang premium

dapat mencapai 130, untuk sithetis dapat mencapai 250

22. Zat Aditif

Adalah senyawa kimia yang apabila ditambahkan ke dalam pelumas akan menaikkan

unjuk kerja pelumas seperti yang diharapkan

3
 

BAB I PELUMAS
A.  PENDAHULUAN

1.  Definisi dan Fungsi

Pelumas (lubricant atau sering disebut lube) adalah suatu bahan (biasanya berbentuk

cairan) yang berfungsi untuk mereduksi keausan antara dua permukaan benda bergerak yang

saling bergesekan. Suatu bahan cairan dapat dikategorikan sebagai pelumas jika mengandung

bahan dasar (bisa berupa oil based atau water/glycol based) dan paket aditif.

Pelumas mempunyai tugas pokok untuk mencegah  atau mengurangi keausan sebagai

akibat dari kontak langsung antara dua permukaan logam yang saling bergesekan

sehingga keausan dapat dikurangi,


dikurangi, besar tenaga yang diperlukan
diperlukan akibat gesekan dapat
dapat

dikurangi dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan pun akan berkurang.

Dengan berkurangnya gesekan maka fungsi dari Pelumas adalah:

- Mengurangi timbulnya panas

- Mengurangi timbulnya bunyi


- Mengurangi timbulnya keausan

Fungsi lain dari Pelumas adalah:

Melindungi:  
Melindungi:
 
• Lapisan film mencegah metal kontak 

 
• Melindungi permukaan logam dari

beban berat 

 
• Mencegah korosi terhadap besi,

tembaga, aluminium, dan lainnya 

4
 

Mendinginkan:  
Mendinginkan:
•   Mengurangi panas dari

pembakaran dan gesekan  – 350

deg di area piston 

•   Tambahan sistem pendinginan

engine 

Membersihkan:  
Membersihkan:
 
• Membersihkan area piston agar ring

piston dapat bebas bergerak 

 
• Dibersihkan oleh flter agar oil dapat

melumasi bagian bearing 

 
• Menjaga agar pelumas dapat

mencapai camshaft dengan cepat

Menyimpan:  
Menyimpan:
•   Menjaga supaya deposit tetap

dalam bentuk suspensi 

•   Menghentikan pembentukan

partikel besar yang dapat

menyumbat filter 

Menutupi:  
Menutupi:
•   Pelumas harus bisa menjadi seal

antara piston ring, piston dan

dinding silinder untuk

meminimalisasi gas blow-by 

5
 

2.  Analogi

Jika kita ambil persamaan dengan organ tubuh dari manusia, maka kita bisa

menyamakan Oli pada unit dengan darah pada manusia.


m anusia.

Betapa sangat pentingnya darah di tubuh manusia, orang banyak kehilangan darah

bisa meninggal, darah berguna untuk menjadi pengangkut bahan/zat makanan, oksigen, sisa-sisa
metabolisme, dan hormon di dalam badan manusia , selain itu darah juga menjadi penjaga kadar asam-

basa cairan tubuh dan pengontrol suhu badan.

6
 

3.  Proses Pembuatan

4.  Standarisasi

Badan yang mengeluarkan standard tersebut diantaranya adalah:

7
 

4.1.1.  API (American Petroleum Institute) (US)

Kategori Oli Berdasarkan Quality API (American Petroleum Institute) 

Tabel Menunjukan kualitas oli berdasarkan standar API

1.  Oli untuk Gasoline Engine : SA, SB, SC, SD, SE and SF

Mineral base Base oil dengan

2.  Oli untuk Diesel Engine : CA, CB, CC, CD, CE and CF

8
 

Sesuai standar menggunakan oli dengan klasifikasi CD. Ketika menggunakan oli diesel engine

CC, maka pergantian oli nya harus setengah interval standar nya dari klasifikasi CD.

Hystory of Engine Oil Standard  

Menunjukan kualitas oli yang harus digunakan

Viskositas Index (VI)

Viskositas Index adalah bilangan atau angka yang menunjukkan kestabilan kekentalan oil

terhadap perubahahn temperatur. Oli berubah kekentalannya akibat pengaruh panas atau

temperatur oli akan menjadi encer akibat panas. Oli berdasar viskositas indexnya dikelompokkan

menjadi lima golongan, yaitu:

Nilai Kategori VI

1 – 29 Rendah

30 – 79 Sedang

80 -100 Tinggi

101 – 140 Baik

114 and up Sangat baik

Kategori Viskositas Index

9
 

Contoh berikut menunjukkan oli dengan viskositas grade yang sama tetapi viskositas indexnya

berbeda. Perbedaannya ada dibawah tabel ini :

Nama Oli No SAE Viskositas Viskositas Viskositas Cinematic


Index Cinematic 40 C   100 C
 

Oli A 30 95 91 cST 9.1 cST


Oli B 30 107 98 cST 11.63 cST

Contoh Viskositas Index

No SAE menunjukkan viskositas grade yang dikeluark


dikeluarkan
an SAE. Oli B memiliki viskosiats index

yang lebih tinggi dibanding Oli A, karena memiliki ketahanan temperatur yang lebih baik. Pelumas

yang digunakan pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh pembuat

mesin. 

Standar Oli berdasarkan SAE ( Society Of Automatic Engineers )

Standar Oli Berdasarkan SAE

Standar klasifikasi oli berdasarkan kekentalan dan temperatu


temperature
re dibagi menjadi dua macam yaitu

single grade dan multigrade oil.

Multi grade oil terbuat dari low-viscosity base oil dan meningkatkan viskositas index,

kemudahan mengalir pada temperatur rendah dan lebih kental pada temperatur tinggi. Contohnya

SAE 15W40 dan SAE 10W30. Keuntungan multi grade oil dipakai pada engine adalah :

10
 

  Oil film pada multi grade lebih tipis dan durability engine tidak drop pada temperatur

tinggi.

  Kekentalan oli lebih stabil pada temperatur yang berubah-ubah.


  Oil consumption lebih rendah.


Diagram Multi grade VS Single Grade

Terlalu kental untuk


mengalir pada

Performance ideal
untuk temperatur
rendah dan tinggi  

Kenaikan Terlalu encer untuk


Kekentalan   men
me n al
alir
ir ad
ada
a

Contoh berikut menunjukkan oli dengan viskositas grade yang sama tetapi viskositas indexnya

berbeda. Perbedaannya ada dibawah tabel ini :

Nama Oli No SAE Viskositas Viskositas Viskositas Cinematic


Index Cinematic 40 C   100 C
 

Oli A 30 95 91 cST 9.1 cST

Oli B 30 107 98 cST 11.63 cST

Tabel 1.3 Contoh Viskositas Index

No SAE menunjukkan viskositas grade yang dikeluark


dikeluarkan
an SAE. Oli B memiliki viskosiats index

yang lebih tinggi dibanding Oli A, karena memiliki ketahanan temperatur yang lebih baik. Pelumas

yang digunakan pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh pembuat

mesin.

11
 

4.1.2.  ACEA (EUROPE)

ACEA adalah singkatan dari Association des Constructeurs Europeens d’Automobiles atau

Asosiasi Produsen Mobil Eropa.

ACEA Ax : Pelumas Mesin


Mesin Bensin / Gasoline

ACEA Bx : Pelumas Mesin


Mesin Diesel k
kendaraan
endaraan penumpang
ACEA E : Pelumas Mesin Diesel kendaraan
kendaraan besar seperti Truk, Bus, Alat Berat, dll.

A1/B1 : Pelumas yang ditujukan untuk mesin Bensin dan Diesel kendaraan penumpang

(B1) yang di desain untuk menggunakan pelumas dengan viskositas rendah /

encer. Penggunaan pelumas kategori ini harus mengacu kepada buku manual

kendaraan yang bersangkutan.

A3/B3 : Standard untuk pelumas dengan kinerja yang stabil, untuk penggunaan pada

mesin Bensin kemampuan tinggi dan mesin Diesel kendaraan penumpang (B3)

dan untuk interval ganti oli yang panjang sesuai dengan yang direkomendasikan

pabrik mobil.

A3/B4 : Sama seperti A3/B3, A3/B4 juga baik untuk mesin Diesel Direct Injection pada

kendaraan penumpang.

A5/B5 : Sama seperti A1/B1, hanya saja A5/B5 harus memiliki kemampuan interval ganti

oli yang lebih panjang.

Catatan :

ACEA A1/B1 atau A5/B5 adalah standard khusus untuk pelumas dengan kekentalan antara

SAE 5W-20 s/d 5W-30 (HTHS antara 2.9  – 3.5).

ACEA A1/A3/A5/B1/B4/B5 berlaku semenjak tahun 2002 dan diperbaharui di tahun 2004,

2007 & 2008.

ACEA B3 berlaku semenjak tahun 1998 dan diperbaharui di tahun 2002, 2004, 2007 & 2008.

E4 : Pelumas dengan kinerja yang stabil, memiliki kontrol yang baik untuk kebersihan

piston, mencegah keausan, kontrol yang baik terhadap deposit jelaga serta

stabilitas pelumasan. Direkomendasikan untuk mesin Diesel yang memenuhi

standard Euro 1 / Euro 2 / Euro 3 / Euro 4 dengan penggunaan dalam kondisi berat

seperti interval ganti oli yang sangat panjang sesuai dengan yang disarankan pada

buku manual kendaraan.

E6 : Pada prinsipnya sama seperti E4, tetapi E6 ini dapat untuk digunakan pada mesin

Diesel dengan Filter Partikulat (DPF), juga untuk mesin Diesel yang dilengkapi

katalis NOx – SCR.

12
 

E7 : Pada prinsipnya sama seperti E4, tetapi dengan penambahan fitur : menjaga

kebersihan piston & Cylinder liner. Juga harus sangat baik dalam mencegah

keausan & menjaga agar Turbo agar tetap bersih / bebas dari deposit.

Catatan :

ACEA E4 berlaku semenjak tahun 1999 dan diperbaharui di tahun 2002, 2004, 2007 & 2008.
2 008.

ACEA E6 & E7 berlaku semenjak tahun 2004 dan diperbaharui di tahun 2007 & 2008.

4.1.3.  JASO (JAPAN)

Di Jepang JASO menetapkan standar oli mesin diesel


di esel pada tahun 2001, dan menetapkan aturan

untuk kualitas mesin diesel untuk mobil di negeri ini, JASO DH-1 ditunjuk untuk engine yang sesuai

dengan TIER 3. Dan JASO DH-2 ditunjuk untuk engine sesuao TIER 4 (yang dilengkapi dengan EGR dan

DPF). Sebagai oli engine alat berat.

13
 

B.  SPESIFIKASI

1.  Struktur

Oli  terdiri dari suatu campuran senyawa-senyawa hydrocarbon dengan bermacam-macam


komposisi. Oli yang digunakan untuk engine, gear dan hydraulic diproduksi dengan menambahkan

beberapa packet additive yang berlainan kedalam base oil.


oil .

Komposisi Oli Pelumas terdiri dari Base Oil & Additive, Berikut Bagan komposisi nya.

Oli ( Oil ) terbuat


) terbuat dari 80 – 85 % based oil  dan
 dan 15 – 20 % additive
additive (bahan
 (bahan tambahan). Terdapat

tiga jenis base oil  yang


 yang digunakan :

a.  Crude oil  (minyak


 (minyak bumi) :

  Parrafinis base oil


  Naptanic base oil

   Aromatic base oil

b.  Natural oil (Minyak nabati)


c.  Syntetic oil (Bahan Kimia)

14
 

 Additive

Komposisi Additives dalam oli

 Additive adalah
 Additive  adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki sifat-sifat kualitas muta

oli, seperti :

a.  Extreme pressure memperbaiki


pressure memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan.

b.  Viskositas Index (VI) improves


(VI) improves memperbaiki nilai viskositas oli.

c.   Anti wear  memperbaiki


 memperbaiki sifat oli untuk mencegah keausan.

d.   Anti Rust/corrosion memperbaiki


Rust/corrosion memperbaiki sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosi.

e.  Oxidation inhibitor  memperbaiki


 memperbaiki sifat oli terhadap peristiwa oksidasi.

 f.  Dipersant menjaga kebersihan mesin dengan melarutkan kotoran yang masuk. 
masuk.  

g.   Anti foam memperbaiki


foam memperbaiki sifat oli agar oli tidak mudah berbusa, dll.

Semua jenis oli tersebut memiliki sifat kekentalan yang diukur berdasar atas angka kekentalan

kinematisnya. Kekentalan kinematis pelumas diuji menggunakan beberapa metode uji, salah satunya

menggunakan metode uji dengan standard viskositas kinematis yang dinyatakan


di nyatakan dalam centi stoke 
stoke 

(cST).

Berdasarkan pada nilai viskositas kinematis tersebut oli dikelompokkan pada grade –grade

tertentu dalam viskositas grade. Viskositas grade adalah angka yang menunjukkan
m enunjukkan tingkat kekentalan

pelumas. Terhadap beberapa standard kekentalan oil yang dikeluarkan beberapa badan sebagai

pedoman standard kekentalan pelumas

15
 

2.  Klasifikasi dan cara kerja

2.1.  Engine oil.

Adapun beberapa contoh kerja oli engine oil seperti di bawah :

-  Oli berfungsi untuk mengurangi gesekan

antara dua bagian logam dengan

menciptakan lapisan film , yang menbuat

kedua komponen yang bergesekan meluncur

dengan lancar.

-  Mendinginkan bagian-bagian komponen

yang telah dipanaskan oleh pembakaran dan

gesekan.

-  Mencegah karat dan korosi karena asam sulfat

dan oli mengandung sifat penetral asam untuk

mencegah korosi itu.

-  MengIsi jarak antara piston dan liner silinder.

sehingga gas yang dikompresi dan kebocoran

gas pembakaran berkurang.

-  Mersihkan bahan-bahan yang terkontaminasi

seperti karbon dan lumpur yang diproduksi di

bagian dalam mesin dan disebarkan dalam oli

mesin,

16
 

2.2.  Hydraulic oil.

Komatsu Hydraulic Oil memaksimalkan kinerja peralatan pertambangan & konstruksi mesin

hidrolik, mengurangi tekanan dan keausan pompa piston bertekanan tinggi dan motor, dan

meningkatkan masa pakai peralatan.


  Minimalkan keausan dan hentakan pada tekanan tinggi
   High oxidation stability 

   Suitable sealing compatibility 


2.3.  Power Train Oil

Komatsu Powertrain Oil dikembangkan terutama untuk unit komponen powertrain Komatsu

agar meningkatkan kinerja alat berat dan daya tahannya. oli Komatsu Powertrain diklasifikasikan

menjadi TO10 dan TO30.

Kunci utama powertrain oil

-  Anti-burning & Friction coefficient stability to clutch, brake, disks and plates

-  Anti-wear and Anti-pitting performance to drive gears , bearings and bushings

-  Anti-corrosion and rust preventive performance

-  Compatibility for powertrain seals

17
 

3.  Product Range

18
 

4.  Part Number

PN DESKRIPSI VOLUME (L)


10W30-DH/D209 ENGINE OIL 209
10W30-DH/P20 ENGINE OIL 20
15W40-DH1/B4 KGO EO 15W40/4L 4
15W40-DH1/D209 KGO EO 15W40/209 209
15W40-DH1/IBC1000 KGO EO 15W40/1000L 1000
15W40-DH1/P20 KGO EO 15W40/20L 20
EO-30-DH/D209 KGO EO-30/209L 209
EO-30-DH/P20 KGO EO-30/20L 20
GO-80W90/D209 GEAR OIL KGO 209
GO-80W90/P20 GEAR OIL KGO 20
GO-85W140/D209 GEAR OIL KGO 209
GO-85W140/P20 GEAR OIL KGO 20
HO-100-HM/D209 HYDRAULIC OIL 209
HO-100-HM/P20 HYDRAULIC OIL 20
HO-46-HM/D209 KGO HO-46/209L 209
HO-46-HM/IBC1000 KGO HO-46/1000L 1000
HO-46-HM/ISO23000 KGO HO-46/23000L 23000
HO-46-HM/P20 KGO HO-46/20L 20
HO-68-HM/D209 HYDRAULIC OIL 209
HO-68-HM/P20 HYDRAULIC OIL 20
SYHO-56DM/D208 KGO HO-56/208L 208
SYZ-AXO80DM-Y/D200 KGO AXO80/200L 200
SYZ-AXO80DM-Y/D208 KGO AXO80/208L 208
TO-10-CF/D209 KGO TO-10/209L 209
TO-10-CF/IBC1000 KGO TO-10/1000L 1000
TO-10-CF/P20 KGO TO-10/20L 20
TO-30-DM/D209 KGO TO-30/209L 209
TO-30-DM/IBC1000 KGO TO-30/1000L 1000
TO-30-DM/ISO23000 KGO TO-30/23000L 23000
TO-30-DM/P20 KGO TO-30/20L 20
TO-50-DM/D209 KGO POWERSHIFT TRANSMISSION FLUID 209
TO-50-DM/P20 KGO POWERSHIFT TRANSMISSION FLUID 20

19
 

5.  Posisi di Unit

6.  Identifikasi Fisik dan Barcode

Komatsu Diesel Engine Oil 15W-40 


For use in Komatsu diesel engines 
SAE 15W-40 
JASO DH-1 
Komatsu KES 07.851.1 
Min API CH-4 soot handling 
High ash 1.7% 
MB 228.3, 228.1 

20
 

Komatsu Gear Oil 85W-140 

High viscosity, extreme pressure


hypoid gear lubricant 
For use in heavy duty gearboxes,
final drives and differentials of
earthmoving, excavating equipment
and trucks 
Komatsu KES 07.861 
 API GL5 
MIL-L-2105

Komatsu Powertrain Oil  10, 30 & 50 


 –

 Available in TO-10, T0-30 & TO-50 


For use in automatic, powershift
or manual transmissions 
Komatsu Micro Clutch
Komatsu KES 07.868.1 
Caterpillar TO-4
 Allison C4 
 API GL1, GL2 or GL3 
 API CF, CD

Komatsu Hydraulic Oil 46, 68 & 100 


For gear, vane and piston type hydraulic
pumps operating under medium
to severe service conditions  
Komatsu KES 07.841.1 
ISO VG 46, 68 & 100  
DIN 51524 Part 2 

Komatsu Powertrain Oil  10, 30 & 50 


 –

 Available in TO-10, T0-30 & TO-50 


For use in automatic, powershift
or manual transmissions 
Komatsu Micro Clutch
Komatsu KES 07.868.1 
Caterpillar TO-4
 Allison C4 
 API GL1, GL2 or GL3 
 API CF, CD

21
 

C.  MATERIAL PACKAGING

1.  Kemasan

4 Liter  20 Liter  200Liter 

1.000 23.000 Liter 

1.BOTOL

2. PAIL

3. DRUM

4. IBC TANK (

5. ISO TANK (

22
 

2.  Tata Cara Penyimpanan

Pelumas sedapat mungkin di bawah atap sehingga tidak terpengaruh cuaca. Apapun bentuk

kemasan/tempat pelumas bila sudah pernah dibuka dan isinya sudah dipakai haruslah ditutup

kembali. Bila penyimpanan drum yang belum dibuka diluar tidak dapat dihindarkan maka beberapa
tindakan pencegahan harus dilakukan.

   Drum sebaiknya disimpan dengan posisi tidur, dengan posisi tutup membentuk garis

horizontal (jam tiga - jam sembilan). Susunan drum maksimal


maksimal tiga tingkat.

   Apabila oleh suatu sebab drum harus disimpan berdiri, drum harus terlepas dari tanah dan

dilepaskan dengan posisi terbalik (tutup dibawah). Bila tidak mungkin posisikan drum

miring agar air hujan tidak mengenai tutup.

   Gunakan lap untuk membersihkan hose atau peralatan lain, tetapi jangan gunakan lap dari

bahan katun wool, yang cenderung akan lepas sehingga meninggalkan serat pada saat

digunakan.

23
 

3.  Perawatan

Oli akan mengalami kerusakan di karenakan 2 hal

1.  Kontaminasi : kerusakan oli karena ada kandungan yang masuk dari luar, contoh oli

terkena debu, oli tercampur air dan lainya

2.  Deteriorasi : kerusakan oli dikarenakan faktor dari dalam oli itu sendiri, contoh Oli

mengalami perubahan seiring dengan perubahan temperatur pada mesin. Semakin

panas maka kekentalannya pun menurun, oli menjadi semakin encer.

Untuk menjaga agar kondisi oli tetap terjaga maka yang bisa kita lakukan adalah

melakukan pencegahan terhadap penyebab no 1 pastikan oli tidak terkontaminasi, sedangkan

untuk penyebab no 2 itu akan terjadi sesuai dengan fungsinya oli dalam system.

24
 

4.  Jadwal Penggantian.

4.1. Oli engine

Untuk melakukan penggantian oli engine kita bisa melihat dari anjuran SHOPMANUAL

atau OMM yaitu di HM 500, tetapi penggantian oli engine itu didasarkan pada kandungan

sulfur pada bahan bakar

4.2.  Hydraulic oil.

Untuk penggantian oli hydraulik berdasarkan SHOPMANUAL dan OMM yaitu di HM 2000

4.3.  Gear oil.

Untuk penggantian oli Gear berdasarkan SHOPMANUAL dan OMM yaitu di HM 2000

5.  Tata Cara Pemasangan Atau Penggantian

a.  Engine oil

25
 

26
 

D.  REPORT

1.  Reporting Condition

27
 

E.  ADVANTAGE

1.  Komparasi Produk

13 3

28

Anda mungkin juga menyukai