Anda di halaman 1dari 5

Oli (Minyak Pelumas)

Oli atau minyak pelumas mesin merupakan suatu zat kimia berupa cairan
yang diberikan untuk mengurangi gaya gesek antara dua benda yang bergerak.
Oli merupakan minyak pelumas yang berfungsi sebagai pelumas komponen
mesin sehingga dapat membantu mesin dari gesekan satu dengan yang lainnya
(Siti Aisyah, Hendri Cahya Putra 2019: 239). Menurut Stefan Raharjo
Nugroho, Hasto Sunarno(2012: 2) Oli biasanya diperoleh dari pengolahan
minyak bumi yang dilakukan melalui proses destilasi bertingkat berdasarkan
titik didihnya.
Oli atau minyak pelumas terbuat dari campuran base oil (bahan dasar
pelumas atau hidrokarbon) yang ditambahkan dengan zat-zat kimia terpilih
atau biasa disebut dengan zat aditif. Menurut Putro (2007) dalam
penelitiannya menyatakan base oil biasanya terbuat dari minyak bumi,
sedangkan untuk aditif atau oil treatment adalah suatu bahan tambahan yang
berfungsi sebagai penambah bahan kimia “vitamin bagi oli” guna memperkuat
sifat-sifat dasar yang dimiliki minyak dasar dan meningkatkan
performancenya.
Fungsi Oli (Minyak Pelumas)
Menurut Siti Aisyah, Hendri Cahya Putra (2019: 239) fungsi oli bukan
hanya sebagai pelumas mesin tetapi oli juga berfungsi sebagai pendingin suhu
mesin, membuat mesin tidak mudah berkarat, dan dapat menghaluskan suara
mesin yang sedang bekerja. Sedangkan menurut Anonim (2015) dalam
bukunya menyatakan fungsi pelumasan:
1. Untuk mengurangi keausan dan gesekan bagian-bagian yang bergerak
serta untuk mendinginkan dengan jalan memindahkan panas
2. Untuk menyumbat dengan baik rongga rongga yang terdapat pada
cincin cincin torak dengan dinding silinder serta untuk membantu
membersihkan bidang-bidang lumas
Ditinjau dari fungsinya oli atau minyak pelumas diatas, maka dapat
disimpulkan oli atau minyak pelumas adalah untuk mengendalikan friksi dan
keausan, selain itu oli atau minyak pelumas juga melakukan fungsi lain
tergantung dimana oli atau minyak pelumas tersebut diaplikasikan.
Zat Aditif Oli (Minyak Pelumas)
1. Anti Oksidant
Anti oksidant adalah zat pencegah terjadinya oksidasi dan bahan
kimia yang digunakan adalah suffides dan sulfarides. Bahan anti
oksidant ditambahkan untuk mencegah terjadinya proses oksidasi pada
minyak pelumas. Terjadinya proses oksidasi akan terbentuk zat-zat
kimia seperti peroksida-peroksida, asam, asam-asam hidroksida, ester,
anhidrida, lakton, keton, aldehid, alkohol, dan olefin. Zat-zat kimia
yang terbentuk akan bereaksi dengan logam-logam mesin sehingga
mengakibatkan terjadinya karat dan membentuk lumpur.
2. Detergent
Pembakaran yang terjadi pada mesin akan menghasilkan kotoran.
Bila terkumpul kotoran itu dapat menghambat aliran minyak pelumas
keseluruh bagian mesin. Detergen sebagai bahan tambah dapat
berfungsi menyebarkan partikel- partikel kotoran sehingga
terkumpulnya kotoran dapat dihindari.
3. Extreme presure (EP)
Lapisan oil film akan terbentuk bila dua metal yang bergerak diberi
pelumas. Jika lapisan itu terkena tekanan atau kecepatan tinggi maka
pelumas menjadi terganggu. Hal itu akan merugikan karena dua bagian
yang bergerak itu akan saling bergesekan dan menjadi aus. Penambahan
extreme presure akan bereaksi dengan permukaan metal dan
membentuk lapisan film yang akan melekat pada permukaan logam, dan
lapisan itu akan mengontrol gesekan sehingga kontak langsung antara
dua bagian mesin yang bergerak dapat terhindarkan (dikurangi).
4. Metal passifator
Bereaksinya logam dengan udara maupun minyak pelumas, dapat
diperlambat dengan suatu zat yang dinamakan pasivator. Zat ini akan
mengakibatkan permukaan logam menjadi pasif sehingga tidak mudah
bereaksi.
5. Emulsifer
Air yang terlepas dari emulsinya dapat menyebabkan kontak
langsung dengan logam, akibatnya dapat menyebabkan logam mudah
menjadi korosi. Untuk mengurangi emulsi Zat ini digunakan untuk
mempertahankan emulsi antara minyak dengan air.
6. Anti foam
Dua bagian mesin yang diberi minyak pelumas bergerak dengan
kecepatan tinggi dapat menyebabkan udara masuk kedalamnya. Akibat
yang dapat ditimbulkanya adalah terbentuknya buih, timbulnya buih
akan mengganggu sistem pelumasan. Untuk menghindari hal ini maka
minyak pelumas sering ditambah zat anti buh (anti foam). Zat ini akan
menurunkan tegangan permukaan pada gelembung-gelembung udara,
sehingga gelembung-gelembung itu dapat terpisah.
7. Viscosity index improver
Indeks viskositas adalah suatu angka yang menunjukkan besarnya
perubahan kekentalan suatu minyak pelumas, bila terjadi perubahan
suhu. Apabila suhunya naik maka kekentalan minyak peluamas akan
turun. Penambahan Viskosity index improver akan mencegah
pengenceran minyak pelumas bila terjadi kenaikan suhu.
8. Dispersant
Digunakan untuk mendepres lumpur yang terjadi dan biasanya
digunakan bahan kimia palymar dari acrylic, methacrylic.
9. Corrosion inhibitors
Corrosion inhibitors digunakan untuk melindungi logam-logam
non ferrous dalam mesin, dan bahan kimia yang digunakan adalah
metal-ditheophos phates dan metal dicarbonates.
10. Pour point deoressant
Pour point depressant untuk mencegah terjadinya kristallasi
parafin wax pada suhu rendah. Bahan kimia yang digunakan adalah
polymethacrylates dan polycrylamides.

Jenis-jenis Oli (Minyak Pelumas)


Menurut Rini Siskayanti (2015) dalam penelitiannya menyatakan dilihat
dari bahan dasarnya pelumas terdiri dari:
1. Pelumas Mineral
Pelumas mineral adalah pelumas yang dibuat dari bahan dasar (base oil)
mineral dicampur dengan additive.Teknologi pelumas mineral juga terus
berkembang, terutama proses pembuatannya bahan dasarnya. Alhasil,
kualitasnya juga makin baik.
Beberapa keunggulan pelumas mineral adalah :
a. Memiliki kekentalan yang sangat stabil pada temperature rendah dan
tinggi
b. Tidak menyebabkan slip pada kopling
c. Tidak mudah teroksidasi dan terdegradasi oleh radiasi panas dari mesin
d. Menjaga kebersihan mesin, serta mencegah terbentuknya deposit pada
piston
e. Melindungi secara optimal mesin dari korosi dan menjaga komponen
mesin dari keausan.
f. Mampu meningkatkan akselerasi
g. Komponen vital motor utamanya kopling dan rangkaian gear pada
transmisi lebih awet dan tahan lama.
2. Pelumas Semi Sintetik
Saat ini tidak ada kesepakatan yang jelas tentang definisi pelumas semi
sintetik Ada yang berpendapat pelumas semi sintetik adalah pelumas yang
dibuat dengan campuran antara bahan dasar sintetik ditambah dengan mineral.
Definisi lain menyebutkan pelumas sintetik adalah pelumas mineral yang telah
diperbaiki sifat-sifatnya mendekati unjuk kerja pelumas sintetik.
Pelumas semi sintetik dibuat sebagai salah satu cara untuk mengatasi
kelemahan pelumas sintetik yang harganya jauh lebih tinggi dari pelumas
mineral.
3. Pelumas Sintetik
Pelumas sintetis dibuat dari hidrokarbon yang telah mengalami proses
khusus. Khusus yang dimaksud adalah bahwa pelumas ini dibuat tidak hanya
sama dengan pelumas mineral akan tetapi melebihi kemampuan pelumas
mineral. Melalui proses kimia dihasilkan molekul baru yang memiliki
stabilitas termal, oksidasi dan kinerja yang optimal. Sehingga harga pelumas
sintetis lebih mahal daripada pelumas mineral Beberapa campuran kimia yang
biasanya digunakan untuk pelumas sintetik antara lain Polyalphaolefin (PAO),
dan Esther. Keuntungan Pelumas Sintetis adalah :
a. Umur pemakaiannya lebih lama karena meningkatkan stabilitas thermal
(VI tinggi) dan tahan oksidasi.
b. Oli yang digunakan lebih sedikit, pemakaian filter awet, mengurangi
pengeluaran.
c. Mengurangi konsumsi oli karena volatilitasnya lebih rendah dan densitas
lebih tinggi.
d. Mempunyai spesifikasi yang dibutuhkan pemakai.
e. Pengoperasiannya lebih aman karena flash pointnya lebih tinggi.
Sehingga ongkos perawatan lebih rendah, penggantian spare part lebih
sedikit.
f. Sifat-sifatnya dapat diprediksi karena karakteristik produknya uniform.

Anda mungkin juga menyukai