SISTEM PELUMASAN
Oleh:
Tria Fahmi Fauziah
NIM.A1C016007
A. Latar Belakang
melakukan kerja mekanik. Energi termal diperoleh dari proses pembakaran, proses
fisi bahan nuklir atau proses-proses lain. Dalam memperoleh energi termal ini,
motor bakar dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu motor bakar eksternal (external
combustion engine) dan motor bakar internal (internal combustion engine). Pada
motor bakar eksternal, proses pembakarannya terjadi di luar mesin. Salah satu
contohnya adalah motor uap. Motor bakar internal banyak digunakan dalam bidang
pertanian, salah satu contohnya adalah sebagai sumber tenaga untuk menggerakan
digunakan, motor bakar internal ada 2 macam, yaitu motor diesel yang
tersebut tidak bisa digunakan secara terus-menerus. Karena apabila motor bakar
menyebabkan keausan, motor kehilangan daya dan juga menyebabkan mesin akan
cepat rusak bahkan dapat terbakar. Oleh karena itu, mesin biasanya dilengkapi
energi panas dan energi gerak. Dalam pengubahan bahan bakar menjadi energi
tentunya terdapat suatu gesekan antara komponen-komponen motor bakar.
Gesekan-gesekan itu dapat menyebabkan mesin panas, aus dan dapat kehilangan
daya. Oleh karena itu, diperlukan pelumas untuk dapat mengurangi gesekan dan
mesin dapat bekerja dengan lancar. Pelumas ini digunakan untuk dapat
Setiap mesin pasti mebutuhkan pelumasan, mulai dari mesin yang paling
sederhana hingga mesin yang paling modern sekalipun. Mesin terdiri dari berbagai
logam (metal part) yang bergerak seperti katup, piston, gear dan sebagaiya. Bagian
tersebut harus selalu terjaga dengan baik sehingga pergerakan mesin dapat berjalan
seharusnya selalu dalam keadaan basah oleh bahan pelumas. Fungsi utama
pelumasan ada dua yaitu mengurangi gesekan (friksi) dan sebagai pendingin. Bila
terjadi suatu keadaan luar biasa, dimana sistem pelumasan tidak bekerja, maka akan
antara permukaan yang bergerak. Pelumasan memiliki suatu peranan yang penting
pada suatu mesin dan peralatan yang di dalamnya terdapat suatu komponen yang
saling bergesekan yaitu sebagai pengaman agar tidak terjadi kerusakan yang fatal.
Pelumasan memiliki fungsi dan guna yang sangat menentukan panjang pendeknya
umur mesin. Fungsi dari pelumasan itu sendiri adalah mengurangi adanya gesekan
komponen mesin yang bergerak atau berputar, mencegah terjadinya suara berisik,
mengurangi panas yang timbul karena pergesekan dan meminimalkan tenaga mesin
yang terbuang untuk melawan gaya gesek. Besarnya gesekan dapat dikurangi
bersentuhan. Akan tetapi di dalam kenyataannya tidak ada gerakan tanpa gesekan
karena tidaklah mudah untuk memperoleh pemisahan yang sempurna. Lagi pula
gesekan terjadi juga pada permukaan yang dilumasi yang disebabkan oleh adanya
tegangan geser pada pelumas sendiri. Pada umumnya motor bakar torak
disalurkan minyak pelumas berfungsi juga sebagai fluida pendingin, pembersih dan
penyekat.
B. Tujuan
motor bakar.
Motor bakar adalah suatu mekanisme atau konstruksi mesin yang merubah
energi panas menjadi energi mekanis. Terjadinya energi panas karena adanya
proses pembakaran, bahan bakar, udara, dan sistem pengapian. Dengan adanya
suatu konstruksi mesin, memungkinkan terjadinya siklus kerja mesin untuk usaha
dan tenaga dorong dari hasil ledakan pembakaran yang diubah oleh konstruksi
Komponen utama motor bakar torak terdiri dari: piston, silinder, poros
engkol, rumah engkol, kepala silinder, sistem katup, sistem listrik, sistem
Gesekan adalah gaya yang bekerja antara dua badan pada permukaan
sentuhannya untuk menahan luncuran salah satu badan pada badan lainnya.
pulinya sedangkan gesekan yang tidak dikehendaki yaitu gesekan antara bagian-
bagian mesin yang berputar pada suatu poros. Gesekan tersebut tidak dikehendaki
karena daya yang diperlukan lebih besar, lebih cepat menimbulkan aus dan dapat
dikurangi dengan menggunakan pelumas yang cocok sehingga kerja mesin dapat
diperbaiki dan masa pakainya dapat diperpanjang (Rosady, S. D. N., & Dwiyantoro,
2014).
Besarnya gesekan ditentukan berdasarkan besarnya koefisien gesek antara
permukaan yang saling kontak. Fungsi utama oli adalah mereduksi koefisien gesek
tersebut, sehingga nilainya menjadi lebih kecil. Hal ini dikarenakan di antara kedua
kekentalan atau viskositas oli, maka koefisien gesek yang direduksi akan semakin
(Crovse, 1980).
dan sebagainya tidak menjadi terlalu panas, sehingga tidak lekas menjadi aus
(Saleh, 1972).
membuat lapisan tipis (oil film) antara dua bagian permukaan metal yang saling
bergesekan dan membatasi keausan dan kehilangan tenaga yang minim (Putro,
2007).
seharusnya selalu dalam keadaan basah oleh bahan pelumas (Wijaya, R., & Jamari,
2011).
Fungsi dari pelumas antara lain sebagai berikut:
3. Sebagai pendingin dimana panas diserap oli dan didinginkan di ruang karter.
6. Sebagai pencuci bagian yang aus, dan diendapakan dalam bak oli
(Hardjosentono, 1978).
Satu-satunya sifat yang paling penting pada minyak lumas adalah viskositas
atau kekentalan. Viskositas adalah gesekan internal suatu cairan yang ditunjukan
bila suatu bagian atau selapis cairan bergerak atau bergeser terhadap lapisan yang
dengan mudah, sedang minyak berviskositas tinggi tidak mudah mengalir dan
biasanya disebut sebagai minyak berat. Viskositas sangat dipengaruhi oleh suhu dan
minyak cenderung menjadi encer pada suhu tinggi dan menjadi kental pada suhu
Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin
otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian
yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih
sulit dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat panas terutama
di sekitar torak dan dan silinder, sebagai akibat ledakan dalam ruang pembakaran.
Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk melenyapkan
gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan pada motor
bakar adalah menyerap dan memindahkan panas, sebagai penyekat lubang antara
torak dan silinder sehingga tekanan tidak bocor dari ruang pembakaran, sebagai
bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang bergerak, pada
sisitem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling melengkapi agar
terjadinya pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan (Wijaya, R., & Jamari,
2011).
Pada dasarnya pelumasan adalah pemisahan dari dua permukaan benda padat
yang begerak secara tangensial terhadap satu sama lain dengan cara menempatkan
a. Mempunyai jumlah yang cukup dan secara terus menerus dan dapat
adanya lapisan pelumas diantara dua permukaan benda tadi, maka gesekan tidak
dapat mengurangi tahanan gesek atau perlawanan gerak. Kedua adalah mengurangi
mencegah biaya yang tinggi dari penggantian suku cadang (spare part) yang aus.
Ketiga mengurangi panas, untuk memelihara suhu yang dikehendaki sekitar bagian-
bagian mesin yang dilumasi tersebut, maka panas yang diserap bergantung kepada
dengan adanya pelumas atau gemuk maka bagian-bagian mesin atau permukaan
logam tersebut terlindungi dari pengaruh proses pengkaratan (Catur dan Djunaidi,
2008).
Fungsi utama pelumasan ada dua yaitu mengurangi gesekan (friksi) dan
sebagai pendingin. Bila terjadi suatu keadaan luar biasa, dimana sistem pelumasan
tidak bekerja, maka akan terjadi gesekan langsung antara dua permukaan yang
mengakibatkan timbulnya keausan dan panas yang tinggi. Bahan pelumas di dalam
mesin bagaikan lapisan tipis (film) yang memisahkan antara permukaan logam
dengan permukaan logam lainnya yang saling meluncur sehingga antara logam-
logam tersebut tidak kontak langsung. Selain seperti yang diterangkan diatas, bahan
pelumas juga berfungsi sebagai sekat (seal) pada cincin torak yang dapat menolong
Fungsi minyak pelumas di dalam mesin bukan hanya sekedar untuk mencegah
lainnya. Minyak pelumas juga dapat berfungsi sebagai sekat untuk mencegah
menerobosnya gas dari bagian ruang bakar ke bagian bak engkol, kemudian minyak
mesin untuk dibuang pada udara di dalam bak penampung minyak (carter).
Disamping itu dengan adanya minyak pelumas berarti dapat dicegah terbentuknya
karat di dalam mesin dan produk-produk gas pembuangan akibat penyalaan bahan
Mekanisme kerja sistem pelumasan adalah sebagai berikut: Oli diangkat dari
bak oli (carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran
roda gerigi yang dikoperkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap.
Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu
media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah (1½)
lingkar dengan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses
pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa
kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel. Dalam hal
yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja (y-
pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi
di dalam mesin sendiri. Sistem pelumasan pada Rocker Arm dari klep, didapatkan
melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur jarak
roker arm (Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar yang kemudian
ditampung bak per klep; melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push
rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-
metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang
terdapat dalam dinding charter (crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis
Terdapat 3 jenis sistem pelumasan pada motor bakar, yaitu: tipe simple
circulating splash, internal forced feed, full internal forced feed. Dalam
uap atau kabut, serta terjadinya kebocoran (Gunawan, Y., & Fitrikananda, 2018).
terpasang pada Big End Stang Zuiger. Tetapi pelumasan ini sekarang tidak
Pelumasan dialirkan oleh pompa oli untuk memaksa oli tersebut beredar
waktu mesin hidup (bekerja), sistem ini banyak digunakan untuk mesin motor
Oli langsung dicampur dengan bensin atau bahan bakar yang ada di
kualitas oli kurang baik maka akan langsung berpengaruh pada kelancaran dan
Pelumasan pada awalnya dikenal oleh sebagian besar dari para teknisi dalam
bentuk dan wujudnya. Ada pelumasan berbentuk cairan seperti oli mesin, oli
hidrolik dan oli transmisi. Pelumasan juga berfungsi untuk melumasi bearing–
bearing roller (bearing bola), yaitu dibedakan dengan nama grease dan dengan
tingkat viskositas intermediate ada yang disebut gemuk dan fet (Arisandi, M., &
Priangkoso, 2012).
1. Oil Pressure Switch, suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang
mengaktifkan lampu peringatan bila tekanan oli tidak tercukupi pada saat
2. Oil pump, suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di
Oil Pump dan memompa oli tersebut ke seluruh bagian mesin mobil.
3. Relief Valve, komponen ini bekerja untuk membebaskan tekanan pada saat Oil
4. Oil Filter, komponen ini berfungsi sebagai penyaring kotoran yang tidak
diinginkan dari oli mesin yang secara bertahap akan terkontaminasi dengan
matikan.
4. Tarik batang pengukur minyak dan bersihkan dengan kain lap, kemudian
6. Periksa volume minyak ,harus pada level F dan L pada batang pengukur.
tercampur bensin, warna kelabu berarti bercampur serbuk bantalan, warna susu
berarti bercampur dengan air, warna coklat berarti bercampur dengan karbon
(Dani, 2013).
kelebihan panas dari silinder, kepala silinder, torak, ring torak, klep dan bagian-
bagian lain dengan tingkat kelajuan tertentu, tetapi harus mempertahankan suhu
kerja motor yang efisien. Sistem pendinginan dapat dibedakan menjadi tiga macam:
sistem pendingin udara, sistem pendingin cairan dan sistem yang merupakan
kontinyu dan berdaya. Sistem pendingin yang utama pada kendaraan adalah
pendingin air dan udara serta oli pelumas. Air selalu merupakan komponen
pendingin yang patut mendapat perhatian. Disamping itu ada pipa radiator, bagian
ini berfungsi sebagai pendingin air motor baker. Air yang panas akibat pembakaran
dalam silinder dipompa ke bagian ini untuk didinginkan. Kendaraan yang berjalan
akan dihembus angin ke kisi-kisi radiator. Apabila kisi-kisi radiator telah rusak atau
tertutup debu maupun serangga dan lumut, udara tidak bisa melewatinya (Teiseran,
1995).
III. METODOLOGI
1. Konstruksi sistem pelumas fuel force feed, splash feed, force feed
4. Baki
5. Kuas
6. Kamera
7. Alat tulis
B. Prosedur Kerja
didokumentasikan.
A. Hasil
dalam mesin.
2. Oil Stainer : Untuk menyaring benda-benda kasar
indikator di dashboard.
mesin berputar.
Pompa oli berfungsi untuk menghisap oli dari oil pan kemudian
a. Fungsi
Fungsi dari sistem penyalur tekanan oli yaitu untuk mengatur tekanan
pada oli.
piston.
B. Pembahasan
panas yang ketiga proses tersebut paling erat berhubungan dan memegang peranan
Sistem pelumasan adalah suatu sistem dimana zat yang digunakan untuk
elemen mesin. Kebanyakan pelumas adalah cair (seperti oli, synthetic esters,
silicon fluids dan air), tetapi untuk kondisi tertentu pelumas dapat berupa solid
penggunaan rolling element bearing dan gas (seperti udara) digunakan untuk gas
bearing.
Sistem pelumasan adalah sistem pendukung yang sangat penting bagi suatu
mesin agar bisa bekerja optimal dan memiliki daya tahan yang bagus, didalam
komponen mesin banyak sekali persinggungan dua logam yang saling bergesekan
oleh karena itu dibutuhkan pelumasan yang bagus untuk mendukung kinerjanya.
Sistem Pelumasan adalah salah satu sistem pelengkap pada suatu kendaraan
mesin yang bergerak untuk mencegah kontak langsung serta membuat lapisan tipis
(oil film) antara dua bagian permukaan metal yang saling bergesekan dan
seharusnya selalu dalam keadaan basah oleh bahan pelumas (Wijaya, R., & Jamari,
2011).
permukaan yang bergerak. Pelumasan memiliki suatu peranan yang penting pada
suatu mesin dan peralatan yang di dalamnya terdapat suatu komponen yang saling
bergesekan, yaitu sebagai pengaman agar tidak terjadi kerusakan yang fatal.
Pelumasan memilki fungsi dan guna yang sangat menentukan panjang pendeknya
umur mesin.
Pelumasan itu sendiri adalah mengurangi adanya gesekan antara metal dan
terjadinya kerusakan pada mesin. Sedangkan pelumasan itu sendiri berguna untuk
atau berputar, mencegah terjadinya suara bising, mengurangi panas yang timbul
karena pergesekan, dan meminimalkan tenaga mesin yang terbuang untuk melawan
gaya gesek.
seharusnya selalu dalam keadaan basah oleh bahan pelumas. Fungsi utama
pelumasan ada dua yaitu mengurangi gesekan (friksi) dan sebagai pendingin. Bila
terjadi suatu keadaan luar biasa, dimana sistem pelumasan tidak bekerja, maka akan
1. Viskositas
dengan sangat baik. Maka dari itu minyak pelumas yang sudah terlalu lama
dipakai harus diganti karena daya lekat (oil film) sudah tidak baik. Dan jika
minyak pelumas yang sudah terlalu lama dipakai tak diganti, maka komponen-
komponen mesin yang saling bergesekkan itu akan saling menggesek dan
menyebabkan keausan.
lainnya. Kecuali minyak pelumas yang memang khusus untuk oli samping,
karena minyak pelumas tersebut dapat bercampur dengan bensin namun tetap
minyak pelumas itu tidak boleh mudah bercampur dengan zat-zat kimia lainnya
seperti karbon dan lain-lain. Jika hal itu terjadi berarti kualitas minyak pelumas
tetap terjadi gesekkan walaupun hanya sedikit sekali. Biasanya hal ini terjadi
pada saat mesin baru dihidupkan, karena minyak pelumas belum melumasi
berada dalam bak oli (atau belum bersikulasi untuk melumasi). Untuk itulah
tersebut.
Pada mesin yang sedang hidup, maka suhu dari mesin akan naik. Untuk
itulah minyak pelumas tidak boleh cepat menguap, karena minyak pelumas
akan cepat habis dengan sendirinya bila cepat menguap. Selain itu pula minyak
pelumas harus memiliki titik nyala yang tinggi, karena jika titik nyalanya
Dalam hal ini minyak pelumas juga harus mampu menyerap panas dari
dapat dihindari. Namun di saat suhu yang rendah minyak pelumas juga tidak
boleh membeku. Oleh karena itu kekentalan minyak pelumas yang digunakan
Pada sistem pelumasan terdapat beberapa bagian atau komponen yang pentng,
yang satu komponen satu dengan yang lainnya saling terkait satu sama lain.
1. Pompa Oli
komponen mesin. Oil filter dipasangkan pada lubang masuk pompa oli (oil
adalah model roda gigi. Pada model ini, terdapat dua buah roda gigi yang
berkaitan. Bila salah satu roda gigi berputar, maka roda gigi lain akan ikut
berputar berlawanan arah. Oleh karena itu, oli yang terdapat diantara celah-
celah dua buah roda gigi didesak dari lubang masuk ke lubang buang. Pompa
oli berfungsi untuk menghisap oli dari oil pan kemudian menekannya ke
bagian-bagian mesin. Pada pompa oli terdapat beberapa macam jenis pompa,
a. Internal gear, roda gigi yang digerakkan (driven gear) digerakkan oleh
volume dibentuk oleh dua gigi yang berubah-ubah saat berputar. Tipe ini
memiliki konstruksi yang sederhana dan kemampuannya dapat
diandalkan.
yang digerakkan), bila rotor penggerak berputar seperti pada gambar rotor
yang digerakkan ikut sama-sama berputar dalam pump body. Poros rotor
penggerak berputar tidak satu titik (offset) dengan rotor yang digerakkan
oleh karena itu ruangan terbentuk dari dua rotor saat berputar. Saat
ruangan membesar oli terhisap ke dalam dan akan dipompa keluar saat
sederhana dari pada model roda gigi dan volume oli yang dipompa lebih
besar juga sehingga bentuk pompa oli dapat diperkecil dan lebih dapat
diandalkan.
c. External gear, sama halnya seperti model internal ada drive gear dan
driven gear untuk memompa oli. Tipe ini sudah lama digunakan karena
Ketika pompa oli digerakkan oleh mesin maka tekanan oli akan naik,
pada kecepatan tinggi tekanan oli akan berlebihan dan hal ini dapat
menyebabkan kebocoran pada seal-seal oli. Untuk mencegah hal ini diperlukan
semacam pengatur yang menjaga tekanan oli agar tetap konstan tanpa
terpengaruh putaran mesin. Komponen yang melakukan hal ini adalah relief
valve.
3. Filter Oli
kotoran dari oli. Pada filter oli dipasangkan by pass valve yang berfungsi
sebagai saluran alternatif saat filter oli tersumbat. Penggantian filter oli harus
jangka waktu tertentu, oli akan kotor. Hal ini di sebabkan adanya partikel-
partikel logam, kotoran dari udara, karbon serta bahan-bahan lain yang masuk
yang ringan akan ikut terbawa melumasi mesin yang akan memperbesar
Lampu tanda tekanan oli (oil pressure warning lamp) berfungsi untuk
dipasang pada blok silinder untuk mendeteksi tekanan pada oil gallery.
a. Tekanan oli rendah, saat mesin mati atau tekanan oli rendah titik kontak
(menyala).
b. Tekanan oli tinggi, saat mesin hidup dan tekanan oli naik, maka tekanan
oli ini mendorong diafragma sehingga titik kontak membuka dan lampu
peringatan mati.
5. Nosel Oli
Nosel oli (oil nozzle) berfungsi untuk mendinginkan bagian dalam piston.
Pada oil nozzle terdapat check valve yang berfungsi untuk mencegah tekanan
6. Pendingin Oli
Pendingin oli (oil cooler) yang banyak digunakan untuk motor diesel
adalah tipe pendingin air. Oil cooler berfungsi untuk mendinginkan oli agar
kekentalannya tetap.
By pass valve akan bekerja apabila kekentalan oli tinggi atau saat oil
menjadi tinggi, sehingga by pass valve akan terbuka agar oli kembali secara
Regulator valve akan bekerja bila tekanan oli pada main oil gallery lebih
tinggi dari nilai standar. Regulator valve akan membuka agar oli kembali ke
7. Dipstick oil
Motor bakar terdapat dua sistem pelumasan, yaitu pada motor 4 tak dan 2 tak,
transmisi. Oleh sebab itu di butuhkan oli sesuai dengan spesifikasi khusus
untuk motor. Sistem pelumasan untuk motor berbeda dengan sistem pelumasan
pada mobil antara ruang bakar, transmisi dibuat berbeda dan koplingnya dibuat
sistem kering seperti halnya motor matic. Pada motor 4 langkah biasanya
komponen motor dengan bantuan pompa oli dan biasanya disebut Wet sump
system. Tetapi ada juga motor yang menyediakan bak penampung pelumas
secara terpisah di luar mesin motor atau biasa di sebut Dry sump system.
sistem pelumas motor 4 tak (4 langkah). Jika pada motor 4 langkah pelumasan
hanya memakai 1 macam oli saja, jika pada motor 2 langkah pelumasan terbagi
saja, dan pelumas kedua untuk melumasi bagian ruang as-kruk atau bagian di
belakang piston. Pelumasan dibuat berbeda karena ruang transmisi dan ruang
dengan bahan bakar (bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar
Cara kerja: Pada saat kran bensin dibuka, maka campuran bensin dan oli
dalam ruang engkol dan selanjutnya campuran bensin dan oli samping akan
melumasi bagian mesin yang berada di ruang engkol dan di dinding silinder.
ini lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada
tergantung dari jumlah putaran dan pembukaan katup masuk (Reet Valve).
Cara kerja: Saat mesin hidup handle gas ditarik, maka bensin mengalir
ke karburator, seiring dengan tarikan handle gas, pompa oli berputar yang
terpasang pada big end stang zuiger. Ketika torak berada di bawah (saat TMB),
poros engkol tercelup pada minyak pelumas. Pada saat torak bergerak menuju
ke atas (menuju TMA) maka minyak pelumas ikut terbawa ke atas. Minyak
pelumas dibawa ke atas melalui ring torak. Karena minyak pelumas juga bisa
Cara kerja: Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol
bagian yang dilumasi dengan menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini
sangat cocok untuk melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran
minyak pelumas tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan
pompa oli diputarkan oleh mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin
4 tak dan memiliki kelebihan pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas
Minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan oleh pompa oli melalui
sebelumnya disaring oleh filter oli. Minyak pelumas yang telah melumasi
silinder.
7. Pelumasan Injeksi
ke dalam inlet. Sistem superlub, oli langsung disemprotkan ke dalam inlet atau
yang akan digunakan harus memiliki sifat-sifat penting. Minyak pelumas harus
karena pengaruh dari luar (gas buang) dan asam-asam yang terbentuk karena
terjadinya oksidasi.
dari mesin yang dilalui minyak pelumas, sehingga tidak terjadi penyumbatan.
3. Sifat dispersancy: Untuk menjadikan kotoran-kotoran yang dibawa oleh
kotoran tadi dipecah menjadi partikel-partikel yang cukup halus serta diikat
penyaringan. Partikel yang bisa tersaring oleh filter, akan tertahan dan dapat
beroksidasi dengan uap air yang pasti ada di dalam karter, yang pada waktu
suhu mesin menjadi dingin akan berubah menjadi embun dan bercampur
menjadi lebih kental dari yang diharapkan, serta dengan adanya air dan
belerang sisa pembakaran maka akan bereaksi menjadi H2SO4 yang sifatnya
dalam pelumas akan menaikkan unjuk kerja pelumas seperti yang diharapkan.
Aditif ini dapat menentukan mutu pelumas yang akan digunakan karena dapat
merubah sifat kimia maupun sifat fisik dari oli. Tujuan dari aditif untuk
memperbaiki sifat suatu pelumas atau memberikan sifat baru terhadap sifat
pelumas yang sesuai dengan penggunaannya. Aditif dapat terdiri dari unsur –
unsur kimia seperti barium, calsium, phosporus, sulfur, chlorine, zinc, lead,
polymer dan sebagainya. Komposisi antara satu aditif dengan yang lainnya
harus dapat digabungkan sebaik mungkin dalam suatu formasi tertentu. Hal ini
5. Kelarutannya dalam base oil. Kelarutan dalam base oil adalah sifat yang utama
yang harus dimiliki oleh aditif agar dihasilkan pelumas yang homogeny.
6. Tidak larut dalam air . Aditif harus tidak larut dalam air, karena antara base oil
dan air adalah dua larutan yang saling melarutkan (immiscible). Dengan tidak
larutnya aditif dalam air, maka apabila pelumas tercampur dengan air maka
7. Volatilitas. Kondisi operasi mesin yang akan dilumasi menuntut agar setiap
komponen dalam pelumas tidak mudah menguap, baik karena panas maupun
karena waktu.
9. Compatibility. Aditif yang digunakan dalam satu jenis pelumas harus saling
tidak bereaksi, karena hal ini akan mempengaruhi bahkan merusak unjuk kerja
yang diharapkan.
10. Warna (colour) adalah indikator pertama yang dipakai pada pengujian
daya aplikasi sangat luas. Saat ini, aditif jenis inilah yang terus dikembangkan
12. Bau. Aditif diharapkan tidak menimbulkan bau yang merangsang. Apabila
terpaksa digunakan juga, maka bau aditif ini harus dihilangkan dengan
13. Viskositas. Satu-satunya sifat yang paling penting pada minyak pelumas adalah
viskositas atau kekentalan. Viskositas adalah gesekan internal suatu cairan yang
ditunjukkan bila suatu bagian atau selapis cairan bergerak atau bergeser
tidak mudah mengalir dan biasanya disebut sebagai minyak berat. Viskositas
sangat dipengaruhi oleh suhu dan minyak cenderung menjadi encer pada suhu
14. Viscosity Index (VI), merupakan tinggi rendahnya index yang menujukkan
pada pengukuran ini adalah 100°F dan 210°F. Pada umumnya menggunakan
15. Flash Point (titik nyala), merupakan suhu terendah pada waktu minyak
pelumas menyala seketika. Maksud pengukuran titik nyala adalah untuk safety
16. Pour Point (titik tuang), merupakan suhu terendah dimana suatu cairan mulai
tidak bisa mengalir dan kemudian menjadi beku. Tujuan pemeriksaan ini
tersebut.
17. Total Acid Number (TAN), menunjukkan besarnya angka keasaman pada
pelumas yang terbentuk oleh oksidasi pelumas atau karena pengaruh adanya
air/uap air.
18. Total Base Number (TBN), menunjukkan tinggi rendahnya ketahanan minyak
Angka TBN pada pelumas bekas akan lebih rendah dari pelumas baru. Karena
besarnya angka TBN dapat ditentukan apakah pelumas masih layak pakai.
19. Carbon residu, merupakan jenis presentasi karbon yang mengendap apabila oli
20. Spesific Grafity (SG) adalah perbandingan berat minyak dan air yang
21. Oxidation Stability (Ketahanan Oksidasi), sifat yang diperlukan pada pelumas
untuk melumasi mesin. Kombinasi panas dan udara bila ada kontak dengan
pelumas akan menyebabkan oksidasi. Oksidasi akan membentuk asam,
22. Density, menyatakan berat jenis oli pelumas pada kondisi dan temperatur
tertentu.
23. Emulsification dan Demulsibility, sifat pemisah oli dengan air. Sifat ini perlu
24. Appearance. Rupa pelumas dengan melihat keadaan visualnya dan dapat
menunjukkan:
menunjukkan adanya air atau uap air yang terdapat pada pelumas.
c. Dark, bila appearance terlihat dark atau gelap, ini dapat menunjukkan
A. Kesimpulan
dua permukaan yang bergesek. Fungsi utama pelumasan ada dua, yaitu
2. Bagian-bagian yang ada pada sistem pelumasan motor bakar antara lain, yaitu:
pompa oli, sistem penyalur tekanan oli (relief valve), filter oli, nosel oli dan
dipstick oil.
lainnya.
B. Saran
alat-alat yang akan digunakan serta materi yang akan disampaikan selain itu
praktikum dapat berjalan dengan lancar, serta diharapkan kepada setiap praktikan
dan asisten untuk dapat bersikap lebih disiplin lagi agar praktikum dapat berjalan
Arisandi, M., dan Priangkoso, T. 2012. “Analisa Pengaruh Bahan Dasar Pelumas
terhadap Viskositas Pelumas dan Konsumsi Bahan Bakar”. Jurnal Momentum
UNWAHAS. 8/1.
Crovse, H. William. 1980. Automotive Mechanics 8th Edition. USA: McGraw Hill.
Dani, Almandala. 2013 Pengertian, Fungsi Komponen dan Cara Kerja Sistem
Pelumasan. Jakarta: Grafindo.
Daryanto. 1997. Petunjuk Praktis Service Mesin Mobil. Jakarta: Bumi Aksara.
Daywin, Frans J., dkk. 1991. Motor Bakar Internal dan Tenaga Di Bidang
Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Ed May and Crouse, William H. 1992. Automotive Mechanics. Vol. 1 Fifth Edition,
Australia.
Fajar, R., & Yubaidah, S. 2007. “Penentuan Kualitas Pelumasan Mesin”. Jurnal
Mesin. 9/1.
Fundamentals of Service (FOS). 1991. Engines. USA: John Deere & Company.
Gunawan, Y., & Fitrikananda, B. P. 2018. “Kajian Low Oil Pressure pada Propeller
Gearbox Engine Ct7-9c Pesawat Cn-235 Pk-Xng dan Cara
Penanggulangannya”. Jurnal Industri Elektro Dan Penerbangan. 4/2.
Hijjah, E. W., & Adiwibowo, P. H. 2014. “Pengaruh Variasi Sudut Elbow Intake
Manifold terhadap Emisi Gas Buang pada Sepeda Motor Supra X Tahun
2002”. Jurnal Teknik Mesin. 3/2: 140-147.
Kiyaku, Yaswaki. 1998. Teknik Praktis Merawat Sepeda Motor. Bandung: Pustaka
Setia.
Munandar, Aris. 1979. Motor Diesel Putaran Tinggi. Jakarta: Pradnya Paramita.
PT. National Astra Motor. 1987. Buku Pedoman Perbaikan, Daihatsu Mesin Type
CB. Jakarta: PT. National Astra Motor.
PT. Toyota Astra Motor. 2017. Bahan-Bahan Training (Teknik Service Dasar).
Jakarta: PT. Toyota Astra Motor.
Putro, Dheni Anggoro. 2007. “Analisis Sistem Pelumasan pada Mesin Toyota
Kijang Seri-5K”. Proyek Akhir. Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Semarang.
Rosady, S. D. N., & Dwiyantoro, B. A. 2014. “Re-Design Lube Oil Cooler pada
Turbin Gas dengan Analisa Termodinamika dan Perpindahan Panas”. Jurnal
Teknik ITS. 3/2: B164-B168.
Saleh, Marie R.A. 1972. Teknik Pemeliharaan Mobil Teknik Pemeliharaan Mobil.
Jakarta: Kanisius.
Siregar, Fatah Maulana. 1997. “Motor Bakar: Kajian Teoritis Performansi Mesin-
Non-Stationer Mobile Berteknologi VVT-i dan Non VVT-i”. Skripsi. Medan:
Universitas Sumatra Utara.
Smith, Harris Pearson. 2010. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Sulistyo, B., Sentanuhady, J., & Susanto, A. 2009. “ Pemanfaatan Etanol sebagai
Octane Improver Bahan Bakar Bensin pada Sistem Bahan Bakar Injeksi
Sepeda Motor 4 Langkah 1 Silinder”. Jurnal Teknik. 4/2: 1-2.
Surono, U. B., Winarno, J., & Alaudin, F. 2012. “Pengaruh Penambahan Turbulator
pada Intake Manifold terhadap Unjuk Kerja Mesin Bensin 4 Tak”. Jurnal
Teknik Janabadra. 4/2: 40-53.
Tasliman. 2001. “Naskah Ajar untuk Mata Kuliah Motor Bakar dan Traktor”.
Jurnal Teknik Mesin. 6/2: 12-23.
Wijaya, R., & JAMARI, J. 2011. “Analisa Pengaruh Kekasaran Permukaan dan
Slip terhadap Performansi Pelumasan pada Kontak Sliding Menggunakan
Metode Volume Hingga”. Jurnal Mechanical Engineering. 5/2.
Woodyard, D. F. 2004. Pounder’s Marine Diesel Engines and Gas Turbines (8th
Ed.). Oxford UK: Butterworth-Heinemann.
Zulfikar, A., & Jamari, J. 2011. “Optimasi Daerah Slip pada Permukaan Bertekstur
pada Pelumasan MEMS (Micro Electro Mechanical Systems)”. Jurnal
Mechanical Engineering. 4/2.