Anda di halaman 1dari 32

PENDIDIKAN PROFESI GURU

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI
Bahan ajar tentang “System Pelumasan ” ini membahas beberapa hal
penting yang perlu diketahui tentang fungsi, komponen-komponen dan
sysmbol, prinsip kerja system hydrolik.
Modul ini terdiri atas beberapa cakupan materi yang akan dipelajari
yaitu : Kegiatan belajar ke-1 membahas tentang system pelumasan dan
dilanjutkan bahan ajar yang kedua kegiatan belajar ke-2 membahas tentang
komponen-komponen system pelumasan. Setelah mempelajari modul ini
peserta didik diharapkan dapat memahami system pelumasan serta komponen-
komponennya.

B. TUJUAN AKHIR
1. Ranah Pengetahuan
Setelah berdiskusi kelompok dan menggali informasi dari bahan ajar ini
peserta didik dapat :
1. Menjelaskan fungsi system pelumasan pada motor bensin dan diesel.
2. Memahami cara kerja system pelumasan pada motor diesel.
3. Menganalisis komponen system pelumasan pada motor bensin dan
diesel.
2. Ranah Keterampilan
1. Mengidentifikasi kerusakan system pelumasan motor bensin dan
diesel.
2. Melakukan perawatan system pelumasan motor bensin dan diesel.
3. Melakukan perbaikan system pelumasan motor bensin dan diesel.

SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL 1


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

BAB II
PEMBELAJARAN

A. KEGIATAN BELAJAR 1
1. Tujuan Kegiatan Belajar
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, siswa
diharapkan mampu :
1. Peserta didik dapat memahami fungsi sistem pelumasan motor bensin
2. Peserta didik dapat memahami cara kerja sistem pelumasan
3. Peserta didik dapat memahami memahami jenis-jenis sistem pelumasan

2. Uraian Materi
a. System Pelumasan Motor Bensin dan Diesel
1. Gesekan pada komponen mesin
Gesekan adalah alasan utama mengapa pelumasan diperlukan
pada mesin kendaraan. Gambar berikut adalah dua permukaan logam
yang diperbesar. Catatan : Kenyataannya bahwa kedua permukaan
tersebut adalah kasar. Pada saat kedua permukaan tersebut
bergesekan, ujung-ujung tonjolan akan beradu dan menyebabkan
panas dan keausan. Gambar ini menunjukkan apa itu gesekan :

Gambar 1. Permukaan logam yang kasar

SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL 2


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Oli sebagai Pelumas akan memberikan lapisan minyak


diantara dua bidang permukaan yang bergesekan, lapisan tersebut
akan memberikan jarak kepada kedua permukaan sehingga kedua
permukaan tersebut tidak saling bersentuhan. Gesekan didefinisikan
sebagai perlawanan terhadap gerakan antara dua benda yang
bersinggungan satu sama lain. Setiap kali ada dua benda bergerak
terjadi gesekan. Besarnya gesekan tergantung pada komposisi bagian-
bagian, kehalusan permukaan, besarnya gerakan dan besarnya tekanan
yang menggerakkan keduanya. Catat bahwa pada pembakaran tekanan
bantalan poros kadang-kadang sebesar 1.000 pound atau 450 kg. Perlu
diperhatikan bahwa setiap gesekan mengakibatkan keausan. Selain itu
gesekan juga menimbulkan panas. Sebagaimana dua buah ranting
yang jika saling digesekkan akan menimbulkan nyala api, dua
komponen yang bergerak dapat menimbulkan panas yang sangat
besar, kadang-kadang dapat mengakibatkan bantalan poros menjadi
meleleh.
Ada dua macam gesekan. Jenis pertama yang disebut pada
paragraf pertama bab ini disebut sebagai gesekan kering, karena tidak
ada bahan yang berada di antara kedua benda bergerak. Jenis yang ada
pada otomotif adalah gesekan basah. Gesekan basah terjadi di antara
dua benda bergerak yang permukaanya telah dilapisi dengan suatu
bahan. Pada otomotif, bahan tersebut adalah minyak pelumas.
Mengapa diperlukan pelumasan pada mesin? Jika anda
memperhatikan komponen saat ini yang diproduksi dengan presisi
oleh pabrik dengan teknologi tinggi, - tersebut tampak sangat halus
dan tanpa cacat. Tetapi jika kita lihat dengan mikroskop, permukaan
yang paling mulus ternyata mempunyai bagian-bagian bergerigi dan
ujung-ujung yang mempunyai bentuk tidak beraturan. Jika dua bagian
bergerak, yang memiliki permukaan-permukaan tidak rata tersebut,
saling bertemu satu sama lain, maka akan menjadi panas dan memuai.
Saat pergerakan berlanjut bagian yang panas menggores logam dan

SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL 3


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

saling menggerus. Kadang-kadang bagian tersebut menjadi tersangkut


dan tidak bisa bergerak. menjadi macet. Gaya yang menyebabkan
bagian bergerak bertemu satu sama lain dan menjadi panas, memuai
serta aus disebut dengan gesekan.
2. Fungsi Sistem Pelumasan
Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi
semua mesin otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh
mobil tergantung pada perhatian yang kita berikan pada
pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih sulit
dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat panas
terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat ledakan
dalam ruang pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap
peralatan mekanis adalah untuk melenyapkan gesekan, keausan dan
kehilangan daya. Selain tujuan utama tersebut, berikut juga
merupakan fungsi dari sistem pelumasan:
 Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen,
terdapat komponen yang diam dan ada yang bergerak. Gerakan
komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan
gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan,
menghasilkan kotoran dan panas. Guna mengurangi gesekan
maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
 Sebagai peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian
mesin menerima gaya yang berfluktuasi, sehingga saat menerima
gaya tekan yang besar memungkinkan menimbulkan benturan
yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi
untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang
terjadi sehingga suara mesin lebih halus.

SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL 4


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

 Sebagai anti karat


Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli,
sehingga mencegah kontak langsung antar logam dengan udara
maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat dihindari.

 Sebagai pembersih
Sistem pelumas yang bekerja dalam mesin juga dapat
berperan sebagai pembersih (pelarut kotoran / partikel logam hasil
gesekan). Kotoran yang ada pada komponen mesin akan terbawa
oli pelumas dan tertampung di penampung oli (karter).

3. Cara kerja sistem pelumasan


Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari
pompa oli yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang
dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap. Dari
pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke
suatu media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu
setengah ( 1 ½ ) lingkar dengan dinding bersirip untuk memperluas
permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara
sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem
pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel. Dalam hal yang
terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek
saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari
luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada
Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push
rod langsung menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm
Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ;
melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli
mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada
metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui

SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL 5


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga
masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case).

Gambar 2. Diagram Sistem Pelumasan

Gambar 3. Komponen-komponen mesin bensin yang diberi pelumasan

4. Jenis-jenis sistem pelumasan


Sistem pelumasan pada kendaraan baik mobil atau sepeda
motor yang menggunakan bahan bakar bensin dapat kita kelompokkan
menjadi 4 macam yaitu :
a. Pelumasan Campur
Sistem pelumasan campur dimana oli dicampur dengan
bahan bakar (bensin) pada tangki, maka oli ikut aliran gas

SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL 6


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

keruang engkol dan silinder dimana oli terbakar. Memakai oli


khusus dengan perbandingan campuran bagian oli 2-4 %. Sifat
khusus dari sistem ini adalah :
 Sistem pelumasan jenis oli yang paling sederhana
 Pemakaian oli boros, timbul polusi
 Dipergunakan pada motor 2 Tak kecil
 Menggunakan oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur
baik dengan bensin

Gambar 4. Sistem Pelumasan Campur

b. Pelumasan Sistem Autolube


Pada sistem pelumasan autolube ini juga digunakan pada
mesin 2 tak, prinsipnya sama dengan sistem pelumasan campur,
yaitu mencampur oli samping dengan bahan bakar, tetapi
bedanya pencampuran ini tidak dilakukan langsung pada tangki
bahan bakar melainkan oli samping dan bahan bakar nantinya
akan dicampur pada ruang engkol. Pada sistem pelumasan
autolube ini, oli ditempatkan pada wadah tersendiri yang
nantinya oli akan masuk ruang engkol karena dipompa oleh
pompa oli.

SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL 7


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Sifat-sifat pada sistem pelumasan autolube sama dengan


sistem pelumasan campur yaitu :
 Oli yang digunakan selalu baru dikarenakan oli yang
tercampur dengan bahan bakar nantinya juga akan ikut
terbakar dan habis.
 Timbul polusi yang dari knalpot atau gas buangnya berupa
asap putih
 Pemakaian oli menjadi lebih boros
 Kandungan oli atau pelumas pada campuran bahan bakar
dan oli yaitu 2 - 4 % (lebih tepatnya lihat spesifikasi
pabrik)
 Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak
 Memerlukan wadah untuk menampung oli samping

Gambar 5. Sistem Pelumasan Tipe Autolube

c. Sistem Pelumasan Ciprat (Percik)


Pada sistem pelumasan percik ini, memanfaatkan
gerakan putar dari poros engkol untuk memercikkan oli
kebagian-bagian mesin yang memerlukan pelumasan. Pada
sistem pelumasan percik ini, pada bagian poros engkol dibagian
bawahnya menyerupai sendok, sehingga ketika poros engkol

SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL 8


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

berputar, oli yang berada dikarter akan terbawa dan dipercikkan


oleh bagian poros engkol.
Sifat-sifat pada sistem pelumasan percik ini adalah :
 Penggantian oli atau pelumas ini dilakukan pada jarak
waktu atau jerak tempuh kilometer tertentu.

 Pelumasan kurang baik karena hanya bagian-bagian


tertentu saja yang dapat dijangkau oleh percikkan olinya.

Gambar 6. Sistem Pelumasan Percik

d. Sistem Pelumasan Tekan (Pompa)

Gambar 7. Sistem Pelumasan Tekan (Pompa)

SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL 9


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Berawal dari oli pelumas yang terdapat pada karter (1), oli
tersebut masuk melewati filter kasar (2), lalu oli dialirkan dengan
tekanan dari pompa (3) dan melewati lubang-lubang yang
terdapat pada poros engkol sambil melumasi bagian tersebut
termasuk dinding silinder, sebelum ke pemakai bagian atas
diyakinkan bahwa oli benar-benar bersih dengan melewati filter
halus (4), tekanan oli akan membuat saklar oli (5) bekerja dan
lampu peringatan oli akan padam, setelah itu oli mengalir ke
silinder head dan melumasi komponen pada silinder head setelah
semua komponen terlewati oli kembali ke karter. Siklus tersebut
berjalan terus menerus saat mesin hidup.

Gambar 8. Diagram aliran pelumasan pompa


Sifat khusus dari sistem ini adalah :
 Pelumasan teratur dan merata
 Memberi pendinginan dan pembersihan pada tiap-tiap bagian
yang dialiri.
 Karena pompa digerakkan oleh motor, hasil pemompaaannya
tergantung pada putaran motor
 Digunakan pada kebanyakan motor 4 Tak dan motor Diesel 2
Tak

SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL 10


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

5. Jenis-jenis oli pelumas

Gambar 9. Perbedaan kekentalan oli pelumas


Dari data tersebut diatas karakter yang paling penting adalah
kekentalan (viscositas). Karena itu oli mesin diklasifikasikan dalam
dua aspek yaitu kekentalan (viscosity) dan kualitas (quality).

Gambar 10. Jenis-jenis merk oli pelumas


Oli yang dijual dipasaran, pada bungkusnya tertulis tingkat
kekentalan dan kualitas oli tersebut, dengan ukuran menurut standar
tertentu, yaitu :
a. Klasifikasi SAE : Kekentalan (Viskositas)
Klasifikasi berdasarkan pada kekentalannya biasanya
menggunakan standarisasi dengan indek SAE, menurut standarisasi
dari SAE (Society Automotive Engineers), semakin rendah nilai SAE

SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL 11


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

mempunyai kekentalan yang semakin rendah begitu juga sebaliknya,


semakin besar nilai SAE sifat oli semakin kental. Untuk kode kondisi
dingin ditambahkan huruf “W” (Winter). Sebagai contoh untuk
pengklasifikasian tersebut nomor 30 dipakai untuk general purpose,
dan nomor 20 adalah untuk dipakai pada kondisi dingin/winter, pada
single grade hanya menggunakan satu nomer saja. Kode oli ada yang
tertera 2 kondisi seperti 5W - 30 atau 10W - 30 yang seperti itu
disebut dengan multi grade. Dalam hal ini, dengan membandingkan
5W-30 dengan 10W-30, 5W-30 mempunyai kekentalan lebih rendah
daripada 10W-30 pada temperatur rendah, tetapi pada temperatur
tinggi kekentalannya sama besar. Umumnya, ketika temperatur
meningkat, kekentalan oli akan menurun. Untuk mengindikasikan
perubahan kekentalan ini digunakan viscosity index. Jika
kekentalannya tidak mudah berubah maka indek kekentalannya tinggi.
Kekentalan yang tinggi akan lebih mudah untuk dipakai.

Gambar 11. Viscosity Indek Oli SAE


Cara membaca viscosity indek oli : misal Oli dengan kode
10W-40 mempunyai arti, 10W artinya : pada suhu – 20 °C kekentalan
oli tersebut sama dengan oli SAE 10 yang didinginkan – 20 °C. Dan
40 artinya pada suhu 100 °C, kekentalan oli tersebut sama dengan oli
SAE 40 yang panasnya 100 °C. Indeks disesuaikan dengan pemakaian
:

SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL 12


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Indeks Keterangan
SAE 10 Encer sekali, digunakan untuk sistem
SAE 20 hidrolis
SAE 30
Umumnya digunakan untuk kendaraan
SAE 40
Digunakan pada motor yang bekerja
SAE 50
pada temperatur tinggi

b. Klasifikasi API
Pada penggolongan ini didasarkan pada kualitas (quality)
minyak pelumas, dipakai standarisasi API (American Petroleum
Institute). Untuk mesin bensin, ditandai dengan huruf pertama “S”
diikuti oleh huruf yang lain. Untuk mesin diesel, ditandai dengan
huruf pertama “C” diikuti dengan huruf lain. Sebagai contoh, huruf
SA sampai SJ sebagai tanda untuk mesin bensin, dan huruf CA sampai
CJ untuk mesin diesel. Huruf kedua antara A sampai dengan J
digunakan sesuai kondisi kerja mulai dari tugas ringan huruf A,
sedang huruf E, dan berat huruf J. dapat juga digunakan berdasarkan
tahun pembuatan motor yang besangkutan.

Pemakaian untuk mesin bensin


Indeks Keterangan
Tugas ringan, untuk motor daya
SA.....................,SD
rendah
Tugas biasa, untuk kebanyakan
SE......................,SF
kendaraan
SG.....................,SJ Tugas berat, untuk motor daya tinggi

Pemakaian untuk mesin diesel


Indeks Keterangan
Tugas ringan, untuk motor daya
CA.....................,CB
rendah
Tugas biasa, untuk kebanyakan
CC.....................,CD
kendaraan
CE.....................,CF Tugas berat, untuk motor “ Turbo “

SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL 13


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Contoh penggunaan:
Toyota Corrola GL ’84 : SE – SF Dyna Diesel : CC - CD
Colt L 300 ’90 : SF – SG Colt Diesel : CB - CD
BMW - MERCEDES : SH – SJ Bus : CE - CF
Truk Besar : CE - CF
Berdasarkan hasil penelitian dari pabrik, maka tiap beberapa tahun sekali akan
muncul oli baru yang lebih baik mutunya, dan huruf ke dua juga akan meningkat.

SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL 14


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

3. Rangkuman
a. Fungsi pelumasan adalah :
1. Sebagai pelumas
2. Sebagai pendingin
3. Sebagai perapat
4. Sebagai pembersih
b. Macam jenis pelumasan :
1. Pelumasan model campur, memakai pelumas khusus yang dicampur
pada tangki bahan bakar digunakan pada motor 2 tak.
2. Pelumasan model autolube ; oli dipompakan menuju saluran masuk.
Digunakan pada motor 2 tak.
3. Pelumasan ciprat (digunakan kendaraan lama) oli dalam panci
dicipratkan ke sistem dengan mekanisme sendok yang ada poros
engkol.
4. Pelumasan tekan, sistem ini banyak digunakan pada kendaraan 4 tak
dan kendaraan modern dengan sirkulasi pelumas sangat baik dan
merata menggunakan pompa untuk mengalirkan ke seluruh sistem
yang perlu dilumasi.
c. Karakter oli mesin yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai viscosity (kekentalan) pada kondisi kerja yang tepat
2. Mempunyai performa pelumasan yang baik
3. Mempunyai daya tahan tinggi terhadap panas dan corosi
4. Tidak bergelembung
d. Oli dapat diklasifikasikan dalam 2 klasifikasi, berdasarkan kekentalan
dengan indek SAE semakin besar nilai SAE, oli semakin kental, begitu
juga sebaliknya. Yang kedua berdasarkan kualitas dengan standarisasi API
yang mempunyai kode untuk bensin S dan diesel C, dengan kode huruf
kedua antara A sampai J (sebanding dengan kinerja mesin dari yang
bekerja ringan sampai berat).

SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL 15


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

B. KEGIATAN BELAJAR 2
1. Tujuan Kegiatan Belajar
1. Peserta didik dapat memahami komponen-komponen system pelumas.
2. Peserta didik dapat memahami perawatan dan perbaikan pada system
pelumasan motor bensin dan diesel.

2. Uraian Materi
a. Komponen - komponen Sistem Pelumasan Motor Bensin dan Diesel
1. Karter (bak penampung oli)
Fungsi karter adalah sebagai tempat penampung minyak pelumas
yang akan disirkulasikan oleh pompa oli, dan juga sebagai tempat
pengendapan oli yang kotor.

Gambar 12. Karter (Bak Penampung Oli

2. Saringan kasar (oil screen)


Saringan oli ini dipasangkan pada saluran masuk pompa yang
berfungsi untuk menyaring benda - benda kasar agar pompa tidak rusak.

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 16


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Gambar 13. Saringan kasar


c. Pompa oli (Oil Pump)
Pompa oli berfungsi untuk menghisap dan menekan minyak pelumas ke
bagian- bagian mesin yang memerlukan pelumasan. Minyak pelumas yang dihisap
terlebih dahulu disaring oleh oil screen.

Gambar 14. Pompa Oli

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 17


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Beberapa pompa oli yang dipakai dalam sistem pelumasan model tekan diantaranya :
1. Pompa Oli Rotor.
Gambar di bawah merupakan bentuk pompa rotor dimana komponen yang
paling sering rusak adalah Drive Rotor (rotor berputar). Penyebab
melemahnya putaran rotor tersebut akibat aus ataupun oli sudah terlalu encer
dan dipaksakan.
Gerak putar pompa oli tipe ini karena ada dua poros yang bila salah satu
driven rotor bagian dalam berputar maka rotor luarpun ikut bergerak, sehingga
pelumas oli yang ada dilorong tersebut muncrat keluar. Umumnya pomps poli
ini diguakan oleh mobil lama yang masih menggunakan karburator. Rotor
berputar menghisap oli kedalam ruangan yang dibentuk antara dua roda gigi
rotor. Oli terdesak kearah putaran roda gigi rotor dan di tekan keluar menuju
pemakai.

Gambar 15. Pompa oli rotor

2. Pompa oli model roda gigi luar


Drive gear dan driven gear untuk memompa oli seperti terlihat pada gambar.
Tipe ini sudah lama digunakan karena konstruksinya lebih sederhana dan
akurat.

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 18


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Gambar 16. Pompa oli mogel roda gigi luar

3. Pompa Oli Roda Gigi Dalam


Roda gigi digerakkan oleh roda gigi penggerak yang dihubungkan langsung
ke camshaft, ruang volume dibentuk oleh dua roda gigi yang berubah-ubah
saat berputar. Tipe ini memiliki konstruksi yang sederhana dan
kemampuannya dapat diandalkan.

Gambar 17. Model pompa oli roda gigi dalam

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 19


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

d. Katup pelepas/ Katup pengatur tekanan (relief valve)


Oli atau pelumas harus dijaga tekanannya agar tidak berlebih. Tekanan oli
dihasilkan oleh pompa oli. Kemampuan untuk memompa sebanding lurus dengan
kecepatan mesin, bila mesin berputar lambar maka pompa oli juga memompa
lambat sedangkan bila mesin berputar cepat maka pompa oli juga memompakan
dengan cepat. Bila tekanan oli berlebihan tentu saja akan menyebabkan dampak
pada kinerja mesin.
Tekanan oli yang berlebih dapat menyebabkan kebocoran oli dan hilangnya
tenaga pada mesin. Untuk mencegah hal ini maka diperlukan suatu sistem yang
dapat menjaga tekanan oli agar tidak berlebihan. Untuk menjaga tekanan oli agar
tetap konstan dan tidak terpengaruh dari kecepatan mesin maka dipasang lah yang
namanya relief valve atau katup pengembali pada rumah pompa oli.
Cara kerja dari katup pengembali atau relief valve ini adalah ketika mesin
berputar cepat dan tekanan oli pun menjadi berlebihan maka oli akan menekan dan
mendorong pegas pada katup pengembali atau relief valve sehingga katup
pengembali atau relief valve ini terbuka. Karena katup pengembali atau relief valve
ini terbuka maka tekanan oli yang berlebihan tersebut akan dikembalikan ke bak
oli atau karter oli. Setelah tekanan olinya sudah tidak dapat melawan kekuatan
pegas dari relief valve maka relief valve tertutup sehingga oli tidak dikembalikan
di bak oli atau karter oli.

Perhatikan gambar di bawah.

Gambar 18. Katup pelepas/ pengatur tekanan

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 20


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

e. Saringan oli (oil filter)


Adalah komponen sistem pelumas yang berfungsi untuk menyaring kotoran-
kotoran halus dalam oli agar tidak merusak bearing dan bagian - bagian mesin yang
presisi. Saringan ini kadang juga dilengkapi dengan katup pengaman (by pass valve)
yang berguna untuk menyalurkan langsung minyak pelumas ke bagian – bagian
mesin jika saringan tersumbat. Saringan juga dilengkapi denga katup antibalik yang
berfungsi, mencegah oli dalam saringan tidak mengalir kembali dalam karter saat
motor mati, terutama untuk saringan yang menghadap kebawah.

Gambar 19. Saringan oli (oil filter)

f. Katup by pass
Untuk menjamin sistem pelumasan tetap mengalir sewaktu saringan halus
tersumbat. Bila filter tidak tersumbat aliran oli akan melewati filter, saat saringan
sudah jenuh karena kotoran filter akan tersumbat dan tekanan oli akan terus naik
membuat katup bypass akan membuka. Dengan begitu oli masih bisa melumasi
sistem (kondisi darurat). Filter oli secara periodik harus diganti sekali setiap 2 – 3 kali
pengantian oli, untuk menjamin kualitas oli selalu bersih.

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 21


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Katup by pass

Gambar 20. Letak katup by pass

g. Sakelar tekanan
Jika tekanan oli kurang dari yang disyaratkan, oli tidak akan baik sirkulasinya
dengan kata lain mesin (kompoenen) yang perlu pelumasan akan terjadi kerusakan.
Oleh karena itu, mesin dilengkapi dengan sistem kontrol untuk tekanan oli. Lampu
kontrol peringatan oli akan menyala, jika tekanan oli kurang. Jika tekanan oli kurang
dari 50 kpa / 0,5 bar, sakelar tekanan hubung dengan ground dan membuat lampu
peringatan oli menyala.

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 22


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Gambar 21. Sakelar tekanan

b. Perawatan system Pelumasan


1. Fungsi Perawatan/ Pemeliharaan Kendaraan
Kegunaan kendaraan secara umum adalah untuk mengangkut
orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Kendaraan yang
terdiri atas ribuan komponen dalam operasi atau bekerjanya mendapatkan
berbagai beban gesekan, tekanan, benturan, pukulan, puntiran, gaya
tekan-tarik-tekuk, beban panas, beban kimia dan sebagainya. Semakin
lama digunakan komponen kendaraan pasti akan semakin aus, semakin
longgar, semakin lemah, atau semakin menyimpang kepresisiannya dari
kondisi semula yang baik dan standar. Oleh karena itu, dengan
memperhatikan hal tersebut diatas, supaya kendaraan selalu dalam
kondisi standar sehingga selalu siap digunakan dengan efisien, ekonomis,
aman dan nyaman, maka kendaraan harus mendapatkan perawatan dan
perbaikan kerusakan atau mendapatkan pemeliharaan secara teratur di
bengkel kendaraan.
Pemeliharaan (Maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap
tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau untuk
memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.Yang dimaksud
dengan pemeliharaan disini meliputi perawatan dan
perbaikan.Pemeliharaan terdiri dari 2 macam, yaitu: 1). Perawatan

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 23


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

terencana atau perawatan berkala dan 2). Perawatan tak terencana atau
perbaikan jika terjadi kerusakan sewaktu-waktu.
Perawatan terencana atau perawatan berkala atau servis dikerjakan
atas dasar sejauhmana atau berapa lama kendaraan telah berjalan (dalam
km atau bulan), meskipun dalam kegiatan ini sebenarnya juga kadang-
kadang terjadi sedikit kegiatan perbaikan. Sedangkan perawatan tak
terencana disebut dengan perbaikan atau reparasi, yaitu jika sewaktu-
waktu terjadi kerusakan diluar jadwal perawatan berkala. Di masyarakat
pemeliharaan berkala mesin kendaraan dalam interval sekitar 10.000 km
(servis besar) disebut Tune-Up mesin kendaraan.

Dengan dilakukannya servis secara teratur akan didapatkan


beberapa keuntungan :
a. Kendaraan selalu dalam kondisi optimal dan selalu siap
dioperasikan.
Kapanpun dan dimanapun kendaraan akan digunakan,
kendaraan selalu siap dioperasikan. Kendaraan membantu kelancaran
transportasi orang maupun barang. Dengan kondisi selalu siap,
kendaraan merupakan faktor yang menguntungkan, bukan
merugikan. Apalagi kalau dikaitkan dengan kepentingan bisnis,
kendaraan sangat berpengaruh terhadap kelancaran bisnis.
b. Biaya operasional yang hemat
Semakin lengkap dan teliti servisnya, semakin panjang umur
kendaraan dan akhirnya semakin rendah biaya operasional kendaraan
tersebut.
c. Keamanan dan Keselamatan
Semakin teliti perawatan kendaraan, maka keamanan dan
keselamatan operasi kendaraan akan semakin pasti dan terjamin.
Banyak pekerjaan kontrol dan diagnosa yang harus dilakukan pada

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 24


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

servis kendaraan. Kelalaian pada pengontrolan akan menaikkan


resiko gangguan dan kerusakan yang tidak dapat diperkirakan
sebelumny. Penting untuk diketahui bahwa kekurangan pekerjaan
pengontrolan pada saat servis kendaraan dapat mengakibatkan
kecelakaan yang serius, minimal kendaraan bisa mogok di tengah
perjalanan.
d. Unjuk Kerja dan Kenyamanan Yang Optimal.
Hanya kendaraan yang dirawat dengan baik yang dapat
menampilkan unjuk kerja dan kenyamanan yang optimal.

2. Perawatan/ Pemeliharaan Sistem Pelumasan Motor Bensin dan diesel


Agar kendaraan yang kita pakai tetap nyaman dan awet,
hendaknya kita selalu merawat dan memeliharanya sebaik mungkin,
sehingga apabila terjadi masalah dengan kendaraan kita, akan
teridentifikasi dengan cepat. Untuk perawatan dan pemeliharaan sistem
pelumasan pada kendaraan, dilakukan dengan cara terus memantau
komponen-komponen sistem pelumasan itu sendiri, dari mulai ketinggian
oli, kekentalan dan warna serta batas waktu pergantian oli. Demikian juga
dengan komponen sistem pelumasan seperti pompa oli, saringan oli, dan
oil pressure relief valve harus selalu dipantau agar tetap berfungsi dengan
baik.
a. Penggantian Oli
Dalam waktu pemakaian yang sedikit lama, mutu oli akan
berkurang, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
1. Oksidasi
Di timbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang
tergantung dalam minyak pelumas timbul lumpur / endapan.

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 25


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2. Kelemahan bahan tambahan


Bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan secara
permanen, tapi hanya memberi bahan tambahan dalam kurun
waktu pemakaian tertentu.
3. Kotoran
Kotoran-kotoran berupa abu karbon, bercampur dengan
minyak pelumas timbul gumpalan karbon.
b. Interval Penggantian Oli Mesin
Jenis dari oli mesin dan waktu penggantiannya ditentukan oleh
tipe mesin, kondisi pemakaian dan temperatur lingkungan, silahkan
ikuti petunjuk pada buku manual dengan cermat untuk menentukan
engine oil yang tepat. Waktu pemeliharaan masing masing engine
bervariasi, sesuai dengan buku manual masing masing.
Mesin bensin : 5.000 – 10.000 km ( tergantung oli yang digunakan )
Mesin Diesel : 3.000 – 6.000 km ( tergantung oli yang digunakan )
Tiap jenis oli mesin yang diproduksi dari pabrik yang
berlainan, masa pemakaian oli mesin juga akan berbeda.

c. Pemakaian oli
Keberadaan oli (level oli) harus selalu terkontrol, untuk
menjaga kefungsian dari pelumas tersebut. Ada kemungkinan oli
berkurang dari level yang sudah ditentukan dikarenakan ; dinding
silinder, cincin torak dan pengantar katup juga perlu pelumasan, ini
yang menyebabkan, sebagian kecil oli dapat masuk ruang bakar dan
ikut terbakar.
Kehilangan oli : 0,1 – 1 liter / 1000 km
Kehilangan oli : 0,2 – 2 liter / 1000 km
Pemakaian oli mesin yang boros (cepat berkurang) bisa
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 26


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

1. Kelebihan oli dalam panci


2. Terjadi cipratan oleh poros engkol, terjadi pengkabutan dan
penghisapan melalui ventilasi karter.
3. Kebocoran keluar motor. Misal pada paking kepala silinder, sil-
sil poros engkol, sakelar lampu isyarat dsb.
4. Kebocoran menuju ruang bakar ( oli ikut terbakar )

Gambar 22. Keborocan oli menuju ruang bakar

3. Penggantian oli dan saringan oli motor bensin


Menganti Saringan dan Oli mesin :
 Letakkan bak di bawah motor
 Lepas baut pembuang oli yang terletak pada karter
 Lepas sarigan oli dengan tangan atau kunci pelepas khusus.
Kontrol, apakah paking karetnya tak tertinggal pada motor

Filter oli
Gambar 23. Penggantian filter oli

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 27


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Pemilihan saringan oli :


 Pilih saringan oli dengan mencocokkan ulir sarigan dan diameter
paking dahulu
 Kontrol apakah saringan oli lama dilengkapi dengan katup “by -
pass “ atau tidak.

Lihat gambar.

Gambar 24. Filter oli


Kontrol perlu tidaknya katup anti balik di dalam saringan oli
dengan melihat posisi pengikatan saringan oli terhadap motor. Jika
posisi pengikatan horisontal atau sambungan saringan di bawah, maka
saringan oli harus dilengkapi dengan katup anti balik.

Gambar 25. Katup anti balik (karet)


 Pasang baut pembuang oli kembali. Gunakan paking baru
 Periksa dan bersihkan tmpat dudukan saringan oli. Beri oli atau
vet pada paking saringan oli baru.

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 28


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Gambar 26. Pemberian oli pada filter oli baru

 Pasang saringan oli baru dan keraskan sedikit dengan tangan.


 Isi oli pada motor. Gunakan corong dengan pelan-pelan, supaya
oli tidak tumpah.
 Perhatikan jumlah oli yang sesuai spesifikasi. Ada perbedaan
jumlah dengan/ tanpa mengganti saringan oli.
Contoh : Tanpa mennganti saringan : 3 l
Dengan mengganti saringan : 3 , 5 l
 Kontrol, apakah oli tepat pada tanda max. !

Gambar 27. Ukuran level oli


 Bersihkan bagian-bagian mobil yang kotor kena oli
 Hidupkan mesin dan kontrol kebocoran pada baut pembuang dan
saringan oli yang telah dipasang.

Petunjuk
Ganti saringan oli secara periodik setiap 20’000 km. Gunakan
saringan asli. Saringan palsu sering berkualitas jelek dan dapat
mengakibatkan kerusakan pada motor.

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 29


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

3. Rangkuman
 Sistem pelumasan model tekan banyak digunakan pada kendaraan 4 tak,
sistem ini mempunyai kemampuan pelumasan yang baik.
Komponen dari system pelumas model tekan :
a. Saklar tekanan
b. Katup bypass
c. Filter halus
d. Katup pengatur tekanan
e. Pompa oli
f. Filter kasar
g. Karter (panci oli)
 Prinsip Kerja Pelumasan model tekan : Berawal dari karter, dengan melewati
filter kasar, oli dialirkan dengan tekanan dari pompa, bila tekanan berlebih
maka katup pengatur tekanan akan membuka (sebagai regulator), diteruskan
ke filter halus, tekanan oli akan membuat saklar oli membuka dan lampu
peringatan oli padam, selanjutnya mengalir ke silinder head dan melumasi
komponen pada silinder head dan kembali ke karter, begitu setrusnya oli akan
mengalir selama mesin hidup.
 Kualitas oli selama pemakaian yang sedikit lama akan mengalami penurunan
disebabkan oleh :
Oksidasi, Di timbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang
tergantung dalam minyak pelumas timbul lumpur / endapan.
Kelemahan bahan tambahan, Bahan tambahan tidak menambah daya
pelumasan secara permanen, tapi hanya memberi bahan tambahan dalam
kurun waktu pemakaian tertentu.
Kotoran, Kotoran-kotoran berupa abu karbon, bercampur dengan minyak
pelumas timbul gumpalan karbon.

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 30


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

 Interval Penggantian oli


Interval pengantian oli mesin diesel lebih pendek dari mesin bensin.
Mesin bensin : 5.000 – 10.000 km ( tergantung oli yang digunakan )
Mesin Diesel : 3.000 – 6.000 km ( tergantung oli yang digunakan )
 Pemakaian Oli
Oli dalam pemakaiannya harus selalu terkontrol terutama dari jumlah (level)
oli, karena dalam pemakainnya oli dapat berkurang karena penguapan. Bila
system bermasalah oli akan banyak berkurang, factor yang mempengaruhi
antara lain :
Kelebihan oli dalam panci. Terjadi cipratan oleh poros engkol, terjadi
pengkabutan dan penghisapan melalui ventilasi karter.
Kebocoran keluar motor. Misal pada paking kepala silinder, sil-sil poros
engkol, sakelar lampu isyarat dsb.
Kebocoran menuju ruang bakar ( oli ikut terbakar )
 Dalam perawatan system pelumasan kendaraan yang harus dilakukan adalah,
pengecekan level oli, pengantian oli dan filter oli secara periodik.
Oli diganti setiap : untuk mesin bensin : 5.000 – 10.000 km ( tergantung oli
yang digunakan ), dan mesin Diesel : 3.000 – 6.000 km ( tergantung oli yang
digunakan)
Saat Penggantian oli yang juga bersamaan dengan penggantian filter oli, maka
jumlah oli harus ditambah 0,5 liter untuk oli yang akan masuk ke ruang filter.
Dimana penggantian filter oli dilakukan setiap 20.000 km atau 2 kali
penggantian oli mesin.
Dalam penggantian oli mesin yang perlu diperhatikan adalah : jenis oli yang
cocok untuk kendaraan tersebut, control batas maksimum oli, dan control
kebocoran oli pada sistem pelumasan.

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 31


PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

DAFTAR PUSTAKA
.

Tim Fakultas Teknik UNY, 2004, Melaksanakan Pekerjaan Dasar Engine, Deroktorat
PSMK, Jakarta.

Toyota Astra Motor, 1988. Dasar-Dasar Outomobil. PT. Toyota Astra Motor.
Jakarta

Toyota Astra Motor. 1995. New Step 1. Training Manual. PT. Toyota Astra
Motor. Jakarta

Toyota Astra Motor, 1995, Engine Step 2, PT. Toyota Astra Motor . Jakarta

DASAR-DASAR DAN SYMBOL SYSTEM HIDROLIK 32

Anda mungkin juga menyukai