Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keausan bantalan merupakan suatu permasalahan yang biasa terjadi pada
kendaraan bermotor, khususnya pada sepeda motor. Keausan bantalan dapat di
definisikan sebagai rusaknya suatu permukaan bantalan, dimana keausan
bantalan pada umumnya melibatkan kehilangan material yang disebabkan oleh
adanya gesekan antar permukaan bantalan dengan komponen yang lainnya.
Gesekan yang terus menerus dapat menyebabkan terjadinya keausan atau
hilangnya suatu material pada permukaan bantalan. Selain itu, gesekan antar
permukaan bantalan dengan komponen yang lainnya juga dapat menimbulkan
panas yang dapat menimbulkan keausan pada bantalan.
Menurut Adi (2017:8) “keausan terjadi pada permukaan yang bersentuhan
saat sedang meluncur, saat atau setelah beroprasi pada waktu tertentu bantalan
akan mengalami keausan”. Bantalan merupakan komponen penting yang
memiliki fungsi sebagai alat atau tempat yang digunakan untuk menumpu
poros benda, berputar sedemikian rupa hingga perputaran poros berjalan
dengan lancar. Dalam hal ini bantalan digunakan untuk menahan beban yang
terjadi akibat dari suatu gerak pada salah satu bagian mesin, dengan kata lain
prinsip bantalan adalah menahan beban, oleh karena itu keausan pada bantalan
harus seminimalisir mungkin terjadi.
Keausan bantalan memiliki dampak yang besar karena apabila terjadi
keausan pada bantalan mengakibatkan adanya celah antara bantalan dengan
komponen lain yang bergesekan dengan bantalan. Dari adanya celah yang di
sebabkan oleh keausan bantalan menjadikan komponen bantalan tidak dapat
berfungsi dengan semestinya. Selain menimbulkan adanya celah antara
bantalan dengan komponen yang lainnya, keausan bantalan juga menyebabkan
timbulnya getaran.
Menurut Siburian (2018:53)“Jika keausan terjadi pada bantalan dan
keausan itu tidak segera ditangani, maka akan menimbulkan getaran
amplitudo dan frekuensi yang berlainan”. Dari getaran yang di timbulkan
dapat menyebabkan bantalan tersebut menjadi tidak balance atau tidak
seimbang. Akibatnya ketika mesin berputar, menjadikan putaran mengalami
perubahan gaya di salah satu titik putaran sehingga kinerja dari bantalan
menjadi tidak maksimal.
Apabila suatu bantalan mengalami keausan mengakibatkan poros akan
bergeser dari posisi semula sehingga terjadi penurunan efektifitas dan bahkan
menyebabkan poros sama sekali tidak dapat berputar karena mekanisme
pemindah daya dari poros satu dengan poros yang lain terputus. Apabila
keausan pada bantalan tidak segera diatasi maka kinerja dari mesin kendaraan
menjadi tidak maksimal, bahkan jika tetap di biarkan kerusakan secara global
dapat terjadi.
Menurut Sinarep (2011)”masalah yang timbul keausan akan menyebabkan
umur pakai dari bantalan bola kemungkinan tidak lama”. Apabila suatu
bantalan memiliki umur pakai yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka
pergantian bantalan perlu dilakukan. Oleh sebab itu perlu diketahui faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya keausan pada bantalan supaya keausan
pada bantalan dapat diminimalisir.
Keausan bantalan disebabakan oleh beberapa faktor. Faktor yang
mempengaruhi keausan adalah kecepatan, tekanan, kekerasan pada permukaan
dan kekerasan bahan. Semakin besar kecepatan relatif benda yang bergesekan,
maka semakin material dari bantalan akan mudah aus. Demikian pula semakin
besar tekanan pada permukaan kontak benda, material dari bantalan akan
cepat aus, begitu pula sebaliknya.
Untuk mengantisipasi terjadinya keuasan pada bantalan di perlukan
perawatan secara tepat. Perawatan pada bantalan dilakukan dengan cara
melakukan pergantian bantalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
dan perlunya sistem pelumasan. Pelumasan berperan sangat penting untuk
meminimalisir suatu keausan pada bantalan. Pelumasan adalah suatu sistem
yang berfungsi untuk membentuk lapisan tipis (oil film), lapisan tipis
terbentuk diantara poros dan bantalan sehingga dapat mencegah terjadinya
persinggungan langsung antara dua komponen logam yang bergesekan, selain
itu sistem pelumasan juga berfungsi untuk meminimalisir gesekan yang di
akibatkan oleh komponen logam yang bergesekan. Oleh karena itu untuk
meminimalisir akan terjadinya keausan pada bantalan sangat perlu di
perhatikan kualitas dari pelumas yang digunakan dan waktu pergantian dari
pelumas.
Saat ini terdapat beberapa macam oli mesin sepeda motor yang memiliki
nilai viskositas atau kekentalan yang berbeda-beda. Dari perbedaan nilai
viskositas tersebut tentunya setiap masing-masing oli mesin pada sepeda
motor menghasilkan kualitas pelumasan yang berbeda-beda. Penelitian ini
dimaksudkan untuk merubah oli mesin sepeda motor dengan beberapa jenis
oli mesin sepeda motor yang ada di pasaran pada saat ini. Pada obyek
penelitian ini menggunakan jenis motor manual 110 cc. Hal ini yang
menjadikan landasan berpikir peneliti untuk melakukan penelitian ” Perbedaan
Berbagai Oli Terhadap Keausan Bantalan Pada Sepeda Motor Manual 110 Cc
” sebagai judul penelitian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan tingkat keausan bantalan antara penggunaan oli
Shell Helix HX7 dan oli Enduro 4T Racing pada sepeda motor 110 cc?
2. Apakah ada perbedaan tingkat keausan bantalan antara penggunaan oli
Enduro 4T Racing dan oli Idemitsu SN/CF pada sepeda motor 110 cc?
3. Apakah ada perbedaan tingkat keausan bantalan antara penggunaan oli
Shell Helix HX7 dan oli Idemitsu SN/CF pada sepeda motor 110 cc?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan tingkat keausan bantalan antara penggunaan
oli Shell Advance 4T AX7 dan oli Enduro 4T Racing.
2. Untuk mengetahui perbedaan tingkat keausan bantalan antara penggunaan
oli Enduro 4T Racing dan oli Fastron Syn.
3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat keausan bantalan antara penggunaan
oli Shell Advance 4T AX7 dan oli Fastron Syn.

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara pada penelitian. Adapun
hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan tingkat keausan bantalan antara penggunaan oli Shell
Advance 4T AX7 dan oli Enduro 4T Racing pada sepeda motor 110 cc.
2. Terdapat perbedaan tingkat keausan bantalan antara penggunaan oli
Enduro 4T Racing dan oli Fastron Syn pada sepeda motor 110 cc.
3. Terdapat perbedaan tingkat keausan bantalan antara penggunaan oli Shell
Advance 4T AX7 dan oli Fastron Syn pada sepeda motor 110 cc.

E. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian mengenai perbedaan berbagai oli
terhadap keausan bantalan pada sepeda motor manual 110 cc, diharapkan
dapat memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Dunia Otomotif
Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai rujukan untuk para pecinta
dunia otomotif.
2. Bagi Lembaga Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan mengenai teori
tentang sistem pelumasan pada sepeda motor.
3. Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian ini memberikan tambahan pengetahuan tentang
perbedaan berbagai oli terhadap keausan bantalan pada sepeda motor
manual 110 cc.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan, pertimbangan dan
perbandingan bagi mengembangkan penelitian selanjutnya dimasa yang
akan datang.
F. Asumsi Penelitian
Asumsi dalam penelitian ini adalah:
1. Bantalan memiliki bahan material yang sama
2. Viskositas atau kekentalan oli yang digunakan dalam penelitian dengan
nilai yang sama
3. Sepeda motor bekerja dengan Rpm 3000 selama 8 jam
4. Kondisi mesin sepeda motor dalam keadaan normal

G. Batasan Penelitian
Agar penelitian tidak menyimpang dengan tujuan penelitian yang
ditetapkan, maka penelitian ini perlu memfokuskan masalah dengan
membatasi dengan hal berikut:
1. Sepeda motor yang digunakan sebagai alat uji adalah sepeda motor manual
110 cc.
2. Bantalan yang digunakan untuk mengambil data adalah ball bearing
camshaft.
3. Oli yang digunakan untuk mengambil data dengan nilai 10W40.
4. Pengujian menggunakan alat ukur jangka sorong digital.

H. Definisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian ini akan kami jelaskan
beberapa definisi operasional:
1. Oli atau minyak pelumas adalah cairan yang diisikan kedalam mesin yang
berfungsi sebagai pencegah benturan antar logam dengan logam komponen
mesin seminimal mungkin, mencegah goresan atau keausan.
2. Keausan adalah hilangnya suatu lapisan material yang diakibatkan oleh
gesekan yang terjadi pada pembebanan dan gerakan.
3. Bantalan adalah salah satu bagian dari elemen mesin yang berfungsi sebagai
menumpu sebuah poros supaya poros dapat berputar tanpa mengalami
gesekan yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai